Anda di halaman 1dari 31

DRAF : Panduan Penyusunan dan Pengembangan Buku 1,2 dan 2017

3 KTSP pada Madrasah

Commented [u1]:

PANDUAN
PENYUSUNAN DAN PENGEMBANGAN BUKU 1, 2 DAN 3
KURIKULUM TINGKAT SATUAN PENDIDIKAN
PADA MADRASAH DI LINGKUNGAN KANTOR WILAYAH
KEMENTERIAN AGAMA PROVINSI JAWA BARAT

BIDANG PENDIDIKAN MADRASAH


KANTOR WILAYAH KEMENTERIAN AGAMA
PROVINSI JAWA BARAT
TAHUN 2017
DRAF : Panduan Penyusunan dan Pengembangan Buku 1,2 dan 2017
3 KTSP pada Madrasah

OUTLINE

Kata Sambutan
Kata Pengantar
SK. Pengesahan
Daftar Isi

Bab I Pendahuluan
A. Latar Belakang
B. Landasan Penyusunan Panduan
(Yuridis, psikologis,sosiologis dan psikopedagogis )
C. Tujuan Panduan Penyusunan KTSP

Bab II Ketentuan Umum


A. Definisi Operasional
B. Acuan Konseptual Penyusunan KTSP
C. Prinsip Penyusunan KTSP
D. Pihak yang Terlibat
E. Prosedur Operasional dan Mekanisme Penyusunan
F. Agenda Penyusunan/Penyusunan KTSP di Madrasah
G. Prosedur Operasional Standar (POS) Penyusunan Buku KTSP

Bab III Isi Buku KTSP


A. Bagian Muka
1. Halaman Sampul
2. Lembar Pengesahan
3. Daftar Isi
4. Daftar Tabel
5. Daftar Gambar
6. Kata Pengantar

B. Bagian Isi (Buku/Buku I)


1. Bab I Pendahuluan
(Latar Belakang, Landasan Penyusunan KTSP, Tujuan
Pengembangan KTSP, Prinsip Penyusunan KTSP, Acuan
Operasional KTSP, dan Profil Madrasah)
2. Bab II Tujuan, Visi, dan Misi
(Tujuan Pendidikan Nasional, Visi Madrasah dan Indikator Visi,
Misi Madrasah, Tujuan Pendidikan di Madrasah, dan Renstra
Madrasah)
3. Bab III Muatan Kurikuler;
A. Struktur Kurikulum
B. Muatan
(Mata Pelajaran, Muatan Lokal, Pengembangan Diri,
Ketuntasan Belajar, Kenaikan Kelas dan Kelulusan,
DRAF : Panduan Penyusunan dan Pengembangan Buku 1,2 dan 2017
3 KTSP pada Madrasah

Peminatan/Penjurusan, Pendidikan Kecakapan Hidup, dan


Pendidikan Berbasis Keunggulan Lokal dan Global)
4. Bab IV Pengaturan Beban Belajar
(Beban Belajar Sistem Paket atau Kredit dan Beban Belajar
Tambahan)
5. Bab V Kalender Pendidikan Madrasah
(Permulaan Tahun Pelajaran, Minggu Efektif Belajar,
Pengaturan Waktu Belajar Efektif, Pengaturan Waktu Libur,
Rencana Program/Kegiatan Pendidikan di Madrasah dan
Kalender Pendidikan Madrasah)
6. Bab VI Penutup (Harapan-harapan)

C. Lampiran-lampiran
(Buku II dan III berupa silabus dan RPP tiap mata pelajaran dan
mulok, serta Buku lainnya yang harus dilampirkan seperti SK
TPKM, Berita Acara Hasil TPKM, Notulen rapat penetapan mulok
dan KKM, dan Hasil Analisis Kontekstual Pengembangan KTSP )

Bab IV Ketentuan Penulisan


Bab V Penutup
Lampiran-lampiran
DRAF : Panduan Penyusunan dan Pengembangan Buku 1,2 dan 2017
3 KTSP pada Madrasah

