1.2 Tujuan
Penulisan makalah ini memiliki beberapa tujuan, antara lain:
1) Mengetahui konsep dari penyakit Faringitis yang menyerang saluran pencernaan.
2) Mempelajari patofisiologi gambaran penyakit Faringitis secara menyeluruh.
3) Mengetahui komplikasi patosfisiologi penyakit Faringitis dalam bidang keperawatan dan
peranan keperawatan terhadap penyakit tersebut.
1.3 Manfaat
1) Dapat memahami konsep Faringitis yang menyerang saluran pencernaan.
2) Dapat memahami patofisiologi gambaran penyakit Faringitis secara menyeluruh.
3) Dapat menjalankan komplikasi patofisiologi Faringitis dalam bidang keperawatan dan dapat
memahami peranan keperawatan dalam menghadapi penyakit tersebut.
BAB 2. KONSEP PENYAKIT
2.1 Definisi
Faringitis (bahasa Latin: pharyngitis), adalah suatu penyakit peradangan yang
menyerang tenggorokan atau hulu kerongkongan (pharynx). Kadang juga disebut sebagai
radang tenggorokan.
Radang ini bisa disebabkan oleh virus atau bakteri, disebabkan daya tahan yang
lemah. Faringitis biasanya disebabkan oleh bakteri streptococcus. Pengobatan dengan
antibiotika hanya efektif karena terkena bakteri. Kadangkala makan-makanan yang sehat
dengan buah-buahan yang banyak, disertai dengan vitamin bisa menolong. Gejala radang
tenggorokan seringkali merupakan pratanda penyakit flu atau pilek.
1) Faringitis akut, radang tenggorok yang masih baru, dengan gejala nyeri tenggorok dan
kadang disertai demam dan batuk.
2) Faringitis kronis, radang tenggorok yang sudah berlangsung dalam waktu yang lama,
biasanya tidak disertai nyeri menelan, cuma terasa ada sesuatu yang mengganjal di
tenggorokan.
2.2 Etiologi
Sebelum memberi pengobatan, sangat penting bagi para dokter untuk mencari
penyebab radang tenggorokan guna menegakkan diagnosa yang benar dengan tujuan
mencegah pemberian antibiotik yang tidak tepat bagi sebagian besar penderita radang
tenggorokan karena dapat menimbulkan organisme yang resisten terhadap antibiotik.
Dokter akan memeriksa tenggorokan dan kelenjar getah bening di leher. Pendekatan
lanjutannya adalah dengan tes usap tenggorokan untuk mengetahui ada atau tidaknya bakteri.
Usap tenggorokan perlu dilakukan jika ada dugaan diagnosis radang tenggorokan
akibat bakteri streptokokus berdasarkan temuan klinis dan epidemiologis dan pasien belum
mengkonsumsi antibiotik.
Kultur hasil usap tenggorokan biasanya merupakan satu-satunya tes yang dibutuhkan.
Namun sensitivitas terhadap antibiotik juga perlu dilakukan pada pasien yang alergi terhadap
penisilin karena adanya bakteri streptokokus yang resisten terhadap eritromisin.
Baik pada infeksi virus maupun bakteri, gejalanya sama yaitu nyeri tenggorokan dan
nyeri menelan. Selaput lendir yang melapisi tenggorokkan yang mengalami peradangan berat
atau ringan akan tertutup selaput yang berwarna keputihan atau mengeluarkan nanah.
Penyebab Faringitis atau Penyakit Radang Tenggorokan, yaitu;
1) Virus, hampir 80% Penyakit Radang Tenggorokan disebabkan oleh virus, dapat
menyebabkan demam, Batuk, dan pilek. Dimana batuk dan lendir (ingus) dapat membuat
tenggorokan teriritasi
2) Virus coxsackie (hand, foot, and mouth disease)
3) Alergi yang dapat menyebabkan iritasi tenggorokan ringan yang bersifat menetap
4) Bakteri streptokokus, dipastikan dengan Kultur tenggorok. Tes ini umumnya dilakukan di
laboratorium menggunakan hasil usap tenggorok pasien. Dapat ditemukan gejala klasik dari
kuman streptokokus seperti nyeri hebat saat menelan, terlihat bintik-bintik putih, muntah dan
bernanah pada kelenjar amandelnya, disertai pembesaran kelenjar amandel
5) Merokok.
