Jelajahi eBook
Kategori
Jelajahi Buku audio
Kategori
Jelajahi Majalah
Kategori
Jelajahi Dokumen
Kategori
Oleh:
IHSAN MAULANA DEFRIA
240210140020
UNIVERSITAS PADJADJARAN
FAKULTAS TEKNOLOGI INDUSTRI PERTANIAN
DEPARTEMEN TEKNOLOGI INDUSTRI PANGAN
JATINANGOR
2018
LEMBAR PENGESAHAN
Untuk diajukan sebagai Laporan Mata Kuliah Praktek Kerja Lapang (PKL)
pada Departemen Teknologi Industri Pangan
Puji dan syukur penulis panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa karena
Adapun judul dari Laporan Praktek Kerja Lapangan (PKL) ini adalah
Tanjungsari Sumedang. Laporan ini merupakan salah satu syarat kurikulum pada
yang telah membantu dan membimbing penulis dalam pelaksanaan Praktek kerja
1. Bapak Pupung Purwana, S.H sebagai Ketua Umum yang telah bersedia
Tandangsari.
3. Bapak Atep Rubianto, S.Pt. sebagai kepala bidang Produksi dan Distribusi
Susu Murni yang telah memberi izin untuk untuk melakukan kegiatan
4. Bapak Asep Apeh sebagai kepala staff kepegawaian produksi yang telah
3
5. Bapak Nandi Sukri, S.Pi., M.Si, sebagai pembimbing akademis sekaligus
laporan ini serta telah memberikan evaluasi dan saran yang sangat berguna
untuk penulis.
Penulis sangat berharap laporan ini dapat memberikan informasi yang lebih
luas dan bermanfaat, umumnya bagi pembaca dan khususnya bagi penulis. Penulis
juga mengharapkan kritik dan saran guna menyempurnakan penulisan laporan ini.
Penulis
4
DAFTAR ISI
5
5.1 Kesimpulan ........................................................................................... 46
5.2 Saran ...................................................................................................... 46
DAFTAR PUSTAKA .......................................................................................... 47
LAMPIRAN ......................................................................................................... 49
6
DAFTAR TABEL
7
DAFTAR GAMBAR
8
I. PENDAHULUAN
menyusui yang baru lahir, dimana susu merupakan satu-satunya sumber makanan
zat gizi susu dianggap baik karena mempunyai proporsi yang seimbang dan mudah
dicerna, sehingga dalam jumlah tertentu susu dapat memenuhi kebutuhan akan zat
Susu merupakan bahan pangan yang memiliki banyak manfaat dan dapat
memenuhi kebutuhan tubuh akan zat gizi. Susu mengandung lemak, protein,
laktosa, serta berbagai jenis garam dan vitamin. Susu adalah cairan yang bernilai
gizi tinggi, baik untuk manusia maupun hewan muda dan cocok untuk media
Sawitri, 2007). Komposisi utama susu adalah air, protein, lemak, laktosa, vitamin
dan mineral. Angka rata-rata untuk semua jenis kondisi dan jenis sapi perah adalah
air 87,10%; protein 3,4%; lemak 3,9%; laktosa 4,8% dan abu 0,72% (Buckle et
al., 2010).
Kandungan zat gizi pada susu menyebabkan susu menjadi salah satu produk
pangan yang mudah rusak sehingga memerlukan penanganan yang baik dalam
9
Salah satu industri yang memproduksi susu segar adalah Koperasi Serba
kualitas susu segar merupakan bagian terpenting dalam menjaga kualitas susu yang
diterima dari peternak. Setiap susu segar yang disetorkan oleh peternak terlebih
untuk mengetahui apakah susu tersebut memenuhi standar penerimaan atau tidak.
Pengujian yang dilakukan diantaranya uji alkohol, uji BJ, uji antibiotik, serta uji
kandungan susu.
produksi dari KSU Tadangsari. Dengan adanya pengujian, kerusakan yang terjadi
pada susu dapat dihindari serta bahaya yang berasal dari susu dapat diminimalisir.
Selain itu dengan adanya kontrol kualitas susu segar yang baik, reputasi KSU
1.2. Tujuan
atau lembaga yang ada kaitannya dengan kajian di bidang Teknologi Pangan
tersebut.
10
4. Memberi kemampuan untuk mengidentifikasi masalah dan belajar
menganalisanya.
dimulai tanggal 22 Januari 2018 sampa dengan 6 April 2018. Kegiatan Praktek
Lapangan dilakukan di hari senin hingga minggu pada pukul 05.00-09.00 WIB
secara langsung.
2. Studi Pustaka
11
Dilakukan dengan mengolah data yang telah didapat melalui pengamatan,
12
II. KONDISI UMUM KOPERASI SERBA USAHA TANDANGSARI
Koperasi Serba Usaha (KSU) Tandang Sari merupakan suatu koperasi yang
bergerak di segala bidang usaha dimulai dari usaha peternakan sapi perah, usaha
simpan pinjam, jasa dan perdagangan dan pengolahan makanan yang berbasis susu
segar.
tahun 1970, dimana tahun tersebut merupakan tahun berdirinya Koperasi Pertanian
No.4 tahun 1973, yang menyatakan bahwa wilayah kerja koperasi harus meliputi
satu unit Desa dan kegiatannya terbatas pada bidang pertanian, mengakibatkan
KSUD dan KOPERTA Tanjungsari berubah menjadi BUUD (Badan Usaha Unit
Desa).
INPRES No.4 tahun 1973 diperbaharui dengan INPRES No.2 tahun 1978
13
pedesaan harus menjadi KUD yang aneka usaha. Dengan demikian pada tangal 20
Januari 1981, lembaga BUUD berubah menjadi KUD (Koperasi Unit Desa)
tahun 1984. Hal ini mengharuskan KUD tanjungsari merubah badan hukumnya
No.7251/BH/PAD/KWK-10/1996.
daerah, maka berdasarkan kegiatan rapat anggota tanggal 12 Maret 2002 KUD
2002. Kegiatan usaha KSU Tandangsari semakin meningkat dari tahun ke tahun.
Kegiatan usaha yang terus berlangsung diantaranya adalah usaha peternakan sapi
perah, usaha simpan pinjam, dan usaha jasa dan perdagangan khususnya bidang
usahanya. Akhirnya, pada tahun 2007 KSU merintis pabrik pengolahan susu
pasteurisasi dan keju dengan bantuan pemerintah setempat. Pada pertengahan tahun
2008, KSU melakukan percobaan produk dan melakukan legalisasi produk tersebut.
