Di Susun Oleh :
FAOZARO WARUWU
T.A 2018/2019
1
KATA PENGANTAR
Puji syukur saya panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa atas terselesaikannya makalah ini.
Terima kasih juga kepada dosen pembimbing yang telah memberikan kepercayaan kepada saya
sehingga saya dapat menyelesaikan makalah ini.
Makalah ini memberikan pengetahuan tentang ”Makalah Keperawatan Luka’’ ”. Setiap
konsep dalam makalah ini dibahas dengan rinci dan dalam makalah ini juga memberikan informasi
kepada para pembaca, khususnya juga bagi teman-teman perawat yang sesuai dengan materi yang
dibahas.
Akhir kata, tiada gading yang tak retak, demikian pula dengan makalah yang saya buat ini. Oleh
karena itu, saran, dan kritik yang membangun tetap saya nantikan demi kesempurnaan makalah yang
telah saya susun ini.
Nias,
Penulis
2
DAFTAR ISI
BAB II PEMBAHASAN
3.2 Saran................................................................................................................................... 11
DAFTAR PUSTAKA
3
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Peran perawat dalam memberikan asuhan pasien pre operatif, dukungan psikologis,
perawatan segera pasca operatif dan persiapan bagi pasien yang akan dipulangkan dari rumah sakit
tidak dibatasi hanya untuk mengelola drain, mengganti balutan, dan mengangkat jahitan serta
staples. Dengan memperbesar peran perawat dalam perawatan pasien post operatif dapat
mempengaruhi penyembuhan luka, maka kemampuan observasi perawat sangat penting dalam
deteksi awal adanya komplikasi luka pasca operatif.
Perawatan luka post operasi adalah perawatan yang dilakukan untuk mencegah trauma pada
kulit, membrane mukosa atau jaringan lain yang disebabkan adanya luka operasi yang merusak
permukaan kulit. Penggantian balutan dilakukan sesuai kebutuhan tidak hanya berdasarkan
kebiasaan, melainkan disesuaikan terlebih dahulu dengan tipe dan jenis luka. Penggunaan
antiseptic hanya untuk yang memerlukan saja karena efek toksinnya terhadap sel sehat. Untuk
membersihkan luka hanya memakai normal saline. Oleh karena itu perawat harus mengetahui
tentang perawatan luka post operasi dengan benar sehingga dapat memberikan asuhan keperawatan
pada pasien post operasi yang komprehensif.
B. Identifikasi Masalah
Dalam makalah ini akan membahas tentang perawatan luka,
C. Tujuan
2. Tujuan Umum
untuk salah satu memenuhi tugas
3. Tujuan Khusus
a. Mahasiswa mampu mengetahui tentang pengertian luka.
b. Mahasiswa mampu mengetahui alat-alat Perawatan Luka
4
BAB II
PEMBAHASAN
Alat steril
1. Pinset anatomi
2. Pinset bedah
3. Gunting
4. Mangkuk kecil
5. Sarung tangan
6. Kasa
Alat steril
1. Gunting verban
2. Plester/balutan
3. Bengkok
Bahan
1. Larutan h2O2
2. Larutan NaCl 0,9%
3. Larutan boor water (BWC)
4. Larutan savlon
5. Bethadin
Prosedur kerja
6
2) b)Luka trauma baru : laserasi, fraktur terbuka, luka penetrasi.
d) Luka kotor
1) Akibat proses pembedahan yang sangat terkontaminasi
2) Perforasi visera, abses, trauma lama.
7
1. Faktor Instrinsik adalah faktor dari penderita yang dapat berpengaruh dalam proses
penyembuhan meliputi : usia, status nutrisi dan hidrasi, oksigenasi dan perfusi jaringan, status
imunologi, dan penyakit penyerta (hipertensi, DM, Arthereosclerosis).
2. Faktor Ekstrinsik adalah faktor yang didapat dari luar penderita yang dapat berpengaruh dalam
proses penyembuhan luka, meliputi : pengobatan, radiasi, stres psikologis, infeksi, iskemia dan
trauma jaringan (InETNA,2004:13).
