Anda di halaman 1dari 23

MAKALAH

T R A N S LA S I

Diajukan sebagai Syarat untuk Memenuhi Tugas Mata Kuliah Akuntansi Internasional
pada Sekolah Tinggi Ilmu Ekonomi Banten
Dibimbing Oleh Dosen : Dwi Fitrianingsih, SE.,M.Akt

OLEH :

1. Asti Bahiyah 7. Ratnawati


2. Dede Syeful 8. Ratu Amah Suryanah
3. Farid 9. Ravenna Clara. P
4. Herdiansyah 10. Shella Amalia
5. Kamelia Aida Hanum 11. Siti Samarotul Janiyyah
6. Muhammad Saefi 12. Syifa Savira

SEKOLAH TINGGI ILMU EKONOMI (STIE) BANTEN


2018

0
KATA PENGANTAR

Puji syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa atas segala rahmat-Nya
sehingga makalah ini dapat tersusun hingga selesai. Tidak lupa saya juga
mengucapkan banyak terimakasih atas bantuan dari semua pihak, baik secara
langsung maupun tidak langsung.

Dan harapan saya semoga makalah dengan judul Translasi ini dapat
menambah pengetahuan dan pengalaman bagi pembaca pada umumnya dan
penulis pada khususnya. Untuk kedepannya dapat memperbaiki bentuk maupun
menambah isi makalah agar menjadi lebih baik lagi.

Saya menyadari bahwa dalam penulisan makalah ini masih jauh dari
sempurna. Oleh karena itu kritik maupun saran yang bersifat membangun sangat
saya harapkan demi menyempurnakan tugas makalah ini. Semoga tugas makalah
ini dapat bermanfaat bagi kita semua. Aamiin .

Serang, 4 Agustus 2018

Penulis

1
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR ................................................................................................


1

DAFTAR ISI ..............................................................................................................


2

BAB I PENDAHULUAN ..........................................................................................


3

1.1 Latar Belakang


........................................................................................................................
3

1.2 Rumusan Masalah


........................................................................................................................
4

1.3 Maksud dan Tujuan


........................................................................................................................
4

BAB II TINJAUAN PUSTAKA................................................................................


5

2.1 Pengertian Translasi


........................................................................................................................
5

2.2 Metode Translasi


........................................................................................................................
8

2
2.3 Keuntungan Dan Kerugian Translasi
........................................................................................................................
10

2.4 Efek Translasi


........................................................................................................................
11

2.5 Pengembangan Akuntansi Dalam Translasi


........................................................................................................................
13

BAB III PENUTUP ....................................................................................................


17

3.1 Kesimpulan
........................................................................................................................
17

DAFTAR PUSTAKA..................................................................................................
18

GLOSARIUM.............................................................................................................
20

3
BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Perusahaan dengan operasi luar negeri yang signifikan menyusun


laporankeuangan konsolidasi yang memungkinkan para pembaca laporan
untuk mendapatkan pemahaman yang holistic atas operasi perusahaan, baik
domestic dan luar negeri.Untuk mencapai hal ini, laporan keuangan anak
perusahaan luar negeri yang berdenominasi dalam mata uang asing disajikan
ulang dengan mata uang pelaporaninduk perusahaan. Proses penyajian ulang
informasi keuangan dari satu mata uang kemata uang lainnya disebut sebagai
translasi.
Kebanyakan masalah yang berkaitan dengan translasi mata uang
berasal dari fakta bahwa nilai relative mata uang asing jarang sekali
ditetapkan. Kurs nilai tukar variable, yang digabungkan dengan berbagai
macam metode translasi yang dapatdigunakan dan perbedaan perlakuan atas
keuntungan dan kerugian translasi, membuat perbandingan hasil keuangan
satu perusahaan dengan perusahaan lain, atau perbandingan hasil suatu
perusahaan yang sama dari satu periode ke periode lain sulitdilakukan.
Keadaan ini merupakan tantangan tersendiri bagi perusahaanmultinasional
untuk menyediakan pengungkapan informasi hasil operasi dan
posisikeuangan.
Alasan tambahan untuk translasi mata uang asing adalah untuk
mencatat transaksimata uang asing, mengukur risiko suatu perusahaan
terhadap pengaruh perubahanmata uang dan berkomunikasi dengan para
pihak berkepentingan dari luar negeri.Untuk keperluan akuntansi, suatu aset
dan kewajiban mata uang asing dikatakanmenghadapi resiko mata uang jika
suatu perubahan kurs nilai tukar mata uangmenyebabkan mata uang induk
perusahaan (pelaporan) juga berubah. Pengukuranresiko ini akan berbeda-

4
beda tergantung dari metode translasi yang dipilih untuk digunakan oleh
perusahaan.

