Anda di halaman 1dari 24

PANDUAN SPIRITUAL ISLAMIC

PADA PASIEN
PROFESI NERS ANGKATAN XIII
UIN ALAUDDIN MAKASSAR
BUKU SAKU PANDUAN SPIRITUAL ISLAMIC PADA PASIEN

Penyusun :
Mahasiswa Profesi Ners XIII UIN Alauddin Makassar

Cetakan : Pertama, 2018

Penulis :
Nurfadilah Salam, Marwati, Siti Hardianti Ariana, M. Alfian Rajab,
Firman Saputra, Muh. Wahid Sangrah, Muh. Indra Jaya, Amaliah
Ramadhani, M.Nur Akbar, Sri Ahriani, Nuraia Afiifah El-Mahira.

Makassar, 2018

Program Studi Profesi Ners


Fakultas Kedokteran dan Ilmu Kesehatan
UIN Alauddin Makassar
KATA PENGANTAR

Puji Syukur kehadirat Allah SWT yang telah member


limpahan nikmat dan karunia-Nya sehingga penyusun berhasil
menyusun buku berjudul Panduan Spiritual Islamic pada Pasien ,
seperti yang ada di tangan pembaca sekarang.
Buku ini merupakan ringkasan panduan singkat untuk
pasien dalam pemenuhan aspek spiritualnya. Didalam buku ini
diuraikan cara pasien tayammum, melakukan sholat saat sakit dan
doa-doa kesembuhan.
Penyusun menyadari bahwa buku ini masih jauh dari
sempurna. Untuk itu kritik dan saran yang membangun sangat
penulis harapkan untuk perbaikan.

Akhir kata penyusun mengucapkan “Terima kasih”


kepada para pembaca, dan diharapkan buku ini dapat bermanfaat
kepada pasien-pasien yang sedang menjalani rawat inap.

SYAFAKALLAH, CEPAT SEMBUH !!!

Makassar, 2 Agustus 2018


DAFTAR ISI

Kata Pengantar i

Daftar Isi iii

BAB I TAYAMMUM

A. Pengertian Tayammum 1
B. Sebab-sebab dibolehkannya tayammum 1
C. Tata cara tayammum yang benar 4
D. Cara tayammum untuk bagian yang luka 6
E. Hal yang membatalkan tayammum 7

BAB II SHOLAT SAAT SAKIT

A. Makna Sholat 8
B. Hubungan Sholat Dengan Kesehatan 8
C. Gerakan Sholat Pada Orang Sakit
1. Sholat bagi orang sakit 12
2. Tata cara sholat bagi orang sakit 14
BAB III DOA – DOA KESEMBUHAN

A. Doa Memohon Kesembuhan 16


B. Doa Memohon Kesembuhan Dari Penyakit 17
1. Doa Untuk Diri Sendiri 18
2. Doa Untuk Orang Lain 18
C. Doa Meminum Obat 18

Daftar Pustaka iv
BAB I

TAYAMMUM

A. Pengertian Tayammum
Tayammum secara etimologi (bahasa) bermakna al-
qisad (menuju). Adapun secara terminology menyegaja
menggunakan permukaan tanah untuk bersuci agar menjadi
boleh segala yang dibolehkan dengan wudhu dan mandi

B. Sebab-sebab dibolehkannya tayammum


Dalam kitab safinatunnajah disebutkan, perkara yang
menyebabkan diperbolehkannya tayammum ada 3, yaitu :
1. Tidak ada air, baik pada waktu bepergian maupun
bermukim.
2. Jika orang sakit khawatir bila menggunakan air sakitnya
semakin parah atau memperlambat kesembuhannya,
atau anggota badannya terluka, atau dalam keadaan
dingin yang berlebihan sehinga khawatir menambah
parah situasi yang dialaminya apabila menggunakan air.
Hal ini diperbolehkan berdasarkan firman Allah dalam
Q.S. Al-Maidah ayat 6 :


 
 



 



 
 
  
 
 
  
  
  
 

 
 

 


 
   
 
  



 

