Anda di halaman 1dari 9

LAPORAN PRAKTIKUM

PENGANTAR LISTRIK MAGNET DAN OPTIKA


PERCOBAAN 8
FOTOMETER

Oleh

Palupi Yuliyani

12302241014

PROGRAM STUI PENDIDIKAN FISIKA

JURUSAN PENDIDIKAN FISIKA

FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PNGETAHUAN ALAM

UNIVERSITAS NEGERI YOGYAKARTA

2013
I. Judul Percobaan : FOTOMETER
II. Tujuan
1. Menentukan daya bola lampu yang belum diketahui berdasarkan lampu standard.
2. Mengamati intesitas cahaya yang sama dari kedua bola lampu pada jarak tertentu melalui
fotometer.
III. Alat dan Bahan
1. Bola lampu standard berdaya 75 watt
2. Dua buah bola lampu yang belum diketahui dayanya
3. Fotometer
4. Bangku optic berskala mm
5. Pelat bercelah
IV. Dasar Teori
Untuk mengetahui daya sebuah bola lampu yang belum diketahui dayanya dapat
dilakukan dengan melakukan pengukuran intensitas cahaya dari bola lampu tersebut pada jarak
tertentu dan membandingkanya dengan intensitas cahaya bla lampu yang sudah diketahui dayanya
dengan jarak tertentu juga.
Fotometer adalah alat yang digunakan untuk mengukur intensitas sumber cahaya, dan
prinsipnya membandingkan kuat penerangan (E) dari sumber cahaya yang hendak diukur. Bila
kuat penerangan kedua sumber cahaya S1 dan S2 sama, berlaku :
ES1 = ES2 maka I1 : I2 = R12 : R22
Intensitas sebuah gelombang didefinisikan sebagai daya (energi per satuan waktu) yang
dibawa melintasi daerah yang tegak lurus terhadap aliran energy atau dapat dituliskan :
𝑃 𝑑𝑎𝑦𝑎
𝐼= =
𝐴 𝑙𝑢𝑎𝑠
𝑃
𝐼=
4. 𝜋. 𝑅 2
𝑃
Dari persamaan tersebut diketahui bahwa 𝐼~ 𝑅2
Sehingga untuk mencari daya lampu yang ebelum diketahui dapat digunakan perbandingan
intensitas cahaya :
𝑃
𝐼1 4𝜋𝑅1 2
= 𝑃
𝐼2
4𝜋𝑅2 2

Jika intensitas cahaya kedua lampu sama maka :


𝑃1 𝑃2
=
𝑅12 𝑅22
Dimana :
𝑊𝑎𝑡𝑡
I = intensitas cahaya ( )
𝑚2
P = daya lampu daya sumber 1 (watt)
R = jarak (m)
V. Data Hasil Pengamatan
Percb Daya Lampu
Standart
rs(m) rs(m)
PS (Watt)
Lampu A 1 75 53,5 x 10-2 46,5 x 10-2
2 51,5 x 10-2 43,5 x 10-2
3 40,5 x 10-2 41,0 x 10-2
4 46,0 x 10-2 39,0 x 10-2
5 43,0 x 10-2 37,0 x 10-2
Lampu B 1 75 52,5 x 10-2 47,5 x 10-2
2 50,0 x 10-2 45,0 x 10-2
3 47,0 x 10-2 43,0 x 10-2
4 44,5 x 10-2 40,5 x 10-2
5 42,0 x 10-2 38,0 x 10-2

VI. Analisis Data


Ketidakpastian alat :
1 1
1. ∆𝑟 = 2 𝑁𝑆𝑇 = 2 0,1𝑐𝑚 = 0,05𝑐𝑚 = 5.10−4 𝑚
1 1
2. ∆𝑃 = 2 𝑁𝑆𝑇 = 2 1 𝑊𝑎𝑡𝑡 = 0,5 𝑊𝑎𝑡𝑡

Rumus :

