Anda di halaman 1dari 8

kumpulan materiQ

kumpulan materi kuliahku, askep, pathway dll

Kamis, 09 Juli 2015


Makalah Faringitis

KATA PENGANTAR
Puji syukur kita panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa karena atas segala
limpahan rahmat dan hidayah-Nya sehingga kami dapat menyelesaikan karya tulis ini.
Sungguh suatu kesyukuran yang memiliki makna tersendiri, karena walaupun dalam keadaan
terdesak, kami dapat menyelesaikan makalah ini.
Dalam penulisan karya tulis ini, kami mencoba membahas tentang “Penyakit
Faringitis”. Dalam karya tulis ini, kami juga menyediakan pembahasan tentang Defenisi,
etiologi, pemeriksaan penunjang, manifestasi klinik, patofisiologi dan penatalaksanaan
penyakit faringitis.
Apa yang kami lakukan dalam karya tulis ini, masih jauh yang diharapkan dan
isinya masih terdapat kesalahan – kesalahan baik dalam penulisan kata maupun dalam
menggunakan ejaan yang benar. Oleh karena itu, kritikan dan saran yang sifatnya
membangun, kami harapkan sehingga makalah ini menjadi sempurna.

Palopo, Oktober 2012

Penyusun
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR ................................................................................................. i


DAFTAR ISI ................................................................................................................ ii
BAB I PENDAHULUAN ............................................................................................. 1
A. Latar Belakang .............................................................................................................. 1
B. Tujuan ....................................................................................................................1
C. Rumusan Masalah ........................................................................................................ 1
D. Manfaat Penulisan ........................................................................................................ 2

BAB II TINJAUAN TEORI ....................................................................................... 3


A. Defenisi ....................................................................................................................3
B. Etiologi ....................................................................................................................3
C. Klasifikasi ....................................................................................................................3
D. Patofisiologi .................................................................................................................. 3
E. Manifestasi Klinik ........................................................................................................ 4
F. Pemeriksaan Penunjang ............................................................................................... 4
G. Penatalaksanaan ............................................................................................................ 3

BAB III PENUTUP ..................................................................................................... 11


A. Kesimpulan....................................................................................................................11
B. Saran 11

DAFTAR PUSTAKA
BAB I
PENDAHULUAN

Latar Belakang
Faringitis (pharyngitis) adalah suatu penyakit peradangan yang menyerang tenggorok
atau faring yang disebabkan oleh bakteri atau virus tertentu. Kadang juga disebut sebagai
radang tenggorok.
Adapun keluhan dengan rasa gatal, kering, serta berlendir yang sukar dikeluarkan di
tenggorokan, disertai batuk. Pada pemeriksaan tampak mukosa dinding posterior faring
granular.
Dalam makalah ini kami sebagai penulis akan menerangkan tinjauan teori pada konsep
penyakit faringitis tersebut.
Tujuan
Makalah ini dimasukkan sebagai pedoman, agar mahasiswa mengetahui tentang
penyakit faringitis, apa yang menyebabkan penyakit faringitis dan manifestasi klinik dari
penyakit faringitis..
Rumusan Masalah
Secara garis besar, masalah yang kami rumuskan adalah sebagai berikut.
a. Apakah defenisi dari faringitis?
b. Apa sajakah etiologi penyakit faringitis?
c. Bagaimana manifestasi klinik, patofisiologi, dan penatalaksanaan pada pasian dengan
faringitis?

Manfaat Penulisan
Adapun manfaat penulisan yang diperoleh dari makalah ini, yaitu :
1. Bagi penyusun
a. Khususnya sebagai objek studi.
b. Untuk menambah wawasan tentang faringitis.
2. Bagi kampus
a. Sebagai bahan pelajaran tambahan bagi mahasiswa.
b. Sebagai tolak ukur sejauh mana kemampuan mahasiswa membuat sebuah makalah.
3. Bagi masyarakat
a. Memberikan informasi tentang penyakit faringitis pada masyarakat.
BAB II
TINJAUAN TEORI
A. Defenisi
Faringitis (pharyngitis) adalah suatu penyakit peradangan yang menyerang tenggorok
atau faring yang disebabkan oleh bakteri atau virus tertentu. Kadang juga disebut sebagai
radang tenggorok. Faringitis adalah radang pada faring yang biasanya disebabkan oleh
bakteri dan virus (Ngastiyah, 2005). Faringitis menunjukkan pada semua infeksi akut faring,
termasuk tonsilitis dan faringotonsilitis. Ada atau tidak adanya tonsil tidak mempengaruhi
kerentanan, frekuensi atau perjalanan atau komplikasi penyakit (Behrman K, 1999).
Faringitis akut adalah menunjukkan pada keadaan dimana keterlibatan utama adalah pada
tenggorokan. (Behrman K, 1999). Faringitis akut adalah Inflamasi febris tenggorok yang
disebabkan oleh organisme virus hampir 70 % dan sebagian lagi oleh bakteri. Streptokokus
group A adalah organisme bakteri paling umum yang menyebabkan faringitis akut.(Smeltzer,
2001).