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang .
Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan yang selanjutnya disingkat
KTSP adalah kurikulum operasional yang disusun oleh dan dilaksanakan di
masing-masing satuan pendidikan. Satuan pendidikan adalah Sekolah
Dasar/Madrasah Ibtidaiyah (SD/MI), Sekolah Menengah Pertama/Madrasah
Tsanawiyah (SMP/MTs), Sekolah MenengahAtas/Madrasah Aliyah Commented [u2]: Mohon diberi jarak antar kata
(SMA/MA), dan Sekolah Menengah Kejuruan/ Madrasah Aliyah Kejuruan
(SMK/MAK).
KTSP dikembangkan, ditetapkan, dan dilaksanakan oleh setiap
satuan pendidikan. Pengembangan KTSP mengacu pada Standar Nasional
Pendidikan (SNP) dan Kurikulum 2013. Pengembangan KTSP paling sedikit
memperhatikan acuan konseptual, prinsip pengembangan, dan prosedur
operasional. Pengembangan KTSP di bawah koordinasi dan supervisi dinas
pendidikan atau kantor kementerian agama provinsi dan kabupaten/kota
sesuai dengan kewenangan masing-masing.
Seiring dengan perkembangan system pendidikan di Indonesia yang
cukup dinamis berdampak pada harus adanya penyesuaian-penyesuaian
terhadap pelaksanaan regulasi yang ada. Lahirnya Keputusan Direjn Commented [u3]: Dirjen
Pendidkan Islam Nomor 3932 Tahun 2016 tentang Penetapan Madrasah
Pelaksana Kurikulum 2013 Tahun Pelajaran 2016/2017, maka berimplikasi
bahwa madrasah harus mempersiapkan diri untuk melaksanakan kurikulum
2013 secara utuh dalam penyelenggaraan dan program pendidikan madrasah
yang membudayakan pembelajaran aspek ilmu pengetahuan, teknologi, dan
seni, serta keberagamaan di madrasah yang menghargai keberagaman
dalam kehidupan berbangsa dan bernegara, sehingga berdampak pula
terhadap penyusunan dan pengembangan KTSP di Madrasah pada setiap
tahun pelajaran berjalan.
Buku 1,2,dan 3 KTSP pada madrasah merupakan komponen penting
berkenaan dengan Standar Pelayanan Minimal (SPM) pada madrasah guna
mencapai 4 (empat) SNP yairu Standar Isi, Standar Proses, Standar Commented [u4]: yaitu
Kompetensi Lulusan dan Standar Penilaian yang didalamnya meliputi
pengelolaan pendidikan, administrasi pembelajaran, pelaksanaan
pembelajaran dan prosedur penilaian. Disamping itu pula pentingnya Buku
KTSP guna mengukur ketercapaian SNP melalui pelaksanaan akreditasi oleh
BSNP.
Oleh karena itu, ketersediaan penyiapan bahan panduan ini
merupakan salah satu bentuk pelayanan dan pembinaan dari Kementerian
Agama Kantor Wilayah Provinsi Jawa Barat melalui Bidang Pendidikan
Madrasah pada Seksi Kurikulum Evaluasi untuk memberi kemudahan dan
standarisasi bagi penyelenggaraan pendidikan pada madrasah yang meliputi
(Madrasah Ibtidiyah (MI), Madrasah Tsanawiyah (MTs), dan Madrasah Aliyah
(MA/MAK) di provinsi Jawa Barat dalam penyusunan dan pengembangan
Buku 1,2 dan 3 KTSP pada masing-masing satuan pendidikan.
DRAF : Panduan Penyusunan dan Pengembangan Buku 1,2 dan 2017
3 KTSP pada Madrasah

Panduan Penyusunan dan Pengembangan Buku 1,2, dan 3 KTSP


pada Madrasah di Lingkungan Kementerian Agama Kantor Wilayah Provinsi
Jawa barat ini disusun antara lain agar dapat memberi kesempatan peserta
didik untuk :
1. belajar untuk beriman dan bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa,
2. belajar untuk memahami dan menghayati,
3. belajar untuk mampu melaksanakan dan berbuat secara efektif,
4. belajar untuk hidup bersama dan berguna untuk orang lain, dan
5. belajar untuk membangun dan menemukan jati diri melalui proses belajar
yang aktif, kreatif, efektif dan menyenangkan.