14
yang berafiliasi dengan Negara Belanda untuk mengadakan kerja sama dengan
kurang lebih dua minggu Hilbersl Knol selaku konsultan dari Belanda datang untuk
KSU Tandangsari
15
6. Pembinaan kepada anggota dan kelompok anggota dalam hal kelembagaan
Desa Jatisari Kec Tanjungsari – Kab. Sumedang Jawa Barat. Batas wilayah dari
16
KSU Tandangsari
pengembangan usaha sapi perah karena letaknya dikelilingi oleh gunung dengan
ketinggian sekitar 860 meter diatas permukaan laut. Suhu udara sekitar 16 - 28 C
dengan kelembaban udara 60 – 80 % dan curah hujan 2500 mm/tahun. Kondisi ini
cocok untuk lahan pertanian dan peternakan. Wilayah kerja KSU tandangsari
Kecamatan Cisitu.
terdiri atas ruang kantor, unit administrasi, unit simpan pinjam, laboratorium, gor
dan unit usaha pengolahan susu. Tata letak KSU Tandangsari dapat dilihat pada
Lampiran 1.
17
2.4. Struktur Organisasi
yang harus berjalan secara terpadu serta merupakan alat dari manajemen dalam
mekanisme untuk mencapai tujuan KSU yang telah disusun sesuai dengan
pembagian kerja dari rapat fungsi, agar berkaitan di dalamnya terdapat pembagian
tugas, wewenang, kekuasaan dan tanggung jawab. Sesuai dengan UU No.25 Tahun
Pengawas (BP).
3. Rencana Kerja.
menjalankan tugas sesuai dengan kedudukannya. Oleh karena itu, dalam struktur
organisasi harus terlihat dengan jelas garis komando dan tanggung jawab agar
18
Pembagian tugas secara tertulis dengan aturan yang telah ditentukan agar tidak
tugas dan wewenang yang berlaku di KSU Tandangsari dapat dilihat pada bagan
RAPAT ANGGOTA
PENGURUS
PENGAWAS Ketua Umum : Pupung Purwana, S.H
Ka. Bid. Usaha : Amat
1. Toto S.Pi
Ka. Bid. Organisasi & : Mamat Apat
2. Memet
Kelembagaan
3. Yuli Ahmad
Sekretaris : Drh. H. Suwarna
Bendahara : Hj. Yayah Sofiah
KEPALA URUSAN
Umum & Pengembangan SDM : Aan Marliani H.
Keuangan & Akuntasi : Hj. Mimin, S.E
Penyuluhan & Bimtek : Iin Thamrin
KEPALA DIVISI
Pakan & Sapronak : E. Cahyana, S.E
Simpan Pinjam : Yulianti
Usaha Sapi Perah : Mamat
Produksi & Distribusi : Atep Okky Rubianto, S.Pt
Susu Murni
Pembelian & Penjualan : Ato Sopian
Susu Murni
Kesehatan Hewan & IB : Drh. Ncereko. G
Keterangan :
: Garis Komando
: Garis Pengawasan
1. Pengurus
19
Bertugas mengelola koperasi dan usahanya, menyelenggarakan rapat anggota,
koperasi dengan memperhatikan usul serta saran dari badan pengawas, pengurus,
2. Manager
memperhatikan saran dari setiap bagian yang ada, melakukan pembinaan dan
laporan atau informasi pada setiap bagian dalam jangka waktu tertentu.
3. Administrasi
disediakan dan bagaimana menggunakan dana tersebut secara efektif dan efisien,
mencatat dan membukukan semua laporan keuangan, hasil produksi, dan penjualan
4. Kepala produksi
20
produksi harus bisa mengawasi selama proses produksi berlangsung supaya standar
mutu hasil produk dapat dipertahankan. Selain itu, kepala produksi juga harus
5. Karyawan
peralatan dan mesin yang digunakan selama proses produksi berlangsung, serta
mengenai kelancaran proses pemasaran produk. Uraian tugas dari bagian distribusi
mengatur kelancaran system pemasaran produk yang sesuai dengan rencana agar
2.5. Ketenagakerjaan
besar berasal dari daerah sekitar. Tenaga kerja yang bekerja di KSU Tandangsari
sampai saat ini berjumlah 71 orang yang terdiri atas 56 orang karyawan tetap, 1
tersebut.
21
Tenaga kerja di KSU Tandangsari bekerja 6 hari dalam seminggu kecuali
bagian penerimaan susu segar dari peternak dan laboratorium yang bekerja setiap
hari, mengingat susu segar dari peternak selalu tersedia setiap harinya. Jam kerja
karyawan dalam sehari adalah 8 jam dengan waktu istirahat selama 1 jam dari hari
Senin hingga Jum’at dan 4 jam untuk pada hari Sabtu. Untuk karyawan baik
karyawan yang bekerja di kantor maupun pabrik dan produksi setiap harinya
bekerja mulai pukul 07.30 hingga 15.30. Jika ada keperluan dari pekerjaaan yang
mendesak sehingga melebihi jam kerja maka digunakan sistem lembur. Kelebihan
tugas setiap karyawan. Pembagian upah dilakukan perbulan. Selain mendapat upah
kesehatan.
kenaikan harga susu. Tugas utama unit pelayanan produksi adalah mengontrol
kualitas susu segar yang diterima dari peternak. Di dalam unit produksi ini terdapat
tim tester lapangan yang bertugas melaksanan kontrol kualitas susu dilapangan serta tester
laboratorium yang bertugas menanalisis susu yang akan dikirim ke IPS (Industri
Pengolahan Susu), terdapat pula tim distribusi yang bertugas mengambil susu dari
22
peternak serta mengirim susu ke IPS. Jumlah produksi susu segar harian yang
dimiliki KSU Tandangsari meliputi 7 unit kendaraan angkutan susu daerah yang
bertugas mengambil susu dari peternak serta 2 unit kendaraan yang bertugas
Unit ini bertugas meningkatkan dan menjaga kualitas kesehatan sapi agar
dapat bereproduksi secara optimal. Salah satu target pelayananny adalah menekan
ternak sapi. Selain itu juga unit ini rutin mengadakan sosialisasi penanganan-
penanganan penyakit hewan yang bekerjasama dengan Dinas Peternakan, dan dinas
Unit ini bertugas untuk melayani peternak dalam hal penyediaan pakan baik
berupa bahan baku maupun pakan jadi dengan kualitas yang baik sehingga peternak
dapat menjaga kualitas susu yang dihasilkan serta meningkatkan jumlah produksi
susu.
