Anda di halaman 1dari 16

Tugas: Filsafat Sains Dan Konsep Teknologi

MAKALAH

ASPEK ONTOLOGI, EPISTIMOLOGI, DAN OKSIOLOGI

DALAM HUKUM NEWTON

OLEH :

HARLIN KIRANA
F1B1 15 026

JURUSAN FISIKA

’FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM

UNIVERSITAS HALU OLEO

KENDARI

2018
Tugas: Filsafat Sains Dan Konsep Teknologi

KATA PENGANTAR

Segala puji dan rasa syukur senantiasa penulis panjatkan kehadirat Allah SWT. Yang
senantiasa mencurahkan rahmatnya kepada kita semua. Shalawat dan salam juga senantiasa
kiranya penulis limpahkan kepada Nabi Muhammad SAW. Penulis juga mengucapkan banyak
terima kasih kepada dosen yang bersangkutan yang telah memberikan kesempatan waktu untuk
penyelesaian makalah ini dan dengan limpahan rahmat dan karunia Allah sehingga kami dapat
menyelesaikan makalah pada mata kuliah Filsafat Sains Dan Konsep Teknologi yang berjudul
“Kaitan aspek Ontilogi, Epistimologi, dan Oksiologi denngan Hukum Newton” guna untuk
memenuhi tugas individu yang ditugaskan kepada kami.

Kami meyakini bahwa di dalam penulisan makalah ini tentu masih terdapat kesalahan
dalam penulisan maupun penguasaan materi. Kami sangat mengharapkan kepada seluruh
pembaca untuk memberikan kritik dan saran yang membangun kemajuan dalam berfikir untuk
penulis agar makalah ini dapat dibuat dengan lebih sempurna.

Akhirnya kepada Allah juga lah penulis minta ampun, semoga dengan adanya makalah
ini dapat memberikan sedikit ilmu pengetahuan yang bermanfaat dan dapat menambah
pengetahuan kita yang sudah ada sebelumnya. Amin.

Kendari, 25 Mei 2018

Penulis

ii
Tugas: Filsafat Sains Dan Konsep Teknologi

DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR ................................................................................ ii

DAFTAR ISI ............................................................................................... iii

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang......................................................................................... 1
B. Rumusan Masalah ................................................................................... 1
C. Tujuan Penulisan ..................................................................................... 1

BAB II PEMBAHASAN

A. Pengertian Ontologi ................................................................................... 2


B. Kaitan Aspek Ontologi Terhadap Hukum Newton ..................................... 3
C. Pengertian Epistemologi ............................................................................ 6
D. Kaitan Epistemologi Terhadap Hukum Newton ......................................... 7
E. Pengertian Aksiologi ................................................................................... 9
F. Kaitan Aspek Aksiologi Terhadap Hukum Newton ................................... 10

BAB III PENUTUP

A. KESIMPULAN ................................................................................. 12

DAFTAR PUSTAKA .................................................................................. 13

iii
Tugas: Filsafat Sains Dan Konsep Teknologi

BAB I

PENDAHULUAN

A. LatarBelakang

Cabang-cabang Ilmu filsafat banyak sekali di antaranya yang ada dalam


pembahasan makalah ini adalah, aksiologi,ontologi dan epistemologi ,Aksiologi
merupakan cabang filsafat ilmu yang mempertanyakan bagaimana manusia
menggunakan ilmunya. Pembahasan aksiologi menyangkut masalah nilai kegunaan
ilmu, Didalam ontologi banyak sekali yang berpendapat tentang definisi ontologi intu
sendiri. Epistemologi atau teori pengetahuan adalah cabang filsafat yang berurusan
dengan hakikat dan linkup pengetahuan, pengandaian-pengandaian dan dasar-dasarnya
serta pertanggung jawaban atas pernyataan mengenai pengetahuan yang dimiliki.
Ikhtisar Ontologi, dalam filsafat analitik, menyangkut menentukan apakah beberapa
kategori yang sangat penting dan bertanya dalam apa arti item dalam kategori tersebut
dapat dikatakan "menjadi". Ini adalah penyelidikan berada di begitu banyak seperti
sedang, atau menjadi makhluk sejauh mereka ada-dan tidak sejauh, misalnya, fakta-
fakta tertentu yang diperoleh tentang mereka atau properti tertentu yang berhubungan
dengan mereka. Setelah mengetahui pengertian tentang ontologi, epistemologi, dan
aksiologi maka semua cabang ilmu filsafat ini di kaitkan dengan Hukum fisika dan
hukum fisika yang saya ambil yaitu hukum Newton.