B. Landasan Penyusunan Panduan


1. Landasan Filosofis
a. Pendidikan madrasah (MI,MTs,dan MA) di Jawa Barat memiliki
akar budaya keberagamaan dan kekhasan masyarakat Jawa Barat
dalam menentukan masa depan bangsa. Demikian pula kurikulum
yang dikembangkan di madrasah perlu memberikan kesempatan
luas bagi peserta didik untuk menjadi pewaris budaya bangsa dan
dibarengi dengan penguasaan kompetensi yang diperlukan bagi
kehidupan di masa kini dan masa depan. Oleh karena itu kurikulum
madrasah harus merupakan kerangka pembudayaan
keberagamaan nasional dan daerah sebagai ciri khas pendidikan
madrasah;
b. Kurikulum sebagai komponen pendidikan yang dapat mewariskan
budaya melalui penguasaan berbagai disiplin ilmu pengetahuan
dalam bentuk mata pelajaran. Penyusunan dan pengembangan
KTSP perlu memberikan rambu-rambu perencanaan dan
pengaturan pendidikan di madrasah dalam penguasaan disiplin
ilmu, baik ilmu umum maupun ilmu agama secara integrative;
c. Kurikulum disusun dan dikembangkan untuk pendidikan yang
menyiapkan generasi mendatang yang mampu menyelesaikan
masalah sosial di masyarakat, dan untuk membangun kehidupan
masyarakat yang lebih baik. KTSP di madrasah perlu menyiapkan
perencanaan dan pengaturan pendidikan madrasah dalam
menyiapkan generasi mendatang yang berkontribusi terhadap
perbaikan situasi dan kondisi kehidupan social budaya. Commented [u5]: sosial

2. Landasan Sosiologis
a. Perkembangan jumlah pendidikan madrasah (MI,MTs,dan MA) di
provinsi Jawa Barat yang terus meningkat terutama madrasah
swasta adalah bukti besarnya peran serta masyarakat dalam
menyukseskan tujuan pendidikan nasional. Kondisi ini perlu dibina
dan dilayani secara terus menerus oleh Kementerian Agama
Kantor Wilayah Provinsi Jawa Barat melalui Bidang Pendidikan
Madrasah, agar sejalan dengan dinamika kehidupan masyarakat,
bangsa, dan negara, sebagaimana termaktub dalam tujuan
pendidikan nasional;
DRAF : Panduan Penyusunan dan Pengembangan Buku 1,2 dan 2017
3 KTSP pada Madrasah

b. Dinamika tersebut terutama didorong oleh berkembangnya


tuntutan baru dalam masyarakat, dunia kerja, dan dunia ilmu
pengetahuan yang berimplikasi pada tuntutan Penyusunan
kurikulum secara terus menerus. Dengan demikian kurikulum yang
dikembangkan oleh madrasah harus mampu memberikna jawaban
terhadap kebutuhan masyarakat dalam menciptakan kehidupan
harmoni dalam keragaman sosial budaya yang disemangati oleh
pengamalan nilai-nilai agama di masyarakat.

3. Landasan Psikopedagogis
a. Implementasi Kurikulum 2013 di madrasah dimaksudkan untuk
memenuhi tuntutan perwujudan pendidikan yang berpusat pada
perkembangan dan kebutuhan peserta didik beserta konteks
kehidupannya. Dengan demikian kurikulum harus merupakan
wahana pendewasaan peserta didik sesuai dengan perkembangan
psikologisnya dan mendapatkan perlakuan pedagogis sesuai
dengan konteks lingkungan dan zamannya dalam rangka
mempersiapkan manajemen pendidikan madrasah yang meliputi
pendidik, administrasi pembelajaran, pelaksanaan pembelajaran
dan prosedur penilaian;
b. Bagi madrasah, pendewasaan dan pencapaian kompetensi
peserta didik melalui pendidikan yang sejalan dengan tingkat
perkembangan psikologis tersebut lebih diutamakan untuk
mencapai keunggulan keberagamaan peserta didik yang melekat
pada aspek sikap, pengetahuan dan keterampilan. Hal tersebut
sejalan dengan semangat dan cita-cita penyelenggaraan
pendidikan di madrasah.

4. Landasan Yuridis
Landasan yuridis penyusunan Panduan Penyusunan dan
Pengembangan Buku 1, 2 dan 3 KTSP pada Madrasah di lingkungan
Kementerian Agama Kantor Wilayah Provinsi Jawa Barat ini adalah:
1. Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan
Nasional (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2003
Nomor 78, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia
Nomor 4301);
2. Undang-Undang Nomor 23 Tahun 2014 tentang Pemerintah
Daerah (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2014 Nomor
244, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor
5587);
3. Peraturan Pemerintah Nomor 19 Tahun 2005 tentang Standar
Pendidikan Nasional sebagaimana telah diubah dengan Peraturan
Pemerintah Nomor 32 Tahun 2013 tentang Perubahan Atas
Peraturan Pemerintah Nomor 19 Tahun 2005 tentang Standar
Nasional Pendidikan sebagaimana diubah dengan Peraturan
Pemerintah Nomor 13 Tahun 2015 tentang Perubahan Kedua Atas
Peraturan Pemerintah Nomor 19 Tahun 2005;
4. Peraturan Pemerintah Nomor 17 Tahun 2010 tentang Pengelolaan
dan Penyelenggaraan Pendidikan sebagaimana diubah dengan
DRAF : Panduan Penyusunan dan Pengembangan Buku 1,2 dan 2017
3 KTSP pada Madrasah

