Bu Putri Hernia
Bu Putri Hernia
PENDAHULUAN
2.3. Etiologi
Menurut Giri Made Kusala (2009), hal-hal yang dapat menyebabkan terjadinya hernia adalah:
a. Umur
Penyakit ini dapat diderita oleh semua kalangan tua, muda, pria maupun wanita. Pada
Anak – anak penyakit ini disebabkan karena kurang sempurnanya procesus vaginalis untuk
menutup seiring dengan turunnya testis. Pada orang dewasa khususnya yang telah berusia
lanjut disebabkan oleh melemahnya jaringan penyangga usus atau karena adanya penyakit
yang menyebabkan peningkatan tekanan dalam rongga perut (Giri Made Kusala, 2009).
b. Jenis Kelamin
Hernia yang sering diderita oleh laki – laki biasanya adalah jenis hernia Inguinal.
Hernia Inguinal adalah penonjolan yang terjadi pada daerah selangkangan, hal ini disebabkan
oleh proses perkembangan alat reproduksi. Penyebab lain kaum adam lebih banyak terkena
penyakit ini disebabkan karena faktor profesi, yaitu pada buruh angkat atau buruh pabrik.
Profesi buruh yang sebagian besar pekerjaannya mengandalkan kekuatan otot
mengakibatkan adanya peningkatan tekanan dalam rongga perut sehingga menekan isi hernia
keluar dari otot yang lemah tersebut (Giri Made Kusala, 2009).
c. Penyakit penyerta
Penyakit penyerta yang sering terjadi pada hernia adalah seperti pada kondisi
tersumbatnya saluran kencing, baik akibat batu kandung kencing atau pembesaran prostat,
penyakit kolon, batuk kronis, sembelit atau konstipasi kronis dan lain-lain. Kondisi ini dapat
memicu terjadinya tekanan berlebih pada abdomen yang dapat menyebabkan keluarnya usus
melalui rongga yang lemah ke dalam kanalis inguinalis.
d. Keturunan
Resiko lebih besar jika ada keluarga terdekat yang pernah terkena hernia.
e. Obesitas
Berat badan yang berlebih menyebabkan tekanan berlebih pada tubuh, termasuk di
bagian perut. Ini bisa menjadi salah satu pencetus hernia. Peningkatan tekanan tersebut dapat
menjadi pencetus terjadinya prostrusi atau penonjolan organ melalui dinding organ yang
lemah.
f. Kehamilan
Kehamilan dapat melemahkan otot di sekitar perut sekaligus memberi tekanan lebih
di bagian perut. Kondisi ini juga dapat menjadi pencetus terjadinya hernia.
g. Pekerjaan
Beberapa jenis pekerjaan yang membutuhkan daya fisik dapat menyebabkan
terjadinya hernia. Contohnya, pekerjaan buruh angkat barang. Aktivitas yang berat dapat
mengakibatkan peningkatan tekanan yang terus-menerus pada otot-otot abdomen.
Peningkatan tekanan tersebut dapat menjadi pencetus terjadinya prostrusi atau penonjolan
organ melalui dinding organ yang lemah.
h. Kelahiran prematur
Bayi yang lahir prematur lebih berisiko menderita hernia inguinal daripada bayi yang
lahir normal karena penutupan kanalis inguinalis belum sempurna, sehingga memungkinkan
menjadi jalan bagi keluarnya organ atau usus melalui kanalis inguinalis tersebut. Apabila
seseorang pernah terkena hernia, besar kemungkinan ia akan mengalaminya lagi.(Giri Made
Kusala, 2009).
2.4. Klasifikasi Hernia
2.4.1. Berdasarkan Terjadinya
a). Hernia Bawaan atau Kongenital
Kanalis inguinalis adalah kanal yang normal pada fetus. Pada bulan ke-8 kehamilan,
terjadi desensus testis melalui kanal tersebut. Penurunan testis tersebut akan menarik
peritonium ke daerah skrotum sehingga terjadi penonjolan peritoneum yang disebut dengan
prosesus vaginalis peritonei. Pada bayi yang sudah lahir, umumnya prosesus ini telah
mengalami obliterasi sehingga isi rongga perut tidak dapat melalui kanalis tersebut. Namun
dalam beberapa hal, kanalis ini tidak menutup. Karena testis kiri turun terlebih dahulu, maka
kanalis inguinalis kanan lebih sering terbuka. Bila kanalis kiri terbuka maka biasanya yang
kanan juga terbuka. Dalam keadaan normal, kanalis yang terbuka ini akan menutup pada usia
2 bulan. Bila prosesus terbuka terus (karena tidak mengalami obliterasi) akan timbul hernia
inguinalis lateralis kongenital. Pada orang tua kanalis tersebut telah menutup. Namun karena
merupakan lokus minoris resistensie, maka pada keadaan yang menyebabkan tekanan intra-
abdominal meningkat, kanal tersebut dapat terbuka kembali dan timbul hernia inguinalis
lateralis akuisita (Erfandi, 2009).
b). Hernia dapatan atau akuisita (acquisitus = didapat)
Hernia kongenital / bawaan ditemukan pada bayi sedangkan hernia akuisita / didapat,
terutama akibat kelemahan otot dinding perut ditemukan pada orang dewasa. Proses
terjadinya hernia eksternal pada bayi umumnya disebabkan penyakit kongenital, yakni
penyakit yang muncul ketika bayi dalam kandungan dan umumnya tidak diketahui
penyebabnya (Erfandi, 2009).