𝑃𝑆 × 𝑟𝑥2
𝑃𝑋 =
𝑟𝑠2

𝛿𝑃𝑋 𝛿𝑃𝑋 𝛿𝑃𝑋


∆𝑃𝑋 = | | |∆𝑃𝑆 | + | | |∆𝑟𝑥 | + | | |∆𝑟𝑠 |
𝛿𝑃𝑆 𝛿𝑟𝑥 𝛿𝑟𝑠

𝑟𝑋2 2. 𝑃𝑠 . 𝑟𝑥 −2. 𝑃𝑋 . 𝑟𝑥2


∆𝑃𝑋 = | 2 | |∆𝑃𝑆 | + | 2 | |∆𝑟𝑥 | + | | |∆𝑟𝑠 |
𝑟𝑆 𝑟𝑠 𝑟𝑠3

Perhitungan

Lampu A

Data 1

75(46,5 × 10−2 )2 75(2162,25 × 10−4 ) 162168,75


𝑃𝑋 = = = = 56,6 𝑊𝑎𝑡𝑡
(53,5 × 10−2 )2 2862,25 × 10−4 2862,25

(46,5.10−2 )2 2.75.46,5.10−2 −4 |
2.75(46,5.10−2 )2
∆𝑃𝑋 = | | |0,5| +| | |5.10 + |− | |5.10−4 |
(53,5.10−2 )2 (53,5.10−2 )2 (53,5.10−2 )3
2162,25.10−4 6975.10−2 −4 |
150.2162,25.10−4
∆𝑃𝑋 = | −4
| |0,5| +| −4
| |5.10 + |− −6
| |5.10−4 |
2862,25.10 2862.25.10 153130,375.10
−2
324337,5.10
∆𝑃𝑋 = |0,75||0,5| + |2,4.10−2 ||5| + |− | |5|
153130,375
∆𝑃𝑋 = 0,375 + 12.10−2 + 10,6.10−2
∆𝑃𝑋 = 0,375 + 0,12 + 0,106 = 0,601 ≈ 0,6 𝑊𝑎𝑡𝑡
Jadi 𝑃𝑋 ± ∆𝑃𝑋 = (56,6 ± 0,6)𝑊𝑎𝑡𝑡

Data 2

75(43,5 × 10−2 )2 75(1892,25 × 10−4 ) 141918,75


𝑃𝑋 = = = = 49,6 𝑊𝑎𝑡𝑡
(51,5 × 10−2 )2 2652,25 × 10−4 2652,25

(43,5.10−2 )2 2.75.43,5.10−2 −4
2.75(43,5.10−2 )2
∆𝑃𝑋 = | | |0,5| + | | |5.10 | + |− | |5.10−4 |
(51,5.10−2 )2 (51,5.10−2 )2 (51,5.10−2 )3

1892,25.10−4 6525.10−2 −4
150.1892,25.10−4
∆𝑃𝑋 = | | |0,5| + | | |5.10 | + |− | |5.10−4 |
2652,25.10−4 2652.25.10−4 136590,9.10−6
∆𝑃𝑋 = 0,37 + 12,3.10−2 + 10,3.10−2
∆𝑃𝑋 = 0,37 + 0,123 + 0,103 = 0,596 ≈ 0,6 𝑊𝑎𝑡𝑡
Jadi 𝑃𝑋 ± ∆𝑃𝑋 = (49,6 ± 0,6)𝑊𝑎𝑡𝑡

Data 3

75(41 × 10−2 )2 75(1631 × 10−4 )


𝑃𝑋 = = = 78,8 𝑊𝑎𝑡𝑡
(40 × 10−2 )2 1600 × 10−4

(41.10−2 )2 2.75.41.10−2 −4 |
2.75(41.10−2 )2
∆𝑃𝑋 = | | |0,5| + | | |5.10 + |− | |5.10−4 |
(40.10−2 )2 (40.10−2 )2 (40.10−2 )3

