Anda di halaman 1dari 10

Faringitis

Senin, 19 Januari 2015


BAB 1. PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Faringitis (bahasa Latin: pharyngitis), adalah suatu penyakit peradangan yang
menyerang tenggorokan atau hulu kerongkongan (pharynx). Kadang juga disebut sebagai
radang tenggorokan.
Faringitis (pharyngitis) Akut, adalah suatu penyakit peradangan tenggorok (faring)
yang sifatnya akut (mendadak dan cepat memberat). Umumnya disebut radang tenggorok.
Radang ini menyerang lapisan mukosa (selapu tlendir) dan submukosa faring.
Faringitis merupakan salah satu penyakit yang menyerang saluran tenggorokan
seseorang yang kemudian dapat menyebabkan kemunduran fisiologis dari saluran
tenggorokan tersebut. Jadi, diperlukan suatu pemahaman yang lebih tentang faringitis supaya
dapat dijadikan panduan bagi tenaga medis maupun paramedis dalam memberikan
penanganan terhadap seorang klien yang menderita faringitis, sehingga dapat memberikan
penanganan yang tepat.

1.2 Tujuan
Penulisan makalah ini memiliki beberapa tujuan, antara lain:
1) Mengetahui konsep dari penyakit Faringitis yang menyerang saluran pencernaan.
2) Mempelajari patofisiologi gambaran penyakit Faringitis secara menyeluruh.
3) Mengetahui komplikasi patosfisiologi penyakit Faringitis dalam bidang keperawatan dan
peranan keperawatan terhadap penyakit tersebut.

1.3 Manfaat
1) Dapat memahami konsep Faringitis yang menyerang saluran pencernaan.
2) Dapat memahami patofisiologi gambaran penyakit Faringitis secara menyeluruh.
3) Dapat menjalankan komplikasi patofisiologi Faringitis dalam bidang keperawatan dan dapat
memahami peranan keperawatan dalam menghadapi penyakit tersebut.
BAB 2. KONSEP PENYAKIT

2.1 Definisi
Faringitis (bahasa Latin: pharyngitis), adalah suatu penyakit peradangan yang
menyerang tenggorokan atau hulu kerongkongan (pharynx). Kadang juga disebut sebagai
radang tenggorokan.
Radang ini bisa disebabkan oleh virus atau bakteri, disebabkan daya tahan yang
lemah. Faringitis biasanya disebabkan oleh bakteri streptococcus. Pengobatan dengan
antibiotika hanya efektif karena terkena bakteri. Kadangkala makan-makanan yang sehat
dengan buah-buahan yang banyak, disertai dengan vitamin bisa menolong. Gejala radang
tenggorokan seringkali merupakan pratanda penyakit flu atau pilek.

Terdapat dua jenis radang tenggorokan yaitu akut dan kronis:

1) Faringitis akut, radang tenggorok yang masih baru, dengan gejala nyeri tenggorok dan
kadang disertai demam dan batuk.
2) Faringitis kronis, radang tenggorok yang sudah berlangsung dalam waktu yang lama,
biasanya tidak disertai nyeri menelan, cuma terasa ada sesuatu yang mengganjal di
tenggorokan.

2.2 Etiologi
Sebelum memberi pengobatan, sangat penting bagi para dokter untuk mencari
penyebab radang tenggorokan guna menegakkan diagnosa yang benar dengan tujuan
mencegah pemberian antibiotik yang tidak tepat bagi sebagian besar penderita radang
tenggorokan karena dapat menimbulkan organisme yang resisten terhadap antibiotik.
Dokter akan memeriksa tenggorokan dan kelenjar getah bening di leher. Pendekatan
lanjutannya adalah dengan tes usap tenggorokan untuk mengetahui ada atau tidaknya bakteri.
Usap tenggorokan perlu dilakukan jika ada dugaan diagnosis radang tenggorokan
akibat bakteri streptokokus berdasarkan temuan klinis dan epidemiologis dan pasien belum
mengkonsumsi antibiotik.
Kultur hasil usap tenggorokan biasanya merupakan satu-satunya tes yang dibutuhkan.
Namun sensitivitas terhadap antibiotik juga perlu dilakukan pada pasien yang alergi terhadap
penisilin karena adanya bakteri streptokokus yang resisten terhadap eritromisin.
Baik pada infeksi virus maupun bakteri, gejalanya sama yaitu nyeri tenggorokan dan
nyeri menelan. Selaput lendir yang melapisi tenggorokkan yang mengalami peradangan berat
atau ringan akan tertutup selaput yang berwarna keputihan atau mengeluarkan nanah.
Penyebab Faringitis atau Penyakit Radang Tenggorokan, yaitu;
1) Virus, hampir 80% Penyakit Radang Tenggorokan disebabkan oleh virus, dapat
menyebabkan demam, Batuk, dan pilek. Dimana batuk dan lendir (ingus) dapat membuat
tenggorokan teriritasi
2) Virus coxsackie (hand, foot, and mouth disease)

