Diajukan Oleh:
MISRADIN
NIM: H1C114040
FAKULTAS TEKNIK
BANJARBARU
2018
I-1
LEMBAR PERSETUJUAN
Pengusul :
Mahasiswa
Misradin
NIM : H1C114040
Mengetahui :
I-2
DAFTAR ISI
BAB I PENDAHULUAN
I-3
2.3.1. Mine Life .................................................................... II-6
2.3.2. Pushback ................................................................... II-6
DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN
I-4
DAFTAR GAMBAR
Gambar 2.5. Langkah Penggambaran Ramp Dalam Rancangan Pit .......... II-5
I-5
DAFTAR TABEL
I-6
BAB I
PENDAHULUAN
I-7
1.3. Batasan Masalah
I-8
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
Gambar 2.1.
Perencanaan Dalam Suatu Siklus
I-9
2. Proses persiapan secara sistematik mengenai kegiatan yang akan dilakukan.
3. Cara mencapai tujuan dan sasaran dengan menggunakan sumber dan
kemampuan yang tersedia secara berdaya guna dan berdaya hasil
4. Pembahasan dari persoalan, kemungkinan dan kesempatan yang dapat
terjadi yang dapat mempengaruhi pencapaian tujuan.
5. Penentuan dari tindakan yang akan diambil untuk mencapai tujuan
berdasarkan analisa tujuan dan kesempatan.
2.2.1. Pit
Pit adalah lubang tambang, kuari, atau penggalian yang dikerjakan dengan
metode tambang terbuka untuk memperolah bahan galian berharga.
Perancangan open Pit dilakukan dalam beberapa tahap, yang secara teknis
I-10
terdiri atas perencanaan atau pengaturan rencana alternatif, diikuti dengan
evaluasi dan pemilihan rencana optimum.
I-11
Untuk menambah kestabilan lereng Pit dan dengan alasan keselamatan,
dibuat berms. Berm adalah lebar horizontal di batas lereng akhir. Interval, sudut
lereng, dan lebar berm ditentukan berdasar aturan geoteknik. Berm disebut pula
dengan jenjang penangkap. Overall Pit slope angle (sudut kemiringan lereng
keseluruhan) adalah sudut di mana lereng tambang terbuka dapat bertahan,
diukur antara garis horizontal dengan garis imajiner yang menghubungkan crest
teratas dan toe terbawah.
Sumber: Fourie and Dohm, 2001 : 1275 dalam Nurhakim & Melati (2011)
Gambar 2.3.
Bagian-bagian Jenjang
2.2.3. Ramp
I-12
Sumber: Nurhakim & Melati (2011)
Gambar 2.4.
Lebar Jalan Untun Dua Jalur
Selama proses penambangan berlangsung, jalan angkut di dalam Pit
(Ramp) harus dibuat. Pemilihan Ramp tergantung pada bentuk dan ukuran
badan bijih, ekonomis alat angkut, dan kestabilan lereng Pit. Lebar Ramp dibuat
berdasarkan jumlah jalur jalan dan alat angkut. Adapun cara penggambarannya
dapat dilihat pada gambar berikut.
I-13
Sumber: Nurhakim & Melati (2011)
Gambar 2.5.
Langkah Penggambaran Ramp Dalam Rancangan Pit
I-14
Umur tambang biasanya dibuat tidak terlalu cepat ataupun terlalu lama,
tergantung dari kemampuan perusahaan dalam menentukan tingkat produksi.
Terlalu rendah tingkat produksi berarti keuntungan yang diperoleh akan lama
(balik modalnya lama), sedangkan terlalu tinggi tingkat produksinya maka
ongkos investasi bisa terlalu besar sehingga kemungkinan kemampuan
keuangan perusahaan tidak akan sanggup mengatasi.
2.3.2. Pushback
Tahapan penambangan (Pushback) adalah bentuk-bentuk penambangan
(mineable geometries) yang menunjukkan bagaimana suatu Pit akan ditambang,
dari titik masuk awal hingga ke bentuk akhir Pit. Nama-nama lain adalah phases,
slices, stages. Tujuan utama dari pentahapan ini adalah untuk membagi seluruh
volume yang ada dalam Pit ke dalam unit-unit perencanaan yang lebih kecil
sehingga lebih mudah ditangani. Dengan demikian, problem perancangan
tambang tiga dimensi yang amat kompleks dapat disederhanakan. Elemen waktu
dapat mulai diperhitungkan dalam rancangan ini karena urutan penambangan
tiap-tiap Pushback merupakan pertimbangan penting.
Arah kemajuan penambangan adalah dari daerah singkapan ke arah tegak
lurus jurus lapisan batubara sampai lereng akhir penambangan, kemudian
bergerak maju ke daerah penambangan tahun berikutnya mengikuti penyebaran
lapisan batubara. Tahapan penambangan ini biasanya dirancang mengikuti
urutan penambangan dengan algoritma floating cone untuk berbagai skenario
harga komoditas.
