Anda di halaman 1dari 15

PROPOSAL PENELITIAN

PENILAIAN ASET PERKEBUNAN KOPI


PT. PERKEBUNAN NUSANTARA IX

1
KATA PENGANTAR

Puji syukur kita panjatkan atas kehadirat Allah SWT. karena atas
rahmat dan karunia-NYAlah. Proposal Penelitian Penilaian Aset Perkebunan
yang ditujukan kepada PT. Perkebunan Nusantara IX, merupakan salah satu
tugas praktek lapangan yang tercantum dalam kurikulum Magister
Akuntansi Universitas Diponegoro guna meningkatkan kemampuan aplikasi
teori bagi mahasiswanya, selai itu dengan adanya penelitian ini diharapkan
dapat memberikan kontribusi kepada PT. Perkebunan Nusantara IX berupa
sebuah indikasi atau estimasi nilai aset dengan pendekatan nilai wajar
sehingga laporan keuangan yang disajikan lebih bermanfaat.

Dasar penilaian aset perkebunan dibahas secara umum dalam proposal


penelitian ini, disertakan tujuan beserta rencangan kerja. Dengan demikian
diharapkan pemahaman tentang pentingnya penilaian aset akan meningkat.
Atas kesempatan yang diberikan saya selaku peneliti mengucapkan terima
kasih.

Semarang, 5 Februari 2013

Peneliti

2
DAFTAR ISI

Halaman
Kata Pengantar ....................................................................................................... 2
Daftar Isi ................................................................................................................... 3
Latar Belakang ........................................................................................................ 4
Rumusan Masalah ................................................................................................ 9
Hasil yang diharapkan ........................................................................................ 9
Metodologi .............................................................................................................. 10
Rancangan Penelitian .......................................................................................... 12
Informasi Peneliti ................................................................................................. 15

3
LATAR BELAKANG

Manajemen yang berasal dari bahasa Perancis kuno diartikan secara


sederhana sebagai sebuah seni melaksanakan dan mengatur. Dalam defenisi
yang lebih luas manajemen adalah tindakan proses atau kumpulan
kepemimpinan dan kepemimpinan organisasi. Mengelola penggunaan
berbagai sumber daya, termasuk sumber daya manusia, modal, sifat material
dan aset, dalam rangka mencapai tujuan organisasi. Dengan fungsi yang
dijabarkan menjadi tiga bagian, yaitu perencanaan, pengorganisasian dan
pengarahan. Manajemen dalam perusahaan pada umumnya dibagi menjadi
tiga tingkatan yaitu manajemen lini pertama atau dikenal dengan istilah
manajemen operasional, kemudian manajemen tingat menengah yang
merupakan penghubung antara manajer operasional dengan manajemen
puncak. Sementara itu dibagian ketiga tingkatan tersebut terdapat
manajemen puncak yang bertugas merencanakan kegiatan dan strategi
perusahaan secara umum dan mengarahkan jalannya perusahaan.

Dalam struktur sebuah perusahaan yang relatif besar umumnya terdapat


pemisahan fungsi kepemilikan dengan pengelolaan. Manajemen merupakan
pihak yang dipercayakan oleh pemilik modal untuk melaksanakan tugasnya
dalam pengelolaan perusahaan, sementara pemilik modal adalah
penyandang dana perusahaan untuk menjalankan keputusan manajemen.
Dengan pemisahan fungsi tersebut maka manajemen harus memberikan
pertanggung jawaban terhadap sember daya yang diberikan kepadanya,
pertanggung jawaban tersebut digunakan untuk meyakinkan pemilik modal
bahwa investasi mereka digunakan secara tepat dan efisien serta memenuhi
kepentingan pemilik modal.

Pertanggung jawaban berupa laporan keuangan ataupun laporan tahunan


adalah sebuah informasi yang dibutuhkan oleh pemilik modal sebagai
pertimbangan keputusan investasinya dalam sebuah perusahaan. Oleh
karena itu manajemen berusaha untuk pertangungg jawaban yang mencakup

4
semua kebutuhan informasi yang dibutuhkan oleh pemilik modal. Dalam
penyusunan laporan keuangan maka manajemen juga diharuskan mengikuti
peraturan yang ditetapkan oleh pemerintah dimana perusahaan itu berdiri,
peraturan tersebut dibuat juga berdasarkan kebutuhan informasi yang
dibutuhkan oleh pemilik modal ataupun pihak yang berkepentingan lainnya.