B. Etiologi
Faringitis bisa disebabkan oleh virus dan bakteri tetapi kebanyakan disebabkan oleh
virus. Yang termasuk virus penyebab adalah :
 common cold/flu
 Adenovirus
 mononukleosis atau HIV.
 virus influenza (A dan B).
 parainfluenza (tipe 1-4).
 adenovirus.
Bakteri yang menyebabkan faringitis antara lain:
 Streptokokus grup A
 Korinebakterium
 Arkanobakterium
 Streptococcus β hemolitikus.
 Streptococcus viridians.
 Streptococcus piyogenes
 Neisseria gonorrhoeae atau Chlamydia pneumoniae.

C. Klasifikasi
Secara umum faringitis dapat dibagi menjadi 3 yaitu:
1. Faringitis Akut
Faringitis virus atau bakterialis akut adalah penyakit yang sangat penting. Beberapa
usaha dilakukan pada klasifikasi peradangan akut yang mengenai dinding faring. Yang paling
logis untuk mengelompokkan sejumlah infeksi-infeksi ini dibawah judul yang relatif
sederhana “Faringitis Akut”. Disini termasuk faringitis akut yang terjadi pada pilek biasa
sebagai akibat penyakit infeksi akut seperti eksantema atau influenza dan dari berbagai
penyebab yang tidak biasa seperti manifestasi herpes dan sariawan.
2. Faringitis Kronis
a. Faringitis Kronis Hiperflasi
Pada faringitis kronis hiperflasi terjadi perubahan mukosa dinding posterior. Tampak
mukosa menebal serta hipertofi kelenjar limfe di bawahnya dan di belakang arkus faring
posterior (lateral band). Dengan demikian tampak mukosa dinding posterior tidak rata yang
disebut granuler.
b. Faringitis Kronis Atrofi (Faringitis sika)
Faring kronis atrofi sering timbul bersama dengan rinitis atrofi. Pada rinitis atrofi udara
pernapasan tidak diatur suhu serta kelembapannya sehingga menimbulkan rangsangan serta
infeksi faring.
3. Faringitis Spesifik
a. Faringitis Luetika
1) Stadium Primer
Kelainan pada stadium ini terdapat pada lidah, palatum mole, tonsil, dan dinding faring
posterior. Kelainan ini berbentuk bercak keputihan di tempat tersebut.
2) Stadium Sekunder
Stadium ini jarang ditemukan. Pada stadium ini terdapat pada dinding faring yang
menjalar ke arah laring.
3) Stadium Tersier
Pada stadium ini terdapat guma. Tonsil dan pallatum merupakan tempat predileksi untuk
tumuhnya guma. Jarang ditemukan guma di dinding faring posterior.
b. Faringitis Tuberkulosa
Kuman tahan asam dapat menyerang mukosa palatum mole, tonsil, palatum durum, dasar
lidah dan epiglotis. Biasanya infeksi di daerah faring merupakan proses sekunder dari
tuberkulosis paru, kecuali bila terjadi infeksi kuman tahan asam jenis bovinum, dapat timbul
tuberkulosis faring primer.
Sumber: Adams, 1997; 328 & Iskandar, dkk, 1993;170

D. Patofisiologi
Penularan terjadi melalui droplet. Kuman menginfiltrasi lapisan epitel kemudian epitel
terkikis maka jaringan limfoid superficial bereaksi terjadi pembendungan radang dengan
infiltrasi leukosit polimorfonuklear. Pada stadium awal terdapat hiperemia, kemudian oedem
dan sekresi yang meningkat. Eksudat mula-mula serosa tapi menjadi menebal dan cenderung
menjadi kering dan dapat melekat pada dinding faring.
Dengan hiperemia, pembuluh darah dinding faring menjadi melebar. Bentuk sumbatan
yang berwarna putih, kuning atau abu-abu terdapat dalam folikel atau jaringan limfoid. Tidak
adanya tonsilia, perhatian biasanya difokuskan pada faring dan tampak bahwa folikel limfoid
atau bercak-bercak pada dinding faring posterior atau terletak lebih ke lateral, menjadi
meradang dan membengkak. Tekanan dinding lateral jika tersendiri disebut faringitis lateral.
Hal ini tentu saja mungkin terjadi, bahkan adanya tonsilia, hanya faring saja yang terkena.
(Sumber: Adams, G.L, 1997: 328)