B. Rumusan masalah
Berdasarkan latar belakang yang telah dipaparkan di atas, maka rumusan
masalah dari makalah ini yaitu:
1. Apa yang dimaksud dengan aksiologi,ontologi dan epistemologi?
2. Bagaimana keterkaitan aksiologi,ontologi dan epistemologi dengan hukum Newton?

C. Tujuan penulisan

Tujuan dari penulisan makalah ini adalah:

1. Mahasiswa dapat mengetaui pengertian dari aksiologi,ontologi dan epistemologi


2. Mahasiswa dapat mengetahui keterkaitan aksiologi,ontologi dan epistemologi
dengan hukum Newton.

1
Tugas: Filsafat Sains Dan Konsep Teknologi

BAB II

PEMBAHASAN

A. Pengertian Ontologi

Tradisional terdaftar sebagai bagian dari cabang utama filsafat yang dikenal
sebagai metafisika, ontologi berkaitan dengan pertanyaan mengenai apa yang ada
entitas atau dapat dikatakan ada, dan bagaimana badan tersebut dapat dikelompokkan,
terkait di dalam hirarki, dan dibagi menurut persamaan dan perbedaan.

Ikhtisar Ontologi, dalam filsafat analitik, menyangkut menentukan apakah


beberapa kategori yang sangat penting dan bertanya dalam apa arti item dalam kategori
tersebut dapat dikatakan "menjadi". Ini adalah penyelidikan berada di begitu banyak
seperti sedang, atau menjadi makhluk sejauh mereka ada-dan tidak sejauh, misalnya,
fakta-fakta tertentu yang diperoleh tentang mereka atau properti tertentu yang
berhubungan dengan mereka.

Untuk Aristoteles ada empat dimensi ontologis yang berbeda:

1. Menurut berbagai kategori atau cara menangani yang sedang seperti itu.
2. menurut kebenaran atau kesalahan (misalnya emas palsu, uang palsu)
3. apakah itu ada dalam dan dari dirinya sendiri atau hanya 'datang bersama' oleh
kecelakaan
4. sesuai dengan potensinya, gerakan (energi) atau jadi kehadiran (Buku Metafisika
Theta).

Beberapa filsuf, terutama dari sekolah Plato, berpendapat bahwa semua kata
benda (termasuk kata benda abstrak) mengacu kepada badan ada. filsuf lain berpendapat
bahwa kata benda tidak selalu entitas nama, tetapi beberapa memberikan semacam
singkatan untuk referensi untuk koleksi baik benda atau peristiwa. Dalam pandangan
yang terakhir, pikiran, bukannya merujuk pada suatu entitas, mengacu pada koleksi
peristiwa mental yang dialami oleh seseorang; masyarakat yang mengacu pada
kumpulan orang-orang dengan beberapa karakteristik bersama, dan geometri mengacu
pada koleksi dari jenis yang spesifik intelektual . Aktivitas Di antara kutub realisme dan
nominalisme, ada juga berbagai posisi lain, tetapi ontologi apapun harus memberi
penjelasan tentang kata-kata yang mengacu kepada badan usaha, yang tidak, mengapa,
dan apa kategori hasil. Ketika seseorang berlaku proses ini untuk kata benda seperti

2
Tugas: Filsafat Sains Dan Konsep Teknologi

elektron, energi, kontrak, kebahagiaan, ruang, waktu, kebenaran, kausalitas, dan Tuhan,
ontologi menjadi dasar untuk banyak cabang filsafat.

Menurut Suriasumantri (1985), Ontologi membahas tentang apa yang ingin kita
ketahui, seberapa jauh kita ingin tahu, atau, dengan kata lain suatu pengkajian mengenai
teori tentang “ada”. Telaah ontologis akan menjawab pertanyaan-pertanyaan:

a. apakah obyek ilmu yang akan ditelaah,


b. bagaimana wujud yang hakiki dari obyek tersebut, dan
c. bagaimana hubungan antara obyek tadi dengan daya tangkap manusia (seperti
berpikir, merasa, dan mengindera) yang membuahkan pengetahuan.