3) Alergi yang dapat menyebabkan iritasi tenggorokan ringan yang bersifat menetap

4) Bakteri streptokokus, dipastikan dengan Kultur tenggorok. Tes ini umumnya dilakukan di
laboratorium menggunakan hasil usap tenggorok pasien. Dapat ditemukan gejala klasik dari
kuman streptokokus seperti nyeri hebat saat menelan, terlihat bintik-bintik putih, muntah dan
bernanah pada kelenjar amandelnya, disertai pembesaran kelenjar amandel

5) Merokok.

Kebanyakan radang tenggorokan disebabkan oleh dua jenis infeksi yaitu virus dan
bakteri. Sekitar 80% radang tenggorokan disebabkan oleh virus dan hanya sekitar 10-20%
yang disebabkan bakteri.
Untuk dapat mengatasinya, penting untuk mengetahui infeksi yang disebabkan oleh
virus atau bakteri streptokokus.
Infeksi virus biasanya merupakan penyebab selesma (pilek) dan influenza yang
kemudian mengakibatkan terjadinya radang tenggorokan. Selesma biasanya sembuh sendiri
sekitar satu mingguan begitu tubuh kita membentuk antibodi melawan virus tersebut.
Pada kasus ringan karena infeksi virus tidak harus ke dokter karena cukup diberi obat
penghilang rasa sakit atau demam. Pada kasus tertentu yang bukan disebabkan karena virus
mungkin perlu dilakukan pemeriksaan dokter.
Pengobatan dengan antibiotik tidak akan efektif untuk mengobati infeksi virus.
Sebaliknya, pemberian antibiotik dapat menimbulkan resistensi atau kekebalan kuman
terhadap antibiotik.
Saat kuman telah kebal terhadap antibiotik tersebut, bila antibiotik kita gunakan, akan
tidak ampuh lagi dalam membunuh kuman. Akibatnya, penyakit yang diderita tidak akan
sembuh.

2.3 Anatomi
Faring adalah suatu kantong fibromuskuler yang bentuknya seperti corong, yang besar
di bagian atas dan sempit di bagian bawah. Kantong ini mulai dari dasar tengkorak terus
menyambung ke esofagus setinggi servikal ke-6. Ke atas faring berhubungan dengan rongga
hidung melalui koana, ke depan berhubungan dengan rongga mulut melalui ismus orofaring,
sedangkan dengan laring di bawah berhubungan melalui aditus laring dan ke bawah
berhubungan esofagus. Panjang dinding posterior faring pada orang dewasa kurang lebih 14
cm; bagian ini merupakan bagian dinding faring yang terpanjang. Dinding faring dibentuk
oleh (dari dalam keluar) selaput lendir, fasia faringobasiler, pembungkus otot dan sebagian
fasia bukofaringeal.
Faring terbagi atas nasofaring, orofaring dan laringofaring (hipofaring). Unsur-unsur
faring meliputi mukosa, palut lendir (mucous blanket) dan otot.
Bentuk mukosa faring bervariasi, tergantung letaknya. Pada nasofaring karena
fungsinya untuk respirasi, maka mukosanya bersilia, sedangkan epitelnya torak berlapis yang
mengandung sel goblet. Di bagian bawahnya, yaitu orofaring dan laringofaring, karena
fungsinya untuk saluran cerna, epitelnya gepeng berlapis dan tidak bersilia. Di sepanjang
faring dapat ditemukan banyak sel jaringan limfoid yang terletak dalam rangkaian jaringan
ikat yang termasuk dalam sistem retikuloendotelial. Oleh karena itu faring dapat disebut juga
daerah pertahanan tubuh terdepan.
Daerah nasofaring dilalui oleh udara pernapasan yang diisap melalui hidung. Di
bagian atas, nasofaring ditutupi oleh palut lendir yang terletak atas silia dan bergerak sesuai
dengan arah gerak silia ke belakang. Palut lendir ini berfungsi untuk menangkap partikel
kotoran yang terbawa oleh udara yang diisap. Palut ini mengandung enzim Lyzozyme yang
penting untuk proteksi.

