Anda di halaman 1dari 5

Headline

Proses Gerhana Matahari Cincin dan Contoh Fenomenanya

10:54:20 am

Friday 06th, July 2018 /

28 November,2015

 Home

 Iklim

 Hutan

 Meteorologi

 Tanah

 Hidrologi

 Ilmu Sosial

 Geologi

 Samudera

13 Penyebab Tanah Longsor dan Penanggulangannya

Berita tentang bencana tanah longsor sering kita dengar dari televisi atau membacanya di media cetak.
Tanah longor yang terjadi tiba-tiba, membuat banyak korban berjatuhan. Untuk mengantisipasi
terjadinya bencana tanah longsor, kita harus memiliki cara mencegah tanah longsor. Kita harus tahu
lebih dahulu penyebab dan pencegahan terhadap bencana alam ini.

Ciri-ciri Akan Terjadi Bencana Longsor

 Sehabis hujan, tampak retakan pada lereng

 Kerikil berjatuhan, tebing terlihat kurang kokoh atau rapuh

 Tiba-tiba timbul mata air baru

 Genangan air saat musim hujan akan lenyap saat akan terjadi longsor

 Pintu maupun jendela sukar terbuka


 Pepohonan tampak miring

 Halaman rumah atau dalam rumah yang mendadak ambles

Nah, berikut adalah penjelasan mengenai penyebab tanah longsor :

1. Tingginya curah hujan – Curah hujan yang tinggi adalah salah satu penyebab terjadinya bencana
longsor. Ketika musim kemarau panjang, tanah akan kering dan membentuk pori-pori tanah (rongga
tanah) dan selanjutnya terjadi keretakan pada tanah tersebut. Apabila hujan datang, otomatis air hujan
akan masuk ke dalam rongga tanah atau pori-pori tanah yang terbuka tadi. Air hujan yang telah
memenuhi rongga, menyebabkan terjadinya pergeseran tanah. Yang akhirnya mengakibatkan longsor
dan erosi tanah.

2. Hancurnya bebatuan – Batu yang rentan longsor adalah bebatuan yang berada di lereng, dengan jenis
batu yaitu sedimen kecil dan batuan endapan yang berasal dari gunung berapi. Biasanya batu di lereng
itu sifatnya lapuk atau tidak memiliki kekuatan dan mudah hancur menjadi tanah, inilah pemicu
terjadinya tanah longsor.

3. Tumpukan sampah – Sampah yang menumpuk tidak hanya menjadi penyebab banjir, akan tetapi juga
tanah longsor. Ya, sampah sebagai pemicu longsor bila sampah tersebut telah menggunung ditambah
dengan tekanan dari air hujan berintensitas tinggi.

4. Hutan gundul – Penebangan hutan secara liar yang mengakibatkan memberikan dampak akibat hutan
gundul dapat berdampak pada terjadinya bencana longsor. Seperti kita tahu, pohon-pohon yang ada di
lereng bukit atau pepohonan di hutan sekitar, akarnya bemanfaat untuk menyimpan air dan
memperkuat struktur tanah. Sehingga tanah akan tetap kokoh dan tidak longsor.

5. Getaran – Getaran kecil yang disebabkan oleh lalu lintas kendaraan di sekitar lereng perbukitan, tidak
secara langsung mengakibatkan tanah jadi longsor. Tetapi berproses, pertama jalanan di lereng bukit
yang sering dilewati kendaraan perlahan akan mengalami keretakan yang jika dibiarkan, lama-lama akan
longsor. Sementara getaran besar yang langsung menyebabkan tanah longsor antara lain diakibatkan
oleh bahan peledak atau gempa bumi.