Peraturan Pemerintah Nomor 66 Tahun 2010 tentang perubahan


Peraturan Pemerintah Nomor 17 Tahun 2010 tentang Pengelolaan
dan Penyelenggaraan Pendidikan;
5. Peraturan Menteri Agama Nomor 13 Tahun 2012 tentang
Organisasi dan Tata Kerja Instansi Vertikal Kementerian Agama;
6. Peraturan Menteri Agama Nomor 90 Tahun 2013 tentang
Penyelenggaraan Pendidikan Madrasah (Berita Negara Republik
Indonesia Tahun 2013 Nomor 1382) sebagaimana telah diubah
dengan Peraturan Menteri Agama Nomor 60 Tahun 2015 tentang
Perubahan Atas Peraturan Menteri Agama Nomor 90 Tahun 2013
tentang Penyelenggaraan Pendidikan Madrasah (Berita Negara
Republik Indonesia Tahun 2015 Nomor 1733)
7. Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Nomor 23 Tahun
2013 tentang Perubahan Atas Peraturan Peraturan Menteri
Pendidikan dan Kebudayaan Nomor 15 Tahun 2010 tentang
Standar Pelayanan Minimal Pendidikan dan Dasar di
Kabupaten/Kota;
8. Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Nomor 57 Tahun
2014 tentang Kurikulum 2013 Sekolah Dasar/Madrasah Ibtidaiyah;
9. Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Nomor 58 Tahun
2014 tentang Kurikulum 2013 Sekolah Menengah Pertama/
Madrasah Tsanawiyah;
10. Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Nomor 59 Tahun
2014 tentang Kurikulum 2013 Sekolah Menengah Atas/Madrasah
Aliyah;
11. Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Nomor 61 Tahun
2014 tentang Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan Pada
Pendidikan Dasar dan Pendidikan Menengah;
12. Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Nomor 160 Tahun 2014
tentang Pemberlakuan Kurikulum Tahun 2006 dan Kurikulum 2013;
13. Peraturan Menteri Agama Nomor 207 Tahun 2014 tentang
Kurikulum Madrasah;
14. Keputusan Menteri Agama Nomor 165 Tahun 2014 tentang
Panduan Kurikulum Madrasah 2013 Mata Pelajaran Pendidikan
Agama Islam dan Bahasa Arab;
15. Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Nomor 53 Tahun 2015
tentang Penilaian Hasil Belajar Oleh Pendidik dan Satuan
Pendidikan Pada Pendidikan Dasar dan Pendidikan Menengah;
16. Keputusan Menteri Agama Nomor 1023 Tahun 2016 tentang
Panduan Penyelenggaraan Program Keterampilan di Madrasah
Aliyah;
17. Keputusan Menteri Agama Nomor 1293 Tahun 2016 tentang
Petunjuk Teknis Penyelenggaraan Program Keagamaan di
Madrasah Aliyah
18. Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Nomor 20 Tahun 2016
tentang Standar Kompetensi Lulusan Pendidikan Dasar dan
Menengah;
19. Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Nomor 21 Tahun 2016
tentang Standar Isi Pendidikan Dasar dan Menengah;
DRAF : Panduan Penyusunan dan Pengembangan Buku 1,2 dan 2017
3 KTSP pada Madrasah

20. Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Nomor 22 Tahun 2016


tentang Standar Proses Pendidikan Dasar dan Menengah;
21. Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Nomor 23 Tahun 2016
tentang Standar Penilaian Pendidikan Dasar dan Menengah;
22. Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Nomor 24 Tahun 2016
tentang Kompetensi Inti dan Kompetensi dasar pada Kurkulum
2013;
23. Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Nomor 46 tahun
2016 tentang linearitas mata pelajaran
24. Keputusan Direktorat Jenderal Pendidikan Islam Nomor 3489 tahun
2016 tentang Kurikulum Raudhatul Athfal.
25. Peraturan Gubernur Provinsi Jawa Barat Nomor 69 Tahun 2013
tentang Pembelajaran Muatan Lokal Bahasa dan Sastra Daerah
Pada Jenjang Satuan Pendidikan Dasar dan Menengah.
26. Surat Edaran Direktorat Jenderal Pendidikan Islam Nomor.
3459.A/Dj.I/PP.01.1/08/2018 tanggal 29 Agustus 2016. Tentang Commented [u6]: 2016
Penyesuaian Kode Mapel Sertifikasi Guru dan Kewenangan
Mengajar pada Madrasah