Menurut Soetriono & Hanafie (2007), Ontologi yaitu merupakan azas dalam
menerapkan batas atau ruang lingkup wujud yang menjadi obyek penelaahan (obyek
ontologis atau obyek formal dari pengetahuan) serta penafsiran tentang hakikat realita
(metafisika) dari obyek ontologi atau obyek formal tersebut dan dapat merupakan landasan
ilmu yang menanyakan apa yang dikaji oleh pengetahuan dan biasanya berkaitan dengan
alam kenyataan dan keberadaan.

Menurut Pandangan The Liang Gie, Ontologi adalah bagian dari filsafat dasar yang
mengungkap makna dari sebuah eksistensi yang pembahasannya meliputi persoalan-
persoalan :

a. Apakah artinya ada, hal ada ?


b. Apakah golongan-golongan dari hal yang ada ?
c. Apakah sifat dasar kenyataan dan hal ada ?
d. Apakah cara-cara yang berbeda dalam mana entitas dari kategori-kategori logis yang
berlainan (misalnya objek-objek fisis, pengertian universal, abstraksi dan bilangan)
dapat dikatakan ada ?

Menurut Ensiklopedi Britannica Yang juga diangkat dari Konsepsi Aristoteles,


Ontologi yaitu teori atau studi tentang being/wujud seperti karakteristik dasar dari seluruh
realitas. Ontologi sinonim dengan metafisika yaitu, studi filosofis untuk menentukan sifat
nyata yang asli (real nature) dari suatu benda untuk menentukan arti, struktur dan prinsip
benda tersebut. (Filosofi ini didefinisikan oleh Aristoteles abad ke-4 SM).

B. Kaitan Aspek Ontologi Terhadap Hukum Newton


1. Hukum I Newton

3
Tugas: Filsafat Sains Dan Konsep Teknologi

Bagaimanakah hubungan antara gaya dan gerak? Aristoteles (384-322 SM)


percaya bahwa diperlukan sebuah gaya untuk menjaga agar sebuah benda tetap
bergerak sepanjang bidang horizontal. Ia mengemukakan alasan bahwa untuk membuat
sebuah buku bergerak melintasi meja, kita harus memberikan gaya pada buku itu secara
kontinu. Menurut Aristoteles, keadaan alami sebuah benda adalah diam, dan dianggap
perlu adanya gaya untuk menjaga agar benda tetap bergerak. Lebih jauh lagi, Aristoteles
mengemukakan, makin besar gaya pada benda, makin besar pula lajunya. Kira-kira
2000 tahun kemudian, Galileo Galilei (1564- 1642) menemukan kesimpulan yang
sangat berbeda dengan pendapat Aristoteles. Galileo mempertahankan bahwa sama
alaminya bagi sebuah benda untuk bergerak horizontal dengan kecepatan tetap, seperti
saat benda tersebut berada dalam keadaan diam.

Bayangkan pengamatan yang melibatkan sebuah gerak horizontal berikut ini


untuk memahami gagasan Galileo. Untuk mendorong sebuah benda yang mempunyai
permukaan kasar di atas meja dengan laju konstan dibutuhkan gaya dengan besar
tertentu. Untuk mendorong benda lain yang sama beratnya tetapi mempunyai
permukaan yang licin di atas meja dengan laju yang sama, akan memerlukan gaya lebih
kecil. Jika selapis minyak atau pelumas lainnya dituangkan antara permukaan benda dan
meja, maka hampir tidak diperlukan gaya sama sekali untuk menggerakkan benda itu.
Pada urutan kasus tersebut, gaya yang diperlukan makin kecil.

Sebagai langkah berikutnya, kita bisa membayangkan sebuah situasi di mana


benda tersebut tidak bersentuhan dengan meja sama sekali, atau ada pelumas yang
sempurna antara benda itu dan meja, dan mengemukakan teori bahwa sekali bergerak,
benda tersebut akan melintasi meja dengan laju yang konstan tanpa ada gaya yang
diberikan. Sebuah bantalan peluru baja yang bergulir pada permukaan horizontal yang
keras mendekati situasi ini. Demikian juga kepingan pada meja udara, di mana lapisan
udara memperkecil gesekan sehingga hampir nol. Galileo membuat kesimpulan
hebatnya, bahwa jika tidak ada gaya yang diberikan kepada benda yang bergerak, benda
itu akan terus bergerak dengan laju konstan pada lintasan yang lurus. Sebuah benda
melambat hanya jika ada gaya yang diberikan kepadanya.

