*Email: noer_tr@yahoo.com
ABSTRAK
Diberlakukannya JKN di rumah sakit mengubah sistem pembayaran dari pembayaran secara retrospektif (fee for
service) menjadi sistem pembayaran prospektif (INA-CBG’s) Sebagai salah satu fasilitas pelayanan kesehatan,
RS RK Charitas mempunyai peranan untuk memberikan pelayanan yang berkualitas namun tetap memperhatikan
cost effective pelayanan yang diberikan. Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis biaya dan mengidentifikasi
faktor-faktor penentu inefisiensi layanan hemodialisis pada pasien gagal ginjal kronik di RS RK Charitas. Jenis
penelitian ini bersifat analisis deskriptif dengan menggunakan data primer dan data sekunder. Analisis biaya
menggunakan pendekatan Activity Based Costing (ABC) dengan metode “Bottom Up”. Metode ABC untuk
mengalokasikan biaya dengan mengidentifikasi pemicu biaya (cost driver) penyebab terjadinya biaya layanan
hemodialisis. Beban biaya operasional merupakan beban yang terbesar dalam penyelenggaraan layanan
hemodialisis. Analisis faktor-faktor penyebab inefisiensi dilakukan dengan perhitungan Value Stream Mapping
(VSM). Komposisi value added (VA) dibanding non value added (NVA) adalah 17.73%:82.27%. Implementasi
lean pada layanan hemodialisis dapat mengeliminasi pemborosan.
ABSTRACT
Enactment of JKN in hospital changes the payment system from retrospective payment (fee for service) into
prospective payment (INA-CBG's). As a healthcare facility, RK Charitas Hospital has a role to provide not only
quality but also to consider cost effective of services. This study aimed to analyze costs and identify the
determinants of the inefficiency of hemodialysis services in patients with chronic renal failure at RK Charitas
Hospital. This is a descriptive analysis research using primary and secondary data. Approach of cost analysis is
Activity Based Costing (ABC) with "Bottom Up" method. ABC method is used to allocate costs by identifying cost
drivers of hemodialysis services. Operational cost is the biggest expense in the hemodialysis services. Analysis of
the inefficiency factors uses the calculation of Value Stream Mapping (VSM). The composition of value added
(VA) compared to non-value added (NVA) is 17.73%: 82.27%. Lean implementation on hemodialysis services
could eliminate waste.
BPJSKesehatan(1Januari2014)danBPJS Ketenagakerjaan Masalah yang saat ini timbul adalah selama melayani
(1 Juli 2015). Sistem jaminan sosial nasional ini pasien gagal ginjal kronis (GGK) yang menjalani
merupakan program negara yang bertujuan memberikan hemodialisis dengan jaminan kesehatan dari BPJS
kepastian perlindungan dan kesejahteraan sosial bagi seluruh Kesehatan, RS RK Charitas belum melakukan
rakyat. perhitungan biaya terhadap layanan hemodialisis,
sehingga RS Charitas belum mengetahui secara pasti
Secara umum, terdapat dua metode pembayaran rumah sakit apakah besaran biaya yang dikeluarkan sudah sesuai
yang digunakan yaitu metode pembayaran retrospektif dan atau belum dengan tarif paket BPJS Kesehatan. Hal ini
metode pembayaran prospektif. Metode pembayaran dianggap perlu dilakukan karena sebagai rumah sakit
retrospektif adalah metode pembayaran yang dilakukan atas provider BPJS Kesehatan perlu melakukan kendali
layanan kesehatan yang diberikan kepada pasien berdasar pada biaya terhadap tindakan dan aktivitas pasien di Unit
setiap aktifitas layanan yang diberikan, semakin banyak layanan Hemodialisis.