C. Tujuan Penyusunan Panduan


Tujuan Penyusunan dan Pengembangan Buku 1, 2 dan 3 KTSP pada
Madrasah di lingkungan Kementerian Agama Kantor Wilayah Provinsi
Jawa Barat ini untuk menjadi acuan bagi:
1. Pendidik, dan tenaga kependidikan dalam mengembangkan dan
mengelola KTSP secara optimal di madrasah;
2. Pengawas pendidikan madrasah dalam rangka pelaksanaan
supervise akademik dan manajerial pada madrasah;
3. Pejabat berwenang pada Kantor Kementerian Agama, baik tingkat
provinsi, maupun kabupaten/kota dalam melakukan koordinasi,
supervisi penyusunan, pengesahan dan pengelolaan kurikulum pada
madrasah;
4. Tim Pengembang Kurikulum Madrasah (TPKM) pada Kantor
Kementerian Agama, baik tingkat provinsi, maupun kabupaten/kota
dalam melakukan koordinasi, penyusunan dan pengelolaan
kurikulum pada madrasah;
5. Pemangku kepentingan pendidikan madrasah lainnya dalam
membantu penyusunan dan pengembangan kurikulum madrasah.
DRAF : Panduan Penyusunan dan Pengembangan Buku 1,2 dan 2017
3 KTSP pada Madrasah

BAB II
KETENTUAN UMUM

A. Definisi Operasional
Dalam panduan ini yang dimaksud dengan:
1. Kurikulum adalah seperangkat rencana dan pengaturan mengenai
tujuan, isi dan bahan pelajaran serta cara yang digunakan sebagai
panduan penyelenggaraan kegiatan pembelajaran untuk mencapai
tujuan pendidikan tertentu.Kurikulum adalah seperangkat rencana
dan pengaturan mengenai tujuan, isi dan bahan pelajaran serta cara
yang digunakan sebagai panduan penyelenggaraan kegiatan
pembelajaran untuk mencapai tujuan pendidikan tertentu; Commented [u7]: Dihapus sja, pengulangan kalimat, sama
dengan yang di atas
2. Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan yang selanjutnya disingkat
KTSP adalah kurikulum operasional yang disusun oleh dan
dilaksanakan di masing-masing satuan pendidikan yang terdiri dari
tujuan pendidikan tingkat satuan pendidikan, struktur dan muatan
kurikulum tingkat satuan pendidikan, kalender pendidikan, dan
silabus;
3. Satuan pendidikan adalah Madrasah Ibtidaiyah (MI), Madrasah
Tsanawiyah (MTs), Madrasah Aliyah (MA), dan Madrasah Aliyah
Kejuruan (MAK);
4. Standar Nasional Pendidikan yang selanjutnya disingkat SNP adalah
kriteria minimal tentang sistem pendidikan di seluruh wilayah hukum
Negara Kesatuan Republik Indonesia;
5. Visi adalah cita-cita bersama pada masa mendatang dari warga
satuan pendidikan, yang dirumuskan berdasarkan masukan dari
seluruh warga satuan pendidikan;
6. Misi adalah sesuatu yang harus diemban atau harus dilaksanakan
sebagai penjabaran visi yang telah ditetapkan dalam kurun waktu
tertentu untuk menjadi rujukan bagi Penyusunan program jangka
pendek, menengah, dan jangka panjang, dengan berdasarkan
masukan dari seluruh warga satuan pendidikan;
7. Tujuan pendidikan adalah gambaran tingkat kualitas yang akan
dicapai dalam kurun waktu tertentu maksimal 4 (empat) tahun oleh
setiap satuan pendidikan dengan mengacu pada karakteristik
dan/atau keunikan setiap satuan pendidikan sesuai dengan peraturan
perundang-undangan. Untuk mengetahui pencapaian tujuan
pendidikan, satuan pendidikan dapat melakukan evaluasi;
8. Tim Pengembang Kurikulum Madrasah tingkat provinsi yang
selanjutnya disebut TPKM provinsi merupakan tim pengembang
kurikulum yang dibentuk oleh Kepala Kantor Wilayah Kementerian
Agama provinsi;
9. Tim Pengembang Kurikulum Madrasah tingkat kabupaten/kota yang
selanjutnya disebut TPKM kabupaten/kota merupakan tim
pengembang kurikulum yang dibentuk oleh Kepala Kantor
Kementerian Agama Kabupaten/kota;
10. Tim Pengembang Kurikulum Madrasah yang selanjutnya disebut
TPKM merupakan tim pengembang kurikulum yang dibentuk oleh
DRAF : Panduan Penyusunan dan Pengembangan Buku 1,2 dan 2017
3 KTSP pada Madrasah