23
Unit ini pula melayani kebutuhan pakan konsentrat untuk anggota.
Konsentrat yang diberikan kepada sapai terdiri dari dedak, polar, pellet, onggok,
2.7 Pemasaran
Susu segar yang diproduksi oleh KSU Tandangsari secara umum dijual
dengan dua cara. Sebagian besar (90%) susu segar yang dihasilkan KSU
Tandangsari didistribusikan pada Industri Pengolahan Susu (IPS). IPS yang telah
permintaan dari IPS lainnya seperti PT. Frisian Flag Indonesia di Jakrta dan PT.
Sekitar 10% susu segar yang dihasilkan serta susu segar yang kualitasnya
dibawah standar IPS dijual langsung di loket penjualan yang berada di KSU
eceran untuk memenuhi kebutuhan komoditas susu segar di kawasan sekitar KSU
Tandngsari.
24
III. KONTROL KUALITAS SUSU SEGAR DI KOPERASI SERBA
kali dalam sehari, yaitu pagi dan sore hari dengan rentang waktu pemerahan 10-12
1. Pembersihan peralatan
Alat yang digunakan pada proses pemerahan adalah ember stainless steel,
milk can, dan saringan. Alat-alat dibilas dengan air panas untuk mematikan bakteri
patogen.
2. Pembersihan kandang
menjadi pupuk.
3. Pembersihan ambing
hingga kering. Hal tersebut dilakukan untuk mencegah terjadinya mastitis akibat
adanya bakteri yang tumbuh pada ambing sapi. Mastitis merupakan peradangan
pada jaringan internal ambing yang bisa disebabkan oleh kuman patogen seperti
bakteri, kapang, atau khamir, serta terpapar bahan kimia yang dapat menyebabkan
kerusakan fisik ambing dan iritan yang mampu merusak jaringan internal ambing
(Anri, 2008).
25
4. Pemerahan
Pemerahan dengan tangan memiliki dua teknik, yaitu ditarik dan diremas.
pemerahan yang salah dapat menyebabkan sapi merasa tidak nyaman dan
mengamuk. Puting sapi diolesi vaslin terlebih dahulu sebelum pemerahan agar
puting sapi licin dan sapi tidak merasa sakit saat diperah. Susu pertama yang keluar
5. Pemberian desinfektan
Puting sapi diberi desinfektan berupa iodin. Ada dua cara pemberikan
desinfektan bertujuan agar puting terbebas dari bakteri yang menyebabkan mastitis.
6. Pembersihan alat
Alat yang telah usai digunakan dicuci dengan sabun kemudian dibilas
Susu yang sudah dikumpulkan oleh peternak lalu di kumpulkan pada titik
kumpul yang terdapat di tiap desa. Susu tersebut lalu akan diangkut oleh mobil
tangki susu dari KSU yang akan mengantarkan susu segar tersebut langsung ke
KSU. Setiap mobil berisi dua orang yang terdiri dari supir dan tester. Supir yang
membersihkan tangki setelah digunakan, serta mencatat jumlah susu yang diterima
26
dari peternak. Tester bertugas menguji kualitas susu untuk menentukan apakah susu
tersebut diterima atau tidak dan mengambil sampel susu untuk diuji di
laboratorium.
Tiap mobil memiliki rute masing-masing yang akan melewati beberapa titik
kumpul. KSU Tandangsari memiliki dua jenis mobil yang bertugas mengambil susu
dari peternak, yaitu mobil tangki sedang dan mobil tangki kecil. Penggunaan mobil
disesuaikan dengan jumlah susu yang akan diambil dan rute perjalanan menuju titik
kumpul. Mobil tangki yang akan digunakan harus dibersihkan oleh supir
Gambar 4. Mobil tangki sedang (kiri) dan mobil tangki kecil (kanan)
(Sumber: Dokumen Pribadi, 2018)
jauhnya tempat pengambilan susu. Setelah susu dimasukkan semua ke dalam tangki
secara cepat agar susu tidak mengalami penurunan suhu dan pertumbuhan bakteri
susunya. Penggunaan ember tidak diperbolahkan yang berwarna hitam, hal ini
dikarenakan kotoran yang menempel tidak akan terlihat. Ember yang digunakan
27
sebagian besar berukuran 10 liter, namun milk can yang digunakan terdapat
beberapa ukuran.
oleh tester. Tester akan memeriksa berat jenis, suhu, alkohol, dan organoleptik.
Jumlah susu yang diterima akan dicatat oleh supir. Bila susu tidak sesuai standar
maka susu tidak dapat diterima dan dikembalikan ke peternak. Susu yang sudah
lolos pemeriksaan oleh tester akan dimasukan ke dalam tangki, namun sebelumnya
harus disaring terlebih dahulu untuk mencegah adanya kontaminasi dalam susu.