kesehatan yang diberikan semakin besar biaya yang harus
dibayarkan (PMK No 27 tahun 2014). Dengan TINJAUAN PUSTAKA
diberlakukannyaJKNdirumahsakitmakaterjadiperubahan
sistem pembayaran dari pembayaran secara retrospektif (fee Gagal ginjal kronik (GGK) merupakan suatu keadaan
for service) menjadi sistem pembayaran prospektif (INA- dimana ginjal secara bertahap dan progresif kehilangan
CBG’s). fungsi nefronnya (Suwitra K, 2006). Penurunan fungsi
ginjal ini bersifat menahun, berlangsung progresif dan
Tarif INA-CBGs merupakan tarif paket pada sistem cukup lanjut, serta bersifat persisten dan irreversible.
pembayaran prospektif yang akan diberlakukan di rumah GGK ditandai dengan adanya kerusakan ginjal, baik
sakit seiring dengan integrasi ke dalam skema BPJS. struktur maupun fungsi yang berlangsung kronik, atau
Menurut Komaryani dalam Bausat (2015), Case Base adanya penurunan laju filtrasi glomerulus hingga
GroupsatauCBGsmerupakancarapembayaranperawatan kurang dari 60 ml/menit/1,73m2 selama 3 bulan atau
pasien berdasarkan diagnosis-diagnosis atau kasus-kasus lebih.
yang relatif sama. Besaran Tarif INA-CBGs yang diterima
rumah sakit disesuaikan dengan kelas dan regional rumah Hemodialisis merupakan suatu membran atau selaput
sakit sesuai dengan Permenkes Nomor69 Tahun 2013. semi permiabel. Membran ini dapat dilalui oleh air dan
zat tertentu atau zat sampah. Proses ini disebut dialisis
Rumah Sakit RK Charitas Palembang merupakan rumah yaitu proses berpindahnya air atau zat, bahan melalui
sakit swasta kelas B yang mulai menjalin kerja sama sebagai membran semi permiabel. Terapi hemodialisa merupakan
provider BPJS Kesehatan sejak 1 Februari 2016 dalam teknologi tinggi sebagai terapi pengganti untuk
penyelenggaraan jaminan kesehatan. Dengan menjalin kerja mengeluarkan sisasisa metabolisme atau racun tertentu
sama sebagai provider BPJS Kesehatan, RS RK Charitas dari peredaran darah manusia seperti air, natrium,
sendiri akan menerima pembayaran yang berdasarkan pada kalium, hidrogen, urea, kreatinin, asam urat, dan zat-zat
tarif INA-CBGs untuk rumah sakit kelas B dan masuk lain melalui membran semi permiabel sebagai pemisah
dalam regional dua (PMKNo27tahun2014). darah dan cairan dialisat pada ginjal buatan dimana
terjadi proses difusi, osmosis dan ultra filtrasi (Brunner &
Sebagai salah satu fasilitas pelayanan kesehatan, RS RK Suddarth, 2001).
Charitasmempunyaiperananuntukmemberikanpelayanan
yang berkualitas namun tetap memperhatikan cost effective Definisi biaya adalah pengorbanan sumber ekonomis,
pelayanan yang diberikan. Salah satu bentuk efisiensi dalam yang diukur dalam satuan uang, yang terjadi atau yang
konsep ekonomi yang berkaitan dengan kesehatan adalah kemungkinan akan terjadi untuk mencapai tujuan
efisiensi alokatif (allocative efficiency) yakni efisiensi yang tertentu. Dalam arti sempit diartikan sebagai pengorbanan
ditinjau dari penggunaan sumber daya yang serendah sumber ekonomi untuk memperoleh aktiva yang disebut
mungkin dengan hasil yang dapat dicapai seoptimal dengan istilah harga pokok atau dalam suatu usaha untuk
mungkin. (Ristrini dkk, 2013). memperoleh penghasilan (Mulyadi, 1999 dalam Wita,
2012).