Otot faring tersusun dalam lapisan melingkar (sirkuler) dan memenjang


(longitudinal). Otot-otot yang sirkuler terdiri dari m.konstriktor faring superior, media dan
inferior. Otot-otot ini terletak di sebelah luar, berbentuk kipas dengan tiap bagian bawahnya
menutup sebagian otot bagian atasnya dari belakang. Kerja otot konstriktor untuk
mengecilkan lumen faring. Otot-otot yang longitudinal adalah m.stilofaring dan
m.palatofaring. M.stilofaring gunanya untuk melebarkan faring dan menarik rahang,
sedangkan m.palatofaring mempertemukan ismus orofaring dan menaikkan bagian bawah
faring dan laring. Jadi kedua otot ini bekerja sebagai elevator. Kerja kedua otot ini penting
pada waktu menelan.

2.4 Epidemiologi
Epidemiologi terjadi pada anak dan dewasa, yaitu: pada anak rata-rata terdapat 5 kali
infeksi saluran pernafasan bagian atas dan pada orang dewasa hampir separuhnya.

2.5 Patogenesis/Patofisiologi
Pada infeksi faringitis, virus atau bakteri secara langsung menginvasi mucosa pada
rongga tenggorokan, menyebabkan suatu respon inflamasi lokal, berbeda halnya dengan
virus, seperti rhinovirus, dapat mengiritasi mukosa rongga tenggorokan. Streptococcal
infeksi/peradangan ditandai oleh pelepasan dan invasi toksin ekstra seluler lokal dan
proteases.

