Anda di halaman 1dari 9

SATUAN ACARA PENYULUHAN

ANTICIPATORY GUIDANCE PADA USIA TODDLER

Disusun oleh :

Nama : Nur Halimah

NIM : P1337420216034

Kelas : 2A

Dosen Pembimbing :
Mukhadiono, SST., MH

POLITEKNIK KESEHATAN KEMENTRIAN KESEHATAN SEMARANG


PRODI DIII KEPERAWATAN PURWOKERTO
Tahun Ajaran 2017/2018
SATUAN ACARA PENYULUHAN

Pokok Bahasan : Anticipatory Guidance (Petunjuk Antisipasi)


Sub Pokok Bahasan : Anticipatory Guidance pada Usia Toddler
Sasaran : Keluarga Ny. S yang mempunyai anak usia toddler
Hari/Tanggal : Senin, 14 Mei 2018
Tempat : Rumah Tn. R, Pangebatan RT 02/RW 08
Waktu : 15 Menit
Penyuluh : Nur Halimah

A. LATAR BELAKANG

Anticipatory guidance merupakan petunjuk yang perlu diketahui terlebih


dahulu agar orang tua dapat mengarahkan dan membimbing anaknya secara
bijaksana, sehingga anak dapat bertumbuh dan berkembang secara normal.
Kehadiran anak bagi orang tua merupakan suatu tantangan sehubungan
dengan masalah dependensi atau ketergantungan, disiplin, meningkatkan
mobilitas, dan keamanan bagi anak. Dalam anticipatory guidance terdapat
bimbingan untuk orangtua yaitu toilet training, pencegahan sibling rivalry dan
pencegahan cidera pada anak.
Sibling rivalry adalah kecemburuan, persaingan dan pertengkaran antara
saudara laki-laki dan saudara perempuan. Hal ini terjadi pada semua orang tua
yang mempunyai dua anak atau lebih (Lusa, 2011). Menurut Suherni (2009)
Sibling Rivalry adalah kompetisi antara saudara kandung untuk mendapatkan
cinta kasih, afeksi dan perhatian dari satu atau kedua orang tuanya, atau untuk
mendapatkan pengakuan atau suatu yang lebih. Toilet training pada anak
merupakan suatu usaha untuk melatih anak agar mampu mengontrol dalam
melakukan buang air kecil atau buang air besar. Toilet training secara umum
dapat dilaksanakan pada setiap anak yang sudah mulai memasuki fase
kemandirian pada anak. Fase ini biasanya pada anak usia 18-24 bulan. Dalam
melakukan toilet training ini, anak membutuhkan persiapan fisik, psikologis
maupun intelektualnya. Daripersiapan tersebut anak dapat mengontrol buang
air besar dan buang air kecil secara mandiri (Hidayat, 2005 dalam Lestari,
2013).
Usia toddler (1-3 tahun) biasanya digunakan patokan oleh para ibu untuk
memulai toliet training karena pada usia tersebut hampir semua fungsi tubuh
sudah matang dan stabil, rasa ingin tahu yang besar, menaruh minat kepada
apa yang dilakukan oleh orang sekitar dan anak telah memasuki fase anal
(pusat kesenangan anak pada perilaku menahan dan juga pengeluaran
kotoran). Umumnya pengajaran toilet training yang dilakukan oleh orang tua
yaitu 31% orang tua mulai mengajarkarkan pada usia anak 18-22 bulan, 27%
mulai di usia 23-27 bulan, dan 16% di usia 28-32 bulan dan 22% di usia 32
bulan ke atas. Orang tua menunggu anak siap untuk diajari toilet training
sehingga dalam pengajaran tidak membutuhkan waktu yang lama (Warner,
2009 dalam Lestari, 2013).

B. TUJUAN PEMBELAJARAN UMUM


Setelah mengikuti serangkaian penyuluhan diharapkan Ibu yang mempunyai
anak toddler dapat memahami tentang anticiparory guidance (petunjuk
antisipasi) pada usia toddler.

C. TUJUAN PEMBELAJARAN KHUSUS


Setelah mendapatkan penyuluhan selama 15 menit diharapkan sasaran dapat:
1. Menjelaskan pengertian anticipatory guidance pada usia toddler .
2. Mengetahui karakteristik khas anak usia toddler.
3. Melatih anaknya untuk mengontrol berkemih dan defekasi.
4. Mengetahui untuk mengenalkan pada anak tentang cara berkemih dan
defekasi dengan benar sesuai kebudayaan dan nilai keluarga.
5. Menjelaskan tentang pentingnya melatih anak untuk berkemih dan
defekasi di tempat yang benar.
6. Mengajarkan pada anak tentang cara menggosok gigi dengan benar.
D. CIRI PESERTA DIDIK
Peserta didik adalah para Ibu yang memiliki anak usia toddler dengan latar
belakang pendidikan mayoritas SMP, SMA.

E. POKOK MATERI
1. Pengertian anticipatory guidance pada usia toddler .
2. Karakteristik khas anak usia toddler.
3. Cara melatih anak untuk mengontrol berkemih dan defekasi.
4. Cara mengenalkan pada anak tentang cara berkemih dan defekasi dengan
benar sesuai kebudayaan dan nilai keluarga.
5. Pentingnya melatih anak untuk berkemih dan defekasi di tempat yang
benar.
6. Cara menggosok gigi dengan benar.

F. KEGIATAN PENYULUHAN
No Waktu Kegiatan Penyuluhan Respon Peserta
1. 2 menit Pembukaan, menjelaskan Siap mendengarkan.
maksud dan tujuan
penyuluhan.
2. 5 menit. Menjelaskan materi dan Memperhatikan.
mendemonstrasikan.
3. 6 menit. Diskusi dan tanya jawab. Mengajukan pertanyaan
dan menjawab.
4. 2 menit. Penutup dan Mendengarkan dan
menyimpulkan materi. memperhatikan.