1.2 Rumusan Masalah


1. Apa Yang Dimaksud Dengan Translasi Mata Uang Asing ?
2. Apa Metode Yang Digunakan Dalam Translasi Mata Uang Asing ?
3. Apa Keuntungan dan Kerugian Translasi Mata Uang Asing ?
4. Apa Efek Laporan Keuangan Terhadap Kurs Alternatif Translasi Mata
Uang Asing ?
5. Bagaimana Pengembangan Akuntansi Dalam Translasi Mata Uang
Asing ?
1.3 Maksud dan Tujuan

1. Untuk Mengetahui Apa Yang Di Maksud Dengan Translasi Mata Uang


Asing
2. Untuk Mengetahui dan Memahami Metode Yang Digunakan Dalam
Translasi Mata Uang Asing
3. Untuk Mengetahui Keuntungan dan Kerugian Translasi Mata Uang
Asing
4. Untuk Mengetahui Efek Laporan Keuangan Terhadap Kurs Alternatif
Translasi Mata Uang Asing
5. Untuk Mengetahui Pengembangan Akuntansi Dalam Translasi Mata
Uang Asing

5
BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Translasi
Situasi menjadi kompleks ketika suatu perusahaan menyajikan laporan
keuangannya dalam suatu mata uang tertentu namun harus disajikan pula
dalam mata uang yang lain. Kondisi ini melahirkan proses translasi, yaitu
suatu mata uang disajikan dalam mata uang yang lain.
Salah satu alasan perlunya proses translasi suatu laporan keuangan
adalah untuk membantu pemakai memahami laporan keuangan tersebut.
Contoh, investor Perancis yang akan berinvestasi di Amerika Serikat tertentu
saja lebih menginginkan mengetahui laporan keuangan dalam bentuk franc
daripada dalam dolar.
Beberapa istilah dalam proses translasi diantaranya :

a. Functional currency, adalah nilai mata uang dari lingkungan dimana


perusahaan beroperasi.
b. Reporting currency, adalah nilai mata uang yang digunakan
perusahaan induk dalam menyiapkan laporan keuangannya.
c. Foreign currency, adalah nilai mata uang selain “reporting currency”.
d. Local currency, adalah nilai mata uang negara dimana perusahaan
asing beroperasi. Local currency merupakan “foreign currency” untuk
perusahaan induk.

Functional currency dapat menjadi reporting currency atau foreign


(local) currency. Proses translasi mencakup pencatatan kembali suatu
rekening dari suatu nilai mata uang ke dalam nilai mata uang yang lain. Bila
nilai tukar yang digunakan adalah nilai tukar pada saat transaksi terjadi, maka
hal tersebut diistilahkan dengan ‘historical exchange rate’. Dan bila nilai
tukar yang digunakan adalah nilai tukar pada saat tanggal neraca, maka hal
tersebut diistilahkan dengan “current or closing rate”.

6
Valuta asing (Valas) adalah Mata uang yang dapat dipakai atau
mudah diterima oleh banyak negara dalam perdagangan internasional.
Contohnya pernah kalian bertemu atau melihat wisatawan manca
negara atau turis asing di tempat-tempat pariwisata di Indonesia ? tentu saja
para turi asing tersebut memerlukan berbagai jasa dan barang selama tinggal
di Indonesia, seperti jasa hotel dan transportasi, pemandu wisata, hiburan dan
lain-lainnya dalam memenuhi hal tersebut para turis asing pasti mengeluarkan
uang untuk membayar semua itu, uang tersebut harus uang Indonesia, dan
begitu juga di luar negeri, jika kita melakukan kunjungan keluar negeri kita
harus membayar berdasarkan mata uang negara tersebut.
Translasi valuta asing adalah proses informasi keuangan dari satu
mata uang ke mata uang lainnya. Berbeda dengan konversi antar mata uang
asing yang memiliki pengertian pertukaran dari satu mata uang ke mata uang
lain secara fisik, translasi hanyalah perubahan satuan unit moneter, misalnya
pada sebuah necara yang dinyatakan dalam pound Inggris disajikan ulang ke
dalam nilai ekuivalen dolar AS. Tidak ada pertukaran fisik yang terjadi, dan
tidak ada transaksi terkait yang terjadi. Sedangkan konversi, memungkinkan
adanya pertukaran fisik yang terjadi dan ada transaksi terkait. Terdapat alasan
dilakukannya translasi mata uang asing, diantaranya :
Translasi mata uang asing perlu dilakukan oleh perusahaan agar para
pembaca informasi mengetahui operasional perusahaan secara global dengan
memahami kondisi yang ada di dalam perusahaan sehingga diperlukannya
penyamaan mata uang asing agar para pengguna laporan keuangan lebih
mudah dan paham dalam membacanya. Kondisi perusahaan dapat dilihat dari
sisi laporan keuangan. Apabila perusahaan telah memiliki anak perusahaan,
perusahaan wajib menyajikan laporan keuangan konsolidasi agar laporan
keuangan tersebut dapat mewakili perusahaan anak terhadap perusahaan
induk.
Terdapat alasan dilakukannya translasi mata uang asing, diantaranya :