Dengan demikian, Galileo menganggap gesekan sebagai gaya yang sama


dengan dorongan atau tarikan biasa. Sebagai contoh, mendorong sebuah buku melintasi
meja dengan laju tetap dibutuhkan gaya dari tangan kalian, hanya untuk mengimbangi
gaya gesek. Jika sebuah buku bergerak dengan laju konstan, gaya dorong kalian sama
besarnya dengan gaya gesek, tetapi kedua gaya ini memiliki arah yang berbeda,

4
Tugas: Filsafat Sains Dan Konsep Teknologi

sehingga gaya total pada benda (jumlah vektor dari kedua gaya) adalah nol. Hal ini
sejalan dengan sudut pandang Galileo, karena benda bergerak dengan laju konstan
ketika tidak ada gaya total yang diberikan padanya.

2. Hukum II Newton

Newton mengatakan bahwa jika pada sebuah benda diberikan gaya total atau
dengan kata lain, terdapat gaya total yang bekerja pada sebuah benda, maka benda yang
diam akan bergerak, demikian juga benda yang sedang bergerak bertambah
kelajuannya. Apabila arah gaya total berlawanan dengan arah gerak benda, maka gaya
tersebut akan mengurangi laju gerak benda. Apabila arah gaya total berbeda dengan
arah gerak benda maka arah kecepatan benda tersebut berubah dan mungkin besarnya
juga berubah. Karena perubahan kecepatan merupakan percepatan maka kita dapat
menyimpulkan bahwa gaya total yang bekerja pada benda menyebabkan benda tersebut
mengalami percepatan. Arah percepatan tersebut sama dengan arah gaya total. Jika
besar gaya total tetap atau tidak berubah, maka besar percepatan yang dialami benda
juga tetap alias tidak berubah.

Bagaimana hubungan antara Percepatan dan Gaya ?

Bayangkanlah anda mendorong sebuah gerobak sampah yang bau-nya


menyengat. Usahakan sampai gerobak tersebut bergerak. Nah, ketika gerobak bergerak,
kita dapat mengatakan bahwa terdapat gaya total yang bekerja pada gerobak itu.
Silahkan dorong gerobak sampah itu dengan gaya tetap selama 30 detik. Ketika anda
mendorong gerobak tersebut dengan gaya tetap selama 30 menit, tampak bahwa
gerobak yang tadinya diam, sekarang bergerak dengan laju tertentu, anggap saja 4
km/jam. Sekarang, doronglah gerobak tersebut dengan gaya dua kali lebih besar
(gerobaknya didiamin dulu). Apa yang anda amati ? Jika anda mendorong gerobak
sampah dengan gaya dua kali lipat, maka gerobak tersebut bergerak dengan laju 4
km/jam dua kali lebih cepat dibandingkan sebelumnya. Percepatan gerak gerobak dua
kali lebih besar. Apabila anda mendorong gerobak dengan gaya lima kali lebih besar,
maka percepatan gerobak juga bertambah lima kali lipat. Demikian seterusnya. Kita
bisa menyimpulkan bahwa percepatan berbanding lurus dengan gaya total yang bekerja
pada benda.

3. Hukum III Newton


Pada Hukum II Newton, kita belajar bahwa gaya-gaya mempengaruhi gerakan
benda. Dari manakah gaya tersebut datang ? dalam kehidupan sehari-hari, kita

