BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latarbelakang.
Sistem perpipaan dalam suatu bangunan merupakan suatu hal yang mutlak.
Penyediaan air bersih, pembuangan air kotor, maupun jaringan instalasi gas sangat di
perlukan suatu jaringan pipa yang tertata baik. Dengan demikian sitem perpipaan
merupakan bagian yang tidak dapat terpisahkan dalam gedung. Oleh karena itu
perencanaan dan perancangan sistem perpipaan di laksanakan dan di sesuaikan dengan
tahapan perencanaan dan perancangan gedung itu sendiri dengan memperhatikan secara
seksama hubungan dengan bagian-bagian konstruksi gedung dan peralatan lainnya yang
ada dalam gedung itu sendiri.
Dari hal tersebut dapat kita ketahui bahwa sistem perpipaan atau lazim kita sebut
dengan istilah “Plumbing’ yang dapat di defenisikan sebagai suatu ilmu pengetahuan
dan ketermpilan dalam hal instalasi pipa air bersih, instalasi gas, instalasi alat-alat
saniter dan instalasi air kotor.
1. Menyediakan air bersih dari suatu tempat ke tempat lain yang di kehendaki
dengan tekanan cukup.
1
POLITEKNIK NEGERI UJUNG
[LAPORAN PRAKTIKUM PIPA] PANDANG
Instalasi plumbing tidak lepas dari perpipaan. Banyak jenis-jenis pipa yang di
tawarkan di pasaran. Akan tetapi tidak semua jenis di pasaran dapat di gunakan dalam
suatu perancangan jaringan pipa. Pipa harus memenuhi suatu persyaratan untuk suatu
pemakaian.
1. Ukuran.
Ukuran pipa harus mampu rnengeluarkan debit yang di perlukan dalam hal ini
diameter pipa dan tersedia di lapangan.
2. Kwalitas.
Dalam hal ini harus mampu menahan gaya dalam dan luar, awet dan tahan
lama, serta kedap air.
3. Workabiliti.
Pipa ini berfungsi mengeluarkan air dari sember air ke tempat tertentu. Pipa
seperti ini biasa di sebut:
- Pipa utama.
- Pipa jaringan.
- Pipa instalasi pompa ( pipa galvanis)
2
POLITEKNIK NEGERI UJUNG
[LAPORAN PRAKTIKUM PIPA] PANDANG
2. Pipa distribusi
Pipa pembawa sekunder yang membawa air dan pipa induk ke instalasi plumbing.
3. Pipa plumbing.
Jaringan pipa yang ada dalam rumah atau bangunan (pipa instalasi plumbing).
Dengan demikian dalam memilih jenis pipa yang akan di gunakan atau di pakai
perlu di pertimbangkan faktor-faktor, antara lain sebagai berikut:
3
POLITEKNIK NEGERI UJUNG
[LAPORAN PRAKTIKUM PIPA] PANDANG
BAB II
DASAR TEORI
1. Alat ukur
Meliputi rol meter, mistar baja, siku baja, unting-unting, waterpass, pita
ukur, jangka sorong, jangka tusuk, jangka dalam, jangka luar, selang air dan
benang.
3. Alat pemotong
Meliputi gergaji besi, pemotong pipa, burring reamer, pahat besi, dan
kikir.
4. Alat pengulir
4
POLITEKNIK NEGERI UJUNG
[LAPORAN PRAKTIKUM PIPA] PANDANG
5. Alat penjepit.
Meliputi ragum, kunci pipa, kunci inggris, Tang Klem, dan Tang
kombinasi.
Jenis pipa yang umum di gunakan adalah pipa galvanis, pipa besi tuang,
pipa PVC, dan pipa tembaga.
Pipa besi tuang dalam pekerjaan pipa digunakan untuk instalasi air
bersih dan instalasi air kotor, baik dipasang di dalam maupun di luar
gedung serta diatas maupun di bawah tanah. Pipa besi tuang di produksi
dengan diameter 2″ sampai 15″ dengan panjang 3 meter dan 6 meter.
5
POLITEKNIK NEGERI UJUNG
[LAPORAN PRAKTIKUM PIPA] PANDANG
1. Bahannya berat
2. Alat sambung
a. Tee
Di pergunakan untuk menyambung tiga buah pipa yang
berdiameter sama, dengan arah tegak lurus. Alat sambung ini
mempunyai ulir di tiga ujungnya.