1631.10−4 6150.10−2 −4 |
150.1631.10−4
∆𝑃𝑋 = | | |0,5| + | | |5.10 + |− | |5.10−4 |
1600.10−4 1600.10−4 64000.10−6
∆𝑃𝑋 = 0,5 + 19,2.10−2 + 19,7.10−2
∆𝑃𝑋 = 0,5 + 0,192 + 0,197 = 0,889 ≈ 0,9 𝑊𝑎𝑡𝑡
Jadi 𝑃𝑋 ± ∆𝑃𝑋 = (78,8 ± 0,9)𝑊𝑎𝑡𝑡

Data 4

75(39 × 10−2 )2 75(1521 × 10−4 ) 114075


𝑃𝑋 = = = = 53,9 𝑊𝑎𝑡𝑡
(46 × 10−2 )2 2116 × 10−4 2116

(39.10−2 )2 2.75.39.10−2 −4
2.75(39.10−2 )2
∆𝑃𝑋 = | | |0,5| + | | |5.10 | + |− | |5.10−4 |
(46.10−2 )2 (46.10−2 )2 (46.10−2 )3
1521.10−4 5850.10−2 −4 |
150.1521.10−4
∆𝑃𝑋 = | −4
| |0,5| +| −4
| |5.10 + |− −6
| |5.10−4 |
2116.10 2116.10 97336.10
−2 −2
∆𝑃𝑋 = 0,36 + 13,8.10 + 11,7.10
∆𝑃𝑋 = 0,36 + 0,138 + 0,117 = 0,615 ≈ 0,6𝑊𝑎𝑡𝑡
Jadi 𝑃𝑋 ± ∆𝑃𝑋 = (53,9 ± 0,6)𝑊𝑎𝑡𝑡

Data 5

75(37 × 10−2 )2 75(1369 × 10−4 ) 102675


𝑃𝑋 = = = = 55,5 𝑊𝑎𝑡𝑡
(43 × 10−2 )2 1849 × 10−4 1849

(37.10−2 )2 2.75.37.10−2 −4 |
2.75(37.10−2 )2
∆𝑃𝑋 = | | |0,5| + | | |5.10 + |− | |5.10−4 |
(43.10−2 )2 (43.10−2 )2 (43.10−2 )3

1369.10−4 5550.10−2 −4 |
150.1369.10−4
∆𝑃𝑋 = | | |0,5| + | | |5.10 + |− | |5.10−4 |
1849.10−4 1849.10−4 79507.10−6
∆𝑃𝑋 = 0,37 + 15.10−2 + 12,9.10−2
∆𝑃𝑋 = 0,37 + 0,15 + 0,129 = 0,65 𝑊𝑎𝑡𝑡
Jadi 𝑃𝑋 ± ∆𝑃𝑋 = (55,50 ± 0,65)𝑊𝑎𝑡𝑡

LAMPU B

Data 1

75(47,5 × 10−2 )2 75(2259,25 × 10−4 ) 169200


𝑃𝑋 = = = = 61,4 𝑊𝑎𝑡𝑡
(52,5 × 10−2 )2 2756,25 × 10−4 2756,25

(47,5.10−2 )2 2.75.47,5.10−2 −4 |
2.75(47,5.10−2 )2
∆𝑃𝑋 = | | |0,5| +| | |5.10 + |− | |5.10−4 |
(52,5.10−2 )2 (52,5.10−2 )2 (52,5.10−2 )3

2259,25.10−4 7125.10−2 −4
150.2256,25.10−4
∆𝑃𝑋 = | | |0,5| + | | |5.10 | + |− | |5.10−4 |
2756,25.10−4 2756,25.10−4 144703,125.10−6
∆𝑃𝑋 = 0,4 + 12,9.10−2 + 11,7.10−2
∆𝑃𝑋 = 0,4 + 0,129 + 0,117 = 0,65 𝑊𝑎𝑡𝑡
Jadi 𝑃𝑋 ± ∆𝑃𝑋 = (61,40 ± 0,65)𝑊𝑎𝑡𝑡