 
Terjemahnya :
“ Hai orang-orang yang beriman, apabila kamu hendak
mengerjakan shalat, Maka basuhlah mukamu dan
tanganmu sampai dengan siku, dan sapulah kepalamu
dan (basuh) kakimu sampai dengan kedua mata kaki, dan
jika kamu junub Maka mandilah, dan jika kamu sakit[403]
atau dalam perjalanan atau kembali dari tempat buang
air (kakus) atau menyentuh[404] perempuan, lalu kamu
tidak memperoleh air, Maka bertayammumlah dengan
tanah yang baik (bersih); sapulah mukamu dan tanganmu
dengan tanah itu. Allah tidak hendak menyulitkan kamu,
tetapi Dia hendak membersihkan kamu dan
menyempurnakan nikmat-Nya bagimu, supaya kamu
bersyukur”.(Q.S.Al-Maidah (6)).

3. Orang yang memiliki air, tapi ia mengkhawatirkan dirinya,


teman seperjalanannya atau hewan tunggangannya
kehausan jika ia menggunakannya.
C. Tata cara Tayammum yang Benar
1. Memukulkan dua telapak tangan ke tanah/debu dengan
sekali pukulan.

Dalam hal ini Ulama berbeda pendapat dalam masalah


cukup tidaknya bertayammum dengan sekali pukuluan ke
permukaan bumi. Di antara mereka ada yang
berpendapat cukup sekali, tidak lebih, sebagaimana
disebutkan dalam sebuah hadits `Amr :
Kami beserta Rasulullah dalam suatu kepergian, maka
Nabi bersembahyang beserta orang banyak, maka tiba-
tiba ada seseorang yang menyendiri. Maka nabi bersabda
: “apa yang menghalangimu untuk bersembahyang?”
berkata orang tersebut;”kami mengalami jenabat dan
tidak mendapatkan air.” Sabda nabi ;”pakailah debu
(untuk bertayammum), karena tayammum itu cukup
untukmu.”
Demikian pendapat Al-Imam Ahmad, `Atha1, Makhul, Al-
Auza`I, Ishaq, Ibnul Mundzir dan mayoritas ahlul hadits.
Demikian juga pendapat jumhur ahlu `ilmi. Sedangkan
pendapat yang mengatakan dua kali pukulan ke tanah
seperti pendapat kebanyakan fuqaha dengan bersandar
hadits Ibnu `Umar dari Rasulullah:” Tayammum itu dua
kali pukulan, sekali untuk wajah dan sekali untuk kedua
tangan sampai siku.” (HR. Ad-Daraquthni). namun para
imam menghukumi hadits ini mauquf terhadap Ibnu
`Umar. Demikian pernyataan Ibnul Qaththan, Husyaim,
Ad-Daraquthni, dan yang lainnya.
2. Meniup atau mengibaskan tanah/debu yang menempel
pada dua telapak tangan.
3. Mengusap wajah terlebih dahulu, lalu mengusap kedua
telapak tangan, bagian dalam maupun bagian luarnya.
Ataupun mengusap wajah. Dalam mengusap wajah tidak
diwajibkan menyampaikan debu itu pada tempat-tempat
tumbuhnya rambut cukup meratakan debu pada kulit
wahag yang dapat dickup kedua telapak tangan.
D. Cara Tayammum untuk Bagian yang Luka
Apabila terdapat luka yang di balut, maka melakukan
tayammum dan menyapu balut luka tersebut dengan sisa
badan yang tidak terbalut dan mestinya terkena air, dikena air.
Cara ini didasarkan pada hadits riwayat Abu Daud dari Jabir
bin Abdullah, ia berkata ;” Bahwasanya seorang laki-laki pecah
kepalanya, ia mandi, ia pun mati untuk itu nabi pun bersabda;”
sesungguhnya cukup baginya bertayammum dan membalut
lukanya, kemudian menyapu atas balutannya itu dan
membasuh semua anggota yang lain.”(HR. Abu Daud).

