Puji syukur kehadirat Allah swt. Yang mengajarkan pada hambaNya sesuatu yang belum
diketahuinya dan yang senantiasa memberikan nikmat sehat sehingga saya mampu
menyelesaikan makalah ini sebagai tugas mata kuliah Kimia Dasar II.
Berdasarkan silabus yang telah diberikan dan ketentuan yang telah ditetapkan maka
pada makalah ini saya akan membahas mengenai pengaruh tekanan terhadap kelarutan gas,
sejalan dengan itu, makalah ini juga diberi judul Pengaruh Tekanan Terhadap Kelarutan
Gas. Besar harapan saya makalah ini dapat bermanfaat khususnya untuk saya pribadi dan
umumnya untuk para pembaca.
Penyusun
BAB I
PENDAHULUAN
Remaja seringkali dianggap sebagai kelompok yang “aneh”, karena dalam kehidupannya
kelompok ini sering menganut kaidah-kaidah dan nilai-nilai yang berbeda atau bertentangan
dengan kaidah-kaidah dan nilai yang dianut oleh orang dewasa terutama orang tuanya.
Dilihat dari demensi usia dan perkembangannya, nampak bahwa kelompok ini tergolong
pada kelompok “tradisional” (masa peralihan) dalam pengertian remaja merupakan decade
yang bersifat sementara yaitu rentang waktu antara usia anak-anak dengan usia dewasa,
sehingga bisa dipahami bahwa pada setiap periode transisi selalu ada gejolak dan badai yang
menyertai perubahan. Dan masa transisi ini pulalah yang mengakibatkan remaja setelah
mengalami gejolak dalam mencari identitasnya, meskipun gejolak pada setiap remaja
memiliki kuantitas dan kualitas yang berbeda.
Perkembangan kepribadian seseorang termasuk remaja merupakan hasil hubungan dan
pengaruh timbal balik secara terus menerus antara pribadi dengan lingkungannya, lingkungan
sosial bagi kelompok remaja merupakan sumber inspirasi yang dapat memberikan kekuatan
dan kekuatan fisik maupun kesehatan mental yang dapat merupakan upaya mencegah
timbulnya gangguan perkembangan kepribadian. Sebaliknya lingkungan sosial yang tidak
sehat, dapat pula menimbulkan gangguan dalam kesejahteraan mentalnya. Pendidik
diharapkan dapat mengatasi berbagai kesulitan remaja sehingga perkembangan
kepribadiannya dapat berlangsung dengan baik.
Kegagalan remaja dalam melakukan tugas perkembangannya termasuk dalam menjalin
hubungan dengan lingkungan sosialnya sering menimbulkan konflik-konflik internal maupun
konflik yang terjadi antar individu dan kelompok yang mengarah pada munculnya perilaku
menyimpang atau kenakalan remaja. Sehingga dapat dikatakan bahwa pada dasarnya
perilaku menyimpang atau kenakalan yang sering muncul pada kelompok remaja sebenernya
merupakan kompensasi dari segala kekurangan dan kegagalan yang dialaminya.
Kenakalan remaja tidak pernah berlangsung dalam isolasi sosial dan tidak berproses pada
ruangan vakum tetapi selalu langsung dalam kontak antar personal dan dalam konteks sosio
kultural, karena itu perilaku menyimpang dapat bersifat organisme fisiologis atau dapat pula
psikis interpersonal, antar personal dan kultural.
Memperhatikan permasalahan yang mungkin timbul dalam kehidupan masa remaja,
pemahaman dan pemecahannya harus dilakukan secara interdisipliner dan antarlembaga.
Meskipun demikian, pendekatan dan pemecahannya dari pendidikan merupakan salah satu
jalanyang paling strategis, karena bagi sebagian besar remaja bersekolah dengan para
pendidik, khususnya para gurulah, mereka itu paling banyak mempunyai kesempatan
berkomunikasi dan bergaul.
B. Rumusan Masalah
1. Apa itu remaja ?
2. Permasalahan apa saja yang timbul pada masa remaja ?
3. Apa saja karakteristik perkembangan fisik pada remaja ?
4. Apa saja karakteristik perkembangan psikomotorik pada remaja
5. Bagaimana implikasi perkembangan fisik dan psikomotorik dalam bidang
pendidikan ?
C. Tujuan Penulisan
1. Mengetahui karakteristik perkembangan remaja
2. Mengetahui permasalahan yang timbul pada masa remaja
3. Mengetahui karakteristik perkembangan fisik remaja
4. Mengetahui karakterristik psikomotorik pada remaja
5. Mengetahui implikasi perkembangan fisik dan psikomotorik dalam bidang
pendidikan
BAB II
PEMBAHASAN
A. Pengertian Remaja
Secara umum, remaja merupakan bagian dari masyarakat yang di kemudian hari akan
bertanggung jawab terhadap kemajuan suatu bangsa. Seorang remaja ialah individu yang berusia
sekitar 13- 21 tahun, dengan periode perkembangan sejak berakhirnya masa anak sampai
datangnya awal masa dewasa atau lebih dikenal dengan periode peralihan. Dapat dikatakan
bahwa sikap remaja saat ini masih dalam tahap mencari jati diri atau mencari identitas dari
dirinya. Jati diri yang dicari oleh seorang remaja berupa usaha untuk menjelaskan siapa dirinya
dan apa perannya di dalam masyarakat. Sehingga mereka berupaya untuk menentukan sikapnya
agar mencapai ke tingkat yang dinamakan dewasa. Namun, pada kenyataannya, saat
perkembangan remaja menuju tahap dewasa, mereka tidak selalu dapat menunjukkan siapa
dirinya dan apa kontribusi yang dapat dilakukannya dalam masyarakat. Hal ini mungkin dapat
terjadi karena banyak faktor yang dapat berpengaruh pada diri individu semasa ia kecil, baik di
lingkungan rumah maupun di lingkungan masyarakat pada saat ia berkembang.
