Bab 1, Bab 2
Bab 1, Bab 2
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Pneumothoraks adalah suatu penumpukan udara pada pleura viseralis dan
parietalis. Rongga pleura adalah rongga yang terletak diantara selaput yang melapisi
berbagai masalah lingkungan yang perlu ditangani secara serius diantaranya masalah
peningkatan polusi udara yang banyak membawa dampak terhadap status kesehatan
yang dekat dengan sumber polusi tersebut rentan menderita penyakit saluran
yang tidak didiagnosis sebagai pneumothoraks karena berbagai sebab. Johnston dan
100.000 per tahun. Beberapa karakteristik pada pneumothoraks antara lain laki-laki
lebih sering daripada wanita (4:1), paling sering pada usia 20-30 tahun
pneumothoraks spontan yang timbul pada umur lebih dari 40 tahun sering disebabkan
karena adanya bronkitis kronik dan empisema (Cermin Dunia Kedokteran no. 101,
1995, 13). Lebih sering pada orang-orang dengan bentuk tubuh kurus dan tinggi
1
terutama pada mereka yang mempunyai kebiasaan merokok. Pneumothoraks kanan
lebih sering terjadi daripada kiri. Salah satu penyakit pernapasan adalah
akibat trauma.
Water Soul Drainage (WSD) yang bertujuan untuk mengeluarkan udara yang terdapat
dalam rongga pleura. Setelah dilakukan tindakan WSD biasanya timbul masalah nyeri
sekunder
c. Untuk mengurangi manfaat pemberian breathing excersise dan terapi
sekunder
2
BAB II
TINJAUAN TEORIS
3
Robeknya pembuluh intercosta, laserasi paru-paru atau keluarnya udara
dari paru yang cedera ke dalam ruang pleura. (Brunner dan Suddarth, 2001).
terdapat udara dalam rongga pleura. Dalam keadaan normal rongga pleura tidak
2.1.2 Klasifikasi
menjadi
a. Pneumothoraks Traumatik.
b. Pneumothoraks Spontan. Pneumothoraks jenis ini dapat dibagi
menjadi 3 yaitu:
1. Pneumuthoraks spontan primer/idopatik
2. Pneumothoraks spontan sekunder
3. Pneumothoraks tekanan.
c. Pneumotoraks terbuka dan tertutup
2.1.3 Etiologi
kecelakaan bermotor, atau trauma saat operasi atau pada saat biopsy
b. Pneumotoraks spontan:
1. Spontan primer/idiopatik disebabkan oleh pecahnya bula atau bleb
4
c. Pneumothoraks tegangan, terjadi bila udara banyak tertimbun dalam
2.1.4 Patofisiologi
5
2.1.5 Manifestasi Klinis
a. Gejala yang utama adalah berupa rasa sakit yang tiba-tiba dan bersifat
unilateral serta diikuti sesak nafas. Kelainan ini ditemukan pada 80-90%
b. Rasa sakit tidak selalu timbul. Rasa sakit ini bisa menghemat atau
parietalis. Suatu waktu perlengketan ini bisa sobek pada tekanan kuat dari
pneumothoraks)
d. Pada lesi yang lebih besar atau pada tension pneumothoraks, trakea dan
bawah, gerakan pernafasan tertinggal pada sisi yang sakit. Fungsi respirasi
6
e. Kebanyakan pneumothoraks terjadi pada sisi kanan (53%), sedangkan sisi
Keluhan Subyektif :
1. Nyeri dada hebat yang tiba-tiba pada sisi paru terkena khususnya pada saat
2. Sesak, dapat sampai berat, kadang bisa hilang dalam 24 jam, apabila sebagian
2.1.6 Komplikasi
kematian. Edema paru reinflasi dilaporkan setelah terjadi koreksi luas pneumonia
2.1.7 Penatalaksanaan
kolaps paru 20% atau kurang. Udara sedikit demi sedikit diabsorbsi melalui
memungkinkan difusi O2 dan CO2 .jika pneumotoraks besar dan dispnea berat,
7
membantu pengembangan paru kembali. Jika efusi berdarah disebabkan oleh
bekuan dan organisasi dapat menyebabkan fibrosis pleura yang luas (Wilson and
Price, 2005).