Melakukan perhitungan pemulihan biaya (cost 719,829,000, dengan demikian terjadi defisit sebesar Rp.
recovery rate) yang dinyatakan dalam persen yang 255,593,641.
menunjukan besarnya kemampuan rumah sakit
untuk menutupi biayanya dari penerimaan. Pemetaan Value Stream Mapping (VSM) kegiatan
Melakukan identifikasi faktor-faktor penentu layanan hemodialisis dilakukan observasi langsung ke
inefisiensi layanan hemodialisis lapangan. Fokus pengamatan hanya sebatas pada
kegiatan proses mulai dari pasien masuk ke bagian
HASIL DAN PEMBAHASAN pendaftaran sampai dengan pasien menerima layanan
hemodialisis. Dari hasil perhitungan VSM didapat
Setelah seluruh biaya sudah dihitung, maka didapatkan bahwa komposisi value added dibanding non value
biaya total proses layanan hemodialysis. added, untuk kegiatan layanan hemodialisis adalah
17.73%:82.27%.
Data pada tabel 1 menunjukkan bahwa total biaya layanan
hemodialisis adalah Rp. 1,417,483,225. Selanjutnya, Biaya Analisis Komponen Biaya Langsung Layanan
satuan pasien HD dapat diketahui dengan menentukan Hemodialisis
jumlah kunjungan pasien hemodialisis dan biaya total
layananhemodialisis sepanjang tahun 2016. a. Biaya Investasi
Biaya investasi layanan hemodialisis setelah dilakukan
Rumus Biaya Satuan = Total Cost perhitungan depresiasi dan proporsi sebesar Rp.
(Unit Cost) Quantity 92,907,955 (6.55%) dari total biaya pada layanan
hemodialisis. Dari biaya investasi ini terlihat bahwa
Berdasarkan rumus diatas, maka dapat dihitung biaya investasi gedung setelah diperhitungkan depresiasi
besarnya biaya satuan layanan hemodialisis yaitu: adalah yangterbesar yaitu Rp. 46,264,203.
Analisis Biaya Tidak Langsung Layanan Hemodialisis CRR pasien umum sebesar 93%. CRR yang masih
berada di bawah 100% berarti bahwa tingkat pemulihan
Komponen biaya tidak langsung meliputi biaya biaya terhadap pelayanan tersebut masih di bawah
penunjang berupa investasi gedung unit penunjang, semestinya, target yang harus dicapai melebihi 100%.
biaya operasional dan pemeliharaan unit penunjang Melalui hasil analisis ini, dapat disimpulkan bahwa RS
termasuk manajemen. Dari hasil penghitungan biaya RK Charitas harus melakukan subsidi silang untuk
tidak langsung didapatkan hasil biaya tidak langsung menutupi kekurangan biaya dari pelayanan pasien.
sebesar Rp. 329,484,629 (23.24%) dari total biaya Untuk mengetahui penyebabnya rendahnya CRR pada
layanan hemodialisis. Biaya ini terdiri dari biaya investasi pelayanan ini, diperlukan penelitian lebih lanjut dan hasil
gedung Rp. 1,750,606 dan biaya operasional dan temuan tersebut diharapkan dapat menjadi bahan
pemeliharaan sebesar Rp. 327,734,023. pertimbangan dalam negosiasi dengan pemerintah.
Penghitungan biaya total pemberian layanan hemodialisis Peningkatan efisiensi menjadi isu utama dalam
diperoleh dari penjumlahan komponen biaya investasi, menghadapi JKN. JKN menerapkan prinsip kendali
biaya operasional dan biaya pemeliharaan dan ditambah biaya dan kendali mutu agar masyarakat mendapatkan
alokasi dari biaya penunjang sebesar Rp. 1,417,483,225. pelayanan bermutu, memadai dengan biaya yang wajar
Biaya ini terdiri dari komponen biaya investasi sebesar dan terkendali. Hal ini menjadi tantangan bagi rumah
Rp. 92,907,955 (6.55%), biaya operasional sebesar Rp. sakit untuk mengendalikan biaya pengelolaan rumah
960,775,618 (67.78%) dan biaya pemeliharaan sebesar sakit melalui pengendalian biaya atas setiap aktivitas
Rp. 34,315,024 (2.42%). pelayanan sebagai upaya efisiensi biaya, tanpa mengurangi
mutu pelayanan.