Padahal, jikalau perkembangan masa kecil individu berjalan dengan baik, maka
kemungkinan pada tahapan perkembangan selanjutnya ia tidak akan mengalami permasalahan
yang berarti dalam usahanya untuk menyesuaikan dirinya terhadap lingkungan. Berkaitan
dengan usaha penyesuaian diri ke arah dewasa, biasanya para remaja mengalami kegalauan
untuk menemukan konsep dirinya, karena kebanyakan mereka belum menemukan status dirinya
secara utuh. Saat konsep diri negatif yang menjadi acuan seseorang, maka jelas dapat dipastikan
bahwa remaja tersebut akan menghasilkan perilaku yang negatif yang erat kaitannya dengan
penyimpangan yang terjadi pada masa remaja.
Awal dari perkembangan pribadi seseorang pada asasnya bersifat biologis (Allport,
1957). Dalam taraf-taraf perkembangan selanjutnya, normalitas dari konstitusi, struktur, dan
kondisi jasmaniah seseorang akan mempengaruhi normalitas kepribadiannya, khususnya
yang bertalian dengan masalah body-image, self-concept,, self-esteem dan rasa harga dirinya.
Pada masa remaja perkembangan fisik yang paling menonjol terdapat pada
perkembangan, kekuatan, ketahanan, dan organ seksual. Karakteristik perkembangan fisik
pada masa remaja ditandai dengan pertumbuhan berat dan tinggi badan yang cepat,
pertumbuhan tanda-tanda seksual primer (kelenjar-kelenjar dan alat-alat kelamin) maupun
tanda-tanda seksual sekunder (tumbuh payudara, haid, kumis, dan mimpi basah, dan lainnya),
timbulnya hasrat seksual yang tinggi (masa pubertas).
Gen dari orang tua juga bisa menjadi penghambat dalam upaya meningkatkan kemampuan
psikomotorik anak, apabila orang tua mempunyai pembawaan sifat gen yang unggul maka dalam
mengembangkan potensi kemempuan psikomotorik anak pun juga akan lancar., begitupun
sebaliknya.
3. Pengaruh lingkungan
Pengaruh lingkungan ini bias berasal dari keluarga, sekolah maupun lingkungan bermain.
4. Interior ruang belajar
Preiser dalam Laurens (2004:1) menjelaskan bahwa kebiasaan mental dan sikap perilaku
seseorang dipengaruhi oleh lingkungan fisiknya. Adapun lingkungan fisik tersebut antara
lain berupa kondisi fisik hunian (bangunan), ruang (interior) beserta segala perabotnya,
dan sebagainya.
A. Kesimpulan
Perubahan yang paling dirasakan oleh remaja pertama kali adalah perubahan fisik.
Terjadi pubertas yaitu proses perubahan yang bertahap dalam internal dan eksternal tubuh anak-
anak menjadi dewasa.
Pada masa remaja ditandai dengan adanya pertumbuhan fisik yang cepat. Keadaan fisik
pada masa remaja dipandang sebagai suatu hal yang penting, namun ketika keadaan fisik tidak
sesuai dengan harapannya dapat menimbulkan rasa tidak puas dan kurang percaya diri. Begitu
juga, perkembangan fisik yang tidak proporsional.
Pada usia remaja kegiatan motorik sudah tertuju kepada persiapan-persiapan kerja,
keterampilan-keterampilan menulis, mengetik, menjahit dan sebagainya sangat tepat saatnya
mulai dikembangkan.
Perubahan yang terjadi pada fisik maupun psikologisnya menuntut anak untuk dapat
menyesuaikan diri dalam lingkungan dan tantangan hidup yang ada dihadapannya. Dalam
perkembangan fisik dan psikomotorik diharapkan para orang tua dan pendidik dapat mengawasi
dan mengontrol anak-anaknya supaya tidak terjadi perilaku-perilaku menyimpang.
Pemahaman terhadap pekembangan fisik dan psikomotorik dapat memberikan manfaat
yang besar dalam pendidikan. Implikasinya terhadap pendidikan berkaitan erat dengan
perencanaan pendidikan. Pemahaman terhadap perkembangan ini, berguna untuk para pendidik
dalam menyusun materi pendidikian yang sesuai dengan perkembangan peserta didiknya.
Dengan begitu upaya untuk meningkatkan kualitas pendidikan yang lebih efektif dan efisien
dapat berjalan dengan tepat.
Daftar Pustaka
file:///D:/UIN%20SGD/tingkat%20II/ppd/karakteristik-perkembangan-fisik-dan%20implikasinya.html
file:///D:/UIN%20SGD/tingkat%20II/ppd/isu-dan-permasalahan-remaja-serta%20implikasinya.html