Saat ini kebutuhan informasi yang diinginkan para pengguna laporan


keuangan semakin kompleks, dalam hal ini pengguna menginginkan laporan
yang secara nyata memiliki data yang dapat menggambarkan kondisi sebuah
perusahaan terkini. Bagaimanakah posisi standar akuntansi keuangan
mengakomodir hal ini?. Beberapa hal sebelumnya telah didiskusikan oleh
para peneliti mengenai laba akuntansi dan laba ekonomi. Laba akuntansi
dinilai tidak relevan karena berdasarkan oleh nilai historis dalam
penilaiannya sementara laba ekonomi dianggap lebih relevan karena
menggunakan nilai terkini. Beberapa penelitian juga menunjukkan bahwa
penggunaan nilai terkini dalam laporan keuangan berdampak positif
terhadap keputusan investasi pemilik modal. Saat ini standar akuntansi
keuangan mencoba merangkul isu-isu yang berkembang yaitu dengan
penerapan penggunaan fair value atau nilai wajar untuk memenuhi
kebutuhan dan penyempurnaan dalam kerangka konseptual akuntansi.
Secara sederhana dapat dikatakan terdapat pergeseran dari pengunaan nilai
historis kearah nilai wajar.

Impilkasi dari pergeseran ini adalah perusahaan harus menyusun laporan


keuangan dengan penggunaan nilai wajar. Hal ini juga berdampak pada
profesi lain yaitu profesi penilai, dimana untuk menentukan beberapa hal
yang dilaporkan dalam laporan keuangan perusahaan harus menyajikannya
dengan harga wajar ataupun untuk kebutuhan lainnya perusahaan
membutuhkan jasa profesi penilai. Beberapa item laporan keuangan yang
masuk dalam ruang lingkup profesi penilai adalah aset tetap berupa tanah,

5
bangunan, mesin dan aset tetap lainnya serta penilaian terhadap instrumen
keuangan.

Penilai diartikan sebagai seseorang yang mempunyai kualifikasi,,


kemampuan dan pengalaman yang sehari-hari melakukan kegiatan praktek
penilaian sesuai dengan bidang keahlian yang dimiliki baik penilai internal
ataupun penilai eksternal. Sementara itu penilaian diartikan sebagai
perkiraan dari suatu nilai atau yang dapat didefenisikan sebagai prakiraan
suatu nilai dati suatu hasil perjanjiann atau yang sudah ditetapkan dari opini
satu orang yang didasarkan pada keahlian, pelatihan, data yang akurat dari
objek yang diteliti. Dengan demikian penilaian terhadap sebuah properti
diharapkan dapat memberikan suatu indikasi nilai dari sebuah properti yang
telah digunakan oleh manajemen selama ini pada saat saat ini, atau dengan
kata lain memberikan nilai sekarang dari properti yang dimiliki manajemen.

Dalam penilaian istilah yang sering digunakan adalah properti, nilai, harga
dan biaya yang perlu dijelaskan. Properti adalah konsep hukum yang
mencakup kepentingan, hak dan manfaat yang berkaitan dengan suatu
kepemilikkan. Nilai adalah sejumlah uang yang sama dengan milik (properti)
yang dapt memberikan keuntungan, yang timbul dari kepemilikan milik
(properti) itu. Nilai itu sendiri dapat diartikan sebagai pemakaian dan
kegunaan dari kebutuhan suatu objek yang ditetapkan oleh seseorang untuk
beberapa tujuan. Dalam standar penilaian indonesia, nilai didefenisikan
sebagai konsep ekonomi yang merujuk kepada harga yang sangat mungkin
disepakati oleh pembeli dan penjual dari suatu barang atau jasa yang
tersedia untuk dibeli. Harga adalah istilah yang digunakan utnuk sejumlah
uang yang diminta, ditawarkan atau dibayarkan untuk suatu barang atau
jasa. Biaya adalah sejumlah uang yang dikeluarkan atas barang atau jasa, atau
jumlah yang dibutuhkan untuk menciptakan atau memproduksi barang atau
jasa tersebut.