Tangki yang sudah kosong kemudian dibilas dengan air biasa, dicuci dengan sabun,
dibilas dengan air yang telah diberi peroksida dan terakhir disemprot dengan air
dalam air (Setiawan, 2013). Mobil yang sudah selesai dicuci lalu di pakir dalam
28
3.1.2 Penanganan Susu Segar
Susu dalam mobil tangki harus segera dibongkar dan didinginkan. Susu
yang akan masuk ke dalam pendingin akan disaring kembali kemudian masuk ke
dalam dump tank (bak penampung). Susu akan dialirkan ke pipa PHE dan dalam
beberapa detik suhu susu dapat mencapai 2oC. Plate Heat Exchanger (PHE)
berfungsi sebagai sistem pemanas atau pendingin dari suatu sistem produksi. Suhu
susu yang dikirim ke IPS tidak boleh melebihi 2oC untuk mengestimasi peningkatan
Susu yang telah didinginkan akan masuk ke dalam tangki penampung. Ada
memiliki kapasitas 250 dan 350 liter. Fungsi tangki penampung adalah untuk
menampung susu yang telah didinginkan. Jika susu yang didinginkan sedikit, maka
29
susu tersebut tidak dapat langsung masuk ke mobil tangki yang akan mengirim susu
Susu dalam tangki penampung akan dialirkan ke mobil tangki besar dan
dikirim ke IPS. Tangki tersebut harus diisi dengan susu hingga benar-benar penuh.
Apabila tangki tersebut tidak penuh, maka susu dalam tangki akan terkoyak saat
tangki besar, petugas laboratorium akan mengambil sampel dalam tangki tersebut
untuk diuji di laboratorium. Supir yang membawa susu ke IPS harus membawa
surat jalan yang berisi izi jalan dan hasil pengujian laboratorium yaitu berat jenis,
suhu, uji alkohol, kadar lemak, total padatan, kadar protein dan pH.
30
Gambar 9. Mobil tangki besar
(Sumber: Dokumentasi pribadi, 2018)
seperti protein, lemak, karbohidrat, mineral, dan vitamin. Kadungan gizi yang
tinggi pada susu segar sangat bermanfaat bagi manusia. Namun, nilai kadungan
yang gizi pada susu segar dapat menyebabkan beberapa masalah, diataranya produk
kerusakan pada susu, segar sehingga dalam waktu yang singkat susu segar menjadi
tidak layak konsumsi. Maka, dalam upaya menjaga kualitas susu segar diperlukan
Parameter kualitas fisik, kimia, dan mikrobiologi susu segar perlu diketahui
dengan benar agar dihasilkan produk yang sesuai dengan standar. Kerusakan pada
susu dapat dilihat dari adanya perubahan pada warna, aroma, bau, dan rasa sehingga
susu segar tersebut tidak lagi layak dikonsumsi oleh manusia. Rukmana (2009)
menyatakan, susu segar dengan kualitas yang baik perlu memenuhi kriteria sebagai
berikut:
31
1. Bebas dari mikroorganisme pathogen
KSU Tandangsari selalu melakukan pengujian kualitas susu segar yang baru
diterima dari peternak. Pengujian kualitas susu segar dilakukan dengan berbagai
susu segar yang diterima, untuk menentukan harga pembelian susu dari peternak
dan harga penjualan susu ke IPS, serta untuk menghindari pemalsuan. Standar yang
digunakan KSU Tandangsari dalam pengujian kualitas susu segar adalah Standar
Nasional Indonesia (SNI) 3141.1:2011. Syarat mutu susu segar menurut SNI
32
k. Residu antibiotik (golongan
penisilin, tetrasiklin, - Negatif
aminoglikesida, makrolida)
l. Uji pemalsuan - Negatif
o
m. Titik beku C -0,520 s.d -0,560
n. Uji peroxidase - Positif
o. Cemaran logam berat, maksimum:
1. Timbal (Pb) µg/ml
0,02
2. Merkuri (Hg) µg/ml
0,03
3. Arsen (As) µg/ml
0,1
(Sumber: Badan Standarisasi Nasional, 2011)
Air susu mempunyai berat jenis yang lebih besar daripada air. Berat jenis
(BJ) susu rata-rata 1,030 atau berkisar antara 1,027-1,035. Semakin banyak lemak
susu semakin rendah berat jenisnya, semakin banyak persentase bahan padat bukan
lemak, maka semakin berat susu tersebut (Muchtadi, 2010). Akan tetapi menurut
Codex susu, BJ air susu adalah 1.0280. Codex susu adalah suatu daftar satuan yang
harus dipenuhi air susu sebagai bahan makanan. Daftar ini telah di sepakati para
ahli gizi dan kesehatan dunia., walaupun disetiap negara atau daerah mempunyai
ketentuan – ketentuan tersendiri. Berat jenis hasur ditetapkan 3 jam setelah air susu
diperah (20oC). Penetapan lebih awal akan menunjukan hasil BJ yang lebih kecil.
Hal ini dapat disebabkan oleh perubahan kondisi lemak dan adanya gas yang
terbentuk dalam air susu akibat dari aktifitas bakteri penghasil gas – gas seperti
CO2. Berat jenis suatu larutan dipengaruhi oleh konstituennya yang masing-masing
padatan bukan lemak (SNF) akan diikuti dengan kenaikan berat jenis (BJ)
(Awaliah, 2007).
33
Berat jenis susu segar biasa diukur menggunakan laktodesimeter. Di KSU
Tandangsari sendiri pengujian berat jenis susu segar dilakukan pada saat
berat jenis susu (Rachmawan, 2001). Prinsip kerja alat ini mengikuti hokum
Archimedes yaitu jika suatu benda dicelupkan ke dalam cairan maka benda tersebut
akan mendapat tekanan ke atas sesuai dengan berat volume cairan yang
dipindahkan atau diisi. Jika laktodensimeter dicelupkan ke dalam susu yang berat
jenis nya rendah maka laktodensimeter akan tenggelam lebih dalam dibandingkan
jika laktodensimeter tersebut dicelupkan ke dalam susu yang berat jenisnya tinggi.