5
Tugas: Filsafat Sains Dan Konsep Teknologi

mengamati bahwa gaya yang diberikan kepada sebuah benda, selalu berasal dari benda
lain. gerobak bergerak karena kita yang mendorong, paku dapat tertanam karena
dipukul dengan martil, buah mangga yang lezat jatuh karena ditarik oleh gravitasi
bumi, demikian juga benda yang terbuat dari besi ditarik oleh magnet.
Apakah semua benda bergerak karena diberikan gaya oleh benda lain? Newton
mengatakan bahwa kenyataan dalam kehidupan sehari-hari tidak semuanya seperti itu.
Ketika sebuah benda memberikan gaya kepada benda lain maka benda kedua tersebut
membalas dengan memberikan gaya kepada benda pertama, di mana gaya yang
diberikan sama besar tetapi berlawanan arah. Jadi gaya yang bekerja pada sebuah
benda merupakan hasil interaksi dengan benda lain. Anda dapat melakukan percobaan
untuk membuktikan hal ini. Tendanglah batu atau tembok dengan keras, maka kaki
anda akan terasa sakit. Mengapa kaki terasa sakit? Hal ini disebabkan karena ketika
kita menendang tembok atau batu, tembok atau batu membalas memberikan gaya
kepada kaki kita, di mana besar gaya tersebut sama, hanya berlawanan arah. Gaya yang
kita berikan arahnya menuju batu atau tembok, sedangkan gaya yang diberikan oleh
batu atau tembok arahnya menuju kaki kita.
C. Pengertian Epistemologi
Epistemologi atau teori pengetahuan adalah cabang filsafat yang berurusan
dengan hakikat dan linkup pengetahuan, pengandaian-pengandaian dan dasar-dasarnya
serta pertanggung jawaban atas pernyataan mengenai pengetahuan yang dimiliki.
Mula-mula manusia percaya bahwa dengan kekuasaan pengenalannya ia dapat
mencapai realitas sebagaimana adanya para filosof pra Sokrates, yaitu filosof pertama di
alam tradisi Barat, tidak memberikan perhatian pada cabang filsafat ini sebab mereka
memusatkan perhatian, terutama pada alam dan kemungkinan perubahan, sehingga
mereka kerap dijuluki filosof alam.
Metode ernpiris yang tela:n dibuka oleh Aristoteles mendapat sambutan yang
besar pada Zaman Renaisans dengan tokoh utamanya Francis Bacon (1561-1626). Dua
di antara karya-karyanya yang menonjol adalah The Advancement of Learning dan
Novum Organum (organum baru). Fisafat Bacon mempunyai peran penting dalam
metode Irrduksi dan sistematis menurut dasar filsafatnya sepenuhnya bersifat praktis,
yaitu untuk memberi kekuasaan pada manusia atas alam melalui peyelidikan ilmiah.
mam. Karena itu usaha yang ia lakukan pertama kali adalah menegaskan tujuan
pengetahuan. Menurutnya, pengetahuan tidak akan mengalami perkembangan, dan
tidak akan bermakna kecuali ia mernpunyai kekuatan yang dapat membantu meraih
kehidupan yang lebih baik.

6
Tugas: Filsafat Sains Dan Konsep Teknologi

Sikap khas Bacon mengenai ciri dan tugas filsafat tampak paling mencolok
dalam Novum Organum. Pengetahuan dan kuasa manusia satu sama lain, menurutnya
alam tidak dapat dikuasai kecuali dengan jalan menaatinya, agar dapat taat pada alam.
Manusia perlu mengenalnya terlebih dahuku dan untuk mengetahui alam diperlukan
observasi. Pengetahuan, penjelasan. dan pembuktian.
Umat manusia ingin menguasai alam tetapi menurut Bacon, keinginan itu tidak
tercapai sampai pada zamannya hidup, hal ini karena ilmu-imu pengetahuan berdaya
guna dalam mencapai hasilnya, sementara logika tidak dapat digunakan untuk
mendirikan dan membangun ilmu pengetanuan. Bahkan, Bacon meganggap logika lebih
cocok untuk melestarikan kesalahan dan kesesatan yang ada ketimbang mengejar
menentukan kebenaran.
D. Kaitan Epistemologi Terhadap Hukum Newton
1. Hukum Pertama Newton

Hukum I Newton menyatakan bahwa:

“Setiap benda tetap berada dalam keadaan diam atau bergerak dengan laju tetap
sepanjang garis lurus, kecuali jika diberi gaya total yang tidak nol”. Kecenderungan
sebuah benda untuk mempertahankan keadaan diam atau gerak tetapnya pada garis
lurus disebut inersia (kelembaman). Sehingga, Hukum I Newton sering disebut Hukum
Inersia. Hukum I Newton tidak selalu berlaku pada setiap kerangka acuan. Sebagai
contoh, jika kerangka acuan kalian tetap di dalam mobil yang dipercepat, sebuah benda
seperti cangkir yang diletakkan di atas dashboard mungkin bergerak ke arah kalian
(cangkir tersebut tetap diam selama kecepatan mobil konstan). Cangkir dipercepat ke
arah kalian tetapi baik kalian maupun orang atau benda lain memberikan gaya kepada
cangkir tersebut dengan arah berlawanan. Pada kerangka acuan yang dipercepat seperti
ini, Hukum I Newton tidak berlaku. Kerangka acuan di mana Hukum I Newton berlaku
disebut kerangka acuan inersia. Untuk sebagian besar masalah, kita biasanya dapat
menganggap bahwa kerangka acuan yang terletak tetap di Bumi adalah kerangka inersia
(walaupun hal ini tidak tepat benar, karena disebabkan oleh rotasi Bumi, tetapi cukup
mendekati). Kerangka acuan yang bergerak dengan kecepatan konstan (misalnya sebuah
mobil) relatif terhadap kerangka inersia juga merupakan kerangka acuan inersia.
Kerangka acuan di mana hukum inersia tidak berlaku, seperti kerangka acuan yang
dipercepat di atas, disebut kerangka acuan noninersia. Bagaimana kita bisa yakin bahwa
sebuah kerangka acuan adalah inersia atau tidak? Dengan memeriksa apakah Hukum I