6
Pentingnya penilaian selain dalam penyusunan laporan keuangan yang
kemudian dapat dijadikan sebagai pertimbangan keputusan ekonomi juga
memili peran dalam manajemen aset tersebut. Dengan proses penilaian
manajemen dapat lebih mengoptimalkan semua instrumen yang ada. Dalam
penerapan manajemen aset peranan penilai aset (appraiser) sangat vital
karena ini berkaitan dengan penentuan nilai wajar aset dan nilai potensi dari
aset tersebut, sehingga kestabilan kondisi perusahaan dapat terjaga dengan
baik.

PT. Perkebunan Nusantara IX yang merupakan Badan Usaha Milik Negara


(BUMN) dengan wilayah operasi di Provinsi Jawa Tengah yang memiliki dua
divisi yaitu divisi tanaman tahunan dan divisi tanaman musiman yang
kemudian tersebar dibeberapa wilayah. Tujuan dari PT. Perkebunan
Nusantara IX adalah berusaha mencapai kemampuan labaan yang tinggi bagi
stakeolder dan shareholder dengan kerja tim dan memperhatikan
keseimbangan lingkungan dan masyarakat. Dari tujuan tersebut terdapat
makna bahwa manajemen berusaha untuk memenuhi kebutuhan dari
pemilik modal, salah satu kebutuhannya dipenuhi melalui laporan keuangan
yang diterbitkan tiap tahunnya untuk memberikan informasi perushaan
terkini. Informasi yang dibutuhkan yaitu informasi dengan penyajian
berdasarkan nilai wajar atas beberapa item dalam laporan keuangan salah
satunya aset.

PT. Perkebunan Nusantara IX memiliki aset berupa aset tanaman dan aset
non tanaman yang harus dilaporkan dalam laporan keuangan haruslah
memenuhi karakteristik kualitatif dari laporan keuangan yaitu relevan,
reliabiliti dan dapat diperbandingkan. Dengan demikian diperlukan sebuah
penilaian terhadap aset yang dimiliki untuk mendapatkan sebuah indikasi
atau estimasi nilai dari aset tersebut sehingga dapat menjadi dasar nilai
dalam laporan keuangan yang kemudian akan memenuhi kebutuhan

7
informasi yang diharapkan oleh pemilik modal dalam membuat keputusan
investasinya.

Tabel 1
Aset Tetap PT. Perkebunan Nusantara IX Tahun 2010 dan 2011

Tabel diatas secara sederhana dapat memberikan gambaran atas aset yang
dimiliki oleh manajemen, namun dalam tuntutan perekonomian saat ini
informasi ini dinilai kurang relevan karena tidak memberikan informasi nilai
yang konkret dari aset. Sebagai contoh nilai dari tanah yang dimiliki adalah
Rp.143.409.000,00- tidak mengalami perubahan, apakah nilai tersebut

8
mengalami kenaikan ataupun penurunan semenjak dari tanggal
perolehannya. Hal tersebut merupakan contoh bahwa kandungan informasi
dalam laporan keuangan kurang relevan atau kurang menggambarkan
keadaan yang sesungguhnya, seharusnya nilai yang dilaporkan adalah nilai
saat ini dari aset berupa tanah yang dimiliki.

Bagaimanakah dengan penilaian aset tanaman menghasilkan dan aset


tanaman belum menghasilkan? Berapa nilai aset tersebut yang seharusnya
dilaporkan dalam neraca? Pendekatan seperti apa yang akan digunakan
dalam penentuan nilainya? Dengan demikian tujuan penilian ini yang
dikhususkan kepada aset perkebunan kopi diharapkan dapat memberikan
informasi tentang nilai dari aset.