G. METODE
 Ceramah

H. MEDIA
 Leaflet

I. EVALUASI
1. Apa pengertian anticipatory guidance pada usia toddler .
2. Sebutkan karakteristik khas anak usia toddler.
3. Bagaimana cara melatih anak untuk mengontrol berkemih dan defekasi.
4. Bagaiman cara mengenalkan pada anak tentang cara berkemih dan
defekasi dengan benar sesuai kebudayaan dan nilai keluarga.
5. Apa pentingnya melatih anak untuk berkemih dan defekasi di tempat yang
benar.
6. Bagaimana cara menggosok gigi dengan benar.

MATERI
ANTICIPATORY GUIDANCE ANAK USIA TODDLER
12-24 bulan

A. Pengertian anticipatory guidance pada usia toddler .


 Anticipatory guidance adalah upaya bimbingan kepada orang tua tentang
tahapan perkembangan anak, sehingga orang tua sadar akan apa yang
terjadi dan dapat memenuhi kebutuhan sesuai dengan usia anak.
 Toilet training adalah latihan atau tahapan perkembangan anak untuk bisa
mengontrol buang air kecil/BAK dan buang air besar/BAB pada tempat
dan waktu yang sesuai.

B. Karakteristik khas anak usia toddler.


Kemampuan anak usia toddler dapat dikelompokkan menjadi :
1. Usia antara 12 bulan – 18 bulan anak mempunyai kemampuan
 Berjalan sendiri tanpa jatuh
 Dapat mengambil benda kecil sebesar biji jagung dengan ibu jari dan
telunjuk
 Dapat mengungkapkan secara sederhana
 Mulai senang naik tangga dengan bantuan
 Dapat minum sendiri dari gelas tanpa tumpah
 Belajar menyusun balok-balok
 Dapat menggunakan sendok
 Dapat membuka lembaran buku
2. Usia 18 bulan – 24 bulan kemampuannya antara lain
 Dapat menendang bola
 Dapat mencorat-coret dengan alat tulis
 Dapat menggunting
 Menunjuk bagian tubuh dengan benar
 Dapat mengunakan sendok dengan baik
 Meniru pekerjaan rumah

3. Usia antara 2 -3 tahunan anak mampu


 Berjalan naik turun tangga
 Dapat membuka pintu
 Mampu melepar pakaian sendiri, memakai baju dengan bantuan
 Makan dan minum sendiri
 Menyebut nama sendiri

C. Cara melatih anak untuk mengontrol berkemih dan defekasi.


 Ajari anak untuk mengenali adanya dorongan miksi (buang air kecil) dan
defekasi (buang air besar)
 Ajari anak untuk dapar berkomunikasi baik secara verbal maupun non
verbal yang mengindikasikan dorongan untuk miksi dan defekasi

D. Cara mengenalkan pada anak tentang cara berkemih dan defekasi dengan
benar sesuai kebudayaan dan nilai keluarga.
 Sediakan pispot dan tempatkan di kamar anak atau di kamar mandi
 Ajarkan anak duduk di pispot dengan pakaian lengkap dan jelaskan fungsi
toilet dan kapan toilet dapat digunakan
 Dilatih untuk melepas celana
 Menjelaskan kegunaan pispot dan cara mengunakan pispot
 Mendorong anak untuk berkemih sebelum tidur dan segera setelah ia
bangun tidur
 Hindari pemaksaan yang berlebihan dan respon kemarahan
Hal ini disebabkan karena tidak ada seoragpun yang dapat mengontrol
kapan dan dimana anak ingin BAK dan BAB kecuali anak itu sendiri
 Beri penghargaan pada anak yang dapat melakukan toileting dengan
sempurna
Cara mengetahui anak sudah mencapai toilet training dengan sempurna
dapat dilihat ketika anak :
 Dapat bertahan kering selana 2 jam
 Dapat duduk, berjalan dan berjongkok
 Dapat mengungkapkan secara verbal keinginan untuk BAK/BAB
E. Pentingnya melatih anak untuk berkemih dan defekasi di tempat yang benar.
Pentingnya melatih anak untuk berkemih dan defekasi di tempat yang benar
adalah untuk mencegah terbiasanya anuresis (mengompol) pada usia pra
sekolah ataupun sekolah.

F. Cara menggosok gigi dengan benar.


 Berkumur terlebih dahulu dengan menggunakan air bersih atau air matang,
berkumur hingga semua sudut mulut terbasahi.
 Buang air kumur tersebut pada tempat yang telah disediakan
 Oleskan pasta gigi pada sikat gigi secukupnya
 Gosokkan sikat gigi pada semua permukaan gigi, mulai dari depan,
samping kanan kiri, dan bagian belakang sampai bersih
 Berkumur kembali sampai busa tidak ada (bersih)
 Bersihkan mulut dengan handuk sekaligus untuk mengeringkan mulut.

DAFTAR PUSTAKA
Effendy, Nasrul. 2008. Dasar-dasar Keperawatan Kesehatan Masyarakat. Jakarta :
EGC

Friedman, M.M. 2010. Keperawatan Keluarga. Edisi 3. Jakarta : EGC

Potter, P.A, and Perry, A.G. 2013. Fundamental of Nursing. Mosby Year Book.

Soetjiningsih. 2011. Tumbuh Kembang Anak. Jakarta : EGC

Shelov, Steven P. 2009. Perawatan Untuk Bayi dan Balita. Jakarta : Arcan

Anda mungkin juga menyukai