S2 2015 338900 Chapter1 PDF
S2 2015 338900 Chapter1 PDF
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
penyuapan para hakim, dan tingkah laku para pejabat pemerintah. Dalam
sejarah dunia, khususnya di Mesir, Babilonia, Ibrani, India, Cina, Yunani dan
Pada zaman kekaisaran Romawi, Hammurabi dari Babilonia, yang naik tahta
mengenai korupsi di Cina kuno. Dalam buku Nancy L. Swann yang berjudul
Food and Money in Ancient China sebagaimana dikutip dari Han su karya
Pan Ku menceritakan bahwa pada awal berdirinya dinasti Han (206 SM)
1
S.H. Alatas, 1987, Korupsi, Sifat, Sebab, dan Fungsi, Media Pratama, Jakarta. hlm. 1
2
Ibid.
3
Ibid.
1
masyarakat menghadapi saat-saat yang sulit, yang mana saat itu terjadi
itu meninggal dunia. Tidak hanya itu, Peraturan pemerintah saat itu bersifat
tiran dan menindas pengutipan pajak dan pungutan gelap juga terjadi dimana-
mana.4
jelas. Banyak diantara kaisar Cina menaruh simpati kepada orang yang
The History of the Former Han Dinasty yang ditulis oleh Pan ku
sepanjang sejarah cina. Para kaisar tidak bersikap sama terhadap korupsi
sedikit saja yang benar-benar cemas terhadapnya. Salah satu contoh yang
jelas ialah kaisar Hsiao Ching yang naik tahta pada tahun 157 SM.
4
Ibid. hlm. 44
5
Ibid. hlm. 43
6
Ibid. hlm. 49
2
Selanjutnya, pada masa sesudah Perang Dunia Kedua kemerdekaan
sehingga salah satu isu yang menjatuhkan orde lama juga adalah
7
Ibid. hlm. 88
3
merajalelanya korupsi keseluruh lapisan masyarakat. Korupsi secara harfiah
berarti busuk, buruk, bejat, dapat disogok, atau suka disuap. Oleh karena itu,
Pada masa orde baru berkuasa, masalah korupsi adalah menjadi politik
merajalela sebagai harga membeli kesetiaan para pejabat pemerintah dan para
dekat penguasa mulai dari pusat sampai daerah, yang disebut dengan kroni-
kroni.9
fasilitas kredit tanpa agunan, sehingga macet pembayaran dan beberapa bank
baru, seperti apa yang dialami mantan Jaksa Agung Republik Indonesia.10
8
Darwan Prinst, 2002, Pemberantasan Tindak Pidana Korupsi, Citra Aditya Bakti, Bandung.
hlm.7
9
Ibid. hlm. 8
10
Ibid. hlm. 9
4
Selanjutnya korupsi terus menerus menunjukkan perkembangannya,
Tindak Pidana Korupsi. Hal ini membawa sebuah perubahan besar dalam
oleh KPK pada tahun 2011 terdapat tiga besar (modus) kasus korupsi yang
melibatkan Gayus Tambunan, kasus Bank Century, serta kasus Wisma Atlet
Suryani, Kasus Bank Indonesia yang melibatkan Aulia Pohan, Kasus BLBI,
melibatkan pimpinan KPK, dan kasus yang melibatkan Anggodo serta kasus-
5
Indonesia. Akan tetapi, sangat disayangkan bahwa masyarakat menganggap
korupsi suatu hal yang lumrah terjadi. Dalam survey yang sama, masyarakat
tentang kelaziman korupsi. Seperti yang terlihat pada Tabel berikut. Tabel
korupsi. Jika tahun 2005 responden yang menyatakan korupsi sebagai suatu
hal yang tidak biasa berjumlah 67,6%, pada tahun 2008 jumlahnya meningkat
2010.13
12
Ibid.
