Jelajahi eBook
Kategori
Jelajahi Buku audio
Kategori
Jelajahi Majalah
Kategori
Jelajahi Dokumen
Kategori
No.: 95./HK.101/DRJD/1999,
No. Kep-37 /A/1999 dan No. 3990/D.VI/06/1999
tanggal 28 Juni 1999
tentang :
Nomor : SK.95/HK.101/DRJD/99
Nomor : KEP-37/A/1999
Nomor : 3998/D.VI/06/1999
Tentang
MEMUTUSKAN:
BAB I
KETENTUAN UMUM
Pasal 1
BAB II
KRITERIA DAN TOLOK UKUR PEMBIAYAAN ATAS PELAYANAN UMUM ANGKUTAN
KERETA API PENUMPANG KELAS EKONOMI
Bagian Pertama
Kriteria
Pasal 2
Bagian Kedua
Tolok Ukur
Pasal 13
Pasal 4
Pasal 5
(1) Perhitungan harga satuan biaya sebagaimana dimaksud dalam
Pasal 4 diatur sebagai berikut:
a. biaya pemeliharaan sarana dan prasarana biaya awak dan
BBM atau sumber energi yang lain dilakukan sesuai
dengan standar teknis atau petunjuk teknis
pemeliharaan dan operasi;
b. biaya umum dan kantor pusat dihitung secara
proposional untuk pelayanan angkutan kereta api
penumpang kelas ekonomi secara efesien yang ditetapkan
oleh Pemerintah;
c. biaya penyusutan sarana dihitung berdasarkan jam
pemakaian atas nilai perolehan tahun berjalan;
d. biaya penggunaan prasarana dihitung secara proposional
untuk pelayanan angkutan kereta api penumpang kelas
ekonomi;
Pasal 6
Pasal 7
BAB III
KRITERIA DAN TOLOK UKUR PEMBIAYAAN ATAS PERAWATAN DAN
PENGOPERASIAN PRASARANA KERETA API
Bagian Pertama
Kriteria
Pasal 8
Pasal 9
Pengoperasian prasarana api, meliputi kegiatan;
a. pengaturan dan pengendalian perjalanan kereta api;
b. pengoperasian persinyalan, telekomunikasi dan listrik
aliran atas;
c. pengoperasian wesel manual;
d. pemeriksaan dan penjagaan jalan rel, jembatan dan
terowongan.
Bagian Kedua
Tolok Ukur
Pasal 10
Pasal 11
(1) Biaya pengoperasian prasarana kereta api sebagaimana
dimaksud dalam Pasal 9 dihitung berdasarkan standar gaji
pegawai Badan Penyelenggara yang telah disetujui oleh
Pemerintah dikalikan dengan jumlah kebutuhan pegawai sesuai
standar pengoperasian prasarana kereta api secara efisien
untuk seluruh jenis kegiatan pengoperasian prasarana kereta
api
(2) Total biaya pengoperasian prasarana kereta api dihitung
berdasarkan biaya sebgaimana dimaksud dalam ayat (1)
ditambah biaya umum dan kantor pusat yang dihitung secara
proposional untuk kegiatan pengoperasian prasarana kereta
api.
Pasal 12
Formula perhitungan pembiayaan atas perawatan dan pengoperasian
prasarana kereta api sebagaimana tercantum dalam Lampiran II
Keputusan bersama ini.
BAB IV
KRITERIA DAN TOLOK UKUR BIAYA ATAS PENGGUNAAN
PRASARANA KERETA API
Bagian Pertama
Kriteria
Pasal 13
Bagian Kedua
Tolok Ukur
Pasal 14
Pasal 15
Pasal 16
BAB V
MEKANISME PEMBIAYAAN ATAS PELAYANAN UMUM ANGKUTAN KERETA
API PENUMPANG KELAS EKONOMI, PEMBIAYAAN ATAS PERAWATAN DAN
PENGOPERASIAN PRASARANA KERETA API DAN BIAYA ATAS
PENGGUNAAN PRASARANA KERETA API
Bagian Pertama
Mekanisme Pembiayaan atas Pelayanan Umum Angkutan Kereta
Api Penumpang Kelas Ekonomi
Pasal 17
Pasal 18
Pasal 19
Pasal 20
Pasal 21
Pasal 22
Bagian Kedua
Mekanisme Pembiayaan atas Perawatan dan Pengoperasian
Prasarana Kereta Api
Pasal 23
(1) Direktur
Pasal 24
(1) Direktorat Jenderal Perhubungan Darat melakukan
evaluasi dan persetujuan terhadap kelayakan pemberian
pembiayaan atas perawatan dan/atau pengoperasian
prasarana kereta api yang diusulkan oleh Badan
Penyelenggara.
