Gastritis
Argha Yudiansya
291411912013
Pembimbing:
dr. Ika Rika Rohantika
Bismillahirrahmaanirrahim,
1. Dr. Ika Rika Rohantika yang telah mebimbing dalam penyusunan tinjaun
pustaka ini
2. Dokter, Bidan, Perawat berserta seluruh Staf Puskesmas yang telah
membantu kelancaran penyusunan tinjauan pustaka ini
3. Orang tua yang telah memberikan support baik moral, spiritual maupun
materi
4. Teman-teman yang telah berpartisipasi dalam penyusunan tinjauan pustaka
ini
5. Dan semua pihak yang telah membantu yang tidak bisa disebutkan satu
persatu
PENDAHULUAN
Sistem pencernaan akan terganggu apabila salah satu atau beberapa organ
pencernaan terjadi inflamasi, kerusakan, maupun ketidaknormalan. Salah satu
gangguan pencernaan yang paling sering dijumpai dan diderita masyarakat adalah
gastritis atau di masyarakat umum sering disebut dengan penyakit maag atau dalam
istilah kesehatan dikenal dengan gastritis.
Penyakit gastritis sering terjadi pada remaja, orang-orang yang stres, karena
stres dapat meningkatkan produksi asam lambung, pengkonsumsi alkohol dan obat-
obatan anti inflamasi non steroid. Gejala yang timbul pada penyakit gastritis adalah
rasa tidak enak pada perut, perut kembung, sakit kepala, mual, lidah berlapis.
Penyakit gastritis sangat menganggu aktifitas sehari -hari, karena penderita akan
merasa nyeri dan rasa sakit tidak enak pada perut. Selain dapat menyebabkan rasa
tidak enak, juga menyebabkan peredaran saluran cerna atas, ulkus, anemia kerena
gangguan absorbsi vitamin B12.
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
Definisi Gastritis
Patofisiologi Gastritis
Gaster memiliki lapisan epitel mukosa yang secara konstan terpapar oleh
berbagai faktor endogen yang dapat mempengaruhi integritas mukosanya, seperti
asam lambung, pepsinogen & pepsin dan garam empedu. Sedangkan faktor
eksogennya adalah obat-obatan, alcohol dan bakteri yang dapat merusak integritas
epitel mukosa lambung, misalnya Helicobacter pylori. Oleh Karena itu, gaster
memiliki dua faktor yang sangat melindungi integritas mukosanya, yaitu faktor
defensive dan faktor agresif. Faktor defensive meliputi produksi mucus yang
didalamnya terdapat prostaglandin yang memiliki peran penting baik dalam
mempertahankan maupun menjaga integritas mukosa lambung, kemudian sel-sel
epitel yang bekerja menstransport ion untuk memelihara pH intra seluler dan
produksi asam bikarbonat serta system mikrovaskuler yang ada di lapisan
subepitelial sebagai komponen utama yang menyediakan ion HCO3, sebagai
penetral asam lambung dan memberikan suplai mikronutrien dan oksigenasi yang
adekuat saat menghilangkan efek toksik metabolic yang merusak mukosa lambung.
Gastritis terjadi sebagai akibat dari mekanisme pelindung ini hilang atau rusak,
sehingga dinding lambung tidak memiliki pelindung terhadap asam lambung.
Obat-obatan, alkohol, pola makan yang tidak teratur, stress, dan lain-lain
dapat merusak mukosa lambung, mengganggu pertahanan mukosa lambung, dan
memungkinkan difusi kembali asam pepsin ke dalam jaringan lambung, hal ini
menimbulkan peradangan. Respons mukosa lambung terhadap kebanyakan
penyebab iritasi tersebut adalah dengan regenerasi mukosa, karena itu gangguan-
gangguan tersebut seringkali menghilang dengan sendirinya. Dengan iritasi yang
terus menerus, jaringan menjadi meradang dan dapat terjadi perdarahan. Masuknya
zat-zat seperti asam dan basa kuat yang bersifat korosif mengakibatkan peradangan
dan nekrosis pada dinding lambung. Nekrosis dapat mengakibatkan perforasi
dinding lambung dengan akibat berikutnya perdarahan dan peritonitis.
Klasifikasi Gastritis
1. Gastritis Akut
Definisi
Proses peradangan mukosa akut, biasanya bersifat transien.
Peradangan superficial akibat terpapar oleh zat iritant seperti
alcohol, aspirin, steroid,asam empedu atau terinfeksi oleh
Helicobacter Pylori.
Peradangan pada mukosa lambung yang menyebabkan erosi dan
perdarahan mukosalambung dan setelah terpapar pada zat iritan.
Erosi tidak mengenai lapisan otot lambung.
Klasifikasi
a) Gastritis stress akut, yaitu disebabkan akibat pembedahan besar,
luka, trauma, luka bakar atau infeksi beratyang menyebabkan
gastritis serta perdarahan pada lambung.
b) Gastritis erosife hemoragik difus, biasanya terjadi pada peminum
berat dan pengguna aspirin, dan dapat menyebabkan perlunya
reseksi lambung. Penyakit yang serius ini akan dianggap sebagai
ulkus akibatstress, karena keduanya memiliki banyak persamaan.
Etiologi
Manifestasi Klinis
Etiologi
Manifestasi Klinis
Diagnosis Gastritis
Pemeriksaan Penunjang
Penatalaksanaan
Gastritis Kronik
Gastritis Akut
Untuk klien dengan keluhan mual dan muntah dianjurkan untuk bedrest dengan
status NPO (nothing per oral), pemberian antimietik, dan pemasangan infus
untuk mempertahankan cairan tubuh.
Komplikasi
Komplikasi yang dapat timbul pada gastritis akut adalah hematemesis atau
melema. Pada gastritis kronis dapat terjadi pendarahan saluran cerna bagian atas,
ulkus, perforasi dan anemia karena gangguan absorpsi vitamin B12 (anemia
pernisiosa).
Prognosis
KESIMPULAN