ditandai dengan ketakutan yang hebat secara tiba-tiba. Gangguan panik cenderung
populasi, dan rasio wanita dibandingkan laki-laki sebesar 2:1. Serangan panik
ditandai dengan gejala ansietas yang berat seperti: berdebar-debar, nyeri dada,
sesak napas, tremor, pusing, merasa dingin atau panas, gejala mencapai
puncaknya dalam 10 menit. Karena adanya keluhan fisik berat pada waktu
stroke dan lain-lain. Kadang pasien berfikir mereka akan kehilangan kontrol atau
menjadi gila. Gangguan Panik bisa disebabkan faktor biologik, genetik atau
keadaan cemas akut dan untuk kontrol cepat gangguan panik. Beberapa obat
clonazepam telah lama dipakai sebagai obat untuk gangguan panik karena efektif
1
BAB I
PENDAHULUAN
tidak pada tempatnya yang ditandai oleh rasa tidak nyaman pada tubuh,
rasa takut akan ancaman atau kematian yang akan terjadi. Gangguan
ansietas dibagi dalam enam kategori utama yaitu: fobia, gangguan panik,
2012).
gangguan panik dialami oleh lebih kurang 1.7% dari populasi orang
(Elvira, 2014).
2
gejala depresi dan kecemasan adalah sebesar 6% untuk usia 15 tahun ke
atas atau sekitar 14 juta orang. Prevalensi sepanjang hidup gangguan panik
sampai 5.6%. Suatu penelitian di Texas terhadap lebih dari 1600 sampel
untuk gangguan panik, 5.6% untuk serangan panik, serta 2.2% mengalami
serangan panik dengan gejala yang terbatas dan tidak memenuhi kriteria
91% pasien dengan gangguan panik dan 84% yang dengan agorafobia
panik ini juga merupakan salah satu kedaruratan psikiatrik yang perlu
(Elvira, 2014).
3
menghindari tempat-tempat tersebut. Contoh lainnya takut berbicara
gangguan panik?
4
1.4 Manfaat Penulisan
1. Manfaat teoritis
gangguan panik.
2. Manfaat praktis
1. Bagi penulis
2. Bagi institusi
3. Bagi mahasiswa
5
BAB II
ISI
2.1 Definisi
terdapat 3 serangan panik dalam waktu 3 minggu dan tidak dalam kondisi
stres berat atau dalam situasi yang mengancam kehidupan. Serangan panik
oleh paparan atau antisipasi pada suatu objek atau situasi yang ditakuti, itu
yang tidak diharapkan atau diduga, serangan panik ini tidak terkait dengan
gangguan kecemasan sosial atau fobia spesifik, tetapi mereka juga terjadi
6
Gangguan panik bersifat rekuren (kambuh) dan akan
2.2 Epidemiologi
1,5 sampai 5 persen untuk gangguan panik dan 3 hingga 5,6 persen untuk
serangan panik. Perempuan lebih mudah terkena dua hingga tiga kali
mudah melaporkan rasa takut, atau ada kemungkinan bahwa laki-laki lebih
sendiri untuk kegelisahan yang dialami mereka. Rata-rata usia onset untuk
biasanya pertama kali muncul saat dewasa, meskipun juga muncul pada
anak-anak praremaja dan orang dewasa yang lebih tua (Wiley, 2014).
antara 0,6 persen sampai 6 persen. Sembilan puluh satu persen pasien
7
panik selama atau setelah awitan depresi berat. Lima belas hingga 30
2.3 Etiologi
penelitian juga diperoleh data bahwa pada otak pasien dengan gangguan
Amino Butiric Acid dan norepinefrin. Hal ini didukung oleh fakta
(Elvira, 2014).
8
takut akan terjadinya serangan panik. Zat panikogen juga berhubungan
genetik gangguan panik dan agorafobia jumlahnya sedikit, data saat ini
kembar dizigot. Saat ini, tidak ada data yang menunjukkan hubungan
antara lokasi kromosom spesifik atau cara transmisi dan gangguan ini
9
untuk melindungi dirinya dari bahaya yang akan datang. Teori
10
mempengaruhi sistem saraf anak yang sedang berkembang
dengan perpisahan orang tua dan kematian orang tua sebelum anak
11
Dukungan lebih lanjut untuk mekanisme psikologis gangguan panik
dapat diduga dari suatu studi gangguan panik pada pasien yang
2.4.1 Anamnesis,
2012).
takut mati, mati rasa atau kesemutan, menggigil atau hot flashes
(Memon, 2015)
Gejala mental yang dirasakan adalah rasa takut yang hebat dan
12
2.4.2 Pemeriksaan Fisik
tekanan darah dan suhu masih dalam kisaran normal, dan beberapa
vertigo.