7
POLITEKNIK NEGERI UJUNG
[LAPORAN PRAKTIKUM PIPA] PANDANG
b. Reducing Tee
Di pergunakan untuk menyambung tiga buah/batang pipa yang
mempunyai dua macam ukuran diameter dengan arah tegak lurus.
Alat sambung ini mempunyai uliran di ketiga ujungnya.
c. Elbow ( F+F )
Di pergunakan untuk menyambung dua buah pipa yang
berdiameter 90’. Alat sambung ini mempunyai ulir dalam di kedua
ujungnya.
d. Elbow ( F+M )
Di pergunakan untuk menyambung dua buah pipa yang
berdiameter sama dengan sudut 90’. Alat sambung ini mempunyai
uliran yang berada pada masing-masing ujungnya, yaitu uliran dalam
dan uliran luar.
8
POLITEKNIK NEGERI UJUNG
[LAPORAN PRAKTIKUM PIPA] PANDANG
e. Elbow 45’ ( F + F )
Di pergunakan untuk menyambung dua buah pipa yang
berdiameter sama dengan sudut 45’ . Alat sambung ini mempunyai
ulir dalam di kedua ujungnya.
f. Socket
Di pergunakan untuk menyambung dua buah pipa lurus dengan
ukuran diameter yang sama dan mempunyai ulir di kedua ujungnya.
g. Reducing Socket
Di pergunakan menyambung dua pipa lurus dengan ukuran
diameter pipa yang berbeda. Alat sambung ini mempunyai ulir di
kedua ujungnya
h. Elbow 45’ ( F + M )
Di pergunakan untuk menyambung dua buah pipa yang
berdiameter sama, dengan sudut 45’, alat sambung ini mempunyai
ulir yang berlainan di kedua ujungnya itu uliran dalam dan uliran
luar.
9
POLITEKNIK NEGERI UJUNG
[LAPORAN PRAKTIKUM PIPA] PANDANG
i. Bend ( F + M )
Di pergunakan untuk menyambung dua buah pipa yang
berdiameter sama dengan sudut 90’, alat sambung ini mempunyai
uliran yang berlainan di kedua ujungnya yaitu uliran dalam dan uliran
luar.
j. Bend ( F + F )
Di pergunakan untuk menyambung dua buah pipa yang
berdiamter sama, dengan sudut 90’, yang mempunyai ulir dalam di
kedua ujungnya.
10
POLITEKNIK NEGERI UJUNG
[LAPORAN PRAKTIKUM PIPA] PANDANG
k. Bend 45’ ( F + F )
Di pergunakan untuk menyambung dua buah pipa yang
berdiameter sama, dengan sudut 45’ yang mempunyai ulir dalam dan
ulir luar dan mempunyai jari-jari panjang.
l. Bend 45’ ( F + M )
m. Barrel Union
Alat sambung ini di pergunakan untuk menyambung dua buah
pipa yang berdiameter sama, terutama pada instalasi tertutup.
11
POLITEKNIK NEGERI UJUNG
[LAPORAN PRAKTIKUM PIPA] PANDANG
n. Bushis.
Di pergunakan dua buah pipa yang berlainan ukuran diameternya
sama dengan ulir luar pada posisi luar dan uliran dalam pada posisi
dalam.
o. Heksagonal Nipple
Alat sambung ini di pergunakan untuk mengencangkan
sambungan pipa. Bentuk segi enam di tengah alat ini di pergunakan
untuk mengencangkan sambungan dengan menggunakan kunci pipa.
p. Cap
Dipergunakan untuk menutup aliran dan alat sambung ini
mempunyai ulir luar.
12
POLITEKNIK NEGERI UJUNG
[LAPORAN PRAKTIKUM PIPA] PANDANG
q. Plug.
Alat sambung pipa PVC untuk saluran air minum kelas AW bentuk
dan ukurannya sama dengan alat sambung pipa galvanis.
3. Katup Pipa
Katup pipa adalah salah satu bentuk alat sambung pada suatu instalasi pipa
air bersih,ini berfungsi untuk mengontrol aliran air pada instalasi
tersebut,seperti mengalirkan dan menghentikan aliran air dalam instalasi
tersebut serta mengatur arah air.instalasi pada air bersih harus dilengkapi
sejumlah katup pipa dan memadai dan ditempatkan pada lokasi ditempat –
tempat katup tersebut sering digunakan.