Data 2

75(45 × 10−2 )2 75(2025,25 × 10−4 ) 151875


𝑃𝑋 = = = = 60,75 𝑊𝑎𝑡𝑡
(50 × 10−2 )2 2500 × 10−4 2500

(45.10−2 )2 2.75.45.10−2 −4 |
2.75(45.10−2 )2
∆𝑃𝑋 = | | |0,5| + | | |5.10 + |− | |5.10−4 |
(50.10−2 )2 (50.10−2 )2 (50.10−2 )3
2025,25.10−4 6750.10−2 −4 |
150.2025,25.10−4
∆𝑃𝑋 = | −4
| |0,5| +| −4
| |5.10 + |− −6
| |5.10−4 |
2500.10 2500.10 125000.10
−2 −2
∆𝑃𝑋 = 0,4 + 13,5.10 + 12,25.10
∆𝑃𝑋 = 0,4 + 0,135 + 0,1225 = 0,66 𝑊𝑎𝑡𝑡
Jadi 𝑃𝑋 ± ∆𝑃𝑋 = (60,75 ± 0,66)𝑊𝑎𝑡𝑡

Data 3

75(43 × 10−2 )2 75(1849 × 10−4 ) 138675


𝑃𝑋 = = = = 62,8 𝑊𝑎𝑡𝑡
(47 × 10−2 )2 2209 × 10−4 2209

(43.10−2 )2 2.75.43.10−2 −4 |
2.75(43.10−2 )2
∆𝑃𝑋 = | | |0,5| + | | |5.10 + |− | |5.10−4 |
(47.10−2 )2 (47.10−2 )2 (47.10−2 )3

1849.10−4 6450.10−2 −4 |
150.1849.10−4
∆𝑃𝑋 = | | |0,5| + | | |5.10 + |− | |5.10−4 |
2209.10−4 2209.10−4 103823.10−6
∆𝑃𝑋 = 0,4 + 14,6.10−2 + 13,36.10−2
∆𝑃𝑋 = 0,4 + 0,146 + 0,1236 = 0,68 𝑊𝑎𝑡𝑡
Jadi 𝑃𝑋 ± ∆𝑃𝑋 = (62,80 ± 0,68)𝑊𝑎𝑡𝑡

Data 4

75(40,5 × 10−2 )2 75(1640,25 × 10−4 ) 138675


𝑃𝑋 = = = = 62,8 𝑊𝑎𝑡𝑡
(44,5 × 10−2 )2 1980,25 × 10−4 2209

(40,5.10−2 )2 2.75.40,5.10−2 −4
2.75(40,5.10−2 )2
∆𝑃𝑋 = | | |0,5| + | | |5.10 | + |− | |5.10−4 |
(44,5.10−2 )2 (44,5.10−2 )2 (44,5.10−2 )3

1640,25.10−4 6075.10−2 −4
150.1640,25.10−4
∆𝑃𝑋 = | | |0,5| + | | |5.10 | + |− | |5.10−4 |
1980,25.10−4 1980,25.10−4 88121,125.10−6
∆𝑃𝑋 = 0,4 + 15,34.10−2 + 14.10−2
∆𝑃𝑋 = 0,4 + 0,1534 + 0,14 = 0,6934 𝑊𝑎𝑡𝑡 ≈ 0,7 𝑊𝑎𝑡𝑡
Jadi 𝑃𝑋 ± ∆𝑃𝑋 = (62,0 ± 0,7)𝑊𝑎𝑡𝑡