E. Hal yang Membatalkan Tayammum


Dalam kitab safinatun najah, perkara yang membatalkan
tayammum ada 3 :
1. Semua perkara yang membatalkan wudhu, juga
membatalkan tayammum.
2. Murtad (keluar dari Islam).
3. Menduga ada air, jika tayammumnya karena tidak ada
air.
Apabila orang yang bertayammum dan mendapatkan air
sebelum ia mengerjakan sembahyang maka ia harus
berwudhu baru sembahyang.
BAB II

SHOLAT SAAT
SAKIT

A. Makna Shalat
Shalat menurut bahasa berarti doa. Adapaun menurut
istilah yaitu ucapan-ucapan dan gerakan-gerakan yang
dilakukan dengan niat-niat shalat, dimulai takbir, dan diakhiri
dengan salam. Dalam Islam, shalat menempati bagian amat
penting dalam kehidupan seorang muslim, sebagai “perjalanan
spiritual” menuju Allah SWT yang dia lakukan pada waktu-
waktu tertentu setiap harinya. Dalam shalat, dia melepaskan
diri dari semua kesibukan duniawi, berkonsentrasi sepenuhnya
untuk bermunajat, memohon petunjuknya serta mengharapkan
pertolongan dan kekuatan dari-Nya.
B. Hubungan Shalat dengan Kesehatan
Shalat adalah bentuk ritual agama yang paling luar biasa
dipandang dalam banyak hal. Tanpa menafikan “peran” rukun
islam yang lain, dari sisi agama shalat mengandung kaifiyat
(manfaat) dan fadhilah (keutamaan) yang luar biasa. Demikian
juga dari sisi medis dan filosofs. Banyak hal dalam shalat yang
dahulu hanya dianggap sebagai “pekerjaan” ritual, sekarang
menjadi suatu hal yang melampui batas-batas ritual.
Sejatinya shalat adalah hubungan paling pribadi antara
seoarang hamba dengan Tuhannya. Disanalah si hamba
memuji, memohon, meminta, mengharap dan meratap. Dia
melepaskan beban hiduo yang menghimpit jiwanya. Dia
menanggalkan angan-angan dan khayalan yang menggoda
pikirannya. Dalam shalat, jiwanya seseorang membumbung
tinggi, menembus batas-batas yang mampu dicapai oleh
fisiknya.
Rasulullah SAW bersabda:
“Bagaimana pendapatmu apabila seandainya di depan pintu
salah seorang di antara kalian terdapat sungai, dimana ia
mandi pada sungai tersebut setiap hari sebanyak lima kali,
adakah daki yang akan tersisa pada badannya? Mereka
menjawab: “Daki mereka tidak akan tersisa sedikitpun”.
Rasulullah bersabda: “Demikianlah perumpamaan shalat lima
waktu, Allah menghapuskan dosa-dosa dengannya” (H.R
Bukhari Muslim)
Sebuah riset di Amerika yang diadakan Medical Center di
salah satu universitas di sana ‘Pyok’ - seperti dilansir situs
‘Laha’- menegaskan,bahwa shalat dapat memberikan kekuatan
terhadap tingkat kekebalan tubuh orang-orang yang rajin
melaksanakannya melawan berbagai penyakit, salah satunya
penyakit kanker. Riset itu juga menegaskan, adanya manfaat
rohani, jasmani dan akhlak yang besar bagi orang yang rajin
shalat.
Riset itu mengungkapkan, tubuh orang-orang yang shalat
jarang mengandung persentase tidak normal dari protein imun
Antarlokin dibanding orang-orang yang tidak shalat. Itu adalah
protein yang terkait dengan beragam jenis penyakit menua, di
samping sebab lain yang mempengaruhi alat kekebalan tubuh
seperti stres dan penyakit-penyakit akut.
Para peneliti ini meyakini bahwa secara umum ibadah
dapat memperkuat tingkat kekebalan tubuh karena
memberikan sugesti kepada seseorang untuk sabar, tahan
terhadap berbagai cobaan dengan jiwa yang toleran dan ridha.
Sekali pun cara kerja pengaruh hal ini masih belum begitu jelas
bagi para ilmuan, akan tetapi cukup banyak bukti atas hal itu,
yang sering disebut sebagai dominasi akal terhadap tubuh.
Bisa jadi melalui hormon-hormon alami yang dikirim otak ke
dalam tubuh di mana orang-orang yang rajin shalat memiliki
alat kekebalan tubuh yang lebih aktif daripada mereka yang
tidak melakukannya.
Dari sini bisa di ambil konklusi, bahwa tidak terlalu sulit
dipahami jika orang yang intens komunikasinya dengan Allah,
melalui shalat yang khusyu’ sebagai sarananya, akan berhasil
mencapai kemenangan dan keberhasilan di berbagai sendi
kehidupan.
Sebab, pada saat shalat seorang hamba sedang ada
dalam komunikasi langsung dengan sumber energi dan
kekuatan, yaitu Allah SWT. Jika kita sudah dekat dengan
sumber energi dan sumber kekuatan itu, maka dengan izin-Nya
energi dan kekuatan itu akan mengalir ke dalam diri kita.
Sehingga dari sana kemenangan dunia dan akhirat yang kita
cita-citakan insyaallah bisa dicapai.
Apa hubungan sholat dengan kesehatan ? menurut
Hembing, setiap gerakan-gerakan shalat mempunyai arti
khusus bagi kesehatan dan punya pengaruh pada bagian-
bagian tubuh seperti kaki, ruas tulang punggung, otak,
lambung, rongga dada, pangkal paha, leher, dll. Berikut adalah
ringkasan yang bermanfaat untuk mengetahui tentang daya
penyembuhan di balik pelaksanaan sholat sebagai aktivitas
spiritual.