Berdasarkan hasil penghitungan tersebut maka tampak
biaya operasional adalah biaya yang terbesar (cost driver) Berdasarkan hasil perhitungan biaya total proses layanan
dalam menyelenggarakan pelayanan hemodialisis. hemodialisis, diperoleh proporsi komponen biaya
Besarnya biaya operasional masih bisa ditekan dengan sebagai berikut: (A) Biaya langsung: investasi (6.55%),
cara mengevaluasi kembali pola ketenagaan rumah operasional (67.78%), pemeliharaan (2.42%); dan (B)
sakit, serta melakukan efisiensi dalam penggunaan listrik Biaya tidak langsung: investasi (0.12%), operasional &
dan air. pemeliharaan (23.24%). Secara umum, proporsi
komponen biaya tersebut masih dapat dianggap berada
AnalisisBiayaSatuan(UnitCost)LayananHemodialisis dalam angka normatif untuk operasional sebuah rumah
sakit.
Penghitungan biaya satuan layanan hemodialisis
dilakukan dengan cara membagi biaya total dengan Hasil tersebut kemudian didiskusikan dengan Direksi
jumlah kunjungan pasien hemodialisis dalam 1 tahun rumah sakit dan dari hasil diskusi diperoleh bahwa pihak
yaitu sebesar Rp. 796,787. Untuk perhitungan biaya rumah sakit menganggap bahwa masih ada ruang
satuan, biaya satuan akan dijumlah dengan biaya BMHP perbaikan yang dapat dilakukan untuk menghilangkan
rata-rata pada pasien hemodialisis. Biaya BMHP rata- inefisiensi dalam tiap aktivitas dan layanan. Dari hasil
rata didapatkan dari biaya BMHP rata-rata 48 pasien pengamatan di lapangan diidentifikasi bahwa penggunaan
hemodialisis yang menjadi sampel penelitian, yaitu Rp. sistem penerangan dan tata udara cenderung berlebihan
546,771. Hasil biaya satuan rata-rata layanan sehingga pihak rumah sakit meminta bagian IPRS untuk
hemodialisis adalah Rp. 1,343,557. menekan komponen biaya operasional untuk listrik dan
air (32.15%) dengan melakukan analisis peluang
Analisis Pemulihan Biaya atau CRR Layanan penghematan untuk sistem penerangan dan sistem tata
Hemodialisis udara
Hasil penelitian menunjukkan bahwa CRR layanan Selain upaya penekanan terhadap biaya operasional,
hemodialisis pasien BJPS tahun 2016 sebesar 74% dan upaya-upaya menghilangkan inefisiensi juga dilakukan
dengan melakukan implementasi lean yang diawali kinerja yang dimiliki oleh Rumah Sakit RK Charitas
dengan diskusi bersama Kepala Unit HD untuk sudah baik atau belum. Hal ini disebabkan karena
membuat Value Stream Mapping (VSM) layanan perhitungan tersebut hanya menggambarkan pengukuran
hemodialisis. Hasil perhitungan VSM didapat komposisi efektivitas penggunaan aktiva serta laba dalam
non value added lebih tinggi dibanding value added, mendukung penjualan selama periode tertentu. Ukuran-
dengan perbandingan 82.27%: 17.73%. Hal ini ukuran keuangan tidak memberikan gambaran yang riil
menunjukkan bahwa sistem pelayanan hemodialisis saat mengenai keadaan RS karena tidak memperhatikan hal-
ini masih banyak yang inefisien. Salah satu inefisiensi hal lain di luar sisi finansial misalnya sisi pelanggan yang
yang diidentifikasikan yaitu waktu pendaftaran yang lama merupakan fokus penting bagi rumah sakit dan
karena tidak ada petugas yang mengarahkan pasien dan karyawan, padahal dua hal tersebut merupakan roda
jumlah pasien tidak sebanding dengan jumlah petugas penggerak bagi kegiatan rumah sakit.
rekam medis dan pendaftaran, padahal beban
operasional gaji karyawan cukup tinggi. Hal ini Salah satu konsep yang dapat digunakan untuk mengukur
menunjukkan bahwa pemberdayaan SDM yang ada kinerja rumah sakit adalah pendekatan balanced
belum maksimal sehingga perlu dilakukan upaya yang scorecard dengan mempertimbangkan empat perspektif,
berkaitan dengan menghindari pemborosan dalam yaitu perspektif keuangan, perspektif pelanggan, perpektif
proses layanan hemodialisis yang disebabkan oleh bisnis internal, dan perspektif pertumbuhan serta
sumber daya manusia. pembelajaran.