2.6 Manifestasi Klinis (Tanda dan Gejala)


Gejala Lain Radang Tenggorokan, yaitu:
1) Demam.
2) Pembesaran kelenjar getah bening di leher.
3) Peningkatan jumlah sel darah putih.
Gejala tersebut bisa ditemukan pada infeksi karena virus maupun bakteri, tetapi lebih
merupakan gejala khas untuk infeksi karena bakteri.
Gejala umum radang tenggorokan akibat infeksi virus sebagai berikut:
1) Rasa pedih atau gatal dan kering.
2) Batuk dan bersin.
3) Sedikit demam atau tanpa demam.
4) Suara jadi serak atau parau.
5) Hidung basah dan adanya cairan di belakang hidung.
Infeksi bakteri memang tidak sesering infeksi virus, tetapi dampaknya bisa lebih
serius. Umumnya, radang tenggorokan diakibatkan oleh bakteri jenis streptokokus sehingga
disebut radang streptokokus.
Seringkali seseorang menderita infeksi streptokokus karena tertular orang lain yang
telah menderita radang 2-7 hari sebelumnya. Radang ini ditularkan melalui sekresi hidung
atau tenggorokan.
Gejala umum radang streptokokus berikut,
1) Tonsil dan kelenjar leher membengkak
2) Bagian belakang tenggorokan berwarana merah cerah dengan bercak-bercak putih.
3) Demam seringkali lebih tinggi dari 38 derajat celsius dan sering disertai rasa menggigil
4) Sakit waktu menelan.
Radang streptokokus memerlukan bantuan dokter karena bila penyebabnya adalah
kuman streptokokus dan tidak mendapat antibiotik yang memadai maka penyakit akan
bertambah parah dan kuman dapat menyerang katup jantung sehingga menimbulkan penyakit
Demam Rhematik.
Gejala dan tanda faringitis akut adalah nyeri tenggorok, sulit menelan, demam, mual
dan kelenjar limfe leher membengkak. Pada pemeriksaan tampak hiperemis, udem dan
dinding posterior faring bergranular.
Streptococcus group A merupakan bakteri penyebab faringitis akut yang paling
sering, kira-kira 15%-30% kasus pada anak-anak, dan 5% -10% pada oang dewasa. Biasanya
terdapat riwayat infeksi tenggorokan oleh bakteri Streptococcus sebelumnya. Insidensi
faringitis yang disebabkan oleh streptococcus meningkat pada musim dingin. Gejala dapat
berupa rasa sakit pada tenggorokan, nyeri saat menelan, demam, pusing, nyeri perut, mual
dan muntah. Sedangkan tanda-tanda yang dapat dilihat yaitu adanya eritema faring dan tonsil,
eksudat pada faring dan tonsil, petechiae palatine, edema uvula, limfadenopati servikalis
anterior. Tidak semua pasien didapati dengan semua gejala tersebut, banyak pasien datang
dengan gejala yang ringan dan tanpa eksudatif.Anak-anak dibawah tiga tahun dapat disertai
coryza dan krusta hidung.Faringitis dengan eksudat jarang terjadi pada umur ini. Pada infeksi
virus, gejala disertai dengan konjungtivitis, coryza, malaise, fatigue, serak, dan demam yang
tidak tidak terlalu tinggi. Faringitis pada anak dapat disertai dengan diare, nyeri perut, dan
muntah.
Gejala dan tanda faringitis akut adalah nyeri tenggorok, sulit menelan, demam, mual
dan kelenjar limfe leher membengkak. Pada pemeriksaan tampak hiperemis, udem dan
dinding posterior faring bergranula
2.7 Komplikasi
Komplikasi infeksi GABHS dapat berupa:
1) Komplikasi umum faringitis terutama tampak pada faringitis karena bakteri yaitu: sinusitis,
otitis media, epiglotitis, mastoiditis, dan pneumonia. Kekambuhan biasanya terjadi pada
pasaien dengan pengobatan yang tidak tuntas pada pengobatan dengan antibiotik, atau adanya
paparan baru.
2) Demam rheumatic akut (3-5 minggu setelah infeksi), poststreptococcal glomerulonephritis,
dan toxic shock syndrome, peritonsiler abses,
3) Komplikasi infeks mononukleus meliputi: ruptur lien, hepatitis, Guillain Barré syndrome,
encephalitis, anemia hemolitik, myocarditis, B-cell lymphoma, dan karsinoma nasofaring.
Terjadinya komplikasi radang tenggorokan kerapkali diabaikan, karena pada
umumnya ringan. Padahal pada sebagian kasus, sekitar 10%-20%, jika dibiarkan berlarut-
larut, radang ini bisa memicu munculnya penyakit lain. Hampir semua orang pernah
mengalami nyeri tenggorokan.
Namun, tidak banyak orang yang mau memeriksakan ke dokter sebelum nyeri
tenggorokannya menjadi parah. Bahkan, biasanya penderita baru pergi ke dokter saat radang
parah atau nyaris tidak sanggup lagi menelan makanan.
Dalam terminologi kesehatan, radang tenggorokan biasa disebut dengan sore throat
atau Pharyngitis. Keluhan yang muncul bervariasi, dari sekadar rasa gatal di tenggorokan
sampai nyeri berat sehingga menelan ludah pun terasa menyakitkan.
Bukan hanya itu saja, stres dan kerja berlebihan dapat memperlemah sistem
pertahanan tubuh dan memicu infeksi tenggorokan. Penyebab radang tenggorokan ada
bermacam-macam antara lain infeksi virus, infeksi bakteri, alergi dan iritasi.
Pharyngitis karena virus dan bakteri dapat ditularkan melalui ludah, yang menyebar
saat batuk (drooplet infection) atau melalui tangan atau barang pribadi penderita yang
terkontaminasi. Rata-rata masa inkubasi radang tenggorok antara 2-5 hari.
Namun bila disebabkan virus, masa inkubasinya berkisar antara 3 hari hingga 2
minggu. Infeksi yang disebabkan virus influenza bersifat menular dan sangat mudah tersebar.
Pada kondisi ini, peradangan berlangsung sekitar tiga sampai sepuluh hari. Umumnya,
peradangan terasa lebih berat pada pagi hari dan akan membaik seiring berjalannya hari.
Biasanya disertai rasa lemas, menurunnya nafsu makan, demam, dan batuk. Sakit
tenggorokan juga ditemukan pada infeksi virus lainnya seperti bisul dan campak. Tubuh
memerlukan satu minggu untuk membangun antibodi untuk menghancurkan virus-virus
tersebut.
Infeksi Mononucleosis, atau yang umumnya disebut Mono disebabkan Virus Epstein
Barr, dan membutuhkan waktu yang lebih lama untuk sembuh. Virus ini memengaruhi sistem
limpa sehingga menyebabkan pembesaran pada amandel dan muncul bercak putih pada
permukaannya. Selain itu, juga terjadi pembengkakan pada pembuluh di leher.
Infeksi seperti ini biasanya menimbulkan sakit tenggorokan yang parah, sehingga
membuat si penderita kesulitan bernapas. Virus ini juga menyebabkan kelelahan luar biasa
yang dapat berlangsung lebih dari enam minggu.
Terkadang virus ini juga menyerang hati dan menyebabkan sakit kuning. Walaupun
Mono diberi nama panggilan Kissing Disease, ia tidak hanya bisa ditularkan melalui ludah.
Penularan juga dapat terjadi dari mulut ke tangan, kemudian dari tangan ke mulut atau dari
penggunaan handuk atau alat-alat makan bersama.
Untuk bakteri, yang paling umum dan paling serius dalam hal komplikasi adalah grup
A betahemolitis streptococcus. Bakteri ini menyebabkan penyakit strep throat dan
diasosiasikan dengan kerusakan klep di jantung (demam rematik) dan ginjal (nephritis),
tonsillitis, radang paru, sinusitis, dan infeksi telinga.
Penyebab sakit tenggorokan yang lain adalah laryngo-pharyngeal reflux (LPR). Pada
penderita alergi biasanya mengalami sakit di tenggorokan pada pagi hari saat asam lambung
naik ke atas dan masuk bagian belakang tenggorokan.Pada tenggorokan terasa ada benjolan
dan berasa asam.Penderita sering mengeluarkan dahak untuk membersihkan tenggorokan.
Oleh karena itu, alangkah bijak jika kita tidak mengabaikan atau membiarkan nyeri
radang tenggorokan menjadi parah hingga menyebabkan komplikasi. Semoga bermanfaat dan
menambah wawasan kita semua.

