PLN
AREA PELAYANAN JARINGAN MALANG DENGAN METODE
GABUNGAN
Pradana Anoraga Tinto¹, Ir. Unggul Wibawa, MSc.², Dr. Ir. Harry Soekotjo Dachlan, MSc³
¹Mahasiswa Teknik Elektro, ¸²·³Dosen Teknik Elektro, Universitas Brawijaya
Jalan MT. Haryono 167, Malang 65145, Indonesia
E-mail: raga_prosesor2008@yahoo.com
1
c) Mengetahui pertumbuhan total beban energi pada industri akan mengubah pola operasional
listrik Area Pelayanan dan Jaringan Malang industri tersebut. Dengan demikian pemakaian istrik
pada sepuluh tahun kedepan pada beban puncak akan berkurang
2
4.1 Sektor Rumah Tangga 4.5 Total Konsumsi Energi Listrik pada
a. Jumlah pelanggan sektor rumah tangga [5][8]: Beban Puncak
PRTt=PRTt-1*(1+CFH*gE/100) (2-1) Prakiraan total konsumsi energi
diperoleh dengan rumus sebagai berikut [5]:
CFH= (2-2) ETt = ERTt + EBt + EPt + EIt (2-17)
B= (2-8)
a = Y- b. X (2-21)
P= (2-12)
Pengolahan Data
4.4 Sektor Industri
a. Pelanggan Industri
Prakiraan pelanggan untuk sektor industri Analisis Data
ditentukan dengan rumus sebagai berikut [5][8]:
PIt = PIt-1 *(1+CFI*gI/100) (2-13)
Kesimpulan dan Saran
CFI= (2-14) Gambar 1 diagram alir metodologi peneltian
1. Studi Literatur
b. Jumlah konsumsi energi listrik sektor industri Studi literatur yang dilakukan adalah untuk
[5] : mempelajari dan memahami konsep yang terkait
EIt = EIt-1 *(1+ I*gI/100) (2-15) dengan beberapa hal berikut:
a) Energi listrik
I = (2-16) b) Sistem transmisi dan distribusi
c) Beban Dalam Sistem Energi Listrik
d) Karakteristik Beban Energi Listrik
3
e) Prakiraan Pertumbuhan Beban Energi Listrik
f) Model Pendekatan 5. Kesimpulan dan Saran
Sebagai akhir dari kegiatan penelitian ini
g) Parameter Prakiraan Pertumbuhan Beban Listrik
disusunlah suatu kesimpulan dari semua proses
h) Perhitungan Prakiraan Kebutuhan Energi Listrik analisis yang telah dilakukan, serta saran agar
kedepannya hasil yang diperoleh bisa digunakan
2. Survey Dan Pengambilan Data Yang untuk target pelayanan (sambungan baru), dan target
Diperlukan pengusahaan energi berdasar pada prakiraan beban
Survey dilakukan untuk melihat keadaan eksis yang dilayani oleh APJ Malang. Sehingga pelayanan
pengusahaan listrik pada PLN APJ Malang terkait energi listrik tetap terjamin. Serta untuk peniltian
jumlah pelanggan, jumlah enregi lsitrik yang berikutnya yang berhubungan dengan perencanaan
terpakai, serta beberapa gardu induk untuk melihat jaringan distribusi listrik.
keadaan pembebanan trafo. Pengambilan data
dilakukan pada dua sumber data (BPS dan PLN) IV. ANALISIS DAN PEMBAHASAN
untuk mendukung perhitungan prakiraan yang sesuai
dengan metode DKL 3.2. Karena APJ Malang Setelah pengolahan data yang didapat dari BPS
meliputi 3 wilayah pemerintahan yaitu: Kota Malang, dan bagian pengusahaan APJ PLN Malang maka
Kabupaten Malang, dan Kota Batu maka sumber data dengan persamaan (2-1) hingga persamaan (2-22)
yang terkait dengan data pemerintahan ataupun didapatkan hasil sebagai berikut:
pembangunan (pertumbuhan PDRB) di ambil dari 3 a) Jumlah pelanggan PLN APJ Malang:
BPS yang berbeda dan diambil rata-rata dari 3
wilayah pemerintahan tersebut. Sedangkan batasan 1,200,000
4
menghitung jumlah konsumsi energi listrik pada PLN 6,84 % setiap tahunnya, dengan besar konsumsi
APJ Malang berikut hasil yang didapatkan: energi listrik sebesar 1.873 GWh pada tahun 2012
tumbuh menjadi 3.631 GWh pada tahun 2022.