Simulasi Biaya Satuan/Unit Cost Layanan Hemodialisis Keempat perspektif tersebut mempunyai fungsi-fungsi
SetelahImplementasiLean tertentu dalam pengukuran balanced scorecard. Perspektif
keuangan tidak cukup untuk mencerminkan kinerja
Setelah diidentifikasi faktor-faktor penentu inefisiensi perusahaan dimana perspektif keuangan yang baik tidak
layanan hemodialisis melalui VSM, maka dilakukan menjamin bahwa perusahaan tersebut akan bisa
upaya untuk menghilangkan waste yang ada. Rata-rata bertahan dalam jangka waktu yang panjang. Perspektif
kunjungan pasien hemodialisis rawat jalan sebelum non keuangan juga dianggap sangat penting karena
implementasi lean adalah 6-7 orang per hari. Dengan sebagai bagian dari yang bila turut diperhatikan, maka
menghilangkan waste yang ada, berdasarkan pada akhirnya dapat mendongkrak kinerja keuangan
perhitungan dan observasi yang dilakukan bersama yang merupakan keinginan utama dari rumah sakit.
dengan petugas unit hemodialisis diperoleh informasi Dengan pengukuran kinerja yang komprehensif tidak
bahwa jumlah pasien yang dapat dilayani bertambah hanya merupakan ukuran-ukuran keuangan tetapi
menjadi 1 orang per hari. penggabungan ukuran-ukuran keuangan dan non
keuangan maka rumah sakit dapat menjalankan bisnisnya
Selanjutnya, dibuat Simulasi biaya satuan (unit cost) dengan lebih baik.
layanan hemodialisis setelah implementasi lean
(ditampilkan pada tabel 4). Simulasi ini dibuat dengan KESIMPULAN DAN SARAN
asumsi jumlah pasien yang dapat dilayani bertambah 1
orang per hari setelah implementasi lean dan jumlah hari Kesimpulan
layanan adalah 312 hari (Senin-Sabtu). Pada simulasi
tersebut, diperoleh bahwa sesudah implementasi lean, Hasil penelitian analisis biaya dan faktor-faktor penentu
jumlah kunjungan pasien dapat bertambah sehingga inefisiensi layanan hemodialisis di RS RK Charitas
dapat menurunkan biaya satuan (unit cost) dari Rp. tahun 2016 dapat disimpulkan sebagai berikut:
1,359,016 menjadi Rp.1,224,668. 1. Beban biaya operasional hemodialisis merupakan
beban yang terbesar dalam penyelenggaraan layanan
Kinerja Rumah Sakit hemodialisis. Dalam komponen biaya operasional
terdapat beban gaji pegawai yang merupakan biaya
terbesar dalam biaya operasional, yaitu Rp. 655,642,041
Hasil perhitungan biaya satuan (unit cost) dan biaya
(46.25%).
pemulihan (CRR) dari penelitian di atas sebetulnya
belum cukup mewakili untuk menyimpulkan apakah
2. Hasil perhitungan Pemulihan Biaya (Cost Recovery Brunner dan Suddarth. 2001. Keperawatan Medikal Bedah Edisi 8 Volume 2. Jakarta: Penerbit
BukuKedokteranEGC.
Rate) layanan hemodialisis pasien BPJS adalah Cleverly,W.O.1997.EssentialsofHealthCareFinance.Michigan:AspenPublisher.