Pushback sering disebut juga sequences, expansions, phases, working Pit,
slices ataupun stage, adalah tahapan awal perencanaan tambang dimana
dilakukan pembagian Pit menjadi unit yang lebih kecil dengan tujuan untuk
mempermudah pengaturan penambangan. Dalam kalimat yang berbeda dapat
juga diartikan bentuk-bentuk penambangan yang menunjukkan bagaimana suatu
Pit akan ditambang, dari bentuk awal hingga akhir Pit. Contoh ilustrasi pusback
dapat dilihat pada gambar 2.6.
I-15
Sumber: nurhakim & Melati (2011)
Gambar 2.6.
Ilustrasi Pushback
I-16
untuk mengoperasikan jadwal tersebut. Selama proses penjadwalan, evaluasi
beberapa alternatif sering dilakukan.
Asumsi awal yang diperlukan untuk mengembangkan suatu jadwal :
1. Tingkat produksi bijih atau batubara untuk tiap periode waktu.
a. Dapat ditentukan dengan studi perbandingan tingkat produksi
b. Tingkat produksi dapat berubah atau meningkat dengan waktu
2. Cut-off grade untuk tiap periode waktu, beberapa jadwal sering dibuat untuk
mengevaluasi strategi cut-off grade yang berbeda.
3. Dua butir di atas hingga tingkat tertentu akan mempengaruhi jadwal
pengupasan tanah atau material penutup
Menurut Hustrulid & Kutcha, ada beberapa alternatif penjadwalan produksi,
yaitu sebagaimana gambar berikut ini.
Sumber: Hustrulid & Kutcha, 1998 dalam Nurhakim & Melati (2011)
Gambar 2.7.
Alternatif Produksi Penjadwalan Tambang
I-17
2.4. Perencanaan Jangka Pendek
Perencanaan ini digunakan sebagai acuan oleh orang operasional di mana
jangka waktu rencananya adalah lebih kecil dari jangka waktu rencana jangka
panjang, misalnya triwulanan (quarterly), bulanan (mounthly), biweekly
(dwimingguan), mingguan (weekly), harian (daily), atau per shift. Dari
perencanaan tambang yang besar (ultimate Pit limit) kemudian membagi Pit
menjadi bagian unit-unit kecil (pushback), selanjutnya untuk pengaturan
operasional maka rencana dibuat menjadi unit-unit yang lebih kecil lagi yang
membatasi pekerjaan dalam jangka waktu mingguan dan bulanan. Berikut
contoh rencana produksi jangka pendek (bulanan).
Tabel 2.1.
Contoh Rencana Produksi Jangka Pendek
I-18
Sumber : Nurhakim & Sari Melati (2011)
I-19
BAB III
METODOLOGI PENELITIAN
Mulai
Studi Literatur
Rumusan Masalah
Perencanaan jangka panjang perlu didetailkan dalam bentuk perencanaan jangka pendek yang meliputi
pemilihan kombinasi pit yang efektif, konstruksi jalan alternatif, pembuatan stock pile baru yang lebih dekat dari
lokasi penambangan dan perluasan stock pile dalam rangka mencapai target poduksi.
Pengumpulan Data
Data Sekunder
1. Peta Topografi Data Primer
2. Peta Geologi 1. Data target Pengapalan &
3. Data curah hujan target Produksi
2. Data Jam Kerja
3. Data Ketersediaan Alat
4. Data Limit Penambangan
5. Data Jarak
6. Data Geometri Lereng
7. Data pencapaian Target Update
Pengolahan Data
Rekomendasi
Selesai
I-20
3.2. Teknik Pengumpulan Data
I-21
3.3. Tahap Pengolahan Data
I-22
BAB IV
Berikut ini merupakan uraian kegiatan penelitian Tugas Akhir (TA) yang
saya ajukan. Apabila diperlukan, waktu pelaksanaan dapat disesuaikan dengan
keadaan.
Tabel 4.1
1 Studi Literatur
2 Observasi Lapangan
3 Pengambilan Data
5 Pengolahan Data
6 Pembuatan Laporan
7 Konsultasi Laporan
8 Seminar Hasil
I-23
Tabel 4.2
I-24
DAFTAR PUSTAKA
Nurhakim. Melati Sari. 2011. Permodelan dan Perencanaan Tambang. Program Studi
Teknik Pertambangan. UNLAM: Banjarbaru
Tim Prodi Teknik Pertambangan. 2017. Pedoman Tugas Akhir Program Studi
Teknik Pertambangan.UNLAM: Banjarbaru
Wiliam Hustrulid, and Mark Kuchta. 1995. Open Pit Planning &Design. Vol l, A.A:
Balkema/Rotterdam/Brockfield
I-25