Untuk mengontrol aliran air pada instalasi pipa air bersih, pekerja pipa
akan memasang bermacam- macam tipe dan ukuran katup, umumnya katup
ukuran 2″ kebawah terbuat dari bahan kuningan, sedangkan 2 ½″ keatas terbuat
dari bahan besi tuang pada bagian dalamnya terbuat dari kuningan.
Ada dua tipe katup yang sering dipergunakan yaitu gatevalve dan stop
cock/ globe valve.
a. Gate valve
Katup jenis ini sangat cocok digunakan pada pipa utama atau pada
pompa , yaitu tempat yang sangat diperlukan tekanan air yang tetap.
13
POLITEKNIK NEGERI UJUNG
[LAPORAN PRAKTIKUM PIPA] PANDANG
Apabila katup dibuka, air akan melalui diameter dalam pipa, dalam hal
ini pemasangan dapat dilakukan dengan dua arah.
4. Saniter
14
POLITEKNIK NEGERI UJUNG
[LAPORAN PRAKTIKUM PIPA] PANDANG
resikpolister yang diperkuat dengan anyaman serat glass, dan yang tergolong
mewah yaitu dengan menggunakan marmer kualitas tinggi.
Bahan yang dipergunakan untuk samieter harus memenuhi persyaratan,
yaitu sebagai berikut ;
1. Tidak menyerap air
2. Tidak berkarat dan tidak mudah aus
3. Mudah dibersihkan
4. Relatif mudah di buat
5. Mudah dipasang.
Alat- alat saniter dikelompokkan menjadi empat, yaitu ;
Shower
15
POLITEKNIK NEGERI UJUNG
[LAPORAN PRAKTIKUM PIPA] PANDANG
Alat seniter ini digunakan untuk air kotor tanpa air yang
mengandung lemak,biasanya,alat ini dipasang ditoko cuci
pakaian,hotel ,dan tempat kerja.
16
POLITEKNIK NEGERI UJUNG
[LAPORAN PRAKTIKUM PIPA] PANDANG
17
POLITEKNIK NEGERI UJUNG
[LAPORAN PRAKTIKUM PIPA] PANDANG
BAB III
PRAKTIKUM
A. Tujuan
Setelah melakukan kegiatan/praktikum ini, diharapkan :
1. Dapat mengukur pipa galvanis dengan tepat, serta member tanda
dengan jelas.
2. Dapat memotong pipa galvanis dengan gergaji besi atau dengan
pemotongan pipa (pipa cutter).
3. Dapat membersihkan bram / bekas pemotongan dengan burring
reamer serta meratakan ujung pipa dengan kikir.
B. Instruksi Umum
Pemotongan pipa ini di tekankan pada ketegakan pemotongan yang dapat
menunjang job selanjutnya, karena ini sangat penting hubungannya dengan
pemasangan instalasi pipa.
Pemotongan pipa dapat di lakukan dengan cara :
1. Dengan memakai pemotong pipa (pipa cutter)
2. Dengan memakai gergaji besi
3. Dengan cara gabungan yaitu antara pipa cutter dan gergaji besi.
C. Keselamatan kerja
1. Fokuskan perhatian pada pekerjaan dan bersihkan dari hal-hal yang
mengganggu kelancaran kerja.
2. Simpan potongan-potongan pipa yang tidak di pakai di tempat yang
aman, sebab kalau terinjak bisa tergelincir.
3. Perhatikan dan ikuti petunjuk dari instruktur.
4. Hati-hatilah bila memotong pipa dengan pemotong pipa, karena mata
pemotong pipa mudah patah.
5. Aturlah penempatan peralatan dengan baik dan teratur.
18
POLITEKNIK NEGERI UJUNG
[LAPORAN PRAKTIKUM PIPA] PANDANG
Penggores
2. Bahan
NO URAIAN UKURAN ( INCHI) UKURAN (CM) KETERANGAN
1 Pipa galvanis Ø ½″ 25 cm 1 batang
2 Pipa galvanis Ø ¾″ 25 cm 1 batang
3 Pipa galvanis Ø 1″ 25 cm 1 batang
Gambar Bahan
Pipa Galvanis
19
POLITEKNIK NEGERI UJUNG
[LAPORAN PRAKTIKUM PIPA] PANDANG
E. Langkah kerja
1. Siapkan alat dan bahan yang akan digunakan.
2. Ukur panjang pipa Ø ½″ , Ø ¾″ dan Ø 1″ dengan panjang masing-
masing 25 cm.