1. Perusahaan dengan kegiatan operasional di luar negeri yang signifikan


mempersiapkan laporan keuangan gabungan yang memberikan

7
informasi laporan kepada pembaca mengenai operasional perusahaan
secara global sehingga diperlukan adanya penyamaan mata uang.
2. Berkomunikasi dengan peminat saham asing. Perusahaan yang
melakukan translasi merupakan perusahaan yang dalam bentuk usaha
terbuka sehingga laporan keungan dapat dibaca oleh masyarakat
umum dengan mudah dan laporan keuangan yang sudah
dikonversikan maka akan merangsang investor untuk menanam saham
pada perusahaan.
3. Memperhitungkan efeknya perusahaan terhadap translasi mata uang.
4. Mencatat transaksi mata uang asing. Transaksi dalam mata uang asing
terjadi pada saat suatu perusahaan membeli atau menjual barang
dengan pembayaran yang dilakukan dalam suatu mata uang asing atau
ketika perusahaan meminjam atau meminjamkan dalam mata uang
asing.
5. Translasi mata uang asing dilakukan untuk mempersiapkan laporan
keuangan yang memberikan laporan pada pembaca informasi
mengenai operasional perusahaan secara global, dengan
memperhitungkan laporan keuangan mata uang asing dari anak
perusahaan terhadap mata uang asing induk perusahaan. Translasi
tidak harus dibuat oleh perusahaan induk, anak perusahaan dapat
membuat laporan keuangan sesuai dengan mata uang yang digunakan
perusahaan induk. Namun apabila perusahaan tersebut merupakan
perusahaan tunggal (tidak memiliki anak perusahaan) maka
perusahaan tersebut harus mengkonversi nilai nominal atas transaksi –
transaksi dengan metode translasi yang berbeda.

Neraca mata uang asing oleh nilai tukar mata uang asing
ditranslasikan terhadap mata uang domestik oleh nilai mata uang domestik
seperti harga satu buah unit mata uang diartikan dalam mata uang lainnya.
Transaksi mata uang asing bisa terjadi langsung di pasar spot, pasar forward,
atau pasar swap.

8
1. Pasar Spot

Pada pasar spot dipengaruhi berbagai faktor, termasuk perbedaan


tingkat inflasi antar negara, perbedaan pada saham nasional, dan
ekspektasi mengenai arah tingkat mata uang selanjutnya. Kurs spot
bersifat langsung atau tidak langsung.

2. Pasar Forward

Persetujuan untuk mentranslasikan sejumlah mata uang yang telah


ditetapkan untuk masa yang akan datang merupakan kurs pasar
forward. Transaksi pada pasar ini mendapatkan potongan atau premi
dari pasar spot, atau sebagai tingkat palsu pasar forward.

3. Pasar Swap

Pada pasar swap melibatkan pembelian spot dan penjualan forward


mata uang. Para investor sering kali menggunakan transaksi swap
untuk mendapatkan untung dari tingkat saham negara asing yang
tinggi sementara juga simultan berjaga-jaga terhadap pergerakan nilai
tukar yang tidak stabil.

2.2 Metode Translasi


Terdapat beberapa metode yang digunakan dalam translasi mata uang
asing, antara lain :
1. Metode Nilai Tukar Tunggal
Pada metode ini, pendapatan dan beban mata uang asing secara umum
ditranslasikan pada nilai tukar yang berlaku saat item tersebut diakui.
Selain itu, metode ini pula mengaplikasikan nilai tukar tunggal, harga
penutupan atau harga saat ini, terhadap semua saham dan mata uang
asing.
2. Metode Nilai Tukar Ganda

