Terapung di Air?
Mungkin kamu pernah mendengar pertanyaan ini : “Mengapa jarum jahit tenggelam jika dicelupkan
ke dalam air, sementara kapal laut yang jauh lebih berat dari jarum, tidak tenggelam?”, dan
tahukah kamu bagaimana penjelasan atas pertanyaan tersebut ?
Setiap benda memiliki massa jenis (kadang disebut juga Berat Jenis), yaitu perbandingan antara massa
dengan volume benda tersebut. Sebagai contoh Massa Jenis Air adalah 1 gr/cm3 (= 1000 kg/m3), artinya
air yang memiliki ukuran kubus dengan sisi masing-masing 1 cm, akan memiliki berat 1 gram.
Apakah kamu sudah tahu bahwa sebuah benda akan terapung, melayang, tenggelam di dalam sebuah
cairan, adalah karena massa jenis benda itu dibandingkan dengan massa jenis cairan tempat benda itu
dicelupkan. Jadi benda akan terapung jika massa jenis benda itu lebih kecil dari massa jenis cairan.
Benda akan melayang jika massa jenis benda dan cairannya sama. Benda akan tenggelam jika massa jenis
benda lebih besar dari massa jenis cairan.
Lantas apa yang mempengaruhi massa jenis? Seperti yang sudah di jelaskan di atas, massa jenis adalah
perbandingan antara massa benda dengan volumenya. Artinya semakin kecil massa benda (semakin
ringan), dan semakin besar volume benda tersebut, maka semakin kecil-lah massa jenisnya.
Kembali ke masalah jarum dan kapal laut. Katakanlah keduanya dicelupkan ke dalam cairan yang sama
(yang tentu memiliki massa jenis yang sama). Jarum akan tenggelam karena massa jenis jarum lebih besar
dari pada massa jenis air, dan juga masih lebih besar dari massa jenis kapal. Kenapa massa jenis kapal
bisa lebih kecil dari massa jenis jarum? Penyebabnya adalah kapal laut memiliki ”ruangan” yang
demikian luas beserta rongga berisi udara, yang menjadikan ”volume” kapal laut menjadi sedemikian
besar dan mengakibatkan massa jenisnya jadi lebih kecil.
Bingung?, begini : massa jenis adalah Massa dibagi volumenya, nah jika volumenya semakin besar
sementara massanya tetap, maka hasil pembagiannya tentu jadi lebih kecil kan? (coba deh 8 dibagi 2 = 4,
sementara 8 dibagi 4 = 2, jadi lebih kecil kan?)
Massa jenis juga bergantung pada jenis bahan, sebuah kubus pejal berukuran sama yang terbuat dari kayu
tentu akan memiliki massa jenis lebih kecil daripada kubus yang terbuat dari logam.
• Efek Kacang Brasil: campuran dua buah butiran berbeda ukuran yang diasup energi dari luar
berupa vibrasi akan membuat terjadinya pemisahan antara kedua butiran, butiran besar di atas dan
butiran besar di bawah, dan hal ini tidak tergantung dari massa satuan kedua butiran tersebut.
• Kebalikan Efek Kacang Brasil: kebalikan dari Efek Kacang Brasil, di mana butiran yang lebih
kecil akan berada di atas dan yang lebih besar di bawah.
• Avalansi: dalam suatu tumpukan material butiran yang berfase padat, ia akan dapat stabil, tetapi
apabila tumpukan tersebut terus dipertinggi, suatu saat ia akan meluruh dan kembali stabil. Model
ini dapat dikaitkan dengan gejala gempa bumi tektonik dan tanah longsor.
• Segregasi: baik dengan memberikan asupan energi berupa vibrasi atau rotasi, campuran butiran-
butiran yang berbeda ukuran dapat terpisahkan dan membentuk pola-pola tertentu. Bahkan telah
diamati terdapat soliton.
• Osilasi: pertukaran antara keadaan segregasi dan tercampur. Salah satu fenomena osilasi diperoleh
dengan membagi wadah osilasi ke dalam dua buah ruang yang identik.
• Turbulensi: dalam aliran material butiran yang memiliki Bilangan Reynolds yang berbeda dengan
fluida, dapat terjadi turbulensi dengan alasan yang berbeda.