3. Tandai dengan penggores.
4. Memotong pipa Ø ½″ dengan gergaji besi, pipa ¾″ dengan pipa cutter
dan pipa Ø 1″ dengan cara gabungan (gergaji besi dan pipa cutter).
5. Bersihkan bram / serpihan bekas pemotongan dengan burring reamer.
6. Kikirlah permukaan ujung pipa untuk mendapatkan kesikuannya serta
agar ukuran panjang pipa tepat.
7. Periksakanlah hasil kerja pada instruktur.
20
POLITEKNIK NEGERI UJUNG
[LAPORAN PRAKTIKUM PIPA] PANDANG
Pipa galvanis Ø ½”
Pipa galvanis Ø ¾”
Pipa galvanis Ø 1”
21
POLITEKNIK NEGERI UJUNG
[LAPORAN PRAKTIKUM PIPA] PANDANG
1. Kesimpulan
Adapun kesimpulan yang dapat diperoleh setelah melakukan praktikum
ini, yaitu :
1) Pemotongan pipa dapat di lakukan dengan cara sebagai berikut :
Pemotongan dengan pipa cutter.
. Pemotongan dengan pipa gergaji besi.
Pemotongan pipa dengan cara gabungan yaitu pipa cutter
dan gergaji besi.
2) Pemotongan pipa dengan cara gabungan adalah pilihan yang
terbaik karena menghasilkan ukuran yang tepat dan menghasilkan
bram yang sedikit.
2. Saran
Adapun saran yang dapat kami berikan, yaitu :
1) Telitilah pada saat memberikan tanda pada batas pemotongan
pipa, cek kembali apakah pengukuran sudah tepat.
2) hati-hatilah saat memotong pipa.
3) Jagalah kebersihan.
22
POLITEKNIK NEGERI UJUNG
[LAPORAN PRAKTIKUM PIPA] PANDANG
A. Tujuan.
Setelah melakukan kegiatan/praktikum ini, diharapkan :
1. Dapat menentukan panjang ulir untuk pipa Ø ½″, Ø ¾″ dan Ø 1″
2. Dapat mengoperasikan sney langsung dan sney tak langsungdengan
baik.
3. Dapat membuat ulir pada pipa Ø ½″, Ø ¾″ dan Ø 1″.
B. Instruksi umum
Maksud dari penguliran pipa galvanis untuk menyambung pipa dengan alat
sambung (fitting).
Penyambungan dilakukan apabila :
1. Akan memperpanjang pipa lebih dari 6 meter.
2. Akan membelokkan aliran air.
3. Akan mencabangkan aliran.
C. Keselamatan Kerja.
23
POLITEKNIK NEGERI UJUNG
[LAPORAN PRAKTIKUM PIPA] PANDANG
1. Alat
Kuas kecil
2. bahan
24
POLITEKNIK NEGERI UJUNG
[LAPORAN PRAKTIKUM PIPA] PANDANG
Gambar bahan
Pipa Galvanis
E. Langkah kerja.
25
POLITEKNIK NEGERI UJUNG
[LAPORAN PRAKTIKUM PIPA] PANDANG
8. Kemudian dengan langkah kerja yang sama, mengulir pipa dengan sney
langsung, dengan panjang uliran masing-masing.
26
POLITEKNIK NEGERI UJUNG
[LAPORAN PRAKTIKUM PIPA] PANDANG
Pipa galvanis Ø ½
Pipa galvanis Ø ½
P
pipa galvanis Ø 1”
27
POLITEKNIK NEGERI UJUNG
[LAPORAN PRAKTIKUM PIPA] PANDANG
1. Kesimpulan
Adapun kesimpulan yang dapat diperoleh setelah melakukan praktikum ini,
yaitu :
2. Saran
Adapun saran yang dapat kami berikan setelah melakukan praktikum ini,
yaitu :
28
POLITEKNIK NEGERI UJUNG
[LAPORAN PRAKTIKUM PIPA] PANDANG
A. Tujuan
B. Instruksi umum
1. Pemotongan
2. Membersihkan bram.
3. Mengulir.
4. Membersihkan bram dari hasil penguliran.
Semua bisa di lakukan pada mesin ini, dengan jalan menyetel saja. Tetapi
menggunakannya tidak dapat dipakai di lapangan, hanya pada bengkel-
bengkel saja dan hanya untuk ukuran pipa tertantu saja. Apabila ingin
membuat atau memasang instalasi di lapangan maka harus merencanakan dulu
ukuran pipa dan panjang pipa yang akan di ulir, barulah dapat mengerjakan
pipa tersebut.