9
Metode nilai tukar ganda mengkombinasikan kurs saat ini dan kurs
historis dalam proses translasi mata uang asingnya
3. Metode Current-Noncurrent
Pada metode current moment, aset lancer yang dimiliki anak
perusahaan pada saat itu (contoh, aset yang biasanya bisa
dikonversikan ke kas dalam satu tahun) dan utang lancar (kewajiban
yang jatuh tempo dalam satu tahun) ditranslasikan ke dalam mata
uang induk perusahaan mereka pada laporan keuangannya dengan
kurs saat ini. Aset dan kewajiban noncurrent ditranslasikan pada kurs
historis. Item laporan laba rugi (kecuali untuk biaya depresiasi dan
amortisasi) ditranslasikan pada aplikasi tingkat rata-rata operasional
tiap bulan atau pada rata-rata dasar tambahan yang mencakup seluruh
periode dilaporkan. Biaya depresiasi dan amortisasi ditranslasikan
pada kurs historis dengan pengaruh saat modal yang dimiliki
didapatkan.
4. Metode Moneter-Nonmoneter
Metode moneter-nonmoneter juga menggunakan skema klasifikasi
neraca untuk menentukan nilai tukar mata uang asing yang sesuai.
Aset dan kewajiban moneter (contoh, klaim dan kewajiban untuk
membayar sejumlah tagihan dengan mata uang dimasa yang akan
datang) ditranslasikan dalam kurs saat ini. Item nonmoneter (asset
tetap, investasi jangka panjang dan persediaan) ditranslasikan dalam
kurs historis. Item laporan laba rugi ditranslasikan dengan prosedur
yang sama dengan yang dijelaskan untuk konsep current-nonncurrent.
5. Metode Kurs Sementara
Dengan metode kurs sementara, unit perhitungan diubah pada
translasi mata uang asing, tetapi tidak mengubah sifat sebuah item
yang dihitung. Pada metode kurs sementara, item moneter seperti kas,
piutang dan utang ditranslasikan dalam kurs nilai saat itu. Item
nonmoneter ditranslasikan pada kurs yang menjadi dasar perhitungan

10
awal. Secara spesifik, aset yang dihitung harga perolehannya pada
laporan dengan mata uang asing ditranslasikan pada kurs historis.

2.3 Keuntungan dan Kerugian Translasi Mata Uang Asing


Jika sudut pandang mata uang lokal yang digunakan (sudut pandang
perusahaan lokal), masuknya penyesuaian translasi dalam laba berjalan tidak
perlu dilakukan. Memasukkan keuntungan dan kerugian translasi dalam laba
akan mendistorsikan hubungan keuangan yang asli dan dapat menyesatkan
para pengguna informasi tersebut. Keuntungan atau kerugian translasi harus
diperlakukan dari sudut pandang mata uang lokal sebagai penyesuaian
terhadap ekuitas pemilik. Jika mata uang pelaporan induk perusahaan
merupakan unit pengukuran laporan keuangan yang ditranslasikan (sudut
pandang induk perusahaan), sangat disarankan untuk mengakui keuntungan
atau kerugian translasi laba sesegera mungkin. Sudut pandang induk
perusahaan melihat anak perusahaan luar negeri sebagai perluasan dari induk
perusahaannya. Keuntungan dan kerugian translasi mencerminkan kenaikan
atau penurunan ekuitas investasi asing dalam mata uang domestic dan harus
diakui

1. Penagguhan
Perubahan nilai ekuivalen mata uang domestic dari aset bersih anak
perusahaan luar negeri tidak direalisasikan dan tidak berpengaruh
terhadap arus kas mata uang local yang dihasilkan dari entitas asing.
Penyesuaian translasi harus diakumulasikan secara terpisah sebagai
bagian dari ekuitas konsolidasi.
2. Pengangguhan dan Amortisasi
Penangguhan keuntungan atau kerugian translasi dan melakukan
amortisasi penyesuaian ini selama masa manfaat pos-pos neraca
terkait, terutama yang terkait dengan utang akan ditangguha=kandan
diamortisasi selama umur aset tetap terkait, yaitu dibebankan terhadap
laba dengan cara yang sama dengan beban depresiasi atau

11
ditangguhkan dan diamortisasi selama sisa masa pinjaman sebagai
penyesuaian terhadap beban bunga.
3. Penangguhan parsial
Keuntungan dan kerugian translasi adalah dengan mengakui kerugian
sesegera mungkin setelah terjadi, tetapi mengakui keuntungan hanya
setelah direalisasikan, hal ini semata-mata hanya karena merupakan
keuntungan, tetap mengabaikan terjadinya perubahan kurs.
4. Tidak ditangguhkan
Mengakui keuntungan dan kerugian translasi dalam laporan laba rugi
sesegera mungkin. Namun, memasukkan keuntungan dan kerugian
translasi dalam laba tahun berjalan akan memperkenalkan elemen
acak ke dalam laba sehingga dapat menghasilkan fluktuasi laba yang
sangat signifikan apabila terjadi perubahan kurs nilai tukar.
Keuntungan dan kerugian translasi ini mencerminkan kenaikan atau
penurunan ekuitas investasi dalam mata uang domestic dan harus
diakui.