C. Gerakan Sholat pada Orang Sakit


1. Shalat Bagi Orang Sakit
Sakit bukanlah alasan untuk tidak melakukan shalat
fardhu (shalat lima waktu) selama orang yang sakit
tersebut masih sehat (normal) fikirannya. Apabila sakit
yang sedang dialami tidak memungkinkan untuk
melakukan shalat dalam keadaan berdiri sebagaimana
layaknya shalat orang yang sehat, maka dibolehkan untuk
melakukan shalat sesuai dengan keadaannya.
Sebagaimana yang telah dijelaskan didalan hadits
Rasulullah SAW yang diriwayatkan oleh Imam Bukhari,
bahwa ketika Irwan bin Husain r.a. mengadukan sakitnya
kepada Rasulullah SAW, maka beliau bersaba, yang
artinya: “ Tunaikanlah shalat dengan berdir, jika kamu
tidak mampu maka dengan duduk, jika kamu (masih) tidak
mampu maka dengan berbaring diatas sisi lambung.”
Dalam hadits lain yang di riwayatkan oleh An-Nasai
terdapat tambahan redaksi, “jika kamu (masih) tidak
mampu maka (kerjakanlah) dengan tidur telentang”.
Berdasarkan keterangan hadits yang di atas, maka
tidak ada alasan bagi siapapun untuk meninggalkan
shalat meskipun dalam keadaan sakit dan shalatnya
boleh dilakukan sesaui dengan keadaanya. Hal ini sesuai
dengan penjelasan di dalam Al- Quran, surat at-
Taghaabun ayat 16, yang artinya :” maka bertakwalah
kamu kepada Allah menurut kesanggupanmu”.
Kemudian terkait dengan wudhu dan bersuci dari
najis untuk memenuhi syarat sah shalat tetap menjadi
suatu keharusan, kecuali bila sakit yang sedang di derita
itu tidak memungkinkan untuk berwudhu dengan aim aka
yang bersangkutan boleh melakukan tayamum.
Sedangkan untuk kesucian badan, pakaian dan tempat
shalat tetap harus dilaksanakan. Artinya badan yang
terkena najis harus dibersihkan dan pakainnya juga
harus digantikan termasuk tempat tidurnya.
Kecuali bagi orang yang dalam keadaan sakitnya
tidak mampu membersihkan badan dan pakaiannya serta
tidak ada orang yang dapat membantunya padahal waktu
shalat sudah tiba, maka dia dimaafkan dan dibolehkan
untuk melakukan shalat sesuai keadaannya.
Shalat dapat dilakukan dalam keadaan sakit yaitu
dengan sikap duduk dan kalau tidak mampu duduk maka
boleh dengan berbaring.