3141.1:2011 dimana berat jenis minimalnya adalah 1,0270. Berat jenis susu harus
diukur 3 jam setelah susu diperah, pengukuran berat jenis susu yang terlalu awal
akan menghasilkan nilai berat jenis susu yang rendah. Hal tersebut dikarenakan
oleh perubahan kondisi lemak dan adanya gas yang timbul di dalam air susu
34
(Saputro, 2014). Pada pelaksanaannya, KSU Tandangsari tetap menerima susu
dengan batar minimal nilai berat jenis 1,020. Susu yang memiliki nilai berat jenis
kurang dari SNI biasanya disebabkan karena kondisi kesehatan sapi, kondisi
melakukan pengamatan langsung pada sampe susu. Ciri khas susu yang baik dan
normal adalah susu tersebut terdiri dari konversi warna kolostrum yang berwarna
kuning dengan warna air susu yaitu putih (putih kekuning-kuningan). Kriteria
lainnya adalah jika susu berwarna biru, maka susu tersebut biasanya telah dicampur
dengan air, dan jika berwarna merah maka susu tercampur dengan darah (Yusuf,
2010).
1. Uji Warna
tertentu (misal 10 ml) ke dalam tabung reaksi dan kemudian diamati dengan
mengarahkan ke tempat yang lebih terang. Ciri khas susu yang baik dan normal
adalah susu tersebut terdiri dari konversi warna kolostrum yang berwarna kuning
dengan warna air susu yaitu putih, jadi susu normal itu berwarna putih kekuning-
kuningan. Kriteria lainnya adalah jika berwarna biru maka susu telah tercampur air,
jika berwarna kuning maka susu mengandung karoten, dan jika berwarna merah
35
Warna air susu dapat berubah dari satu warna ke warna yang lain,
tergantung dari bangsa ternak, jenis ternak, jumlah lemak, bahan padat dan bahan
pembentuk warna. Warna susu berkisar dari putih kebiruan sampai kuning
keemasan, bergantung jenis hewan, pakan, dan jumlah lemak/padatan dalam susu.
Dalam jumlah besar, susu tampak keruh (opaque). Dalam bentuk lapisan tipis, susu
tampak sedikit transparan. Susu dengan kadar lemak rendah atau susu yang sudah
cahaya oleh globula lemak, kalsium kaseinat, dan koloid fosfat. Karoten adalah
pigmen yang menyebabkan warna kuning susu. Karoten susu berasal dari pakan
kehijauan. Ketajaman warna karoten tergantung dari jumlah pigmen dalam darah
yang disekresi bersama-sama susu. Karoten yang terdapat dalam susu, secara kimia
identik dengan yang terdapat para tanaman. Warna kuning susu sangan dipengaruhi
oleh pakan. Pakan yang tinggi kadar karotennya, misalnya wortel dan hijauan
menyebabkan warna susu lebih kuning daripada pakan jagung putih atau oat yang
berkadar karoten rendah. Pigmen lain yang terdapat dalam susu adalah laktorom
atau riboflavin. Pigmen ini terlarut dalam susu tetapi hanya tampak pada bagian
whey dan menyebabkan warna kehijauan. Dalam susu yang normal, warna
2. Uji Aroma
Susu yang masih segar dan murni memiliki bau yang khas. Bau yang asam
menunjukkan bahwa air susu sudah basi atau terlalu lama disimpan. Air susu yang
berbau busuk menunjukkan bahwa air susu sudah rusak sama sekali (Muchtadi,
2010). Uji aroma dapat dilakukan dengan indera penciuman. Aroma susu yang telah
36
apabila proses pemanasan tersebut tidak terkontrol. Sehubungan dengan diatas, cita
rasa susu akibat pemanasan ada hubungannya dengan serum protein susu.
selama 15 detik, efek dari cita rasa tersebut dapat diabaikan. Bila susu dipanaskan
pada temperatur 740C atau lebh tinggi lagi, maka susu tersebut akan menjadi cita
rasa masak (Cooked flavor), cita arasa tersebut disebabkan oleh zat volatile
Lemak susu sangan mudah menyerap bau disekitarnya. Susu memiliki bau
yang khas karena adanya perombakan protein menjadi asam-asam amino. Bau susu
akan lebih nyata apabila susu didiamkan beberapa jam pada suhu ruang. Kandungan
laktosa yang tinggi dan kandungan klorida yang rendah merupakan penyebab susu
3. Uji Rasa
Uji rasa yang dilakukan dengan cara meminum susu hasil olahan secara
langsung. Susu segar rasanya agak amis, flavor yang khas dari susu mempunyai
hubungan dengan kandungan laktosa yang tinggi dan kandungan klorida yang
relatif rendah. Laktosa yang rendah dan klorida yang tinggi mungkin akan
menyebabkan flavor garam, mendekati akhir laktasi susu kering mempunyai rasa
mempunyai rasa agak manis dan asin. Dalam keadaan normal rasa susu tidak pahit
dan tidak juga asam. Susu yang mengandung klorida yang lebih tinggi akan
menghasilkan rasa susu lebih asin dibandingkan susu dalam keadaan normal. Rasa
37
manis dalam susu disebabkan adanya gula laktosa. Proses produksi susu
Menurut Rukmana (2009), terdapat beberapa hal mengenai rasa dan aroma
a. Susu yang rasanya sedikit asin atau asam dan pahit, menunjukan bahwa susu
b. Rasa susu yang hambar menunjukan bahwa susu tersebut telah dicampur
c. Susu yang masih murni, memiliki rasa yang enak, gurih, sedikit manis, dan
sedikit berlemak.