2.4 Efek Laporan Keuangan Terhadap Kurs Alternatif Translasi


Mata Uang Asing
Dalam dunia yang penuh dengan kurs mengambang, tiga jenis kurs
dapat digunakan untuk mentranslasikan saldo valuta asing ke dalam valuta
domestic.
Pertama, kurs saat ini yaitu kurs yang berlaku pada tanggal laporan
keuangan. Misalnya, kurs pada tanggal 31 Desember bagi perusahaan-
perusahaan yang melakukan pelaporan berbasis kalender. Kedua, kurs
historis yaitu kurs yang berlaku pada saat asset valuta asing pertama sekali
diperoleh atau ketika kewajiban valuta asing terjadi. Terakhir, kurs rata-rata
yang terdiri dari rata-rata sederhana atau rata-rata tertimbang dari kurs
berlaku maupun kurs historis. Karena kurs rata-rata hanya merupakan variasi
sederhana dari kurs berlaku atau kurs historis.
Efek-efek atas laporan keuangan apa yang dihasilkan karena
menggunakan kurs historis ataupun kurs berlaku sebagai koefisien translasi
valuta asing? Nilai tukar historis umumnya mempertahankan biaya awal yang
ekuivalen dari item valuta asing dalam laporan valuta domestik.

12
2.4.1 Transaksi Mata Uang Asing
Perbedaan karakteristik pada transaksi mata uang asing adalah
perjanjian yang dipengaruhi oleh mata uang asing. Transaksi mata uang asing
mungkin menggunakan satu mata uang akan tetapi dihitung dengan mata
uang lain. Untuk mengerti alasannya, pertama-tama pertimbangkan gagasan
mengenai mata uang fungsional.
FAS No. 52 keputusan pihak yang berwenang AS pada akuntansi
untuk mata uang asing, mengamanatkan persyaratan untuk transaksi mata
uang asing. Pada tanggal transaksi diakui, setiap aset, kewajiban, pendapatan,
beban, keuntungan atau kerugian yang muncul harus dihitung dan dicatat
dalam mata uang fungsional dalam catatan secara keseluruhan dengan
pengaruh nilai tukar pada saat itu.
Pada setiap tanggal neraca, neraca tercatat yang menggunakan mata
uang selain mata uang fungsional pada pencatatan harus disesuaikan untuk
menggambarkan nilai tukar saat itu.
Transaksi mata uang asing mungkin hanya menggunakan satu mata
uang akan tetapi dihitung dengan mata uang lain dikarenakan adanya gagasan
mengenai mata uang fungsional. Mata uang utama yang digunakan untuk
menjalankan bisnis, menghasilkan, dan menghabiskan kas pada perusahaan
disebut sebagai mata uang fungsional suatu perusahaan. Berikut ini
merupakan keadaan yang membenarkan penggunaan mata uang local atau
induk perusahaan sebagai mata uang fungsional

KRITERIA MATA UANG FUNGSIONAL


Mata Uang Induk
Faktor Mata Uang Lokal sebagai
Perusahaan sebagai Mata
Ekonomi Mata Uang Fungsional
Uang Fungsional
Arus Kas Menggunakan mata uang Berpengaruh secara langsung
local dan tidak terhadap arus kas dan
berpengaruh terhadap arus dikembalikan ke induk
kas perusahaan
Harga Jual Sangat tidak peduli dengan Responsif terhadap perubahan
tingkat perubahan nilai nilai tukar dan dilakukan oleh
tukar dan diatur oleh kompetisi internasional
kompetisi local
Harga Pasar Kebanyakan pada negara Kebanyakan pada negara induk
adidaya dan menggunakan dan menggunakan mata uang

13
mata uang local negara induk
Anggaran Sering terjadi pada daerah Sangat berkaitan dengan faktor
Biaya local produktif yang diberikan dari
induk perusahaan
Keuangan Menggunakan mata uang Diberikan oleh induk
local dan dilayani oleh perusahaan atau bergantung
operasional local pada induk perusahaan agar
memenuhi kewajiban jangka
panjang
Internal Jarang, tidak ekstensif Sering kali dan transaksi yang
Perusahaan ekstensif

Terdapat dua cara untuk melakukan pembukuan bagi keuntungan dan


kerugian transaksi, yaitu:
a. Perspektif Transaksi Tunggal
Pada transaksi tunggal, penyesuaian nilai tukar (baik stabil atau tidak)
dimasukkan sebagai penyesuaian terhadap pembukuan transaksi awal
dengan alasan bahwa transaksi dan perjanjiannya merupakan kejadian
tunggal
b. Perspektif Ganda
Pada perspektif transaksi ganda, penerimaan piutang krona
mempertimbangkan kejadian yang terpisah dari penjualan yang
memberikan tambahan pendapatan.
Untuk tujuan keseragaman FAS No.52 membutuhkan metode
pembukuan transaksi ganda untuk transaksi mata uang asing.