Data 5

75(38 × 10−2 )2 75(1444 × 10−4 ) 108300


𝑃𝑋 = = = = 61,4 𝑊𝑎𝑡𝑡
(42 × 10−2 )2 1764 × 10−4 1764

(38.10−2 )2 2.75.38.10−2 −4 |
2.75(38.10−2 )2
∆𝑃𝑋 = | | |0,5| + | | |5.10 + |− | |5.10−4 |
(42.10−2 )2 (42.10−2 )2 (42.10−2 )3
1444.10−4 5700.10−2 −4 |
150.1444.10−4
∆𝑃𝑋 = | −4
| |0,5| +| −4
| |5.10 + |− −6
| |5.10−4 |
1764.10 1764.10 74088.10
−2 −2
∆𝑃𝑋 = 0,4 + 16.10 + 14,6.10
∆𝑃𝑋 = 0,4 + 0,16 + 0,146 = 0,706 𝑊𝑎𝑡𝑡 ≈ 0,7 𝑊𝑎𝑡𝑡
Jadi 𝑃𝑋 ± ∆𝑃𝑋 = (61,4 ± 0,7)𝑊𝑎𝑡𝑡

VII. Kesimpulan
Dari hasil percobaan dan analisis dapat disimpulkan bahwa :
1. Intensitas cahaya lampu standart dan intensitas lampu yang belum diketahui dayanya sama
pada jarak :
Percb
rs(m) rs(m)
-2 -2
Lampu A 1 (53,5 x10 ± 0,05x10 ) (46,5 x 10-2± 0,05x10-2)
-2 -2
2 (51,5 x 10 ± 0,05x10 ) (43,5 x 10-2± 0,05x10-2)
3 (40,5 x 10-2± 0,05x10-2) (41,0 x 10-2± 0,05x10-2)
-2 -2
4 (46,0 x 10 ± 0,05x10 ) (39,0 x 10-2± 0,05x10-2)
5 (43,0 x 10-2± 0,05x10-2) (37,0 x 10-2± 0,05x10-2)
Lampu B 1 (52,5 x 10-2± 0,05x10-2) (47,5 x 10-2± 0,05x10-2)
-2 -2
2 (50,0 x 10 ± 0,05x10 ) (45,0 x 10-2± 0,05x10-2)
3 (47,0 x 10-2± 0,05x10-2) (43,0 x 10-2± 0,05x10-2)
-2 -2
4 (44,5 x 10 ± 0,05x10 ) (40,5 x 10-2± 0,05x10-2)
5 (42,0 x 10-2± 0,05x10-2) (38,0 x 10-2± 0,05x10-2)
2. Daya lampu X (lampu yang dicari dayanya) menurut hasil anaisis data adalah :
Percb P (Watt)
Lampu A 1 (56,6 ± 0,6)
2 (49,6 ± 0,6)
3 (78,8 ± 0,9)
4 (53,9 ± 0,6)
5 (55,50 ± 0,65)
Lampu B 1 (61,40 ± 0,65)
2 (60,75 ± 0,66)
3 (62,80 ± 0,68)
4 (62,0 ± 0,7)
5 (61,4 ± 0,7)