74% dan untuk pasien umum adalah 93% yang Gani, A. 1997. “AnalisisBiaya Rumah Sakit (Pedoman-Pedoman Pokok Dalam Analisa Biaya
Rumah Sakit).” Disajikan Pada Pelatihan .Penyusunan Pola Tarif Rumah Sakit
artinya selama tahun 2016 terjadi defisit terhadap Pemerintah di lingkungan Ditjen Pelayanan Medik Tahun Anggaran 1996/1997.
layanan hemodialisis, sehingga rumah sakit harus Cisarua:Bogor
Gaspers.V&Fontana.A.2011.LeanSigSigmaforManufacturingandServiceIndustries. Jakarta:
melakukan subsidi silang. PTGramediaPustakaUtama.
3. Setelah observasi dan wawancara unit HD, Hansen, D. R. dan Mowen, M. M. 2004. Akuntansi Manajemen (Edisi ke-7), Edisi Bahasa
Indonesia.Jakarta:PenerbitSalembaEmpat.
dilakukan analisis faktor-faktor penyebab inefisiensi Horngren, C. T., Datar, S. M., dan Foster, G. 2008. Akutansi Biaya, Penekanan Manajerial, Jilid 1,
dan diperoleh akar masalah dengan dilakukan EdisiBahasaIndonesia:Jakarta.
Komaryani, Kalsum. 2012. Challenges In The Implementation of Indonesian Case Base Group
perhitungan Value Stream Mapping (VSM) layanan (INA-CBG)ForSocial Health Insurance.Disampaikandi6thInternationalCasemix
hemodialis. Didapat bahwa komposisi value added Conference, Kuala Lumpur, Malaysia. www.casemix.com. (diunduh pada 21
Oktober2016).
(VA) dibanding non value added (NVA) adalah Murpheree, DD & Thelen, SM. 2010. Chronic Kidney Disease in Primary Care. Journal of
17.73%:82.27%. AmericanBoardofFamilyMedicine,Vol.23No.4
Nadjib, M. 1997. Analisis Biaya dan Penetapan Tarif Rumah Sakit. Depok: FKM, Universitas
4. Implementasi lean dapat mengeliminasi pemborosan Indonesia.
sehingga produktivitas SDM menjadi lebih tinggi Nadjib, Mardiati. 1998. Pola Perhitungan Tarip Rumah Sakit Berdasarkan Unit Cost. Makalah
PelatihanPenyusunanPolaTaripRumahSakitPemerintah.Dirjend.PelayananMedik
yang terlihat dari terjadinya peningkatan jumlah DepartemenKesehatan.
pasien yang dapat dilayani. Nurani VMdanMariyanti S.2013. GambaranMakna Hidup Pasien GagalGinjalKronik Yang
MenjalaniHemodialisa.JurnalPsikologiVolume11Nomor1,Juni2013.
Nuryatin, Nita. 2016. Biaya dan Pemulihan Biaya (Cost Recovery Rate) Layanan Pasien
Saran Thalassemia DenganRawat InapdiRumahSakit AnnaMedikaTahun2015.Tesis:
IlmuKesehatanMasyarakatUniversitasIndonesia.
PeraturanMenteri KesehatanRepublik Indonesia Nomor27tahun 2014 tentang Petunjuk Teknis
SistemIndonesianCaseBaseGroups(INA-CBGs).
1. Melakukan evaluasi terhadap beban komponen Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor 59 tahun 2014 tentang Standar Tarif
biaya operasional rumah sakit sebelum dilakukan PelayananKesehatandalamPenyelenggaraanProgramJaminanKesehatan.
Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor 69 tahun 2013 tentang Standar Tarif
upaya pengembangan layanan hemodialisis. Pelayanan Kesehatan Pada Fasilitas Kesehatan Tingkat Pertama dan Fasilitas
2. Melakukan pemberdayaan terhadap SDM yang ada KesehatanTingkatLanjutanDalamPenyelenggaraanProgramJaminanKesehatan.
Prodjosudjadi, W. & Suhardjono, A, 2009. Detectionandpreventionofchronickidneydiseasein
sehingga dapat membentuk perilaku SDM yang Indonesia:Initialcommunityscreening.Nephrology2009:14,669-674.
sadar biaya dan menghormati kelangkaan sumber Prodjosudjaji, W. 2006. Incidence, prevalence, treatment, and cost of end-stage renal disease in
Indonesia.Ethnicity&Disease,Volume16,Spring2006.
daya. Prinsip respect terhadap sumber daya ini Rahardjo, P., Susalit, E. & Suhardjono., 2006,Hemodialisis, In:SudoyoAW, Setiyohadi B,
tentunya akan mempengaruhi cara dan prilaku kerja Alwi I, Simadibrata KM, Setiati S,Buku Ajar IlmuPenyakit Dalam 4th ed.