Kebalikan efek kacang Brasil ditunjukkan oleh Breu et. al. (Phys. Rev. Lett. 90, 014302 (2003)).
Menurutnya, kedua efek ini dapat diperoleh.
Tampak pada bagian a: campuran dari butiran kaca berwarna (berdiameter 8 mm) dengan butiran
polipropilen (polypropylnene) (berdiameter 15 mm), dan pada bagian b: campuran dari butiran kuningan
(berdiameter 10 mm) dengan butiran kaca (berdiameter 4 mm). Bagian a menunjukkan efek kacang Brazil
dan bagian b menunjukkan efek kebalikannya.
Lalu apa yang menentukan suatu campuran akan menghasilkan efek kacang Brasil atau kebalikannya?
Dengan keahlian Hong et. al (Phys. Rev. Lett. 86, 3423–3426 (2001)) dan Breu (Hong menggunakan
simulasi dinamika molekular dan Hong melakukan percobaan) keduanya menunjukkan, dalam batas-batas
parameter fisis tertentu, bahwa terdapat hubungan antara massa dan diameter butiran, yang menentukan
apakah suatu campuran akan bersifat efek Kacang Brasil atau kebalikannya saat dikenakan vibrasi. Syarat
yang dimaksud adalah
di mana d menyatakan diameter, m menyatakan massa, D menyatakan dimensi (2 atau 3) dan A serta B
menyatakan masing-masing jenis butiran dalam campuran. Apabila dibuat suatu ruang parameter dua
dimensi, di mana sumbu-y untuk dA / dB dan sumbu-x untuk mA / mB, maka garis y = x memisahkan ruang
efek kacang Brasil dan kebalikannya. Ruang sebelah atas untuk efek kacang Brasil (EKB) dan ruang
sebelah bawah untuk kebalikan efek kacang Brasil (KEKB).
Es Terapung
Pada saat kamu ingin minum air yang dingin, kamu dapat mengambil air dari lemari es atau memasukkan
es (air beku) ke dalam minumanmu. Akan terlihat bahwa es mengapung di ai. Tahukah kamu bahwa
massa jenis es lebih ringan 89% dari massa jenis air dingin? Akibatnya 11% dari bongkahan es berada di
atas permukaan air dan sisanya tenggelam di bawah permukaan air. Kenyataan tersebut membuat gunung
es yang mengapung di laut sangat membahayakan, khususnya untuk kapal-kapal yang sedang berlayar.
Hal ini telah terbukti pada kecelakaan bersejarah yang terjadi pada kapal penumpang Titanic pada tahun
1912. Kapal yang “tidak bisa tenggelam” itu tenggelam di laut Atlantik Utara setelah menabrak sebuah
gunung es.
Galangan Kapal
Galangan kapal yang digunakan untuk memperbaiki kapalPrinsip kerja galangan kapal serupa dengan
kapal, tetapi dapat ditenggelamkan dan dimunculkan. Galangan kapal dapat diisi penuh dengan dengan air
laut atau dikosongkan. Kapal yang akan diperbaiki dimasukkan ke dalam galangan. Kemudian,
berkuranglah air, ini mengakibatkan yang ada dalam galangan hanya udara yang massa jenisnya jauh
lebih kecil. Galangan pun akan terangkat. Akhirnya air di sekeliling kapal habis dan kapal dapat
diperbaiki.
Es Terapung
Pada saat kamu ingin minum air yang dingin, kamu dapat mengambil air dari lemari es atau memasukkan
es (air beku) ke dalam minumanmu. Akan terlihat bahwa es mengapung di ai. Tahukah kamu bahwa
massa jenis es lebih ringan 89% dari massa jenis air dingin? Akibatnya 11% dari bongkahan es berada di
atas permukaan air dan sisanya tenggelam di bawah permukaan air. Kenyataan tersebut membuat gunung
es yang mengapung di laut sangat membahayakan, khususnya untuk kapal-kapal yang sedang berlayar.
Hal ini telah terbukti pada kecelakaan bersejarah yang terjadi pada kapal penumpang Titanic pada tahun
1912. Kapal yang “tidak bisa tenggelam” itu tenggelam di laut Atlantik Utara setelah menabrak sebuah
gunung es.