C. Keselamatan Kerja.
29
POLITEKNIK NEGERI UJUNG
[LAPORAN PRAKTIKUM PIPA] PANDANG
5. Pada saat proses penguliran, handel tidak boleh dibantu dengan tangan,
karena alat ini sudah bekerja secara otomatis.
1. Alat
2. Bahan.
30
POLITEKNIK NEGERI UJUNG
[LAPORAN PRAKTIKUM PIPA] PANDANG
Gambar bahan
E. Langkah Kerja.
3. Masukkan pipa pada lubang pipa dan jepitlah dengan penjepit pipa. Jika
pipa terlalu panjang gunakan roll penyangga untuk menahan pipa.
Perlu di perhatikan pipa yang menjorok keluar minimal 12 cm dari
bagian muka penjepit.
4. Ukurlah panjang pipa dan panjang ulir pipa yang telah ditentukan
dengan menggunakan mistar baja dan penggores.
31
POLITEKNIK NEGERI UJUNG
[LAPORAN PRAKTIKUM PIPA] PANDANG
11. Memulai penguliran yang ke dua dengan saklar pada poisisi FOR
dan menginjak pedal, setelah itu lakukan langkah kerja 9 untuk
mengembalikan pada posisi semula.
32
POLITEKNIK NEGERI UJUNG
[LAPORAN PRAKTIKUM PIPA] PANDANG
15. Mengatur posisi pipa cutter pada landasan dan ujung dari
pemotong di tempatkan pada garis pemotong.
33
POLITEKNIK NEGERI UJUNG
[LAPORAN PRAKTIKUM PIPA] PANDANG
34
POLITEKNIK NEGERI UJUNG
[LAPORAN PRAKTIKUM PIPA] PANDANG
35
POLITEKNIK NEGERI UJUNG
[LAPORAN PRAKTIKUM PIPA] PANDANG
1. Kesimpulan
2. Saran
36
POLITEKNIK NEGERI UJUNG
[LAPORAN PRAKTIKUM PIPA] PANDANG
A. Tujuan
B. Instruksi umum.
C. Keselamatan kerja.
37
POLITEKNIK NEGERI UJUNG
[LAPORAN PRAKTIKUM PIPA] PANDANG
1. Alat
38
POLITEKNIK NEGERI UJUNG
[LAPORAN PRAKTIKUM PIPA] PANDANG
2. Bahan
Gambar bahan
39
POLITEKNIK NEGERI UJUNG
[LAPORAN PRAKTIKUM PIPA] PANDANG
E. Langkah kerja.
1. Siapkan pipaØ ½″ serta alat dan bahan lain yang akan digunakan.
2. Memotong pipa sesuai dengan panjang pipa dalam gambar kerja dan
sesuai dengan jumlah yang di butuhkan, gunakan penggores dan mistar
baja dalam mengukur pipa dan jangan lupa menggunakan oli untuk
mempermudah pemotongan.
40
POLITEKNIK NEGERI UJUNG
[LAPORAN PRAKTIKUM PIPA] PANDANG
41
POLITEKNIK NEGERI UJUNG
[LAPORAN PRAKTIKUM PIPA] PANDANG
1. Kesimpulan
2. Saran
Adapun saran yang dapat diberikan, yaitu pada saat pemasangan stop
kran dan barrel union jangan sampai terbalik dan harus hati-hati agar kran
tidak patah dan mengakibatkan kebocoran. Kemudian jangan lupa untuk
selalu memasang cell tape disetiap penyambungan untuk mencegah
kebocoran.
42
POLITEKNIK NEGERI UJUNG
[LAPORAN PRAKTIKUM PIPA] PANDANG
A. Tujuan
Setelah melakukan praktikum ini,diharapkan dapat :
1. Memasang bak cuci tangan yang dipasang pada dinding tembok dengan
benar.