bakteri secara kasar, menguji ketahanan susu, mengetahui derajat keasaman susu,
dan mengetahui umur susu. Menurut Sudarwanto (2005), susu yang positif pada uji
alkohol ini menandakan susu mulai asam, terdapat kolostrum dan kemungkinan
ditambahkan dengan alkohol 75% sebanyak 3 ml. Susu selanjutnya digojog dan
mulut tabung ditutup dengan ibu jari dan dilihat apakah terjadi penggumpalan atau
protein dalam susu pecah pada dinding tabung reaksi berarti hasil uji positif artinya
susu rusak, sebaliknya bila tidak terjadi penggumpalan maka hasil negatif artinya
38
Uji alkohol dilakukan untuk mengetahui adanya susu yang rusak, apabila
terdapat butir–butir susu pada dinding tabung menunjukkan susu tersebut positif
telah rusak. Susu segar yang berkualitas baik tidak akan pecah atau menggumpal
bila dipanaskan atau dididihkan. Sebaliknya, susu yang bermutu jelek akan
mengalami penggumpalan bila dipanaskan. Hal itu terjadi karena adanya asam yang
pemanasan. Jadi, susu yang telah banyak ditumbuhi mikroba akan menjadi asam
susu yang diterima dari peternak. Pengujian ini dilakukan dengan cara mengambil
sampel susu dengan injection yang telah ada dalam seperangakat alat uji beta star
terdapat tablet yang berfungsi untuk mengindikasi adanya antibiotik di dalam susu
lalu dipanaskan dalam penangas selam tiga menit dengan suhu 470C lalu masukan
39
kerta uji beta star 25 selama dua menit jika hasilnya terdapat dua garis berwarna
merah maka hasilnya negatif akan tetapi jika hasilnya satu garis berwarna merah
(a) (b)
Gambar 12. (a) Alat Pengujian Antibiotik
(b) Susu Tidak Mengandung Antibiotik
(Sumber: Dokumentasi Pribadi, 2018)
pemeriksaan secara rutin, dan sapi-sapi perah yang berada dalam terapi antibiotik
dosis pemberian, dan frekuensi pemberian. Dari segi skala industri, susu yang
diketahui mengandung residu antibiotika dapat dijadikan susu olahan seperti susu
bubuk, susu kental manis, dan susu steril. Menurut Bahri (2008), pengontrolan
terjadinya cemaran antibiotika. Selain itu, pengawasan mutu pakan yang beredar
perlu ditingkatkan, termasuk terhadap obat hewan yang dicampur dalam ransum
ternak. Demikian pula pemakaian obat hewan yang diberikan langsung kepada
40
sekaligus diikuti dengan penertiban pemakaian obat hewan di lapangan.
hewan yang harus sesuai dengan ketentuan yang berlaku dengan memperhatikan
antara lain waktu henti dan kesesuaian dosis. Selain itu, penyimpanan obat hewan
penerapan good practices sepanjang rantai pangan (from farm to table), penerapan
jaminan keamanan pangan di unit usaha pangan asal hewan, serta pelaksanaan
dalam makanan terhadap kesehatan dibagi tiga kategori, yaitu aspek toksikologis,
kesehatan masyarakat veteriner, aspek teknologi dan aspek lingkungan. Dari aspek
toksikologis, residu antibiotika bersifat racun terhadap hati, ginjal dan pusat
dalam bidang kesehatan manusia dan hewan. Dari aspek imunopatologis, residu
antibiotika dapat menimbulkan reaksi alergi yang ringan dan lokal, bahkan dapat
41
teknologi, keberadaan residu antibiotika dalam bahan pangan dapat menghambat
dari peternak maupun susu yang akan dikirimkan ke IPS. Pengujian kandungan
Laktoscan adalah alat yang dapat digunakan untuk mengetahui kandungan susu
yang meliputi kada lemak, protein, laktosa, total solid, dan freezing point.
mengetahui nilai kandungan pada susu dan nantinya akan digunakan untuk
sampel susu yang berasal dari peternak dan sampel susu gabungan pada tangka
42
Pengujian dilakukan dengan mengambil sampel susu dan memasukannya
ke dalam tabung khusus. Sebelum dimasukan ke dalam tabung, terlebih dahulu susu
diaduk agar homogen. Sampel susu yang telah dimasukan ke dalam tabung
nilai kandungan susu akan keluar melalui bagian print out. Hasil pengujian susu
akan dicatat dalam pembukuan laboratorium dan jugab dilampirkan pada bon
pengiriman susu ke IPS. Contoh struk hasil pengujian kandungan susu tersedia pada
gambar berikut.
Berdasarkan hasil pengujian kandungan susu, susu yang diterima KSU Tandangsari
rata-rata memiliki nilai kandungan lemak 2,7-4,9%, protein 2-3,5%, laktosa >3,6,
dan solid non fat berkisar antara 7-9%. Secara umun kandungan susu yang diterima
oleh KSU Tandangsari telah sesuai dengan standar pada SNI 01-3141.1:2011 yaitu
kadar lemak minimum 3,0%, kadar protein minimum 2,8%, dan solid non fat 7,8%.
43
Pengujian kandungan susu menggunakan laktoscan dilakukan karena alasan
pengujian secara manual. Akan tetapi laktoscan memerlukan perawatan yang baik
seta dikalibrasi secara rutin, agar hasil pembacaan yang diperoleh selalu akurat.
total plate count atau TPC. Uji TPC atau metode hitung cawan merupakan cara
yang paling sensitive dilakukan untuk menentukan jumlah jasad renik pada susu
karena sel yang masih hidup dapat dihitung, bebeapa jasad renik dapat dihitung
sekaligus, dapat diguakan untuk isolasi dan identifikasi jasad renik karena koloni
yang terbentuk kemungkinan berasal dari satu jenis jasad renik yang memiliki
diambil 1 ml dari pengenceran 10-5 dan 10-6 secara duplo dan dimasukan kedalam
cawan petri untuk diinokulasi pada media PCA. Cawan diinkunasi pada suhu 37-
(a) (b)
44
(c) (d)
45
IV. KESIMPULAN DAN SARAN
5.1 Kesimpulan
kualitas susu segar. Pengujian kualitas susu yang dilakukan di KSU Tandangsari
yang dilakukan saat penerimaan susu adalah pengukuran suhu, uji alkohol, penguji
laboratorium adalah pengujian sifat fisik dan kimiawi dan uji antibiotik.
5.2 Saran
berbagai macam alat-alat yang lengkap namun masih terdapat alat yang jarang
46
DAFTAR PUSTAKA
Awaliah, N. 2007. Karakteristik Fisik Whey dari Susu yang Digumpalkan dengan
Sari Markisa pada Metode Pasteurisasi yang Berbeda. Skripsi. Program
Studi Teknologi Hasil Ternak Fakultas Peternakan. Universitas
Hasanuddin.
Badan Standar Nasional. 2011. Susu Segar Bagian 1: Sapi. SNI 3141.1:2011.
Berendsen BJA dan Rijhn JAV. 2007. Residue Analysis of Tetracycline In Poultry
Muscle, Shortcomings Revealed by a Proficiency Test. Journal of Food
Additives and Contaminants 23(11): 1141-1148.