7
Tugas: Filsafat Sains Dan Konsep Teknologi

Newton berlaku. Dengan demikian Hukum I Newton berperan sebagai definisi


kerangka acuan inersia.

2. Hukum Kedua Newton


Hukum I Newton menyatakan bahwa jika tidak ada gaya total yang bekerja
pada sebuah benda, maka benda tersebut akan tetap diam, atau jika sedang bergerak,
akan bergerak lurus beraturan (kecepatan konstan). Selanjutnya, apa yang terjadi jika
sebuah gaya total diberikan pada benda tersebut? Newton berpendapat bahwa kecepatan
akan berubah. Suatu gaya total yang diberikan pada sebuah benda mungkin
menyebabkan lajunya bertambah. Akan tetapi, jika gaya total itu mempunyai arah yang
berlawanan dengan gerak benda, gaya tersebut akan memperkecil laju benda. Jika arah
gaya total yang bekerja berbeda arah dengan arah gerak benda, maka arah kecepatannya
akan berubah (dan mungkin besarnya juga). Karena perubahan laju atau kecepatan
merupakan percepatan, berarti dapat dikatakan bahwa gaya total dapat menyebabkan
percepatan.
Bagaimana hubungan antara percepatan dan gaya?
Pengalaman sehari-hari dapat menjawab pertanyaan ini. Ketika kita mendorong kereta
belanja, maka gaya total yang terjadi merupakan gaya yang kita berikan dikurangi gaya
gesek antara kereta tersebut dengan lantai. Jika kita mendorong dengan gaya konstan
selama selang waktu tertentu, kereta belanja mengalami percepatan dari keadaan diam
sampai laju tertentu, misalnya 4 km/jam. Jika kita mendorong dengan gaya dua kali
lipat semula, maka kereta belanja mencapai 4 km/jam dalam waktu setengah kali
sebelumnya. Ini menunjukkan percepatan kereta belanja dua kali lebih besar. Jadi,
percepatan sebuah benda berbanding lurus dengan gaya total yang diberikan. Selain
bergantung pada gaya, percepatan benda juga bergantung pada massa. Jika kita
mendorong kereta belanja yang penuh dengan belanjaan, kita akan menemukan bahwa
kereta yang penuh memiliki percepatan yang lebih lambat. Dapat disimpulkan bahwa
makin besar massa maka akan makin kecil percepatannya, meskipun gayanya sama.
Jadi, percepatan sebuah benda berbanding terbalik dengan massanya. Hubungan ini
selanjutnya dikenal sebagai Hukum II Newton, yang bunyinya sebagai berikut:
“Percepatan sebuah benda berbanding lurus dengan gaya total yang bekerja padanya
dan berbanding terbalik dengan massanya. Arah percepatan sama dengan arah gaya
total yang bekerja padanya”.
Hukum II Newton tersebut dirumuskan secara matematis dalam persamaan:
ΣF = m.a

8
Tugas: Filsafat Sains Dan Konsep Teknologi

dengan:

a = percepatan (m/s2)

m = massa benda (kg)

ΣF = resultan gaya (N)