13
tanda-tanda preexcitation ventrikel (gambaran PR memendek dan
sebagai berikut:
asidosis.
sinkop.
hipertiroidisme.
14
6. Penapisan toksikologi urin untuk amfetamin, ganja, kokain,
keracunan.
15
Pemeriksaan radiologis pada gangguan panik saat ini tidak
pasien akan adanya penyebab serangan panik dan tiroid, para tiroid,
16
Walaupun hipoglikemia pernah dianggap berkaitan dengan
(Gleadle, 2007).
17
untuk secara khusus menilai dalam rangka untuk memastikan
diri sendiri. Kelainan pada proses berpikir atau isi pikiran (selain
18
Tabel 02. Pemeriksaan Status Mental (Gleadle, 2007).
No Pemeriksaan Status Mental
1. Penampilan dan perilaku umum pasien
Nilailah:
a. Tingkah laku,
b. Kontak mata,
c. Ekspresi wajah,
d. Pakaian,
e. Kebersihan,
f. Perawatan diri (misalnya kerapian, tata rias),
g. Postur tubuh,
h. Aktivitas motorik (agitasi atau keterbelakangan?),
i. Gerak abnormal (tremor, stereotipi, tik, korea),
j. Kelainan cara berjalan,
k. Kelainan fisik yang terlihat jelas (misalnya bukti membahayakan diri,
penggunaan obat).
2. Ciri bicara dan bahasa pasien (misalnya kecepatan irama, struktur, aliran
gagasan, ketidakjelasan, inkoherensi, penekanan pikiran, blok pikiran, atau
neologisme).
3. Mood
a. mood apa yang mendominasi?
b. apakah pasien tampak tertekan, sangat gembira, euforia, cemas, takut,
curiga, marah?
c. Adakah peningkatan variabilitas mood (labilitas) atau penurunan
(reaktivitas berkurang)?
d. Apakah mood yang tampak sesuai dengan isi bicara?
e. Apa interpretasi subjektif pasien terhadap moodnya? Tanyakan
“Bagaimana perasaan anda saat ini?”, “Bagaimana semangat anda?”
4. Pikiran dan persepsi pasien saat ini, termasuk hal-hal berikut:
a. Preokupasi, kekhawatiran, ketakutan, pikiran, impuls, dan pengalaman
perseptual.
b. Gejala kognitif dan perseptual dari gangguan mental tertentu, biasanya
terungkap dengan pertanyaan tertentu seperti halusinasi, delusi, ide
rujukan (ideas of reference), obsesi, dan kompulsi.
c. Pikiran, perasaan, dan impuls untuk bunuh diri, melakukan pembunuhan,
melakukan kekerasan, atau mencederai diri sendiri. Jika terdapat pikiran
semacam ini, cari tahu intensitas dan spesifisitasnya, kapan terjadi dan apa
yang mencegah pasien melakukannya.
d. Keyakinan yang salah, delusi, rasa dikendalikan oleh pihak luar,
depersonalisasi, dan derealisasi.
5. Wawancara pasien mengenai situasinya sekarang dan keinginan mendapat
terapi.
6. Status kognitif pasien, termasuk:
a. Tingkat kesadaran
b. Orientasi (hari, tanggal, waktu)
c. Perhatian dan konsentrasi
d. Fungsi bahasa (menyebut nama benda, kelancaran bicara, pemahaman,
pengulangan, membaca, menulis).
e. Ingatan (jangka panjang dan pendek, ingatan segera).
f. Tingkat pengetahuan (sesuai usia, latar belakang pendidikan, dan sosial)
g. Berhitung
h. Menggambar (misalnya menyalin gambar atau menggambar jam)
e. Pemikiran abstrak (misalnya menjelaskan kesamaan atau mengartikan
peribahasa).
f. Fungsi eksekutif (sistem frontal) (misalnya membuat daftar, mencegah
jawaban impulsif, menahan gangguan, mengenali kontraindikasi).
g. Kualitas penilaian.