Buckle K.A., R.A. Edward, W.R. Day, G.H. Fleet dan, M. Wootton. 2010. Ilmu
Pangan. Universitas Indonesia Press, Jakarta.
Muchtadi, Tien R. Prof. Dr. Ir. M.S, dkk. 2010. Ilmu Pengetahuan Bahan
Pangan. Bogor: Alfabeta, CV.
Sirajuddin, Saifuddin. Dr. MS, dkk. 2012. Pedoman Praktikum Analisis Bahan
Makanan. Makassar: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas
Hasanuddin.
Soriah, Wahyuningsih. 2010. Hubungan variasi pakan terhadap mutu susu segar di
desa pasirbuncir kecamatan caringin kabupaten bogor. Jurnal. Jurnal
Penyuluhan Pertanian volume 5 nomor 1 halaman 67-77.
47
Sucipto, CD, 2014, Keselamatan dan Kesehatan Kerja, Gosyen Publishing,
Yogyakarta.
Yusuf R.2010. Kandungan protein susu sapi perah friesian holstein akibat
pemberian pakan yang mengandung tepung katu (sauropus androgynus (l.)
merr) yang berbeda. Jurnal. Jurnal Teknologi Pertanian volume 6 nomor 1
halaman 1-6.
48
LAMPIRAN
49
LAMPIRAN 1.TATA LETAK KSU T ANDANGSARI
16
15
14
13
12
11
9
8 10 7
4 3 1
Gerbang
50
Keterangan:
1. Pos Satpam
2. Ruang Arsip
3. Unit Simpan Pinjam
4. Koperasi Simpan Pinjam
5. Toilet
6. Ruang Kepala
7. Gudang Pakan Ternak
8. Mushola
9. Ruyang administrasi
10. Kantin
11. Gor Bulu tangkis
12. Divisi Penjualan Susu Segar
13. Laboratorium
14. Ruang Penerimaan dan Penyaringan Susu dari Truk Tangki
15. Instalasi Listrik Unit Pengolahan Susu
16. Ruang Produksi Unit Pengolahan Susu
L AMPIRAN 2. DATA UJI O RGANOLEPTIK PERIODE MARET 2018
Organoleptik
No. Nama/kelompok
01-Mar-18
1 ALI normal
2 ATO RAHARJA 2B normal
3 BABAKAN SIRNA normal
4 BANGKIT JAYA normal
5 BAROKAH normal
6 CACAN normal
7 CINANGSI normal
8 CIPACING normal
9 CIPACING 2 normal
10 DANGDANG SARI normal
11 DEDE S. normal
12 ELAH T. MEKAR normal
13 ELAN normal
14 JUJU normal
15 KEBON HUI normal
16 KIARA JEGANG normal
17 KOLEWANG normal
18 L. SAWAH 1 normal
19 LEMBU SARI CLB normal
20 LEMBU SARI 2 normal
21 LEMBU SARI L. JAWA normal
22 M. BAHAGIA normal
23 M. HARAPAN 1 normal
24 MAHMUD T. MEKAR normal
25 MAMAN MEKAR normal
26 MANDIRI normal
27 MEKAR ASIH normal
28 MEKAR JAYA normal
29 MEKAR SARI normal
30 NANANG T. MEKAR normal
31 OBING normal
32 ODENG normal
33 OMAN CINAGREG normal
34 PUTRA SALUYU 1 normal
35 PUTRA SALUYU 2 normal
36 PUTRA SARI normal
37 RAHARJA 1 normal
38 RAHARJA 2 normal
39 RAHARJA 2B normal
40 RUKUN normal
41 SEKE PAKU normal
42 SILIH ASIH normal
43 SIMPANG 2 normal
44 SINDANG HURIP normal
45 SRI MUKTI 1 normal
46 SRI MUKTI 2 normal
47 SUHERMAN CPC normal
48 TIDI DHALIKA normal
49 TUNAS MEKAR normal
50 UMAR CIGEMBONG normal
51 WIBAWA MEKAR normal
52 WIDANA KIARA JEGANG normal
53 WS. CIGEMBONG normal
54 WS. CIPAREUAG normal
55 WS. PANGASERAN normal
56 YAYA KOLEWANG normal
57 AGUS M. ASIH normal
58 UTIN normal
L AMPIRAN 3. DATA L ACTOSCAN PERIODE MARET 2018
Periode 1 Maret 2018
No Nama/kelompok Volume Protein BJ Fat SNF TS Lactosan
1 ALI 47 2,72 1,025 3,6 7,75 11,35 4,3
2 ATO RAHARJA 2B 86 2,67 1,024 3,48 7,64 11,12 4,12
3 BABAKAN SIRNA 320 2,57 1,023 3,36 7,64 11 3,97
4 BANGKIT JAYA 940 2,78 1,025 3,69 7,7 11,39 4,29
5 BAROKAH 348 2,55 1,023 3,33 7,67 11 3,95
6 CACAN 85 2,73 1,025 3,62 7,71 11,33 4,22
7 CINANGSI 403 2,78 1,025 3,74 7,83 11,57 4,35
8 CIPACING 281 2,81 1,026 3,79 7,89 11,68 4,34
9 CIPACING 2 323 2,83 1,026 3,87 7,88 11,75 4,38
10 DANGDANG SARI 198 2,74 1,025 3,63 7,75 11,38 4,24
11 DEDE S. 24 2,68 1,024 3,65 7,55 11,2 4,25
12 ELAH T. MEKAR 80 3 1,028 4,05 8,21 12,26 4,71
13 ELAN 126 2,64 1,024 3,5 7,71 11,21 4,08
14 JUJU 89 2,93 1,026 3,9 8,23 12,13 4,53