2.5 Pengembangan Akuntansi Dalam Translasi Mata Uang


Beberapa perspektif historis tentang akuntansi translasi mata uang
asing di Negara Amerika, sebagai berikut:
a. Pra-1965
Praktik translasi mata uang asing masih dipandu oleh BAB 12 dari
Accounting Research Bulletin No. 43.
b. 1965-1975
Translasi mata uang asing seluruh pembayaran dan penerimaan mata
uang asing pada kurs saat ini diperbolehkan setelah Accounting
Principles Board Opinion No. 6 dikeluarkan pada tahun 1965.
c. 1975-1981
FASB mengeluarkan FAS No. 8 pada tahun 1975.
d. 1981-Sekarang

14
FASB mengeluarkan Satetement of Financial Accounting Standards
No. 52 pada tahun 1981.

2.5.1 Gambaran Standar No.52 dan Standar Akuntansi Internasional


21

Translasi saat Mata Uang Lokal adalah Mata Uang Fungsional

Prosedur kurs saat ini yang digunakan adalah :


1. Seluruh asset dan kewajiban asing yang ditranslasikan terhadap dolar
menggunakan nilai tukar yang berlaku pada tanggal neraca; akun
modal ditranslasikan pada kurs historis.
2. Pendapatan dan beban ditranslasikan menggunakan nilai tukar yang
berlaku pada waktu transaksi, walaupun nilai tukar rata-rata tambahan
dapat digunakan untuk kelayakan.
3. Keuntungan dan kerugian dilaporkan dalam komponen ekuitas
gabungan pemegang saham yang terpisah. Penyesuaian nilai tukar
tersebut tidak dimasukkan ke dalam laporan laba-rugi hingga
operasional luar negeri telah terjual atau investasi telah diputuskan
tidak bernilai.

Translasi saat Mata Uang Induk Perusahaan adalah Mata Uang


Fungsional

1. Aset dan kewajiban serta nonmoneter bernilai pada harga pasar saat
itu ditranslasikan menggunakan nilai tukar yang berlaku pada saat
laporan keuangan; item nonmoneter lainnya dan modal ditranslasikan
pada kurs historis.
2. Pendapatan dan beban ditranslasikan menggunakan nilai tukar rata-
rata untuk periode kecuali item yang berhubungan dengan item
nonmoneter (contoh: biaya penjualan dan beban depresiasi), yang
ditranslasikan menggunakan kurs historis.
3. Keuntungan dan kerugian translasi mata uang asing direfleksikan
dalam pendapatan lancar.

Translasi saat Mata Uang Asing adalah Mata Uang Fungsional

15
Usaha gabungan asing mungkin akan tetap mencatat pembukuannya
dalam satu mata uang asing saat mata uang fungsionalnya adalah mata uang
asing lain. Dalam situasi ini, laporan keuangan akan dihitung ulang dari mata
uang lokal ke dalam mata uang fungsional (metode kurs sementara) lalu
ditranslasikan ke dalam dolar AS menggunakan metode kurs saat ini.

Permasalahan Perhitungan
Permasalahan perhitungan mengenai translasi mata uang biasanya
terjadi pada beberapa bagian berikut, yaitu :
1. Perspektif Laporan
2. Harga Perolehan
3. Konsep Pendapatan
4. Laba Terkelola

5.2.2 Translasi Mata Uang Asing dan Inflasi


Masalah translasi mata uang asing tidak dapat dipisahkan dari masalah
akuntansi untuk inflasi asing. Penggunaan kurs kini untuk mentranslasikan
biaya perolehan aset non-moneter di lingkungan berinflasi pada akhirnya
akan menimbulkan nilai ekuivalen dalam mata uang domestik yang jauh lebih
rendah dari pada dasar pengukuran awalnya. Pada saat yang bersamaan, laba
yang ditranslasikan akan jauh lebih besar sehubungan dengan beban
depresiasi yang juga lebih rendah. Penilaian dolar yang lebih rendah biasanya
merendahkan kekuatan laba akutal dari aset luar negeri yang didukung oleh
inflasi lokal dan rasio pengembalian atas investasi yang terpengaruh inflasi di
suatu operasi luar negeri dapat menciptakan harapan yang palsu atas
keuntungan masa depan. FASB menolak penyesuaian inflasi sebelum proses
translasi, karena penyesuaian tersebut tidak konsisten dengan kerangka dasar
penilaian biaya historis yang digunakan dalam laporan keuangan dasar di AS.
Sebagai solusi FAS No 52 mewajibkan penggunaan dolar AS sebagai mata
uang fungsional untuk operasi luar negeri yang berdomisili dilingkungan
dengan hiperinflasi. Prosedur ini akan mempertahankan nilai konstan
ekuivalen dolar aset dalam mata uang asing, karena aset tersebut akan
ditranslasikan menurut kurs historis. Pembebanan kerugian translasi atas aset

16
tetap dalam mata uang asing terhadap ekuitas pemegang saham akan
menimbulkan pengaruh yang signifikan terhadap rasio keuangan.