2. Menjelaskan cara mengatasi kesulitan yang timbul dalam pemasangan bak
cuci tangan.
B. Instruksi Umum
Bak cuci tangan atau westafel adalah saniter yang temasuk dalam kelompok
alat saniter badan ( ablutionary fixtures ). Kegunaan westafel adalah untuk
mencuci anggota badan ( tangan dan muka ). Bak cuci tangan,pada umumnya
dipasang pada tembokyang lurus. Dalam hal pemasangannya dapat dilengkapi
dengan kabinet/meja yang memungkinkan untuk menyimpan barang-barang
dibawahnya. Selain itu, ada juga yang dilengkapi dengan kaki dibawahnya dari
bahan yang sama dengan bahan bak tersebut. Bak cuci tangan harus dipasang
cukup kuat,rapat dengan tembok dan horizontal atau waterpass. Selain kran air
dingin,bak cuci tangan dapat dilengkapi dengan kran air panas, atau kombinasi
dari keduanya.
C. Keselamatan Kerja
1. Pusatkan perhatian pada pekerjaan dan bersihkanlah dari hal-hal yang dapat
mengganggu kelancaran kerja.
2. Hati-hati pada waktu mengangkat / membawa atau bekerja dengan
menggunakan bak cuci tangan karena mudah pecah bila jatuh atau terbentur
alat yang keras.
3. Bekerjalah sesuai dengan petunjuk dari instruktur serta ikutilah langkah
kerja yang telah ditentukan.
43
POLITEKNIK NEGERI UJUNG
[LAPORAN PRAKTIKUM PIPA] PANDANG
1. Alat
44
POLITEKNIK NEGERI UJUNG
[LAPORAN PRAKTIKUM PIPA] PANDANG
2. Bahan
E. Langkah Kerja
1. Persiapkan alat dan bahan yang akan dipergunakan dalam pekerjaan ini.
2. Pelajari gambar kerja.
3. Angkat dan rapatkan bak cuci tangan pada dinding tembok dan bak cuci
tangan tersebut akan dipasang dan aturlah tingginya sesuai dengan
ukuran yang terdapat pada gambar kerja.
4. Tandai dengan pensil pada dinding tembok,baik tinggi maupun as pada
dinding tembok.
5. Ukur dann beri tanda dengan penitik, tempat kedudukan besi
penggantung pada dinding tembok
6. Pasangkan fisher plastik pada dinding tembok yang telah diberi tanda
tadi dengan memakai bor tembok.
7. Pasangkan besi penggantung pada fisher plastik dengan skrup kayu.
8. Gantungkan bak cuci tangan pada besi penggantung.
9. Periksa kedudukannya dengan waterpass dan aturlah hingga datar dan
rapat pada dinding tembok.
45
POLITEKNIK NEGERI UJUNG
[LAPORAN PRAKTIKUM PIPA] PANDANG
10. Pasangkan socket pada bagian bawah kran air yang dipasang pada bak
cuci tangan :
- Bagian kran air yang berulir harus dipasangkan seal tape lebih
dahulu
- Untuk menguatkan kran pergunakanlah kunci inggris.
11. Ukurlah jarak dari socket sampai pada elbow yang akan dipasang pada
pipa pemasukan ( pipa inlet ).
12. Potong pipa galvanis diameter ½’’ sepanjang jarak dari socket sampai
elbow dikurangi panjang barrel union.
13. Potong pipa tersebut menjadi dua sama panjang kemudian ulirlah pada
masing-masing kedua ujungnya.
14. Sambungkan kedua pipa tersebut,masing-masing pada socket dan elbow
pada bagian ujung lainnya pada barrel union.
- Semua bagian/ujung pipa yang berulir harus dipasang seal tape
lebih dahulu.
- Demikian pula halnya pada barrel union harus dipasang seal tape
lebih dahulu.
15. Kencangkan barrel union dengan kunci pipa sehingga kedua pipa tersebut
tersambung dengan baik.