15 KEBON HUI 113 2,7 1,025 3,6 7,44 11,04 4,53
16 KIARA JEGANG 512 2,75 1,025 3,61 7,84 11,45 4,1
17 KOLEWANG 696 2,74 1,025 3,63 7,75 11,38 4,24
18 L. SAWAH 1 415 2,66 1,024 3,51 7,76 11,27 4,11
19 LEMBU SARI CLB 1097 2,8 1,026 3,77 7,89 11,66 4,33
20 LEMBU SARI 2 422 2,76 1,025 3,65 7,79 11,44 4,27
21 LEMBU SARI L. JAWA 389 2,76 1,025 3,66 7,85 11,51 4,27
22 M. BAHAGIA 88 2,67 1,024 3,6 7,62 11,2 4,12
23 M. HARAPAN 1 220 2,8 1,024 3,61 7,72 11,33 4,28
24 MAHMUD T. MEKAR 56 2,8 1,026 3,73 7,94 11,67 4,33
25 MAMAN MEKAR 75 2,88 1,026 3,82 8,15 11,97 4,46
26 MANDIRI 421 2,64 1,024 3,55 7,64 11,19 4,07
27 MEKAR ASIH 781 2,69 1,024 3,55 7,78 11,33 4,15
28 MEKAR JAYA 358 2,65 1,024 3,65 7,7 11,35 4,59
29 MEKAR SARI 860 2,6 1,024 3,43 7,78 11,21 4,01
30 NANANG T. MEKAR 35 3,16 1,029 4,21 8,23 12,44 4,54
31 OBING 60 2,8 1,025 3,68 7,91 11,59 4,32
32 ODENG 89 2,76 1,025 3,66 7,94 11,6 4,26
33 OMAN CINAGREG 18 2,68 1,024 3,54 7,71 11,25 4,14
34 PUTRA SALUYU 1 1197 2,77 1,024 3,64 7,66 11,3 4,05
35 PUTRA SALUYU 2 950 2,67 1,024 3,54 7,66 11,2 4,02
36 PUTRA SARI 613 2,55 1,023 3,37 7,65 11,02 3,94
37 RAHARJA 1 296 2,67 1,024 3,52 7,74 11,26 4,02
38 RAHARJA 2 282 2,78 1,025 3,64 7,79 11,43 4,29
39 RAHARJA 2B 113 2,6 1,024 3,38 7,62 11 3,9
40 RUKUN 9 2,71 1,025 3,6 7,73 11,33 4,11
41 SEKE PAKU 829 2,8 1,025 3,72 7,98 11,7 4,33
42 SILIH ASIH 64 2,68 1,024 3,97 7,81 11,78 4,15
43 SIMPANG 2 146 2,8 1,025 3,74 7,93 11,67 4,33
44 SINDANG HURIP 52 2,57 1,023 3,4 7,6 11 3,98
45 SRI MUKTI 1 65 2,75 1,025 3,61 7,85 11,46 4,25
46 SRI MUKTI 2 185 2,51 1,023 3,31 7,4 10,71 3,48
47 SUHERMAN CPC 53 2,46 1,023 3,4 7,62 11,02 3,78
48 TIDI DHALIKA 83 2,65 1,024 3,37 7,8 11,17 3,95
49 TUNAS MEKAR 1403 2,79 1,026 3,75 7,8 11,55 4,04
50 UMAR CIGEMBONG 55 2,64 1,024 3,5 7,68 11,18 4,1
51 WIBAWA MEKAR 770 2,69 1,024 3,67 7,73 11,4 4,36
52 WIDANA KIARA JEGANG 68 2,47 1,024 3,4 7,64 11,04 3,58
53 WS. CIGEMBONG 266 2,68 1,024 3,56 7,69 11,25 4,15
54 WS. CIPAREUAG 314 2,58 1,024 3,39 7,75 11,14 3,98
55 WS. PANGASERAN 651 2,76 1,025 3,67 7,8 11,47 4,26
56 YAYA KOLEWANG 45 2,75 1,025 3,37 8,16 11,23 4,26
57 AGUS M. ASIH 119 2,73 1,025 3,63 7,93 11,56 4,22
58 UTIN 51 3,36 1,029 4,24 8,25 11,49 5,02
L AMPIRAN 4. DATA UJI ALKOHOL PERIODE MARET 2018
Alkohol
No Nama/kelompok
01-Mar-18
1 ALI normal
2 ATO RAHARJA 2B normal
3 BABAKAN SIRNA normal
4 BANGKIT JAYA normal
5 BAROKAH normal
6 CACAN normal
7 CINANGSI normal
8 CIPACING normal
9 CIPACING 2 normal
10 DANGDANG SARI normal
11 DEDE S. normal
12 ELAH T. MEKAR Normal
13 ELAN Normal
14 JUJU Normal
15 KEBON HUI Normal
16 KIARA JEGANG Normal
17 KOLEWANG Normal
18 L. SAWAH 1 Normal
19 LEMBU SARI CLB Normal
20 LEMBU SARI 2 Normal
21 LEMBU SARI L. JAWA Normal
22 M. BAHAGIA Normal
23 M. HARAPAN 1 Normal
24 MAHMUD T. MEKAR Normal
25 MAMAN MEKAR Normal
26 MANDIRI Normal
27 MEKAR ASIH Normal
28 MEKAR JAYA Normal
29 MEKAR SARI Normal
30 NANANG T. MEKAR Normal
31 OBING Normal
32 ODENG Normal
33 OMAN CINAGREG Normal
34 PUTRA SALUYU 1 Normal
35 PUTRA SALUYU 2 Normal
36 PUTRA SARI Normal
37 RAHARJA 1 Normal
38 RAHARJA 2 Normal
39 RAHARJA 2B Normal
40 RUKUN Normal
41 SEKE PAKU Normal
42 SILIH ASIH Normal
43 SIMPANG 2 Normal
44 SINDANG HURIP Normal
45 SRI MUKTI 1 Normal
46 SRI MUKTI 2 Normal
47 SUHERMAN CPC Normal
48 TIDI DHALIKA Normal
49 TUNAS MEKAR Normal
50 UMAR CIGEMBONG Normal
51 WIBAWA MEKAR Normal
52 WIDANA KIARA JEGANG Normal
53 WS. CIGEMBONG Normal
54 WS. CIPAREUAG Normal
55 WS. PANGASERAN Normal
56 YAYA KOLEWANG Normal
57 AGUS M. ASIH Normal
58 UTIN Normal