e
4000 Total konsumsi energi listrik seluruh sektor pada
n
e
3000 perhitungan sebelumnya adalah energi yang telah
r
g 2000
sampai pada konsumen sedangkan kebutuhan energi
i
G listrik adalah penjumlahan antara konsumsi konsumsi
W 1000
l
i
h energi listrik dengan susut energi yang terjadi di
s
t
0 jaringan distribusi PLN APJ Malang. Dengan asumsi
r
i
susut energi pada jaringan distribusi sebesar 6%
k
rumah tangga (GWh) bisnis (GWh) tahun (target PLN APJ Malang) maka dengan persamaan
umum (GWh) industri (GWh)
total (GWh)
(2-20) akan didapatkan pertumbuhan kebutuhan
Gambar 3 Pertumbuhan konsumsi energi total energi listrik setiap tahunnya:
4000
konsumsi energi listrik sektor rumah tangga l
i
mengalami kenaikan setiap tahunnya antara 4,92% e
s
t
3000
n
pada tahun 2008 hingga 8,32% pada tahun 2011 e
r
i 2000
r
dengan rata-rata pertumbuhan konsumsi sebesar g
k
(
i
7,05%. Hal ini sejalan dengan pertumbuhan jumlah G
W
1000
)
tahunnya.sesuai dengan persamaan 2-3 bahwa
pertumbuhan konsumsi sektor rumah tangga
kebutuhan energi listrik… tahun
dipengaruhi oleh pertumbuhan PDRB (5,84%),
Gambar 4 Pertumbuhan kebutuhan energi listrik total
elastisitas sektor rumah tangga (0,93 %), Unit
konsumsi rumah tangga, dan selisih pelangggan
Seperti pada gambar 4 dapat diketahui bahwa
rumah tangga.
pertumbuhan kebutuhan energi pada PLN APJ
Konsumsi energi listrik sektor bisnis mengalami
Malang rata-rata setiap tahunnya sebesar 6,35%
kenaikan setiap tahunnya dengan rata-rata
dengan prakiraan kebutuhan listrik sebesar 1.873
pertumbuhan konsumsi sebesar 8,45%. Hal ini
GWh pada tahun 2012 tumbuh menjadi 3.631 GWh
sejalan dengan pertumbuhan jumlah pelanggan yang
pada tahun 2022.
mengalami kenaikan setiap tahunnya. Sesuai dengan
persamaan 2-7 bahwa pertumbuhan konsumsi sektor
rumah tangga dipengaruhi oleh pertumbuhan PDRB
V PENUTUP
(7,54%), elastisitas sektor rumah tangga (1,19).
Konsumsi energi listrik sektor umum mengalami
kenaikan setiap tahunnya dengan rata-rata 1. Kesimpulan
pertumbuhan konsumsi sebesar 5,21 %. Hal ini Berdasar perhitungan dan analisis dari prakiraan
sejalan dengan pertumbuhan jumlah pelanggan yang kebutuhan energi tahun 2012- 2022 pada PT. PLN
mengalami kenaikan setiap tahunnya sesuai dengan APJ Malang didapatkan kesimpulan sebagai berikut:
persamaan 2-11 bahwa pertumbuhan konsumsi sektor a) Pertumbuhan konsumsi energi paling besar
umum dipengaruhi oleh pertumbuhan PDRB adalah sektor bisnis dengan pertumbuhan konsumsi
(7,76%), elastisitas sektor umum (1,45). rata-rata setiap tahunnya 8,45 %. Hal ini dikarenakan
Konsumsi energi listrik sektor industri pada sektor bisnis memiliki elastisitas energi yang
mengalami kenaikan setiap tahunnya dengan rata-rata terbesar yaitu sebesar 1,19. Artinya sektor bisnis
pertumbuhan konsumsi sebesar 3,49 %. Hal ini memiliki pertumbuhan energi listrik paling besar
sejalan dengan pertumbuhan jumlah pelanggan yang untuk meningkatkan pertumbuhan ekonominya.
mengalami kenaikan setiap tahunnya.sesuai dengan Sedangkan dalan jumlah konsumsi energi terbesar
persamaan 2-13 bahwa pertumbuhan konsumsi sektor ada pada sektor rumah tangga yaitu 928 GWh pada
industri dipengaruhi oleh pertumbuhan PDRB tahun 2012 tumbuh menjadi 1.931 GWh pada tahun
(5,22%), elastisitas sektor industri (0,69). 2022.