16. Sambungkan trap/pipa anti bau dari bak cuci tangan ke pipa pembuang (
pipa outlet )
17. Cobalah kerapatan sambungannya dengan mengalirkan air.
18. Periksalah pada pembimbing instruktur apabila pekerjaaan telah selesai.
46
POLITEKNIK NEGERI UJUNG
[LAPORAN PRAKTIKUM PIPA] PANDANG
47
POLITEKNIK NEGERI UJUNG
[LAPORAN PRAKTIKUM PIPA] PANDANG
1. Kesimpulan
1) Bak cuci tangan atau westafel adalah saniter yang temasuk dalam
kelompok alat saniter badan ( ablutionary fixtures ). Kegunaan westafel
adalah untuk mencuci anggota badan ( tangan dan muka ).
2) Bak cuci tangan terbuat dari bahan yang mudah pecah, sehingga
dalam pemasangannya harus dengan hati-hati.
2. Saran
48
POLITEKNIK NEGERI UJUNG
[LAPORAN PRAKTIKUM PIPA] PANDANG
A. Tujuan
Setelah melakukan praktikum ini,di harapkan dapat :
1. Memasang bak cuci piring yanng dipasang pada dinding tembok
dengan sempurna.
2. Menjelaskan cara mengatasi kesulitan yang timbul dalam
pemasangan bak cuci piring dengan cepat.
B. Instruksi Umum
Bak cuci piring ( sink ) adalah salah satu alat plumbing yang
termasuk alat saniter lemak ( greasy water fixtures ). Kegunaannya adalah
untuk melayani air bekas yang mengandung lemak,seperti mencuci
piring,gelas,panci,dan lain-lain yang berasal dari dapur. Bak cuci piring
biasanya dipasang didapur rumah tinggal,hotel,rumah sakit dan lain-
lain.Ada dua cara pemasangan bak cuci piring yaitu pemasangan terbuka
dan pemasangan tertutup. Pemasangan terbuka adalah bak cucipiring di
pasang rapat dengan dinding tembok tanpa penutup di bawahnya.
Pemasangan tertutup adalah bak cuci piring dipasang rapat atau
tidsk rapat pada dinding tembok dan tertutup dibawahnya. Hal ini
dimaksudkan untuk tempat menyimpan alat-alat dapur
Dalam pemasangan bak cuci piring harus kuat dan
rata.Sambungan lubang bak cuci piring dengan perangkap air ( trap ) harus
baik agar tidak bocor. Untuk pemasangan tertutup sebagai dudukan bak cuci
piring ( kabinet ) dapat di pakai miltipleks atau meja beton yang dipasangi
ubin keramik. Unntuk pemasangan terbuka sebagai dudukan dipakai besi
siku yang dipasang pada dinding tembok.
49
POLITEKNIK NEGERI UJUNG
[LAPORAN PRAKTIKUM PIPA] PANDANG
C. Keselamatan Kerja
1. Pusatkan perhatian pada pekerjaan dan bersihkanlah dari hal-hal
yang dapat mengganggu kelancaran kerja.
2. Hati-hati pada waktu mengangkat/membawa atau memasang
bak cuci piring
3. Sebelum bekerja periksa semua alat dan bahan yang akan
digunakan dalam keadaan baik dan aman.
1. Alat
Waterpass Fisher
50
POLITEKNIK NEGERI UJUNG
[LAPORAN PRAKTIKUM PIPA] PANDANG
2. Bahan
E. Langkah Kerja
51
POLITEKNIK NEGERI UJUNG
[LAPORAN PRAKTIKUM PIPA] PANDANG
6. Tandai dengan pensil pada dinding tembok yang akan di bor, pastikan
permukaan besi siku datar ( waterpas ) dan tegak terhadap dinding
tembok.
7. Buatlah lubang untuk pemasangan fisher dan pipa pembuang
8. Pasang besi siku ( dudukan ) pada dinding tembok dan perkuatlah dengan
skrup.
9. Pasang bak cuci piring di atas siku dan periksa permukaannya dengan
waterpass dan perkuat dengan skrup.
10. Pasang perangkat air ( trap ) tepat dibawah kedudukan lubang pembuang
dan hubungkan trap pada dinding pembuang.
11. Hubungkan dengan sumber air ( air panas /air dingin ) pada kran air.
12. Cobalah periksa kebocoran sambungan dengan jalanmengalirkan air dari
kran.