RUMUSAN MASALAH

Dalam penelitian yang menyangkut dengan penilaian aset perkebunan, maka


dirumuskan beberapa msalah yang akan coba dipecahkan yaitu :

Infromasi yang dibutuhkan para megang saham ataupun calon


investor berupa laporan keuangan seharusnya dapat
mendeskripsikan hal-hal yang termuat didalamnya, tidak terdapat
bias dalam pelaporannya. Menyangkut pelaporan aset perkebunan
yang terbagi menjadi tanah, aset tanaman menghasilkan, aset
tanaman belum menghasilkan dan aset lain yang terkait
bagaimanakah nilai dari aset-aset tersebut untuk tujuan pelaporan
keuangan PT. Perkebunan Nusantara. Dengan demikian didapatkan
sebuah indikasi nilai yang merupakan nilai dari aset yang diamati.

HASIL YANG DIHARAPKAN

Mengingat bahwa penilaian Perkebunan mempunyai karakteristik khusus


dengan kondisi tertentu, maka tujuan penilaian aset perkebunan dimaksukan
untuk mendapatkan estimasi atau prakiraan atau indikasi nilai dari:

9
a. Aset Tanaman Perkebunan
Aset tanaman perkebunan tanaman yang dibudidayakan secara komersil
pada suatu lahan tertentudan dikelola berdasarkan teknis budidaya yang
berlaku umum pada suatu tempat. Dalam hal ini berarti berupa bibit,
tanaman belum menghasilkan dan tanaman menghasilkan.

b. Aset Non Tanaman Perkebunan


Aset non tanaman perkebunan adalah sarana dan prasarana serta fasilitas
penunjang lainnya termasuk unit pengolahahan (bila ada) yang
merupakan bagian yang tidak terlepas dari satu kesatuan aset pada satu
entitas pertanian. Aset non tanaman perkebunan berupa tanah, bangunan
dan infrastruktur pendukung, mesin dan peralatan pendukung serta
kendaraan dan alat berat.

METODOLOGI

Proses penilalian dimulai ketika penilai mengidentifikasikan masalah


penilaian dan berakhir dengan diserahkannya laporan penilaian. Dengan
demikian proses ini dapat digambarkan dalam sebuah alur sebagai berikut

1 BATASAN MASALAH

2 RENCANA PENILAIAN DAN SURVEI PENDAHULUAN

3 PENGUMPULAN DAN ANALISA DATA

4 PENERAPAN PENDEKATAN PENILAIAN

5 REKONSILIASI DAN KESIMPULAN NILAI


Gambar 1. Metodologi Penilian

10
Batasan masalah

Dalam tahap ini dilakukan identifikasi dari objek penilaian, identifikasi


status/hak atas properti yang dinilai, penggunaan penilaian dan jenis
batasan nilai serta tanggal penilaian.
1. Rencana penilaian dan survei pendahuluan
Tahapan ini terbagi beberapa jenis aktifitas seperti data yang dibutuhkan,
sumber data, kebutuhan tenaga kerja dan rencana kerja. Data yang
diperlukan ditentukan berdasarkan identifikasi masalah dari properti
yang dinilai, sementara rencana kerja berisi tentang jadwal kegiatan agar
proses penilaian dilaksanakan dengan cepat dan efisien.
2. Pengumpulan dan analisa data
Data yag dikumpulkan haruslah data-data yang memiliki hubungan dan
pengaruh terhadap estimasi nilai properti yang dinilai. Data-data yang
dikumpulkan dan dianalisis ini secara garis besar diklasifikasikan
menjadi data umum dan data khusus. Data umum meliputi lokasional dan
ekonomi, sementara data khusus meliputi data properti subjek dan
perbankan. Penerapan akhir dari analisis data khusus adalah analisis
higest and best use.
3. Penerapan pendekatan penilaian
Tahapan ini menyangkut pengaplikasian pendekatan yang sesuai dengan
properti yang dinilai. Apakah menggunakan pendekatan pasar,
pendekatan biaya ata pendekatan pendapatan. Untuk menentukan
pendekatan yang akan digunakan maka dapat mengacu kepada standar
penilaian indonesia.
4. Rekonsiliasi dan kesimpulan nilai
Penerapan satu atau lebih metode penilaian biasanya menghasilkan
kesimpulan nilai yang berbeda, oleh karena itu diperlukan rekonsiliasi.
Rekonsiliasi adalah suatu analisis terhadap berbagai kesimpulan nilai
untuk mendapatkan suatu estimasi nilai akhir. Akhir dari proses penilaian
adalah sebuah kesimpulan nilai yang harus dibuat oleh penilai sebagai

11
ajawaban atastugas yang dibebankan kepadanya oleh klien dalam bentuk
laporan.