VIII. Pembahasan
Percobaan fotometer ini bertujuan untuk mengetahui daya bola lampu berdasarkan lampu
standard dan mengamati intesitas cahaya yang sama dari kedua bola lampu tersebut pada jarak
tertentu. Untuk mengetahui daya bola lampu berdasarkan lampu standard, kita dapat
menggunakan perbandingan intensitas cahaya kedua bola lampu dengan syarat intensitas kedua
bola lampu sama. Untuk menengantur agar intensitas cahaya bola lampu sama maka kita harus
menggeser fotometer sedemikian rupa sampai kedua tabir fotometer menunjukkan intensitas
cahaya yang sama. Pada percobaan ini ada dua buah bola lampu yang ingin diketahui dayanya
(lampu A dan lampu B)
Pada percobaan yang telah kami lakukan intensitas cahaya lampu A dengan lampu standart sama
pada jarak
Percb
rs(m) rs(m)
-2 -2
Lampu A 1 (53,5 x10 ± 0,05x10 ) (46,5 x 10-2± 0,05x10-2)
2 (51,5 x 10-2± 0,05x10-2) (43,5 x 10-2± 0,05x10-2)
-2 -2
3 (40,5 x 10 ± 0,05x10 ) (41,0 x 10-2± 0,05x10-2)
4 (46,0 x 10-2± 0,05x10-2) (39,0 x 10-2± 0,05x10-2)
-2 -2
5 (43,0 x 10 ± 0,05x10 ) (37,0 x 10-2± 0,05x10-2)
Dari lima kali pengulangan ada satu data yang sedikit menyimpang yaitu pada percobaan ketiga
dimana rs adalah 40,5 dan rx adalah 41,0 padahal jarak antara lampu A dan B adalah 100 cm.
Sedangkan pada percobaan yang telah kami lakukan intensitas cahaya lampu b dengan lampu
standart sama pada jarak
Percb
rs(m) rs(m)
-2 -2
Lampu B 1 (52,5 x 10 ± 0,05x10 ) (47,5 x 10-2± 0,05x10-2)
-2 -2
2 (50,0 x 10 ± 0,05x10 ) (45,0 x 10-2± 0,05x10-2)
3 (47,0 x 10-2± 0,05x10-2) (43,0 x 10-2± 0,05x10-2)
-2 -2
4 (44,5 x 10 ± 0,05x10 ) (40,5 x 10-2± 0,05x10-2)
5 (42,0 x 10-2± 0,05x10-2) (38,0 x 10-2± 0,05x10-2)
Berdasarkan hasil analisis, daya lampu A dan lampu B adalah

Percb P (Watt)
Lampu A 1 (56,6 ± 0,6)
2 (49,6 ± 0,6)
3 (78,8 ± 0,9)
4 (53,9 ± 0,6)
5 (55,50 ± 0,65)
Lampu B 1 (61,40 ± 0,65)
2 (60,75 ± 0,66)
3 (62,80 ± 0,68)
4 (62,0 ± 0,7)
5 (61,4 ± 0,7)
Dari hasil tersebut daya lampu A pada percobaan ketigalah yang paling menyimpang.

Penyimpangan-penyimpangan hasil percobaan maupun analisis ini dapat terjadi karena beberapa
faktor diantaranya :

1. Posisi awal lampu standart dan lampu yang akan dicari dayanya tidak tepat pada titik nol.
Sehingga memungkinkan terjadi kekeliruan dalam mengukur jarak keduanya.
2. Pembulatan hasil perhitungan juga dapat berpengaruh pada hasil perhitungan.
3. Ketidaktelitian pengamat.
4. Keterbatasan pengamat dalam melihat atau menyamakan tabir fotometer.
5. Kabel yang menghubungkan antara lampu dengan sumber listrik yang tidak terlalu panjang
mengakibatkan lampu bisa bergerak sendiri (tertarik).
IX. Tugas
1. Tentukan daya lampu yang belum diketahui!
Jawab :
Percb P (Watt)
Lampu A 1 (56,6 ± 0,6)
2 (49,6 ± 0,6)
3 (78,8 ± 0,9)
4 (53,9 ± 0,6)
5 (55,50 ± 0,65)
Lampu B 1 (61,40 ± 0,65)
2 (60,75 ± 0,66)
3 (62,80 ± 0,68)
4 (62,0 ± 0,7)
5 (61,4 ± 0,7)

X. Daftar Pustaka
Budiyanto, joko. 2009. FISIKA : Untuk SMA/MA Kelas XII. Jakarta: Pusat Perbukuan,
Departemen Pendidikan Nasional.
Giancoli, Douglas C. 2001. FISIKA/Edisi kelima, Jilid 1. Jakarta: Erlangga.
Tim Fisika Dasar. 2013. Petunjuk Praktikum Pengantar lastrik magnet dan Optika. Yogyakarta:
Jurusan Pendidikan Fisika FMIPA UNY.
Tipler, Paul A. 2001. Fisika, Jilid 2. Alih bahasa, Bambang Soegijono. Jakarta: Erlangga.

Anda mungkin juga menyukai