Jakarta: Pusat Penerbitan Departemen IlmuPenyakitDalamFakultasKedokteran
serta mekanisme pemberian pelayanan. UniversitasIndonesia.
3. Menerapkan implementasi lean di seluruh bagian/ Ristrini, Kristiana L dan Budiarto W. 2013. Review Mutu Layanan dan Efisiensi Pembiayaan
Kesehatan Peserta Jamkesemas Pada 21 Rumah Sakit Umum dan Khusus di
unit rumah sakit menuju lean hospital sehingga Indonesia.BuletinPenelitianSistemKesehatan,Vol.16No.4Oktober2013:401–409.
rumah sakit dapat bertahan secara operasional, Suhardjono,2007.The Development of A Continuous AmbulatoryPeritonealDialysis
PrograminIndonesia.PeritonealDialysisInternational,Vol.28,pp.S59-S62.
tumbuh serta mengimplementasikan kendali mutu Suwitra, K., 2006, Penyakit Ginjal Kronik, In: Sudoyo AW, Setiyohadi B,
kendali biaya pada saat yang bersamaan tetap AlwiI,SimadibrataKM,SetiatiS,edisi.BukuAjarIlmuPenyakitDalam4thed.Jakarta:
PusatPenerbitanDepartemenIlmu PenyakitDalamFakultasKedokteranUniversitas
menjaga integritas. Indonesia.
4. Pihak rumah sakit harus menentukan strategi bisnis Tania, Firda. 2016.Cost and Outcome Analysis Tindakan HemodialisisPada Pasien GagalGinjal
Kronik (GGK) di Rumah Sakit Kelas B & C Tahun 2016. Tesis: Ilmu Kesehatan
dan model bisnis dengan mempertimbangkan dan MasyarakatUniversitasIndonesia.
menentukan arah kebijakan rumah sakit di era Taswan.2006.ManajemenPerbankan.Yogyakarta:UPPSTIMYPKP.
Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 24 Tahun 2011 tentang Badan Penyelenggara
Jaminan Kesehatan Nasional (JKN). JaminanSosial.
Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 40 Tahun 2004 tentang Sistem Jaminan Sosial
Nasional.
DAFTAR PUSTAKA Wasetya,Dwiyani.2012.AlurProsesPelayananUnitRawatJalandenganMengaplikasikanLean
Hospital di RS Marinir Cilandak tahun 2012. Tesis: Ilmu Kesehatan Masyarakat
Bachtiar, RS. 2012. Analisis Pemulihan Biaya (Cost Recovery) di Instalasi Dapur Rumah Sakit UniversitasIndonesia.
Bhakti Yudha Tahun 2010-2011. Tesis: Ilmu Kesehatan Masyarakat Universitas Wita, Virna. 2012. Perhitungan Biaya Satuan Tindakan Bedah Appendiktomi Akut di Kamar
Indonesia. OperasiRumah SakitXTahun2010.Tesis:Ilmu KesehatanMasyarakat Universitas
Bausat, Nurhidayat. 2015. Strategi RSUD Tenriawaru Kabupaten Bone Menuju Implementasi Indonesia.
SistemPembayaranProspektif.JurnalARSI/Januari2015,Vol.1No.2:96-106.
Tabel 2. Hasil Perhitungan Pendapatan dan CRR pada Layanan Hemodialisis Pasien BPJS
Tahun 2016
Tabel 3. Hasil Perhitungan Pendapatan dan CRR pada Layanan Hemodialisis Pasien Umum
Tahun 2016
Tabel 4. Simulasi Biaya Satuan (Unit Cost) Layanan Hemodialisis Setelah Implementasi
Lean