2.8 Penatalaksanaan
Apabila penyebabnya diduga infeksi firus, pasien cukup diberikan analgetik dan tablet
isap saja. Antibiotika diberikan untuk faringitis yang disebabkan oleh bakteri Gram positif
disamping analgetika dan kumur dengan air hangat. Penisilin dapat diberikan untuk penyebab
bakteri GABHS, karena penisilin lebih kemanjurannya telah terbukti, spektrum sempit, aman
dan murah harganya. Dapat diberikan secara sistemik dengan dosis 250 mg, 2 atau 3 kali
sehari untuk anak-anak, dan 250 mg 4 kali sehari atau 500 mg 2 kali sehari selama 10 hari.
Apabila pasien alergi dengan penisilin, dapat diganti dengan eritromisin.
2.9 Prognosis
Sebagian besar faringitis dapat sembuh spontan dalam 10 hari, namun sangat penting
untuk mewaspadai terjadinya komplikasi pada faringitis.

BAB 3. PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Faringitis (bahasa Latin: pharyngitis), adalah suatu penyakit peradangan yang
menyerang tenggorokan atau hulu kerongkongan (pharynx). Kadang juga disebut sebagai
radang tenggorokan.
Radang ini bisa disebabkan oleh virus atau bakteri, disebabkan daya tahan yang
lemah. Faringitis biasanya disebabkan oleh bakteri streptococcus. Pengobatan dengan
antibiotika hanya efektif karena terkena bakteri. Kadangkala makan-makanan yang sehat
dengan buah-buahan yang banyak, disertai dengan vitamin bisa menolong. Gejala radang
tenggorokan seringkali merupakan pratanda penyakit flu atau pilek.
Kebanyakan radang tenggorokan disebabkan oleh dua jenis infeksi yaitu virus dan
bakteri. Sekitar 80% radang tenggorokan disebabkan oleh virus dan hanya sekitar 10%-20%
yang disebabkan bakteri.
Apabila penyebabnya diduga infeksi firus, pasien cukup diberikan analgetik dan tablet
isap saja. Antibiotika diberikan untuk faringitis yang disebabkan oleh bakteri Gram positif
disamping analgetika dan kumur dengan air hangat.
Prognosis dari Faringitis sebagian besar dapat sembuh spontan dalam 10 hari, namun
sangat penting untuk mewaspadai terjadinya komplikasi pada faringitis.
3.2 Saran
Dengan terselesaikannya makalah ini diharapkan mahasisiwa Program Studi DIII
Keperawatan Universitas Bondowoso dapat memahami konsep patofisiologi Faringitis
dengan baik serta hubungannya dengan ilmu keperawatan yang tengah ditekuni. Hal tersebut
ditujukan agar mahasiswa Program Studi DIII Keperawatan Universitas Bondowoso dapat
memiliki kompetensi yang tinggi dalam perawatan terhadap Faringitis. Serta mampu untuk
menjalankan peranan keperawatan baik untuk sasaran perorangan ataupun komunitas.
DAFTAR PUSTAKA
http://laurencius1.com/2013/07/Penyebab-dan-Gejala-Faringitis-atau-Penyakit-Radang-
Tenggorokan.html [diakses 15 Oktober 2014 pukul 21.00 WIB]
http:// firefox.ilmukesehatan. com/ [diakses 09 Oktober 2014 pukul 22.10]
http://www.pantirapih.or.id/index.php/artikel/umum/135-faringitis-akut [diakses 10 Oktober 2014
pukul 19.15 WIB]

Dorland.1995.Kamus Kedokteran.26.Jakarta:EGC

Anda mungkin juga menyukai