Pasal 25
(1) Bappeas dan/atau Departemen Keuangan melakukan
evaluasi dan penilaian kemampuan pembiayaan Negara
atas perawatan dan pengoperasian prasarana kereta api
ditetapkan sebagaimana dimaksud dalam Pasal 24
Pasal 26
Persetujuan alokasi anggaran sebagaimana dimaksud dalam
Pasal 23 diserahkan kepada Departemen Perhubungan dan
Direktorat Jenderal Perhubungan Darat menyiapkan Petunjuk
Operasional untuk ditetapkan oleh Sekretaris Jenderal
Departemen Perhubungan
Pasal 27
(1) Berdasarkan persetujuan alokasi anggaran dan Petunjuk
Operasional sebagaimana dimaksud dalam Pasal 26,
disusun kontrak kerja antara Direktorat Jenderal
Perhubungan Darat dengan Badan penyelenggara
Pasal 28
(1) Badan Penyelenggara melaporkan penggunaan biaya atas
perawatan dan pengoperasian prasarana kereta api
kepada Direktur Jenderal Perhubungan Darat dengan
tembusan kepada Menteri Perhubungan, Menteri Keuangan
dan Menteri Negara Perencanaan Pembangunan
Nasional/Kepala Bappenas
(2) Berdasarkan laporan sebagaimana dimaksud dalam ayat
(1) Direktur Jenderal Perhubungan Darat melakukan
evaluasi dan melaporkan ke Menteri Perhubungan
Pasal 29
Direktorat Jenderal Perhubungan Darat melaksanakan
perhitungan terhaadp:
a. biaya perawatan dan pengoperasian prasarana kereta api
yang diberikan;
b. penyusutan atas penggunaan prasarana kereta api yang
dibangun/dimiliki oleh Pemerintah dan telah
dioperasikan.
Pasal 30
(1) Badan Penyelenggara menyampaikan usulan kepada
Direktorat Jenderal Perhubungan Darat mengenai :
a. biaya atas penggunaan prasarana kereta api
b. pembebasan biaya atas penggunaan prasarana kereta
api tertentu.
Pasal 31
Biaya atas penggunaan prasaran kereta api harus disetorkan
oleh Badan Penyelenggara kepada Pemerintah
BAB VI
PEMANTAPAN DAN EVALUASI
Pasal 32
Direktorat Jenderal Perhubungan Darat, Direktorat Jenderal
Anggaran dan Deputi Bidang Prasarana Bappenas melakukan
pemantauan dan evaluasi pelaksanaan atas pembiayaan pelayanan
umum angkutan kereta api kelas ekonomi serta pembiayaan perawatan
dan/atau pengoperasian prasarana kereta api serta penggunaan
prasarana kereta api.
BAB VII
KETENTUAN LAIN-LAIN
Pasal 33
(1) Badan Penyelenggara segera memperbaiki prasarana kereta api
yang rusak akibat terjadinya kecelakaan kereta api dan
biaya yang dikeluarkan lebih dahulu dibayar oleh Badan
Penyelenggara;
Pasal 34
(1) Untuk menyempurnakan perhitungan pembiayaan atas
pelayana umum angkutan kereta api penumpang kelas
ekonomi, pembiayaan atas perawatan dan penggunaan
prasarana kereta api dan biaya atas penggunaan
prasarana kereta api dalam keputusan ini, Direktorat
Jenderal perhubungan Darat dan Bappenas Bidang
Prasarana dapat meninjau kembali dasar perhitungan
pembiayaan atas pelayanan umum kereta api penumpang
kelas ekonomi, pembiayaan atas perawatan dan/atau
pengoperasian prasarana kereta api dan biaya atas
penggunaan prasarana kereta api.
BAB VIII
KETENTUAN PENUTUP
Pasal 35
Keputusan Bersama ini mulai berlkau pada tanggal ditetapkan
Ditetapkan di : JAKARTA
Pada tanggal : 28 Juni 1999