6. Erosi – Erosi merupakan pengikisan tanah. Penyebabnya bermacam-macam, salah satunya adalah
aliran sungai yang terus mengikis tebing di sekelilingnya. Terlebih jika tebing itu tidak memiliki penahan
berupa pepohonan, maka kemungkinan besar tanah pada tebing bisa longsor. (baca : cara mencegah
erosi tanah)

7. Bendungan susut – Turunnya permukaan tanah dan timbulnya retakan diakibatkan oleh penyusutan
muka air danau atau bendungan dengan cepat. Penyusutan ini berdampak pula pada hilangnya gaya
penahan lereng.Waduk dengan kemiringan 220o berpotensi untuk longsor.

8. Lereng dan tebing yang terjal – Proses pembentukan lereng atau tebing terjal adalah lewatnya angin
dan air di sekitar lereng yang berdampak pada pengikisan lereng tersebut. Waspada jika di sekitar
tempat tinggal terdapat tebing atau lereng terjal, karena rawan tanah longsor. (baca : perbedaan
dataran tinggi dan dataran rendah)
9. Menumpuknya material – Banyak warga yang ingin melakukan perluasan pemukiman dengan cara
menimbun lembah atau memotong tebing. Tanah yang digunakan untuk menimbun lembah, belum
benar-benar padat, jadi tatkala proses terjadinya hujan tiba-tiba mengguyur dapat menimbulkan
retakan dan permukaan tanah yang turun.

10. Longsoran lama – Dalam memilih daerah tempat tinggal, hindari daerah yang pernah mengalami
tanah longsor karena daerah tersebut rawan longsor kembali. Tanahnya rentan gugur apalagi bila ada
tekanan dari angin, air, dan lainnya.

11. Kelebihan beban – Adanya beban yang terlampau berat akan memberi tekanan pada tanah,
sehingga tanah mudah longsor. Contohnya adalah adanya rumah, pemukiman di lereng, kendaraan yang
lalu lalang di tikungan lembah.

12. Tanah tak padat – Tanah yang tidak padat contohnya adalah tanah liat. Sifat tanah yang pecah
ketika pada pembagian musim seperti musim kemarau atau kering melanda dan lembek saat terkena
curah hujan tinggi menyebabkan rawan mengalami longsor. Tanah yang kurang lebih ketebalannya 2,5
meter akan longsor jika terdapat pada kemiringan atau sudut lereng 220o.

13. Ada lahan pertanian di lereng – Penataan lahan pertanian maupun perkebunan yang buruk akan
berdampak pada timbulnya bencana longsor. Tanaman pertanian dan perkebunan memiliki akar yang
kecil dan tidak cukup kokoh untuk menjaga struktur tanah tetap kuat. Pepohonan ditebang seenaknya
untuk membuka lahan perkebunan dan pertanian tanpa mempertimbangkan efeknya. Pepohonan yang
ditebang fungsinya memperkuat tanah dan akarnya mampu menyerap air, dan untuk menghindari
penyebab pemanasan global sehingga ketika curah hujan tinggi, tidak akan terjadi bencana longsor
maupun banjir.

Pencegahan Bencana Tanah Longsor

1. Hindari membangun rumah di bawah atau dekat tebing

2. Buat sengkedan atau terasering di lereng terjal kalau membentuk pemukiman di sana

3. Hindari buka kolam atau perkebunan di lereng yang dekat dengan pemukiman warga

4. Apabila terlihat ada retakan, segera tutup retakan tersebut dengan tanah yang kemudian
dipadatkan supaya air hujan tidak bisa menerobos celah-celah tanah

5. Hindari pemotongan tebing jadi tegak

6. Penebangan pohon di sekitar lereng sebaiknya jangan dilakukan

7. Pemukiman yang didirikan di tepian sungai, rentan terkena erosi. Jadi cari daerah lain yang lebih
aman bila ingin mendirikan rumah

8. Pembuatan saluran pembuangan air (SPA) yang otomatis bisa menjadi saluran penampungan air
tanah (SPAT). Saat curah hujan tengah tinggi saluran menjadi SPA, tetapi ketika intensitas hujan
rendah dapat berubah menjadi SPAT (baca : manfaat curah hujan yang tinggi)

9. Menanam jenis tanaman keras dan ringan, memiliki perakaran dalam di wilayah curam
10. Pengembangan usaha tani ramah longsor lahan, sebagai contoh menanam hijauan makanan
ternak dengan cara panen pangkas.