13
Ibid. hlm. 10
6
Tabel 1
Respon Masyarakat Hongkong Terhadap Kelaziman Korupsi 2005-2010
(%)
No Respon 2005 2006 2007 2008 2009 2010
mengalami peningkatan dari tahun ke tahun. Tidak hanya itu, tindak pidana
korupsi juga telah meluas dalam masyarakat, baik dari jumlah kasus yang
terjadi, jumlah kerugian negara, maupun dari segi kualitas tindak pidana yang
kehidupan masyarakat.
dalam hal pengaturan tentang tindak pidana korupsi. Hal tersebut dapat
7
terlihat melalui perundang-undangan korupsi yang telah mengalami beberapa
kali perubahan maupun pergantian. Dimulai dari Perpu No. 24/Prp/1960 yang
3/1971 (Era Orde Baru) yang menggantikan UU No. 24/1960, yang kemudian
diganti lagi dengan UU No. 31/1999 (Era Reformasi), hingga revisi terakhir
Corruption/UNCAC).
pengembalian asset. 14
14
Lucinda A. Low Partner, Steptoe & Johnson LLP. The United Nations Convention Against
Corruption: The Globalization of Anticorruption Standards. Conference of the International Bar
Association International Chamber of Commerce Organization for Economic Cooperation and
Development. “The Awakening Giant of Anticorruption Enforcement” London, England 4-5 May
2006. hlm. 3
8
Exchange, Chapter VII Mechanisms for Implementation and Chapter VIII
Final Provisions.
tanggal 9-11 Desember 2003, tepat pada 18 April 2006 Presiden Susilo
korupsi yang lebih efisien dan efektif; untuk memajukan, memfasilitasi, dan
15
http://www.hukumonline.com/berita/baca/lt4daeb43d3eee3/rapor-biru-implementasi-uncac-
indonesia. Diakses tanggal 22 oktober 2013
16
Kerangka Acuan Seminar Sehari Sensitisasi Konvensi PBB Melawan Korupsi (UNCAC),
Stranas PPK dan Inpres No. 1 Tahun 2013 di Indonesia. Jakarta, 7 November 2013. hlm. 2
9
4. Mendorong terjalinnya kerjasama teknik dan pertukaran informasi dalam
pidana trading in influence sudah bukan hal yang baru karena mereka telah
terlebih dahulu membuat konvensi anti korupsi yang disebut the Council of
10
Hal tersebut berbanding terbalik dengan apa yang terjadi di Indonesia,
Adapun judul yang peneliti angkat terkait dengan permasalahan ini ialah
B. Rumusan Masalah
C. Tujuan Penelitian
didunia.
11
D. Manfaat Penelitian
1. Manfaat teoritis
2. Manfaat praktis
memberi masukan serta sudut pandang baru bagi aparat penegak hukum
E. Keaslian Penelitian
peneliti menemukan beberapa karya tulis baik skripsi maupun tesis yang
12
sedikit berkaitan dengan permasalahan yang diangkat, yaitu tentang tindak
korupsi?
Kesimpulan dari skripsi ini ialah bahwa illicit enrichment adalah salah
negara. Konsep ini juga telah diterapkan dibeberapa negara dan telah
18
Herman Abdurrahman, 2013, Kriminalisasi Konsep Illicit Enrichment Sebagai Alternatif
Pengembalian Kerugian Keuangan Negara Pada Kasus Korupsi Di Indonesia, Fakultas Hukum
Universitas Gadjah Mada, Yogyakarta.
13
2. “Dualisme penuntutan tindak pidana korupsi antara Kejaksaan dan
Yuhermansyah”.19
pidana korupsi.
19
Edi Yuhermansyah, 2010, Dualisme penuntutan tindak pidana korupsi antara Kejaksaan dan
Komisi Pemberantasan tindak pidana Korupsi, Fakultas Hukum Universitas Gadjah Mada,
Yogyakarta.
14
b. Untuk saat ini dan beberapa tahun yang akan datang, keberadaan
pidana Korupsi. Hal yang menjadi fokus penelitian peneliti jelas berbeda
15