19
2.4.5 Pedoman Diagnosis berdasarkan PPDGJ-III
(Maslim, 2013).
fobik tidak berbeda dari anxietas yang lain dapat dalam bentuk
20
a. F40.0 Agorafobia
sendiri
21
Tabel 02. Perbedaan Kriteria Diagnostik Gangguan Panik dengan atau
tanpa Agorafobia (Kaplan & Sadock 2015)
22
b. F.40.1 Fobia sosial
(Maslim, 2013).
23
2. F41. Gangguan Anxietas Lainnya
situations),
24
b. F41.1 Gangguan Cemas Menyeluruh
2013).
25
c. F41.2 Gangguan Campuran Anxietas dan Depresi
(Maslim, 2013).
26
Gejala-gejala obsesif harus mencakup hal-hal berikut:
utama, dan tanpa itu hal tersebut tidak akan terjadi (Maslim,
2013).
27
2.6 Terapi
2.6.1 Farmakoterapi
28
Menurut pedoman pengobatan terkini American Psychiatric
29
Tabel 04. Sediaan Obat Anti-Anxietas dan Dosis Anjuran (Maslim, 2014)
N Nama Generik Nama Dagang Sediaan Dosis Anjuran
o.
1. Diazepam DIAZEPAM Tab. 2-5 mg Oral 2,5-40 mg/hari
(indofarma) Ampal 10 mg/2 cc
VALISANBE Tab. 2-5 mg
(sanbe) Ampal 10 mg/2cc
STESOLID Tab. 2-5 mg
(Actavis) Ampul 10 mg/2cc Rectaltube= anak<10
Rectal tube 5-10 mg/2,5cc kg/bb= 5mg dan anak >
Tab. 5 mg 10kg/bb = 10 mg
VALDIMEX Ampul 10 mg/2cc
(mersifarma) Rectal tube 5 mg/2,5 cc
TRAZEP
(Fahrenheit) Tab. 1 mg
VALIUM Ampul 10 mg/2cc
(roche)
2. Lorazepam RENAQUIL Tab. 1 mg 2-6 mg/hari
(Fahrenheit)
MERLOPAM Tab. 0,5-2 mg
(mersifarma)
3. Clobazam FRISIUM Tab. 10 mg 20-30 mg/hari
(sanofi aventis)
CLOBAZAM Tab. 10 mg
OGB DEXA
(Dexa Medica)
ANXIBLOC Tab. 10 mg
(Dexa Medica)
CLOFRITIS Tab.10 mg
(Mersifarma)
PROCLOZAM Tab. 10 mg
(Memprofarm)
4. Bromazepam LEXZEPAM-3 Tab. 3 mg 3-18 mg/hari
(mersifarma)
5. Alprazolam ALPRAZOLAM Tab. 0,5-1 mg 0,25-4 mg/hari
(Dexa Medica)
ACTAZOLAM Tab.0,5-1 mg
(Actavis)
APAZOL Tab. 0,5-1 mg
(Dexa Medic)
ALPRAZOLAM Tab. 0,5-1 mg
OGM MERSI
(mersifarma)
XANAX Tab.XR 0,50-1 mg 1×0,5-1 mg/hari
Pfizer-Pharmaci Tab. 0,25-0,5-1 mg 3×0,25-0,5 mg/hari
FEPRAX Tab. 0,25-0,5-1 mg
(Ferron)
ATARAX Tab.0,5 mg
(Mersifarma)
ALVIZ Tab.0,5-1 mg
(Pharos)
ZYPRAX Cap.0,25-0,5-1 mg
(kalbe farma)
ZOLASTIN Tab.0,5-1 mg
Gracia Pharmindo
FRIXITAS Tab.0,25-0,5-1 mg
(Novell Pharma)
6. Sulpride DOGMATIL Cap. 50 mg 2-3×50-100 mg/hari
(Soho)
7. Buspirone XIETY Tab. 10 mg 10-60 mg/hari
(Lapi)
30
A. Penggolongan
B. Indikasi penggunaan
31
C. Mekanisme kerja
D. Efek Samping
dengan waktu paruh pendek lebih cepat dan hebat gejala putus
32
dianjurkan diberikan pada pasien-pasien tersebut. Untuk mengurangi
E. Cara penggunaan
tidak.
keamanannya.
a. Diazepam/Chlordiazepoxide: “broadspectrum”.
insomnia.