radiolusen yang tanpa struktur jaringan paru (avascular pattern) dengan batas
paru berupa garis radioopak tipis yang berasal dari pleura visceral
penuh) pun tidak akan menunjukkan kelainan yang jelas. Dalam hal ini
dianjurkan membuat foto dada dengan inspirasi dan ekspirasi penuh. Selama
sehingga rongga intrapleura di apeks jadi lebih besar. Selain itu terdapat
pneumothoraks.
8
Variable tergantung dari derajat fungsi paru yang dipengaruhi,
2.2.1 Pengkajian
jarang berolahraga.
DO : Pemeriksaan Fisik
b. Palpasi : Pada sisi yang sakit ruang sela iga dapat normal atau
tinggi.
9
2. Pola nutrisi metabolic
DS : pasien mangatakan tidak ada nafsu makan akibat sesak nafas
DO : Tinggi badan, Berat badan, pasien tampak lemah
3. Pola eliminasi
DS : pasien mengatakan sejak masuk rumah sakit BAB sekali dalam dua
hari
DO : pasien susah BAB, urin pekat
4. Aktivitas latihan
DS : pasien mengatakan dada terasa sesak, nyeri pada salah satu bagian
dada
DO : pasien tampak lemah, meringis dan tampak susah bernafas (dispnea).
RR : 18x/ menit
5. Pola istirahat dan tidur.
DS: pasien mengeluh lemah, napas pendek dengan usaha sekuat-kuatnya,
kesulitan tidur, demam pada sore atau malam hari disertai keringat
banyak.
DO : tachicardia, dyspnea dengan usaha bernapas sekuat-kuatnya
6. Pola Sensori dan kognitif.
DO : Fungsi panca indera pasien tidak mengalami perubahan, demikian
diderita
DO : pasien tampak gelisah, bingung
8. Pola seksual-reproduksi.
DO : Kebutuhan seksual pasien dalam hal ini hubungan seks intercourse
penyakitnya
DO : pasien tampak berserah dan rajin melakukan ritual keagamaan.
10
2.2.2 Diagnosa Keperawatan
1. Pola napas tidak efektif b/d penurunan ekspansi paru
2. Nyeri b/d rusuk yang fraktur dan merobek membran pleura
3. Resiko penurunan curah jantung b/d kompresi organ-organ
mediastium
4. Gangguan pertukaran gas b/d terjadinya kolaps pada alveolus
5. Gangguan mobilitas fisik b/d insersi WSD
6. Resiko infeksi b/d insersi WSD
7. Kurang pengetahuan b/d kurang terpajan informasi
2.2.3 Intervensi Keperawatan
1. Gangguan pertukaran gas berhubungan dengan ventilasi-perfusi ditandai
dengan dispnea.
Tujuan :
Pasien menunjukan perbaikan ventilasi dan oksigenisasi jaringan
dengan gas darah arteri dalam rentang normal dan tak ada gejala
distress pernapasan.
Tindakan :
1) Observasi warna kulit, membrane mukosa dan kuku. Catat adanya
hipoksemia.
3) Pertahankan istirahat tidur, dorong menggunakan teknik relaksasi dan
aktivitas senggang
Rasional : Mencegah terlalu lelah.
4) Observasi penyimpangan kondisi, catat hipotensi. Siapkan untuk
11
Rasional :distress pernapasan dan perubahan tanda vital dapat terjadi
akibat stress fisiologi dan nyeri atau dapat menunjukan terjadinya syok
lebih efektif.
4) Pertahankan posisi nyaman biasanya dengan meninggikan tempat
tidur. Balik ke sisi yang sakit. Dorong pasien untuk duduk sebanyak
12