3. Hukum Ketiga Newton


Hukum II Newton menjelaskan secara kuantitatif bagaimana gaya-gaya
memengaruhi gerak. Tetapi kita mungkin bertanya, dari mana gaya-gaya itu datang?
Berdasarkan pengamatan membuktikan bahwa gaya yang diberikan pada sebuah benda
selalu diberikan oleh benda lain. Sebagai contoh, seekor kuda yang menarik kereta,
tangan seseorang mendorong meja, martil memukul/ mendorong paku, atau magnet
menarik paku. Contoh tersebut menunjukkan bahwa gaya diberikan pada sebuah benda,
dan gaya tersebut diberikan oleh benda lain, misalnya gaya yang diberikan pada meja
diberikan oleh tangan.
Newton menyadari bahwa hal ini tidak sepenuhnya seperti itu. Memang benar
tangan memberikan gaya pada meja. Tetapi meja tersebut jelas memberikan gaya
kembali kepada tangan. Dengan demikian, Newton berpendapat bahwa kedua benda
tersebut harus dipandang sama. Tangan memberikan gaya pada meja, dan meja
memberikan gaya balik kepada tangan. Hal ini merupakan inti dari Hukum III Newton,
yaitu:
“Ketika suatu benda memberikan gaya pada benda kedua, benda kedua tersebut
memberikan gaya yang sama besar tetapi berlawanan arah terhadap benda pertama”.

Hukum III Newton ini kadang dinyatakan sebagai hukum aksi-reaksi, “untuk
setiap aksi ada reaksi yang sama dan berlawanan arah”. Untuk menghindari
kesalahpahaman, sangat penting untuk mengingat bahwa gaya “aksi” dan gaya “reaksi”
bekerja pada benda yang berbeda.

E. Pengertian Aksiologi
Aksiologi merupakan cabang filsafat ilmu yang mempertanyakan bagaimana
manusia menggunakan ilmunya. Aksiologi adalah istilah yang berasal dari kata Yunani
yaitu; axios yang berarti sesuai atau wajar. Sedangkan logos yang berarti ilmu.
Aksiologi dipahami sebagai teori nilai. Jujun S.Suriasumantri mengartika aksiologi
sebagai teori nilai yang berkaitan dengan kegunaan dari pengetahuan yang diperoleh.
Menurut John Sinclair, dalam lingkup kajian filsafat nilai merujuk pada pemikiran atau

9
Tugas: Filsafat Sains Dan Konsep Teknologi

suatu sistem seperti politik, sosial dan agama. sedangkan nilai itu sendiri adalah sesuatu
yang berharga, yang diidamkan oleh setiap insan.
Aksiologi adalah ilmu yang membicarakan tentang tujuan ilmu pengetahuan itu
sendiri. Jadi Aksiologi merupakan ilmu yang mempelajari hakikat dan manfaat yang
sebenarnya dari pengetahuan, dan sebenarnya ilmu pengetahuan itu tidak ada yang sia-
sia kalau kita bisa memanfaatkannya dan tentunya dimanfaatkan dengan sebaik-baiknya
dan di jalan yang baik pula. Karena akhir-akhir ini banyak sekali yang mempunyai ilmu
pengetahuan yang lebih itu dimanfaatkan di jalan yang tidak benar.
F. Kaitan Aspek Aksiologi Terhadap Hukum Newton
1. Hukum I Newton

Untuk mengurangi resiko akibat kecelakaan gunakanlah sabuk pengaman.


Sabuk pengaman adalah sebuah alat yang dirancang untuk menahan seorang
penumpang mobil atau kendaraan lainnya agar tetap di tempat apabila terjadi tabrakan,
atau, yang lebih lazim terjadi, bila kendaraan itu berhenti mendadak. Sabuk pengaman
dirancang untuk mengurangi luka dengan menahan si pemakai dari benturan dengan
bagian-bagian dalam kendaraan itu atau terlempar dari dalam kendaraannya.Saat
kendaraan yang kita tumpangi tiba-tiba direm mendadak atau menabrak sesuatu hingga
berhenti, apa yang terjadi dengan kita? Tentu tubuh kita aka terdorong, bahkan bisa
terlempar ke depan. Seadainya di depan kita ada benda-benda yang berbahaya, misalnya
benda keras atau kaca mobil, tentunya akan berakibat fatal. Nah, kalau sudah tahu sifat
inersia atau kelembaman, semakin sadar kita untuk menggunakan sabuk pengaman.
Demikian juga bagi pengendara motor untuk menggunakan helm, sehingga resiko
akibat benturan atau kecelakaan dapat dihindari.