Hal yang menarik perhatian adalah jumlah b) Pelanggan dengan daya 450VA dan lebih kecil
konsumsi energi sektor industri ternyata pada taun dari 450VA pada sektor rumah tangga, bisnis, dan
2022 jumlahnya tersalip oleh jumlah konsumsi energi umum mengalami penurunan jumlah pelanggan pada
sektor bisnis, hal ini terjadi karena pertumbuhan sepuuh tahun kedepan, dikarenakan pelanggan lama
PDRB pada sektor bisnis dan elastisitas pada sektor cenderung menambah daya yang lebih tinggi (lebih
bisnis lebih besar dari pada sektor industri. dari 450 VA) dan pelanggan baru memilih daya lebih
Pertumbuhan total konsumsi energi rata-rata sebesar dari 450 VA.
5
c) Pertumbuhan total beban energi listrik Area [12] Lubis, Abu Bakar. Drs., MSc.,APU.,
Pelayanan dan Jaringan setiap pada sepuluh tahun Prof.2006. Pengembangan Sistem
kedepan rata-rata sebesar 6,84%. Pada tahun 2012 Kelistrikan Dalam Pembangunan Nasional
sebesar 1.896 GWh tumbuh menjadi 3.677 GWh Jangka Panjang.
pada tahun 2022. [13] Nugroho, Agung. 2011. Perkiraan Energi
Listrik. Semarang: Universitas Diponegoro
[14] Stevenson, William D. Jr.1984 Analisis
5.2 Saran Sistem Tenaga Listrik , cetakan IV,
Sebaiknya metode DKL 3.2 digunakan terjemahan Ir Kamal Idris. Jakarta: Erlagga
untuk bagian pelanggan yang mengalami kenaikan [15] Zuhal. 2004. Prinsip Dasar Elektroteknik.
jumlah pelanggan, dan metode kecenderungan Bandung: Bina
digunakan untuk bagian pelanggan yang mengalami
penurunan jumlah pelanggan.
DAFTAR PUSTAKA
6
LAMPIRAN
Untuk persamaan 2-1 dan 2-2 Untuk persamaan 2-11 dan 2-12
PRTt = Jumlah pelanggan sektor rumah EPt = Total konsumsi energi listrik
tangga pada tahun t sektor umum pada tahun t
PRTt-1 = Jumlah pelanggan sektor rumah (kWh)
tangga pada tahun sebelum t EPt-1 = Total konsumsi energi listrik
gE = Pertumbuhan PDRB total sektor umum sebelum tahun t
CFH = Faktor pelanggan rumah tangga (kWh)
P = Elastisitas energi listrik sektor
Untuk persamaan 2-3 dan 2-4 umum
ERT = Total konsumsi energi listrik
sektor rumah tangga pada Untuk persamaan 2-13 dan 2-14
tahun t (kWh) PIt = Jumlah pelanggan sektor
ERTt-1 = Total konsumsi energi listrik industri pada tahun t
sektor rumah tangga pada tahun PIt-1 = Jumlah pelanggan sektor
sebelum t(kWh) industri pada tahun ke t –1
RT = Elastisitas energi sektor rumah gI = Pertumbuhan PDRB sektor
tangga industri tahun t
∆PRT = Delta pelanggan sektor rumah
tangga Untuk persamaan 2-15 dan 2-16
UK = Unit konsumsi sektor rumah EIt = Total konsumsi energi listrik
tangga (kWh/pelanggan) sektor industri pada tahun t
(kWh)
Untuk persamaan 2-5 dan 2-6 EIt-1 = Total konsumsi energi listrik
PBt = Jumlah pelanggan sektor bisnis sektor industri sebelum tahun t
pada tahun t (kWh)
PBt-1 = Jumlah pelanggan sektor bisnis I = Elastisitas energi sektor industri
pada tahun sebelum t
CFB = Faktor pelanggan sektor bisnis Untuk persamaan 2-17 dan 2-18
gB = Pertumbuhan PDRB sektor PTt = Total kebutuhan energi listrik
bisnis pada tahun ke t
ETt = Total konsumsi energi listrik
Untuk persamaan 2-7 dan 2-8 pada tahunke t
EBt = Total konsumsi energi listrik SEt = Susut energi pada tahun ke t
sektor bisnis pada tahun t
(kWh) Untuk persamaan 2-19, 2-20 dan 2-21
EBt-1 =Total konsumsi energi listrik Yi = total pelanggan pada tahun ke-i
sektor bisnis pada tahun (2007 adalah tahun pertama)
sebelum t (kWh) Xi = tahun ke-i (2007 adalah tahun
B = Elastisitas energi listrik sektor pertama)
Bisnis Y = rata-rata Yi
X = rata-rata Xi
Untuk persamaan 2-9 dan 2-10
PPt = Jumlah pelanggan sektor umum
pada tahun t
PPt-1 = Jumlah pelanggan sektor umum
pada tahun sebelum t
CFP = Faktor pelanggan sektor umum
gP = Pertumbuhan PDRB sektor
umum