Kebanyakan radang tenggorokan disebabkan oleh dua jenis infeksi yaitu virus dan
bakteri. Sekitar 80% radang tenggorokan disebabkan oleh virus dan hanya sekitar 10-20%
yang disebabkan bakteri.
Untuk dapat mengatasinya, penting untuk mengetahui infeksi yang disebabkan oleh
virus atau bakteri streptokokus.
Infeksi virus biasanya merupakan penyebab selesma (pilek) dan influenza yang
kemudian mengakibatkan terjadinya radang tenggorokan. Selesma biasanya sembuh sendiri
sekitar satu mingguan begitu tubuh kita membentuk antibodi melawan virus tersebut.
Pada kasus ringan karena infeksi virus tidak harus ke dokter karena cukup diberi obat
penghilang rasa sakit atau demam. Pada kasus tertentu yang bukan disebabkan karena virus
mungkin perlu dilakukan pemeriksaan dokter.
Pengobatan dengan antibiotik tidak akan efektif untuk mengobati infeksi virus.
Sebaliknya, pemberian antibiotik dapat menimbulkan resistensi atau kekebalan kuman
terhadap antibiotik.
Saat kuman telah kebal terhadap antibiotik tersebut, bila antibiotik kita gunakan, akan
tidak ampuh lagi dalam membunuh kuman. Akibatnya, penyakit yang diderita tidak akan
sembuh.
2.3 Anatomi
Faring adalah suatu kantong fibromuskuler yang bentuknya seperti corong, yang besar
di bagian atas dan sempit di bagian bawah. Kantong ini mulai dari dasar tengkorak terus
menyambung ke esofagus setinggi servikal ke-6. Ke atas faring berhubungan dengan rongga
hidung melalui koana, ke depan berhubungan dengan rongga mulut melalui ismus orofaring,
sedangkan dengan laring di bawah berhubungan melalui aditus laring dan ke bawah
berhubungan esofagus. Panjang dinding posterior faring pada orang dewasa kurang lebih 14
cm; bagian ini merupakan bagian dinding faring yang terpanjang. Dinding faring dibentuk
oleh (dari dalam keluar) selaput lendir, fasia faringobasiler, pembungkus otot dan sebagian
fasia bukofaringeal.
Faring terbagi atas nasofaring, orofaring dan laringofaring (hipofaring). Unsur-unsur
faring meliputi mukosa, palut lendir (mucous blanket) dan otot.
Bentuk mukosa faring bervariasi, tergantung letaknya. Pada nasofaring karena
fungsinya untuk respirasi, maka mukosanya bersilia, sedangkan epitelnya torak berlapis yang
mengandung sel goblet. Di bagian bawahnya, yaitu orofaring dan laringofaring, karena
fungsinya untuk saluran cerna, epitelnya gepeng berlapis dan tidak bersilia. Di sepanjang
faring dapat ditemukan banyak sel jaringan limfoid yang terletak dalam rangkaian jaringan
ikat yang termasuk dalam sistem retikuloendotelial. Oleh karena itu faring dapat disebut juga
daerah pertahanan tubuh terdepan.
Daerah nasofaring dilalui oleh udara pernapasan yang diisap melalui hidung. Di
bagian atas, nasofaring ditutupi oleh palut lendir yang terletak atas silia dan bergerak sesuai
dengan arah gerak silia ke belakang. Palut lendir ini berfungsi untuk menangkap partikel
kotoran yang terbawa oleh udara yang diisap. Palut ini mengandung enzim Lyzozyme yang
penting untuk proteksi.
2.4 Epidemiologi
Epidemiologi terjadi pada anak dan dewasa, yaitu: pada anak rata-rata terdapat 5 kali
infeksi saluran pernafasan bagian atas dan pada orang dewasa hampir separuhnya.
