ANGIOEDEMA
ANGIOEDEMA
PENDAHULUAN
Urtikaria timbul akibat masuknya antigen ke area kulit yang spesifik dan
menimbulkan reaksi setempat yang mirip reaksi anafilaksis. Histamin yang dilepaskan akan
menimbulkan vasodilatasi yang menyebab kantimbulnya red flare (kemerahan) dan
peningkatan permeabilitas kapiler setempat sehingga dalam beberapa menit kemudian akan
terjadi pembengkakan setempat yang berbatas jelas [7]
Di sisi lain, angioedema cukup berbeda dengan urtikaria. Angioedema selalu
melibatkan lapisan dermis yang lebih dalam atau jaringan submukosa atau subkutaneus,
sementara urtikaria melibatkan lapisan dermis yang lebih superficial[1]
BAB II
LAPORAN KASUS
1. IDENTITAS PASIEN
Nama : An.C
Jenis kelamin : Perempuan
Tanggal lahir : 18-10-2002/15 tahun 1 bulan
Tanggal masuk : 24 oktober 2017
Ruangan : Delima (RS Bhayangkara)
2. ANAMNESIS
a. Ke;uhan utama : Sesak Napas
b. Riwayat penyakit sekarang : Pasien anak perempuan masuk rumah sakit dengan
keluhan sesak napas disertai dengan bengkak dan gatal-gatal di seluruh tubuh.
Sebelum merasakan gatal-gatal pasien mengkonsumsi mie. Demam (-), Mual (-),
Muntah (-), Sesak napas (+)
c. Riwayat penyakit sebelumnya : Pasien pernah di rawat di RS dengan keluhan yang
sama. Riwayat alergi makanan (+)
d. Riwayat penyakit keluarga : Tidak ada keluarga yang mengalami hal serupa dengan
pasien
e. Riwayat social ekonomi : Pasien berasal dari keluarga dengan sosial-ekonomi menengah
f. Riwayat kebiasaan dan lingkungan : Pasien adalah anak yang suka jajan di luar rumah
g. Riwayat kehamilan dan persalinan : Pasien dilahirkan secara normal dirumah di bantu bidan,
BBL 3.100 gram.
h. Riwayat kemampuan dan kepandaian
Duduk : 8 bulan
Jalan sendiri : 10 bulan
Bicara : 13 bulan
Tengkurap : 5 bulan
i. Anamnesis makanan
Pasien mendapatkan susu formula mulai dari usia 0 – 3 tahun. Bubur saring sejak umur 6
bulan, makanan padat sejak umur 1 tahun. Saat ini pasien mengkonsumsi makanan seperti
orang dewasa.
j. Riwayat Imunisasi : Lengkap
3. PEMERIKSAAN FISIK
Keadaan umum : Sakit Sedang
Kesadaran : Compos Mentis
Berat badan : 50 kg
Tinggi Badan : 158 cm
Status Gizi : gizi baik
BB/U : CDC 90% (Gizi baik)
TB/U : CDC 94% (normo height)
BB/TB: CDC 92% (Gizi baik)
Tanda vital:
Pernapasan : 24 x/menit
Suhu : 36,4C
Kulit
Sianosis : (-)
Kelembaban : cukup
Kepala
Mata
Sklera : (+/+)
Cekung : (-/-)
Hidung
Epistaksis : (-)
Rhinorrhea : (-)
Mulut
Kotor/Berselaput : (-)
Telinga
Secret : (-)
Nyeri : (-)
Leher
Paru :
Abdomen:
Anggota Gerak:
5. DIAGNOSIS
Angioedema
6. TERAPI
- IVFD RL 28 TPM
- Loratadin 1x1
- Inj.dexametason/12 jam
7. FOLLOW UP
S Bengkak (-), gatal (-), sesak napas (-), mual (-), muntah (-)
batuk (-)
Respirasi : 24 x/menit
TD : 110/60
Paru
P Medikamentosa
IVFD RL 28 tpm
Inj.dexametason/12 jam
Loratadin 1x1
DISKUSI
Mast cell merupakan sel efektor utama terjadinya urtikaria danangioedema, meskipun sel-
sel lainnya juga tidak diragukan kontribusinya. Alergen makanan yang masuk akan mengakibatkan
terjadinya cross-linking IgE yang melekat pada permukaan mast cell atau basofil. Akibat keadaan
tersebut, terjadi pelepasan mediator, misalnya histamin, leukotrien,dan prostaglandin, yang
selanjutnya akan mengakibatkan gejala klinis. Pada kasus ini gejala klinis berupa gatal dan bengkak
di seluruh tubuh. Pelepasan mediator oleh mast cell , terutama histamin, mengakibatkan vasodilatasi
dan peningkatan permeabilitas vaskular. [4]
Non-allergic angioedema, merupakan angioedema yang tidak melibatkan IgE atau histamin
dan umumnya tidak berhubungan dengan terjadinya urtikaria, termasuk diantaranya: [1]
1. Angioedema herediter
- Angioedema herediter tipe 1 (85%) adalah kelainan yang diturunkan secara autosomal
dominan akibat mutasi pada gen sehingga terjadi supresi C1-inhibitor sebagai akibat sekresi
abnormal ataupun degradasi intraseluler.
- Angioedema herediter tipe 2 (15%) adalah kelainan yang juga diturunkan yang ditandai
dengan mutasi yang menyebabkan pembentukan protein yang abnormal. Kadar protein C1-
inhibitor bisa normal atau meningkat [5]
Kurangnya C1-inhibitor merangsang aktivasi jalur pembentukankinin. Kinin
merupakan peptida dengan berat molekul yang rendah, berpartisipasi dalam proses inflamasi
dengan mengaktivasi selendotel. Akibatnya terjadi vasodilatasi, peningkatan
permeabilitasvaskular, dan mobilisasi asam arakhidonat. Reaksi radang sepertikemerahan,
rasa panas, edema, dan nyeri merupakan hasil dari pembentukan kinin [6]
3. Idopatik angioedema
Istilah idiopatik merujuk pada suatu penyakit atau kondisi tanpa diketahui penyebabnya.
Berdasarkan respon terhadap terapi, beberapa kasus mungkin saja dimediasi oleh aktivasi mast
cell . Hal yang menjadi pemicu paling sering adalah panas, dingin, stress emosional, dan latihan.
Aktivasidan degranulasi mast cell dianggap menjadi penyebabnya.[1]
DAFTAR PUSTAKA