2. Tata cara sholat bagi orang sakit


a. Cara duduk
 Badan dalam posisi duduk diantara dua sujud
 Setelah posisi duduk sempurna baru memulai
shalatt seperti biasa
 Rukuk dilakukan dengan cara
membungkukkan punggung sedikit

 Sujud posisinya seperti pada shalat orang


normal

b. Cara berbaring
 Untuk memulai shalat, posisi badan beraring
di atas lambung kanan menghadap kiblat.
 Rukuk cukup dengan menundukkan kepala
sedikit dan bila sujud kepala ditundukkan
melebihi posisi saat sujud.
 Pelaksanaan shalat dengan telentang, cara
sujud dan rukuknya cukup dengan isyarat
kedua mata.
BAB IIi

DOA-DOA
KESEMBUHAN

A. Doa Memohon Kesembuhan

ALLAAHUMMA’ AAFINII FII BADANII, ALLAAHUMMA’AAFINI FII


SAM’II ALLAAHUMMA’ AAFINII FII BASHORII, LAA ILAAHA
ILLAA ANTA, ALLOOHUMMA INNII A’UUDZUBIKA MINAL KUFRI
WAL FAQRI, WA’AUUDZUBIKA MIN ‘ADZAABIL QABRI, LAA
ILAAHA ILLAA ANTA.

Artinya : Ya Allah, berikanlah kesehatan dalam badanku, Ya


Allah, berikanlah kesehatan dalam pendengaranku, Ya Allah,
berikanlah kesehatan dalam pendengaranku, Ya Allah,
berikanlah kesehatan dalam penglihatanku, tidak ada yang
berhak disembah melainkan Engkau. Ya Allah, hamba
berlindung kepada-Mu dari kekafiran dan kefakiran, dan hamba
berlindung kepada-Mu dari siksa kubur, tidak ada yang berhak
disembah selain Engkau.

B. Doa Memohon Kesembuhan dari Penyakit


Ada kalanya, ketika kita sakit muncul rasa ketakutan
dalam diri kita bila seandainya sakit yang diderita ternyata
bertambah parah. Ketakutan tersebut tentu merupakan hal
yang manusiawi. Namun, akan lebih baik bila Anda
menyandarkan semua ketakutan tersebut kepada Alloh
semata. Setelah membaca doa mohon kesembuhan di atas,
bacalah juga doa berikut ini :

1. Doa untuk diri sendiri


Artinya : Ya Allah, hidupkanlah aku jika hidup ini baik
bagiku, dan wafatkanlah aku jika wafat ini bagiku.

2. Doa untuk orang lain

Artinya : Ya Allah,ampunilah dia, rahmatilah dia dan


pertemukanlah dia dengan teman-temannya yang tinggi

C. Doa Meminum Obat

Artinya :“Dengan Nama Allah, Tuhan Yang Menyembuhkan.


Dengan nama Allah, Tuhan Yang Mencukupkan. Dengan nama
Allah yang dengan Nama-Nya tidak ada sesuatupun yang
membahayan tiap-tiap yang ada di bumi dan tidak pula yang
ada di langit. Dan Dia adalah Tuhan Yang Maha Mendengar
Lagi Maha Mengetahui.”
DAFTAR PUSTAKA
Bagir,Muhammad.2015.Panduan Lengkap Ibadah.Jakarta :
Mizan Publika

Baharuddin, Yusuf Enjang.2016.Panduan Lengkap Shalat, Doa,


Zikir dan Shalawat.Jakarta:Qultum media

Hadits Riwayat Muslim

Huda, Nurul.2009.Doa Para Nabi dan Rasul.


Yogyakarta:Mutiara Medika.

Lesmana, Deny.2011.Kumpulan Doa Mustajab. Jakarta:Wahyu


Qolbu

Rusyd, Ahmad Ibn.tt. Bidayah al-Mujtahid. Indonesia: Dar Ihya


al-Kutub al-Arabiyat

Anda mungkin juga menyukai