13. Periksakan pada instruktur apabila pekerjaan telah selesai.
52
POLITEKNIK NEGERI UJUNG
[LAPORAN PRAKTIKUM PIPA] PANDANG
53
POLITEKNIK NEGERI UJUNG
[LAPORAN PRAKTIKUM PIPA] PANDANG
1. Kesimpulan
1) Bak cuci piring ( sink ) adalah salah satu alat plumbing yang
termasuk alat saniter lemak ( greasy water fixtures ). Kegunaannya
adalah untuk melayani air bekas yang mengandung lemak,seperti
mencuci piring,gelas,panci,dan lain-lain yang berasal dari dapur.
2. Saran
54
POLITEKNIK NEGERI UJUNG
[LAPORAN PRAKTIKUM PIPA] PANDANG
A. Tujuan
Setelah melakukan kegiatan praktikum,diharapkan dapat :
1. Memasang kloset duduk yang dipasang diatas lantai dengan benar.
2. Mampu menjelaskan cara mengatasi kesulitan yang timbul dalam
pemasangan kloset duduk.
B. Instruktur Umum
Kloset duduk adalah salah satu alat plumbing yang termasuk dalam
kelompok alat saniter ( soil fixture ) dan digunakan untuk tempat buang air
besar / ktoran manusia.
Kloset duduk terbagi beberapa golongan menurut konstruksinya :
- Tipe Wash Out
Adalah suatu tipe kloset yang kotoran tidakjatuh kedalam air yang
merupakan sekat,melainkan pada permukaan penampung yang agak luas dan
sedikit berair, sehingga pada waktu pengelontoraan sering tidak
diperbolehkan digunakan di Indonesia.
- Tipe Wash Down
Adalah tipe kloset yang kotoran langsung atau tidak langsung kedalam air
sekat,sehinngga bau yang ditimbulkan akibat sisa kotoran berkurang bila
dibandingkan dengan wash out.
- Tipe Sifon
Bila dibandingkan dengan tipe wash out ,tipe ini mempunyai konstruksi
jalannya air buangan lebih rumit untuk sedikit menunda aliran air buangan
tersebut,sehingga timbulefek sifon. Jumlah air yang di tahan dalam mangkuk
sebagai sekat,lebih banyak. Selain itu, permukaan airnya lebih tinggi
dibandingkan dengan wash down. Oleh karenaitu,bau yang ditimbulkan lebih
berkurang lagi pada tipe ini.
- Tipe sifon Jet
Tipe ini dibuat agar menimbulkan efek sifon yang lebih kuat, dengan
memancarkan air dalam sekat melalui suatu obang kecil searah aliran air
55
POLITEKNIK NEGERI UJUNG
[LAPORAN PRAKTIKUM PIPA] PANDANG
buangan. Bila tipe ini dibandingkan dengan tipe sifon ,tipe sifon jet akan
menggunakan air penggelontor lebih banyak.
Cara penggelontoran kloset duduk ada dua macam,yaitu dengan katup
gelontor dan dengan tangki gelontor.
C. Keselamatan Kerja
1. Pusatkan perhatian pada pekerjaan dan bersihkanlah dari hal-hal yang
dapat mengganggu kelancaran kerja.
2. Hati-hati pada waktu mengangkat/membawa atau memasang kloset
duduk karena mudah pecah jika terbentur benda keras.
3. Sebelum bekerja periksa semua alat dan bahan yang akan digunakan
dalam keadaan baik dan aman.
1. Alat
Waterpass
56
POLITEKNIK NEGERI UJUNG
[LAPORAN PRAKTIKUM PIPA] PANDANG
2. Bahan
Fisher plastik
Skrup kuningan
E. Langkah Kerja
57
POLITEKNIK NEGERI UJUNG
[LAPORAN PRAKTIKUM PIPA] PANDANG
12. Cobalah dengan mengisi tangki penggelontor dan tekan tombol tangki
penggelontor
13. Periksa hasil praktikumm pada pembimbing apabila pekerjaan telah
selesai.
58
POLITEKNIK NEGERI UJUNG
[LAPORAN PRAKTIKUM PIPA] PANDANG
59
POLITEKNIK NEGERI UJUNG
[LAPORAN PRAKTIKUM PIPA] PANDANG
1. Kesimpulan
2. Saran
60
POLITEKNIK NEGERI UJUNG
[LAPORAN PRAKTIKUM PIPA] PANDANG
BAB IV
PENUTUP
4.1 Kesimpulan
4.2 Saran
61