2.5 Patogenesis/Patofisiologi
Pada infeksi faringitis, virus atau bakteri secara langsung menginvasi mucosa pada
rongga tenggorokan, menyebabkan suatu respon inflamasi lokal, berbeda halnya dengan
virus, seperti rhinovirus, dapat mengiritasi mukosa rongga tenggorokan. Streptococcal
infeksi/peradangan ditandai oleh pelepasan dan invasi toksin ekstra seluler lokal dan
proteases.
2.8 Penatalaksanaan
Apabila penyebabnya diduga infeksi firus, pasien cukup diberikan analgetik dan tablet
isap saja. Antibiotika diberikan untuk faringitis yang disebabkan oleh bakteri Gram positif
disamping analgetika dan kumur dengan air hangat. Penisilin dapat diberikan untuk penyebab
bakteri GABHS, karena penisilin lebih kemanjurannya telah terbukti, spektrum sempit, aman
dan murah harganya. Dapat diberikan secara sistemik dengan dosis 250 mg, 2 atau 3 kali
sehari untuk anak-anak, dan 250 mg 4 kali sehari atau 500 mg 2 kali sehari selama 10 hari.
Apabila pasien alergi dengan penisilin, dapat diganti dengan eritromisin.
2.9 Prognosis
Sebagian besar faringitis dapat sembuh spontan dalam 10 hari, namun sangat penting
untuk mewaspadai terjadinya komplikasi pada faringitis.
BAB 3. PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Faringitis (bahasa Latin: pharyngitis), adalah suatu penyakit peradangan yang
menyerang tenggorokan atau hulu kerongkongan (pharynx). Kadang juga disebut sebagai
radang tenggorokan.
Radang ini bisa disebabkan oleh virus atau bakteri, disebabkan daya tahan yang
lemah. Faringitis biasanya disebabkan oleh bakteri streptococcus. Pengobatan dengan
antibiotika hanya efektif karena terkena bakteri. Kadangkala makan-makanan yang sehat
dengan buah-buahan yang banyak, disertai dengan vitamin bisa menolong. Gejala radang
tenggorokan seringkali merupakan pratanda penyakit flu atau pilek.
Kebanyakan radang tenggorokan disebabkan oleh dua jenis infeksi yaitu virus dan
bakteri. Sekitar 80% radang tenggorokan disebabkan oleh virus dan hanya sekitar 10%-20%
yang disebabkan bakteri.
Apabila penyebabnya diduga infeksi firus, pasien cukup diberikan analgetik dan tablet
isap saja. Antibiotika diberikan untuk faringitis yang disebabkan oleh bakteri Gram positif
disamping analgetika dan kumur dengan air hangat.
Prognosis dari Faringitis sebagian besar dapat sembuh spontan dalam 10 hari, namun
sangat penting untuk mewaspadai terjadinya komplikasi pada faringitis.
3.2 Saran
Dengan terselesaikannya makalah ini diharapkan mahasisiwa Program Studi DIII
Keperawatan Universitas Bondowoso dapat memahami konsep patofisiologi Faringitis
dengan baik serta hubungannya dengan ilmu keperawatan yang tengah ditekuni. Hal tersebut
ditujukan agar mahasiswa Program Studi DIII Keperawatan Universitas Bondowoso dapat
memiliki kompetensi yang tinggi dalam perawatan terhadap Faringitis. Serta mampu untuk
menjalankan peranan keperawatan baik untuk sasaran perorangan ataupun komunitas.
DAFTAR PUSTAKA
http://laurencius1.com/2013/07/Penyebab-dan-Gejala-Faringitis-atau-Penyakit-Radang-
Tenggorokan.html [diakses 15 Oktober 2014 pukul 21.00 WIB]
http:// firefox.ilmukesehatan. com/ [diakses 09 Oktober 2014 pukul 22.10]
http://www.pantirapih.or.id/index.php/artikel/umum/135-faringitis-akut [diakses 10 Oktober 2014
pukul 19.15 WIB]
Dorland.1995.Kamus Kedokteran.26.Jakarta:EGC