Tindakan ketika tanah longsor terjadi

1. Sigap melakukan penyelamatan dan memberikan pertolongan dengan cepat dan tepat pada
korban. Hal ini pun dilakuan agar korban bencana tidak bertambah banyak

2. Melakukan rehabilitasi, memulihkan kondisi korban beserta sarana dn prasarana. Contohnya


keadaan ekonomi dan sosial, termasuk sarana transportasi

3. Pengkajian terhadap perkembangan tanah longsor dan cara pengendalian

4. Bila bencana sudah susah untuk dikendalikan, maka harus menyiapkan relokasi para korban
bencana longsor.

Jenis Tanaman Pengendali Longsor

Banyak jenis tanaman yang tidak kita ketahui untuk pengendali longsor yang dapat merugikan seluruh
makhluk hidup yang ada di bumi. Jenis tanamannya memang langka, namun memiliki banyak kandungan
yang bisa menjadi pengendali longsor.

Berikut adalah jenis tanaman pengendali longsor :

1. Pohon kemiri (Aleurites Moluccana) – Biji kemiri banyak dipakai sebagai minyak dan juga rempah-
rempah. Tinggi pohon kemiri bisa sampai 40 meter. Daunnya berbentuk bulat telur atau lonjong dengan
diameter sekitar 30 cm.

2. Laban (Vitex Pubescens) – Umumnya pohon laban ini memiliki tinggi 10 sampai dengan 15 meter.
Laban banyak tumbuh di seluruh wilayah Indonesia, utamanya di tanah kering dan hutan-hutan. Batang
yang keras dan bengkok, tak menghasilkan kayu panjang. Banyak dimanfaatkan untuk pembuatan arang
dan perintis di hutan yang gundul. Karena sifat laban yang cepat tumbuh, jadi hutan dapat dengan cepat
kembali normal.

3. Dlingsem (Homalium Tomentosum) – Dlingsem ini banyak dikenal orang dengan sebutan kayu batu,
kayu kerbau, momala, dan melunas.

4. Bungur (Lagerstroemia Speciosa) – Bungur biasanya berbentuk perdu atau pohon. Bunga bungur
apabila mekar bersamaan akan tampak sangat indah dengan warna merah jambu cerah. Pohon bungur
banyak ditanam di tepi jalan raya, tepian sungai, atau halaman dan pekarangan rumah.

5. Mindi (Melia Azedarach) – Mindi adalah jenis pohon bercabang banyak yang kulit batangnya
berwarna cokelat tua dan bersisik. Pohon yang bisa tumbuh hingga 20 meter ini dapat dijumpai di tepian
jalan, dekat daerah pesisir, dataran tinggi maupun rendah. Pohon bisa tumbuh dengan cepat dan
ditanam di wilayah beriklim tropis atau sub tropis.

6. Johar (Cassia Siamea) – Pohon yang mempunyai batang pendek lurus ini, kulit batangnya abu-abu
kecokelatan. Manfaatnya adalah sebagai pohon penaung yang banyak ditanam di perkebunan kopi atau
teh, dan dapat menghalangi angin.
7. Lamtoro merah (Acacia Villosa) – Lamtoro merah mengandung senyawa anti toksik dan nutrisi yaitu
polifenol dan asam amino non protein (AANP).

8. Ampupu (Eucalyptus Alba) – Ampupu dapat ditemukan di wilayah Indonesia bagian timur. Ampupu
dimanfaatkan sebagai kayu bakar, bahan pulp, gergajian. Pertumbuhan tanaman ini tergolong sangat
cepat dan kadar minyak yang terkandung pada daun ampupu termasuk tinggi.

9. Petai Cina (Leucaena Glauca) – Tanaman berkayu dengan tinggi hingga 20 meter. Dengan akar
tunggang, batang tegak lurus dan rata.

Anda mungkin juga menyukai