2.10. Komplikasi
1. Terjadi perlekatan antara isi hernia dengan kantong hernia, sehingga isi hernia tidak
dapat dimasukkan kembali (hernia inguinalis lateralis ireponibilis). Pada keadaan ini belum
ada gangguan penyaluran isi usus.
2. Terjadi penekanan pada cincin hernia, akibatnya makin banyak usus yang masuk. Cincin
hernia menjadi relatif sempit dan dapat menimbulkan gangguan penyaluran isi usus.Keadaan
ini disebut hernia inguinalis lateralis incarcerata.
3. Bila incarcerata dibiarkan, maka timbul edema sehingga terjadi penekanan pembuluh
darah dan terjadi nekrosis. Keadaan ini disebut hernia inguinalis lateralis strangulata.
4. Timbul edema bila terjadi obstruksi usus yang kemudian menekan pembuluh darah dan
kemudian timbul nekrosis.
5. Bila terjadi penyumbatan dan perdarahan akan timbul perut kembung, muntah dan
obstipasi.
6. Kerusakan pada pasokan darah, testis atau saraf jika pasien laki-laki,
7. Pendarahan yang berlebihan/infeksi luka bedah,
8. Komplikasi lama merupakan atropi testis karena lesi.
9. Bila isi perut terjepit dapat terjadi: shock, demam, asidosis metabolik, abses.
2.11. Pencegahan
Menurut Jennifer (2007), pencegahan hernia adalah :
a) Usahakan untuk mempertahankan berat tubuh yang sehat
Hal ini dapat membantu mengurangi tekanan pada otot di bagian perut.
b) Konsumsi makanan yang mengandung serat tinggi
Seperti : Buah-buahan, sayuran, dan makanan yang terbuat dari gandum sangat disarankan
untuk dikonsumsi. Makanan tersebut mengandung banyak serat yang membantu mencegah
konstipasi dan mengurangi tekanan di bagian perut.
c) Hindari mengangkat barang yang terlalu berat
Jika harus mengangkat barang berat, lakukan dengan cara yang benar. Postur tubuh yang
tepat saat mengangkat barang berat, yakni tekuk lutut Anda dan hindari membungkuk untuk
mengurangi tekanan.
d) Hindari tekanan Intra abdomen
Seperti batuk kronis dan mengejan yang dapat mencetuskan hernia.
b. Post Op
NO DATA ETIOLOGI PROBLEM
1. Ds : – Diskontuinitas Resiko infeksi
Do : adanya insisi pembedahan jaringan sekunder
dengan pembedahan
2. Ds : pasien mengatakan tidak Nyeri akut sekunder Gangguan pola tidur
bisa tidur dengan post op
Do : – Waktu tidur pasien 4
jam
– Pasien nampak mengantuk
– Pucat dan lelah
2.12.3. Diagnosa
a. Pre op
1. Gangguan rasa nyaman (nyeri) berhubungan dengan terjepitnya hernia .
2. Nutrisi kurang dari kebutuhan berhubungan dengan anoreksia.
3. Ansietas berhubungan dengan proses pembedahan.
b. Post op
1. Resiko infeksi berhubungan dengan diskontuinitas jaringan sekunder dengan
pembedahan.
2. Gangguan pola tidur berhubungan dengan nyeri akut sekunder dengan post op.
BAB III
PENUTUP
3.1. Kesimpulan
3.1.1. Definisi Hernia
Istilah hernia berasal dari bahasa Latin, yaitu herniae, yang berarti penonjolan isi
suatu rongga melalui jaringan ikat tipis yang lemah pada dinding rongga. Dinding rongga
yang lemah itu membentuk suatu kantong dengan pintu berupa cincin. Gangguan ini sering
terjadi di daerah perut dengan isi yang keluar berupa bagian dari usus (Giri Made Kusala,
2009).
3.1.3. Klasifikasi :
a. Berdasarkan terjadinya : Hernia bawaan dan didapat
b. Berdasarkan sifatnya : Hernia reponibel , ireponibel dan strangulata.
c. Berdasarkan letaknya : Hernia femoralis, umbilikalis, sikatris dan inguinalis.
3.2. Saran
3.2.1. Bagi Mahasiswa
Meningkatkan kualitas belajar dan memperbanyak literatur dalam pembuatan makalah
agar dapat membuat makalah yang baik dan benar
3.2.2. Bagi Pendidikan
Bagi dosen pembimbing agar dapat memberikan bimbingan yang lebih baik dalam
pembuatan makalah selanjutnya.
https://makalahkeperawatan.wordpress.com/2012/10/23/makalah-hernia/
Brunner & Sudarth, 2002. “Keperawatan medikal bedah” edisi 8,volume 2, Jakarta : EGC
Doenges, Marilynn E. 1999. Rencana Asuhan Keperawatan untuk perencanaan dan
pendokumentasian perawatan pasien. Jakarta : EGC.
Kapita Selekta Kedokteran.Edisi III. 2000.MedicaAesculaplus FK UI.
Keperawatan Medikal Bedah. Swearingen. Edisi II. 2001. EGC