Anda di halaman 1dari 4

Pembahasan

Kegiatan field lab dilakukan sebanyak 3 kali. Pada pertemuan pertama kami membahas apa saja yang
akan dilakukan dan apa saja yang perlu dipersiapkan pada pertemuan kedua yang merupakan inti utama
kegiatan homevisit.

Pada pertemuan kedua yang dilakuka pada hari kamis tanggal 31 oktober 2013, kelompok B melakukan
kegiatan home visit terhadap pasien penderita Diabetes Mellitus, yaitu Ibu Warsini.

Ibu Warsini yang berusia 64 tahun, menderita penyakit diabetes mellitus selama 14 tahun.

A. Karakteristik Demografis Keluarga


No Nama Kedudukan L/P Umur Pendidikan Pekerjaan Penderita
Klinik
1 Ramelan Kepala L ??? SMP Pemandi Lordosis
Keluarga Jenazah
2 Warsini Ibu rumah P 64 SD Wiraswasta Hipertensi,
Tangga tahun DM
3 M. Rosyid Cucu L 16 STM pelajar -
tahun

Pasien memilik 5 orang anak yang tidak tinggal bersama pasien, kelimanya masing-masing sudah
memiliki tempat tinggal sendiri. Pasien tinggal satu rumah bersama dengan suaminya yang
bekerja sebagai pemandi jenazah dan juga cucu laki-lakinya. Namun setiap bulannya, pasen
mendapat kunjungan rutin dari putra-putrinya. Dahulu pasien merupaka seorang pedagang,
namun setelah menderita penyakit DM, kondisi fisik pasien menurun dan beliau memutuskan
untuk tidak meneruskan pekerjaan tersebut.

B. Identitas Pasien
1. Nama : Ibu Warsini
2. Umur : 64 tahun
3. Jenis kelamin : Perempuan
4. Agama : Islam
5. Pekerjaan : Wiraswasta
6. Alamat : ?????? Kec. Delanggu, Kab. Klaten
7. Status pernikahan : Menikah
8. Tanggal kunjungan : 31 Oktober 2013