E. Manifestasi Klinik
1. Manifestasi klinis akut:
a. Membran faring tampak merah
b. Folikel tonsil dan limfoid membengkak dan di selimuti oleh eksudat
c. Nodus limfe servikal membesar dan mengeras
d. Mungkin terdapat demam,malaise dan sakit tenggorokan
e. Serak,batuk,rhinitis bukan hal yang tidak lazim.
2. Manifestasi klinis kronis:
a. Rasa iritasi dan sesak yang konstan pada tenggorokan.
b. Lendir yang terkumpul dalam tenggorokan dan dikeluarkan dengan batuk.
c. Kesulitan menelan.
F. Pemeriksaan penunjang
a. Hitung darah lengkap : menunjukkan normositik.
 Hemoglobin: kurang dari 10 g/100ml
 Retikulosit : jumlahnya biasanya rendah
 Jumlah trombosit : mungkin sangat rendah (<50.000/mm)
b. Asam urat serum/urine : mungkin meningkat.
c. Zink serum : menurun.
d. Fungsi lumbal untuk mengkaji keterlibatan susunan saraf pusat
e. Foto toraks untuk mendeteksi keterlibatan mediastinum.
f. Pemindaian ginjal, hati, limpa untuk mengkaji infiltrat leukemik.
G. Penatalaksanaan
Penatalaksanaan terhadap faringitis dapat menurunkan durasi gejala, dan mengurangi
risiko penularan penyakit.
Pada faringitis dengan penyebab bakteri, dapat diberikan antibiotik, yaitu:
 Penicillin benzathine; diberikan secara IM dalam dosis tunggal
 Penicillin; diberikan secara oral
 Eritromisin
 Penicillin profilaksis, yaitu penicillin benzathine G.
Sedangkan, pada penyebab virus, penatalaksanaan ditujukan untuk mengobati gejala,
kecuali pada penyebab virus influenza. Beberapa obat yang dapat digunakan yaitu:
 Amantadine
 Rimantadine
 Oseltamivir
 Zanamivir; dapat digunakan untuk penyebab virus influenza A dan B
Faringitis yang disebabkan oleh virus biasanya ditangani dengan istirahat yang cukup,
karena penyakit tersebut dapat sembuh dengan sendirinya. Selain itu, dibutuhkan juga
mengkonsumsi air yang cukup dan hindari konsumsi alkohol. Gejala biasanya membaik pada
keadaan udara yang lembab. Untuk menghilangkan nyeri pada tenggorokan, dapat digunakan
obat kumur yang mengandung asetaminofen (Tylenol) atau ibuprofen (Advil, Motrin). Anak
berusia di bawah 18 tahun sebaiknya tidak diberikan aspirin sebagai analgesik karena
berisiko terkena sindrom Reye.
Pemberian suplemen dapat dilakukan untuk menyembuhkan faringitis atau
mencegahnya, yaitu :
 Sup hangat atau minuman hangat, dapat meringankan gejala dan mencairkan mukus,
sehingga dapat mencegah hidung tersumbat
 Probiotik (Lactobacillus), dapat digunakan untuk menghindari dan mengurangi demam
 Madu, dapat digunakan untuk mengurangi batuk
 Vitamin C, dapat digunakan untuk menghindari demam, namun penggunaan dalam dosis
tinggi perlu pengawasan dokter.
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Faringitis (pharyngitis) adalah suatu penyakit peradangan yang menyerang tenggorok
atau faring yang disebabkan oleh bakteri atau virus tertentu. Kadang juga disebut sebagai
radang tenggorok. Faringitis adalah radang pada faring yang biasanya disebabkan oleh
bakteri dan virus (Ngastiyah, 2005). Faringitis menunjukkan pada semua infeksi akut faring,
termasuk tonsilitis dan faringotonsilitis. Faringitis bisa disebabkan oleh virus dan bakteri
tetapi kebanyakan disebabkan oleh virus.
Penularannya terjadi melalui droplet. Kuman menginfiltrasi lapisan epitel kemudian
epitel terkikis maka jaringan limfoid superficial bereaksi terjadi pembendungan radang
dengan infiltrasi leukosit polimorfonuklear. Pada stadium awal terdapat hiperemia, kemudian
oedem dan sekresi yang meningkat. Eksudat mula-mula serosa tapi menjadi menebal dan
cenderung menjadi kering dan dapat melekat pada dinding faring.

B. Saran
Penulis memberikan beberapa saran yang kiranya berguna bagi kita semua untuk
perbaikan di masa yang akan datang. Adapun saran yang dapat dilakukan adalah Saat
melaksanakan pengkajian pada pasien faringitis yang paling penting adalah terbinanya
hubungan saling percaya antara perawat dengan klien beserta keluarga klien. Dalam
menegakkan diagnose keperawatan, perawat hendaknya memperhatikan kebutuhan klien
sesuai dengan prioritas masalah yang dirasakan oleh klien. Dalam melaksanakan tindakan
keperawatan diperlukan kerja sama dan tenaga kesehatan lainnya untuk menunjang
pelaksanaan keperawatan yang menyeluruh terhadap klien.

DAFTAR PUSTAKA

 Http://asuhankeperawatans.blogspot.com/2011/01/asuhan-keperawatan-
faringitis.html
 Http://ners-nerskeperawatan.blogspot.com/2011/05/asuhan-keperawatan-
faringitis.html
 Http://nafinetkom.blogspot.com/2012/02/askep-faringitis.html

Diposting oleh hasrianti_s di 01.40


Kirimkan Ini lewat EmailBlogThis!Berbagi ke TwitterBerbagi ke FacebookBagikan ke
Pinterest
Label: makalah

Anda mungkin juga menyukai