Dalam proses pencucian/pembersihan luka yang perlu diperhatikan adalah pemilihan cairan
pencuci dan teknik pencucian luka. Penggunaan cairan pencuci yang tidak tepat akan
menghambat pertumbuhan jaringan sehingga memperlama waktu rawat dan meningkatkan
biaya perawatan. Pemelihan cairan dalam pencucian luka harus cairan yang efektif dan aman
terhadap luka. Selain larutan antiseptik yang telah dijelaskan diatas ada cairan pencuci luka lain
yang saat ini sering digunakan yaitu Normal Saline. Normal saline atau disebut juga NaCl
0,9%. Cairan ini merupakan cairan yang bersifat fisiologis, non toksik dan tidak mahal. NaCl
dalam setiap liternya mempunyai komposisi natrium klorida 9,0 g dengan osmolaritas 308
mOsm/l setara dengan ion-ion Na+ 154 mEq/l dan Cl- 154 mEq/l (InETNA,2004:16 ; ISO
Indonesia,2000:18).
1. Irigasi dengan sebanyak-banyaknya dengan tujuan untuk membuang jaringan mati dan benda
asing.
2. Hilangkan semua benda asing dan eksisi semua jaringan mati.
3. Berikan antiseptik
4. Bila diperlukan tindakan ini dapat dilakukan dengan pemberian anastesi lokal
5. Bila perlu lakukan penutupan luka (Mansjoer,2000: 398;400)
Sedang luka basah dan mudah berdarah dibersihkan dengan teknik irrigasi, yaitu disemprot
lembut dengan air steril (kalau tidak ada bisa diganti air matang) atau NaCl 0,9 %. Jika
memungkinkan bisa direndam selama 10 menit dalam larutan kalium permanganat (PK) 1:10.000
(1 gram bubuk PK dilarutkan dalam 10 liter air), atau dikompres larutan kalium permanganat
1:10.000 atau rivanol 1:1000 menggunakan kain kasa.
9
Cairan antiseptik sebaiknya tidak digunakan, kecuali jika terdapat infeksi, karena dapat
merusak fibriblast yang sangat penting dalam proses penyembuhan luka, menimbulkan alergi,
bahkan menimbulkan luka di kulit sekitarnya. Jika dibutuhkan antiseptik, yang cukup aman adalah
feracrylum 1% karena tidak menimbulkan bekas warna, bau, dan tidak menimbulkan reaksi alergi.
10
BAB III
PENUTUP
3.1 KESIMPULAN
1. Penggunaan ilmu dan teknologi serta inovasi produk perawatan luka dapat memberikan nilai
optimal jika digunakan secara tepat
2. Prinsip utama dalam manajemen perawatan luka adalah pengkajian luka yang komprehensif agar
dapat menentukan keputusan klinis yang sesuai dengan kebutuhan pasien
3. Peningkatan pengetahuan dan keterampilan klinis diperlukan untuk menunjang perawatan luka
yang berkualitas
3.2 SARAN
Demikianlah makalah ini kami buat dengan harapan dapat menambah wawasan orang yang
membacanya,dalam pembuatan makalah ini kami mengambil dari berbagai referensi yang berhubungan
dengan makalah ini. Kami menyadari makalah ini masih jauh dari sempurna maka dari itu kami
mengharapkan kritik dan saran dari para pembaca demi kesempurnaan makalah ini.
11
DAFTAR PUSTAKA
Indonesia Enterostomal Therapy Nurse Association (InETNA) & Tim Perawatan Luka dan Stoma
Rumah Sakit Dharmais. 2004,Perawatan Luka, Makalah Mandiri, Jakarta
Mansjoer.Arif, dkk. Eds.2000.Kapita Selekta Kedokteran. Edisi III. Jakarta : Media Aesculapius FKUI.
Walton,Robert L. 1990. Perawatan Luka dan Penderita Perlukaan Ganda, Alih bahasa. Sonny
Samsudin, Cetakan I. Jakarta : EGC.
12