C. Penetapan Masalah Pasien


1. Riwayat medis
Pasien merupakan penderita Diabetes Mellitus selama 14 tahun, selama menderita penyakit
ini pasien sudah 2 kali menjalani opname, yang terakhir pada tanggal XXXXXX. Selama
menderita DM pasien cukup kooperatif dengan pemeriksaan rutin, pasien tidak memiliki
trias diabetika (poliuria, polifagia, polidipsi), pasien juga tidak mengeluhkan adanya
gangguan mata berarti yang dapat mengganggu kegiatan pasien . Saat dilakukan kunjungan,
juga dilakukan pemeriksaan tekanan darah, didapat bahwa pasien memiliki tekanan darah
tinggi 180/100 mmHg, hal ini tentu saja dapat mengakibatkan kondisi pasien memburuk,
terlebih pasien tidak mengalami keluhan hipertensi pada umumnya ketika wawancara
berlangsung,.
2. Riwayat penyakit keluarga
Saat wawancara, pasien mengungkapkan tida riwayat penyakit kronis seperti hipertensi
dalam keluarganya, dan juga tidak memiliki riwayat DM pada keluarga pasien. Masih
berdasarkan keterangan pasien, bahwa tidak gejala-gejala penyakit kronis, genetik, dan
menular pada seluruh anggota keluarganya, baik itu kedua orang tua, suami, anak, dan
cucunya.
3. Riwayat kebiasaan
Pada saat wawancara kami menanyakan pola makan, pola kehidupan, kegiatan dan aktivitas
pasien sehari-hari.
Pola makan pasien terhitung teratur, pasien melakukan sarapan, makan siang dan makan
malam tepat sesuai waktunya, pasien tidak mengonsumsi gula dan menggantinya dengan
gula jagung, menghindari makanan yang berpotensi menyebabkan hipertensi dan DM yang
dideritanya.
Kegiatan sehari-hari pasien adalah berjalan-jalan disekiar rumah dikala pagi dan kemudian
dilanjutkan dengan membeli bahan kebutuhan dapur di pasar setelahnya.
Pasien juga masih rutin mengkuti beberapa arisan yang diselengggaraka di lingkungan
sekitar.
4. Riwayat sosial ekonomi
Dalam kehidupan sehari-hari pasien bersosialisasi terhadap masyarakat dengan baik, yaitu
mengikuti kegiatan rutin yang diselenggarakan di lingkungan sekitar tempat tinggal. Sumber
pendapatan pasien didapat dari penghasilan suaminya sebagai pemandi jenazah, dan
pendapatan tambahan yang dikirimkan putra-putrinya.
5. Riwayat gizi
Pengukuran riwayat gizi pasien dilakukan dengan cara antropometri dan dengan
wawancara. Pada pemeriksaan antropometri didapatkan berat bada pasien adalah xx kg,
dengan usia 64 tahun maka pasien dikategorikan xxxxx. Sedangkan menurut pernyataan
pasien selama ini beliau mengonsumsi bahan makanan cukup gizi, yang mengacu pada
kondisinya sebagai penderita diabetes mellitus.
6. Diagnosis holistik (biopsikososial)
a. Personal : pasien memiliki motivasi dan keinginan untuk sembuh dan terhindar
dari memburuknya kondisi pasien, hal ini ditunjukkan dengan kesediaan pasien untuk
memeriksakan dirinya ke puskesmas/dokter dan membeli obat anti diabetic, serta
menghindari faktor resiko yang dapat menurunkan kondisinya.
b. Klinis : secara klinis pasien tidak merasakan keluhan apapun terkait diabetes
mellitus yang dideritanya. pada saat kunjungan kami juga melakukan pemeriksaan
tekanan darah dengan hasil pasien memiliki tekanan darah tinggi 180/100 mmHg,
namun beliau tidak mengeluhkan adanya gejala hipertensi, sehingga hal ini dapat
menimbulkan kejadian false negatif yang nantinya dapat memperburuk kondisi pasien.
c. Internal : pasien memiliki keinginan kuat untuk sembuh, rutin mengonsumsi
obat ang diberikan. Pasien juga tidak memiliki faktor resiko yang dapat menurunkan
kondisinya, hanya saja pasien perlu diberikan edukasi untuk pemeriksaan rutin dan
tepat untuk dilakukan. Pihak keluarga pasien sangat mendukung kesembuha pasien,
dengan kooperatif dan menjaga pola makan pasien (suami membelikan gula jagung).
d. Eksternal : hubungan keluarga pasien dalam keadaan baik, tercipta saling
komunikasi antar keluarga dalam satu rumah.
D. Fungsi Keluarga
1. Fungsi biologis :
Pasien memiliki 5 orang anak yang semuanya tidak tinggal satu rumah dengan beliau. Pasien
tinggal bersama suami yang bekerja sebagai petugas pemandi jenazah desa dan juga satu
orang cucu laki-lakinya yang saat ini menempuh pendidikan di STM.
2. Fungsi sosial :
Pasien memiliki kegiatan sosial di masyarakat berupa arisan rutin yang diadakan di
lingkungan sekitar tempat tinggal. Pasien juga ikut serta dalam acara yang diadakan oleh
tetangganya.
3. Fungsi psikologis :
a. psikologis pasien dalam keadaan baik, tidak merasa kesepian dan depresi.
b. Penderita tinggal serumah bersama suami dan cucunya
c. Hubungan antar anggota keluarga : baik, pasien sering dikunjungi oleh anaknya yang
tidak tinggal serumah dengannya
d. Penyelesaian masalah dalam keluarga dilakukan dengan musyawarah bersama
4. Fungsi ekonomi dan pemenuhan kebutuhan :
a. penghasilan utama pasien : didapat dari penghasilan suaminya sebagai petugas pemandi
jenazah di desanya.
b. pekerjaan pasien : sebelum menderita diabetes mellitus pasien merupakan seorang
pedagang, namun akibat menurunnya kondisi fisik, maka pasien memutuskan untuk
berhenti.
c. Pekerjaan anggota keluarga :
Suami sebagai petugas pemandi jenazah di desanya
Cucu sebagai seorang siswa di STM
d. Pengeluaran sehari-hari berupa pemenuhan kebutuhan makanan
e. Biaya berobat ketika ada pasien yang sakit : pada awalnya pasien menggunakan dana
pribadi untuk pembiayaan kesehatan, namun beberapa waktu terakhir ini pasien
menggunakan asuransi berupa JAMSOSTEK untuk pembiayaan kesehatan keluarga.
5. Fungsi penguasaan masalah dan kemampuan adaptasi :
a. Keputusan penting keluarga dipegang oleh kepala keluarga, yaitu suami
b. Cara menyelesaikan masalah dilakukan dengan musyawarah bersama
c. Hubungan dengan masyarakat sekitar sangat baik
6. Fungsi fisiologis (skor APGAR)

7. Fungsi patologis (skor SCREEM)

8. Kesimpulan permasalahan fungsi keluarga


Tidak terdapat permasalahan fungsi pada keluarga pasien, hubungan antar anggota keluarga
terjalin harmonis selaras dan bila terjadi permasalahan maka diselesaikan dengan
musyawarah bersama. Keluarga pasien juga sangat mendukung kesembuhan pasien.
E. Struktur Keluarga (Genogram)

F. Pola Interaksi Keluarga

G. Keadaan Rumah dan Lingkungan (Indoor atau Outdoor)

H. Denah Rumah

I. Daftar Masalah
a. Masalah medis : Diabetes mellitus, hipertensi
b. Masalah non-medis : -
J. Kesimpulan dan Saran
Pasien menderita diabetes mellitus selama 14 tahun, dalam kurun waktu tersebut pasien cukup
kooperatif dalam pemeriksaan kesehatannya, namun setelah wawancara berlangsung diketahui
bahwa pasien kurang mendapat edukasi tentang penyakit yang dialami serta penanganan yang
tepat.
Sehingga diperlukan edukasi tambahan kepada pasien berupa pencegahan, penatalaksanaan
dini, dan upaya sistem penanganan yang tepat. Yaitu berupa pengaturan gaya hidup pasien,
menghindari faktor resiko yang dapat memperberat, dan juga sistem penanganan pasien yang
tepat terkait dengan ketidaksesuaian terapi yang dijalani.

Anda mungkin juga menyukai