BAB I Fix Insha Allah - Revisi1
BAB I Fix Insha Allah - Revisi1
I. PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Teknologi militer dan perang paling kuat di planet bumi ini masih digenggam
oleh Amerika Serikat. Sepanjang sejarah, kemajuan dalam teknologi militer Amerika
Serikat telah didorong oleh adanya inovasi. Semua cabang militer secara konsisten
telah berhasil menggunakan teknologi baru yang inovatif dan kreatif untuk
Organization (2012) mampu memberikan pengawasan pada wilayah yang lain untuk
mengamati dan mendeteksi aktifitas spesifik. Teknologi ini dapat diterapkan pada
pengawasan di daerah yang kerap kali terjadi kasus perbatasan daerah, di antaranya
yaitu perseteruan antara daerah provinsi Kalimantan Barat dengan Negara Malaysia
maupun kajian yang bersifat inovatif. Salah satu jenis inovasi teknologi yang dapat
diadopsi oleh Indonesia berdasarkan permasalahan yang ada dan dalam rangka
1
2
barometer kekuatan militer yang memungkinkan peralatan yang tak terdeteksi oleh
yang mampu menyerap gelombang radar, yaitu material penyerap gelombang radar
(radar absorbing material). Syarat wajib yang harus dipenuhi sebagai bahan penyerap
listrik yaitu material harus memiliki sifat permeabilitas yang tinggi (magnetic loss
propertise) dan permitivitas yang tinggi (dielectric loss propertise) (Zhang, X. dkk.,
2007).
Fe3O4, γ-Fe2O3, CoFe2O4, dan NiFe2 (Rosita dkk., 2014). Pada penelitian
sebelumnya, bahwa substitusi Zinc ion dengan menggunakan metode sol-gel dapat
Selain metode sol gel, meode lain yang dapat digunakan yakni metode reaksi
padatan (solid state reaction). Metode reaksi padatan adalah metode yang dilakukan
dengan cara mereaksikan dua atau lebih padatan untuk membentuk produk yang juga
berupa padatan pada suhu tinggi. Reaksi ini melibatkan pemanasan berbagai
3
komponen pada temperatur tinggi selama periode yang relatif lama (Afifah dkk.,
2014).
Wahyu dkk (2014) telah berhasil mensintesi Barium Lanthanum Ferit sebagai
material penyerap radar dengan metode solid state reaction dan memperhatikan
variasi temperatur 900oC, 1000oC, dan 1100oC. Nilai Hc menurun dari 0,23 ke 0,07 T
mikro dengan RL sebesar -16,68 dan -11,19 dB masing-masing pada 7,5 dan 11 GHz
dengan lebar pita kurang dari 0,5 GHz. Namun demikian, ferit ini sangat menjanjikan
Material Manganese Zinc Ferit berbahan baku pasir besi Pantai Binangun
telah dibuat menggunakan metode reaksi padatan pada variasi suhu 900oC, 1000oC
yaitu 70 wt.% Fe2O3, 15 wt.% ZnO dan 15 wt.% MnO2. Manganese Zinc Ferit yang
dihasilkan mempunyai struktur kristal berbentuk kubik dengan ukuran kristalit 36,5
nm sampai 36,9 nm dan fasa kristalnya mendekati single phase. Nilai gaya koersivitas
(Hc) mengalami penurunan 4,820 kOe – 0.137 kOe terhadap temperature sintering
bahan baku mangan alam Buton untuk membuat material Manganse Zinc Ferit
B. Rumusan Masalah
4
C. Tujuan Penelitian
gelombang mikro.
D. Manfaat Penelitian
kemagnetan MnZnFe2O4.