Perbedaan Translasi dan Konversi antar Mata Uang Asing


Translasi mata uang asing adalah Proses penyajian ulang informasi
keuangan dari satu mata uang ke mata uang lainnya. Sedangkan konversi
antar mata uang asing adalah pertukaran dari satu mata uang ke mata uang
lain secara fisik.Perbedaannya adalah, Translasi hanyalah perubahan satuan
unit moneter, misalnya pada sebuah necara yang dinyatakan dalam pound
Inggris disajikan ulang ke dalamnilai ekuivalen dolar AS. Tidak ada
pertukaran fisik yang terjadi, dan tidak ada transaksi terkait yang terjadi.
Sedangkan konversi, memungkinkan adanya pertukaran fisik yang terjadi dan
ada transaksi terkait yang terjadi.

17
BAB III
PENUTUP

3.1 Kesimpulan
1. Translasi mata uang asing adalah proses informasi keuangan dari satu
mata uang ke mata uang lainnya.
2. Beberapa metode yang digunakan dalam translasi mata uang asing,
antara lain : metode nilai tukar tunggal, metode nilai tukar ganda,
metode current-noncurrent, metode moneter-nonmoneter, metode kurs
sementara.
3. Keuntungan dan kerugian translasi mencerminkan kenaikan atau
penurunan ekuitas investasi asing dalam mata uang domestic dan
harus diakui, yaitu : Penangguhan, Pengangguhan dan Amortisasi,
Penangguhan parsial, dan Tidak ditangguhkan.
4. Tiga jenis kurs dapat digunakan untuk mentranslasikan saldo valuta
asing ke dalam valuta domestic.Pertama, kurs saat ini yaitu kurs yang
berlaku pada tanggal laporan keuangan. Misalnya, kurs pada tanggal
31 Desember bagi perusahaan-perusahaan yang melakukan pelaporan
berbasis kalender. Kedua, kurs historis yaitu kurs yang berlaku pada
saat asset valuta asing pertama sekali diperoleh atau ketika kewajiban
valuta asing terjadi. Terakhir, kurs rata-rata yang terdiri dari rata-rata
sederhana atau rata-rata tertimbang dari kurs berlaku maupun kurs
historis. Karena kurs rata-rata hanya merupakan variasi sederhana dari
kurs berlaku atau kurs historis.
5. Berdasarkan Gambaran Standar No.52/Standar Akuntansi
Internasional 21, translasi mata uang asing dapat terjadi pada tiga
keadaan, diantaranya adalah translasi saat mata uang lokal adalah
mata uang fungsional, translasi saat mata uang induk perusahaan
adalah mata uang fungsional, translasi saat mata uang asing adalah
mata uang fungsional.

18
DAFTAR PUSTAKA

1. https://safiram.wordpress.com/2016/04/17/bab-5-translasi-mata-uang-
asing/ (diakses tanggal 4 Agustus, pukul 13.00 WIB)
2. https://andamifardela.wordpress.com/2011/05/11/translasi-mata-uang-
asing/ (diakses tanggal 6 Agustus, pukul 11.30 WIB)
3. https://www.academia.edu/13787745/A.Perbedaan_translasi_dan_kon
versi_antar_mata_uang_asing (diakses tanggal 6 Agustus, Pukul
12.45 WIB)
4. https://www.academia.edu/12046522/AKUNTANSI_INTERNASION
AL_TRANSLASI_MATA_UANG_ASING_OLEH (diakses tanggal 6
Agustus, Pukul 13.20 WIB)