2. Hukum II Newton

Bayangkan jika suatu lemari didorong oleh kamu dibandingkan dengan


didorong dibantu oleh temanmu, maka lemari akan lebih sulit digeser. Dengan
demikian, semakin besar gaya yang bekerja pada benda, benda akan bergerak semakin
cepat. Sekarang bayangkan pula, jika kamu mendorong sebuah meja dengan gaya yang
besarnya sama dengan besar gaya yang digunakan untuk menggeser lemari maka meja
tersebut akan bergeser lebih cepat. Jadi, dapat kita simpulkan bahwa semakin kecil
massa suatu benda, benda akan lebih cepat bergerak. Peristiwa-peristiwa di atas sesuai
dengan hukum II Newton yang berbunyi: Percepatan yang ditimbulkan oleh gaya yang
bekerja pada benda berbanding lurus dengan besar gayanya dan berbanding terbalik
dengan massa benda. Contoh penerapan hukum II Newton adalah pada gerakan di

10
Tugas: Filsafat Sains Dan Konsep Teknologi

dalam lift. Ketika kita berada di dalam lift yang sedang bergerak, gaya berat kita akan
berubah sesuai pergerakan lift. Saat lift bergerak ke atas, kita akan merasakan gaya
berat yang lebih besar dibandingkan saat lift dalam keadaan diam. Hal yang sebaliknya
terjadi ketika lift yang kita tumpangi bergerak ke bawah. Saat lift bergerak ke bawah,
kita akan merasakan gaya berat yang lebih kecil daripada saat lift dalam keadaan diam.

3. Hukum 3 Newton
Contoh saat kita menekan papan tulis (aksi) maka papan tulis memberikan
reaksi ,bila aksi lebih besar dari pada reaksi maka papan tulis akan rusak dan
sebaliknya. Aplikasi dari Gerak Lurus Beraturan (GLB) dalam kehidupan sehari-hari
agak sulit ditemukan, karena biasanya kecepatan gerak benda selalu berubah-ubah.
Misalnya ketika dirimu mengendarai sepeda motor atau mobil, laju mobilmu pasti
selalu berubah-ubah. Ketika ada kendaraan di depanmu, pasti kecepatan kendaraanmu
dikurangi,agar tidak terjadi hal-hal yang tidak diinginkan,belum jalannya padat dengan
kendaraan atau mungkin jalannya berlubang dan banyak tikungan.

11
Tugas: Filsafat Sains Dan Konsep Teknologi

BAB III

PENUTUP

A. KESIMPULAN
1. Ontologi memberikan pengertian untuk penjelasan secara eksplisit dari konsep terhadap
representasi pengetahuan pada sebuah knowledge base. Sebuah ontologi juga dapat
diartikan sebuah struktur hirarki dari istilah untuk menjelaskan sebuah domain yang
dapat digunakan sebagai landasan untuk sebuah knowledge base”. Dengan demikian,
ontologi merupakan suatu teori tentang makna dari suatu objek, property dari suatu
objek, serta relasi objek tersebut yang mungkin terjadi pada suatu domain pengetahuan.
Ringkasnya, pada tinjauan filsafat, ontologi adalah studi tentang sesuatu yang ada.
Adapun keterkaitannya dengan hokum Newton yaitu tentang hakikat dari hokum
newton
2. Epistemologi dapat didefinisikan sebagai cabang filsafat yang mempelajari asal mula
atau sumber, struktur, metode dan sahnya (validitasnya) pengetahuan.Pengertian paling
umum pada ontologi adalah bagian dari bidang filsafat yang mencoba mencari hakikat
dari sesuatu. Pengertian ini menjadi melebar dan dikaji secara tersendiri menurut
lingkup cabang-cabang keilmuan tersendiri. Pengertian ontologi ini menjadi sangat
beragam dan berubah sesuai dengan berjalannya waktu. Keterkaitannya dengan hukum
Newton yaitu inti atau bunyi dari hokum Newton tersebut.
3. Aksiologi merupakan ilmu yang mempelajari hakikat dan manfaat yang sebenarnya dari
pengetahuan, dan sebenarnya ilmu pengetahuan itu tidak ada yang sia-sia kalau kita bisa
memanfaatkannya dan tentunya dimanfaatkan dengan sebaik-baiknya dan di jalan yang
baik pula. Karena akhir-akhir ini banyak sekali yang mempunyai ilmu pengetahuan
lebih itu dimanfaatkan yang tidak benar. Keterkaitannya dengan hokum Newton yaitu
aplikasinya.

12
Tugas: Filsafat Sains Dan Konsep Teknologi

DAFTAR PUSTAKA

Sugiarto, Muhammad. 2012. Aspek Ontologi, Epistimologi, dan Oksiologi dalam Hukum
Newton. http://msugiarto85.blogspot.co.id/2012/12/aspek-ontologi-epistimologi-
dan.html [diakses tanggal 25 Mei 2018].

13

Anda mungkin juga menyukai