33
d. Bromazepam, lorazepam, clobazam: dosis anti-anxietas dan
e. Beberapa spesifikasi:
depresi.
(Maslim, 2014).
F. Pengaturan dosis
Mulai dengan dosis awal (dosis anjuran) yaitu naikkan dosis setiap
lalu diturunkan 1/8 × setiap 2-4 minggu, dosis minimal yang masih
efektif (maintenance dose), bila kambuh dinaikan lagi dan bila tetap
34
G. Lama pemberian
2014).
H. Kontraindikasi
or hepatic disease.
(Maslim, 2014).
35
mulai dari pencegahan primer hingga intervensi pada individu yang
1. Psikoedukasi
panik, pada tahap ini juga dijelaskan peran dari pikiran dalam
dilakukan pada sesi awal dari terapi dan dapat diulangi setiap
(Limoa, 2010)
36
mengenai tingkat ansietas dan relaksasi. Melalui penggunaan
2015).
3. Teknik kognitif
4. Teknik-teknik pemaparan
37
Pemaparan interoceptive bertujuan untuk mengoreksi
2010)
2.7 Komplikasi
38
pekerjaan, kesulitan finansial bisa merupakan konsekuensi dari gangguan
2.8 Rehabilitasi
direkomendasikan sebagai terapi lini pertama yang aman dan efektif. CBT
uji klinis. Tujuan dari terapi ini adalah membantu individu untuk mengenal
dan memperbaiki cara yang salah dalam berpikir dan berperilaku yang
sesi berlangsung antara satu hingga dua jam. Terapi biasanya dilaksanakan
2.9 Prognosis
(CBT), secara individu atau dalam kombinasi, efektif lebih dari 85%
kasus. Pasien dengan fungsi premorbid yang baik dan dengan durasi gejala
39
yang singkat cenderung memiliki prognosis yang baik. Sekitar 10-20%
dengan hampir 65% pada pasien dengan gangguan panik, biasanya dalam
yang tinggi, kelas sosial rendah, pemisahan dari orang tua dengan
hampir dua kali lipat. Pada pasien dengan penyakit koroner, panik dapat
2.10 Edukasi
pengobatan yang mereka pilih, serta tentang potensi efek samping dari
tidak hanya obat pengobatan mereka, tetapi juga penggunaan zat penyerta
40
dapat mempengaruhi jalannya gangguan panik. Meskipun beberapa zat
(Memon, 2015).
41
2015). Meskipun modifikasi diet (misalnya, 5-hydroxytryptophan atau
42
BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
kehidupan.
2. Perempuan lebih mudah terkena dua hingga tiga kali daripada laki-
3. Gangguan panik terdiri atas faktor biologis, faktor genetik, dan faktor
psikososial.
43
yaitu sertralin dan paroxetin. Terdapat juga obat golongan trisiklik
waktu 6 bulan.
3.2 Saran
1. Masyarakat
gejala gangguan panik, sadari akan efek samping dari gangguan panik,
2. Instansi kesehatan
44
mengetahui bahwa gangguan panik dapat di obati dan tidak
membahayakan.
3. Institusi pendidikan
3.3 Ringkasan
urin, uji d-dimer dan pemeriksaan radiologis yaitu EKG, EEG, MRI, uji
untuk gangguan panik karena efektif dan cepat mengatasi gejala serangan
45
DAFTAR PUSTAKA
juni 2016
http://indonesia.digitaljournals.org/index.php/idnmed/article/viewFile/104
Elvira, D Sylvia. 2014. “Buku Ajar PSIKIATRI “. Badan penerbit FKUI, Jakarta.
http://repository.unhas.ac.id:4001/digilib/files/disk1/50/--drerlynlim-2485-
FKUI, Jakarta.
46
Maslim, Rusdi. 2013. “Diagnosis Gangguan Jiwa, Rujukan Ringkas PPDGJ-III”
Jakarta.
Memon, A Muhammad & Ahmed Iqbal. 2015. “Panic Disorder. Medscape New
Psychiatry. Edisi 2. Diterjemahkan oleh: dr. Husni Muttaqin & dr. Retna
www.depkes.go.id/resources/download/general/Hasil%20Riskesdas%2020
47