RANCANGAN PENELITIAN

Sesuai dengan metodologi penelitian maka pada bagian ini akan dipaparkan
rancangan penelitian penilaian aset perkebunan pada PT. Perkebunan
Nusantara IX.

1. Batasan masalah
Objek penilaian Aset perkebunan berupa aset tanaman
perkebunan dan aset non-tanaman
perkebunan PT. Perkebunan Nusantara IX
wilayah kerja kabupaten semarang desa
Wringin Putih, Kecamatan Bergas khususnya
untuk tanaman kopi.
Identifikasi Status/Hak Pemeriksaan bukti kepemilikan lahan berupa
sertifikat tanah ataupun dokumen lainnya
terkait kepemilikan hak.
Penggunaan penilaiaan Penilaian digunakan untuk tujuan pelaporan
keuangan.

2. Survei Pendahuluan

Data yang diperlukan a. Lokasi (wilayah, aksesibilitas dan kondisi


sosial)
b. Kondisi ekonomi (analisi pasar,
pertumbuhan dan arah perkembangan
ekonomi)
c. Karakteristik lahan (ketinggian, topografi,
kedalaman efektif tanah, jenis, fisik dan
kimia tanah, sumber air dan sistem

12
pengairan, batuan dipermukaan dan dalam
tanah)
d. Data tanah (perizinan lahan, sertifikat
tanah, kesesuaian lahan, penggunaan tanag
yang sesuai dengan tanggal penilaian)
e. Data agronomi perkebunan (jenis varietas,
jumlah tegakan tanaman, peta tanaman,
luas areal tamanan, peta tanaman,
rekomendasi dan aplikasi dosis tanaman
belum menghasilkan dan tanaman
menghasilkan, pemeliharaan tanaman,
produksi tamanan)
f. Data infrastruktur (jalan, jembatan dan
saluran drainase), bangunan, alat berat,
kendaraan, mesin dan peralatan pertanian
dan inventaris kantor.
g. Laporan keuangan perusahaan dalam 5
tahun terakhir, gambaran umum
perusahaan, dan jumlah tenaga kerja
h. Peraturan perundang-undangan terkait
yang berlaku
Sumber data PT. Perkebunan Nasional IX
Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika
Pemerintah Kab. Semarang
Dinas Perkebunan Kab. Semarang
Dinas Pertanahan
Kementerian Pertanian Republik Indonesia

13
Rencana kerja

Februari, minggu ke- Maret, minggu ke-


No Kegiatan
I II III IV I II III IV
1 Perizinan
2 Pengumpulan data
3 Survey pendahuluan
4 Inspeksi lapangan
5 Analisis data
6 Pelaporan hasil

Tanggungjawab sepenuhnya dilakukan oleh peneliti dibawah bimbingan


pengampu mata kuliah Penilaian Aset.

14
INFORMASI PENELITI
Sebagai pertimbangan disajikan informasi tentang peneliti yaitu sebagai
berikut:

Nama : Erwinsyah
Tempat Tanggal Lahir : Palu, 14 Mei 1991
Agama : Islam
Pekerjaan : Mahasiswa Magister Akuntansi Angkatan
XXVII Universitas Diponegoro
Nomor Induk Mahasiswa : 12030112410002
Nomor Telepon : 085241251250
Email : erwinsyahse@ymail.com
Alamat : Jalan Kertanegara Selatan No. 6 RT 3 RW 2 Kel.
Pleburan, Kec. Semarang Selatan, Kota
Semarang, Provinsi Jawa Tengah
Pengalaman Pekerjaan : Staff Laboratorium Studio Akuntansi
Universitas Tadulako
Staff Lapangan Atestasi dan Penilaian
Keuangan Universitas Tadulako
Staff Pusat Kajian Akuntansi dan Perpajakan
Universitas Tadulako

15

Anda mungkin juga menyukai