19
GLOSARIUM

Istilah-istilah Dalam Translasi Mata Uang Asing

1. Konversi, merupakan pertukaran suatu mata uang ke dalam mata


uang lain.
2. Kurs kini, merupakan nilai tukar yang berlaku pada tanggal laporang
keuangan yang relevan.
3. Posisi aset bersih yang beresiko, merupakan kelebihan aset yang
diukur dalam atau berdenominasi dalam mata uang asing dan di
translasikan dengan menggunakan kurs kini dari kewajiban yang
diukur atau berdenominasi dalam mata uang asing dan ditranslasikan
dengan menggunakan kurs kini.
4. Kontrak pertukaran forward, merupakan suatu perjanjian untuk
mempertukarkan mata uang dari Negara yang berbeda dengan
menggunakan kurs tertentu (kurs forward) pada tanggal tertentu di
masa depan.
5. Mata uang fungsional, merupakan mata uang utama yang digunakan
oleh suatu perusahaan dalam menjalankan kegiatan usaha. Biasanya
mata uang tersebut adalah mata uang Negara dimana perusahaan itu
berlokasi.
6. Kurs historis, merupakan kurs nilai mata uang asing yang digunakan
pada saat suatu aset atau kewajiban dalam mata uang asing dibeli atau
terjadi.
7. Mata uang pelaporan, merupakan mata uang yang digunakan
perusahaan dalam menyusun laporan keuangan.
8. Kurs spot, merupakan nilai tukar untuk pertukaran mata uang dalam
waktu segera.
9. Penyesuaian translasi, merupakan penyesuaian yang timbul dari
proses translasi laporan keuangan dari mata uang fungsional suatu
perusahaan menjadi mata uang pelaporannya.

Daftar istilah translasi mata uang asing yang diadaptasi dari PSAK (SFAS)
no.52, 1981.

20
1. Atribut, karakteristik kuantitatif suatu pos yang diukur untuk
keperluan akuntansi. Contoh, biaya histories dan biaya penggantian
yang merupakan atribut suatu aset.
2. Konversi, pertukatan suatu mata uang ke dalam mata uang lain.
3. Kurs kini, nilai tukar yang berlaku pada tanggal laporan keuangan
yang relevan.
4. Diskonto, ketika tingkat pertukaran yang berikutnya lebih rendah
daripada tingkat yang berlaku sekarang.
5. Posisi aset bersih yang beresiko, kelebihan aset yang diukur dalam
atau berdenominasi dalam mata uang asing dan ditranslasikan dengan
menggunakan kurs kini dari kewajiban yang diukur atau
berdenominasi dalam mata uang asing dan ditranslasikan dengan
menggunakan kurs kini.
6. Mata uang asing, suatu mata uang selain mata uang yang digunakan
oleh suatu Negara, mata uang selain mata uang pelaporan yang
digunakan oleh perusahaan.
7. Laporan keuangan dalam mata uang asing, laporan keuangan yang
menggunakan mata uang asing sebagai unit pengukuran.
8. Transaksi mata uang asing, transaksi (yaitu penjualan atau
pembelian barang atau jasa, atau utang pinjaman atau piutang usaha)
dengan syarat-syarat yang dinyatakan dalam mata uang selain mata
uang fungsional perusahaan.
9. Translasi mata uang asing, proses untuk menyatakan jumlah-jumlah
yang berdenominasi atau diukur dalam suatu mata uang ke dalam
mata uang yang lain dengan menggunakan kurs nilai tukar diantara
dua mata uang tersebut.
10. Operasi luar negeri, suatu operasi yang menghasilkan laporan
keuangan yang (1) dikombinasikan atau dikonsolidasikan atau
diperhitungkan berdasarkan metode ekuitas dalam laporan keuangan
perusahaan pelapor dan (2) disusun dalam mata uang asing selain
mata uang pelaporan perusahaan pelapor.
11. Kontak pertukaran forward, suatu perjanjian untuk
mempertukarkan mata uang dari Negara yang berbeda dengan

21
menggunakan kurs tertentu (kurs forward) pada tanggal tertentu di
masa depan.
12. Mata uang fungsional, mata uang utama yanga digunakan oleh
suatau perusahaan dalam menjalankan kegiatan usaha, dan dalam
menghasilkan atau menggunakan kasnya.
13. Kurs histories, kurs nilai tukar mata uang asing yang digunakan pada
saat suatu aset atau kewajiban dalam mata uang asing dibeli atau
terjadi.
14. Mata uang local, mata uang suatu Negara tertentu yang digunakan;
mata uang pelaporan yang digunakan oleh suatu operasi domestic
atau luar negeri.
15. Pos-pos moneter, kewajiban untuk membayar atau hak untuk
menerima sejumlah unit mata uang dalam nilai yang tetap di masa
depan.
16. Mata uang pelaporan, mata uang yang digunakan perusahaan dalam
menyusun laporan keuangan.
17. Tanggal penyelesaian, tanggal saat suatu utang dibayarkan oleh suatu
piutang tertagih.
18. Kurs spot, nilai tukar untuk pertukaran mata uang dalam waktu
segera.
19. Tanggal transaksi, tanggal saat suatu transaksi dicatat dalam catatan
akuntansi perusahaan pelapor.
20. Penyesuaian translasi, penyesuaian yang timbul dari proses translasi
laporan keuangan dari mata uang fungsional suatu perusahaan menjadi
mata uang pelaporannya.
21. Unit pengukuran, mata uang yang digunakan untuk mengukur aset,
kewajiban, pendapatan dan beban.

22

Anda mungkin juga menyukai