kepala madrasah untuk tingkat satuan pendidikan (madrasah) yang


terdiri dari pihak yang terkait dengan penyelenggaraan pendidikan di
madrasah, yaitu pengawas, komite madrasah, kepala madrasah,
wakil kepala madrasah dan perwakilan pendidik dan tenaga
kependidikan.

B. Prinsip-Prinsip Penyusunan KTSP


1. Berpusat pada potensi, perkembangan, kebutuhan, dan
kepentingan peserta didik dan lingkungannya.
Kurikulum dikembangkan berdasarkan prinsip bahwa peserta didik
memiliki posisi sentral untuk mengembangkan kompetensinya agar
menjadi manusia yang beriman dan bertakwa kepada Tuhan Yang
Maha Esa, berakhlak mulia, sehat, berilmu, cakap, kreatif, mandiri dan
menjadi warga negara yang demokratis serta bertanggung jawab.
Untuk mendukung pencapaian tujuan tersebut Penyusunan Commented [u8]: Penyusunan (hurup kecil)

kompetensi peserta didik disesuaikan dengan potensi,


perkembangan, kebutuhan, dan kepentingan peserta didik serta
tuntutan lingkungan. Memiliki posisi sentral berarti kegiatan
pembelajaran berpusat pada peserta didik.
2. Beragam dan terpadu
Kurikulum dikembangkan dengan memperhatikan keragaman
karakteristik peserta didik, kondisi daerah, jenjang dan jenis
pendidikan, serta menghargai dan tidak diskriminatif terhadap
perbedaan agama, suku, budaya, adat istiadat, status sosial ekonomi,
dan jender. Kurikulum meliputi substansi komponen muatan wajib
kurikulum, muatan lokal, dan Penyusunan diri secara terpadu, serta Commented [u9]: Pengembangan (hurup kecil)

disusun dalam keterkaitan dan kesinambungan yang bermakna dan


tepat antar substansi.
3. Tanggap terhadap perkembangan ilmu pengetahuan, teknologi
dan seni
Kurikulum dikembangkan atas dasar kesadaran bahwa ilmu
pengetahuan, teknologi dan seni yang berkembang secara dinamis.
Oleh karena itu, semangat dan isi kurikulum memberikan pengalaman
belajar peserta didik untuk mengikuti dan memanfaatkan
perkembangan ilmu pengetahuan, teknologi, dan seni.
4. Relevan dengan kebutuhan kehidupan
Penyusunan kurikulum dilakukan dengan melibatkan pemangku
kepentingan (stakeholders) untuk menjamin relevansi pendidikan
dengan kebutuhan kehidupan, termasuk di dalamnya kehidupan
kemasyarakatan, dunia usaha dan dunia kerja. Oleh karena itu,
Penyusunan keterampilan pribadi, keterampilan sosial, keterampilan Commented [u10]: Penyusunan kurikulum harus mencakup
(tambah kata)
akademik, dan keterampilan vokasional.
5. Menyeluruh dan berkesinambungan
DRAF : Panduan Penyusunan dan Pengembangan Buku 1,2 dan 2017
3 KTSP pada Madrasah

Substansi kurikulum mencakup keseluruhan dimensi kompetensi,


bidang kajian keilmuan dan mata pelajaran yang direncanakan dan
disajikan secara berkesinambungan antar semua jenjang pendidikan.
6. Belajar sepanjang hayat
Kurikulum diarahkan kepada proses Penyusunan, pembudayaan, dan Commented [u11]: Penyusunan (hurup kecil)

pemberdayaan peserta didik yang berlangsung sepanjang hayat.


Kurikulum mencerminkan keterkaitan antara unsur-unsur pendidikan
formal, nonformal, dan informal dengan memperhatikan kondisi dan
tuntutan lingkungan yang selalu berkembang serta arah Penyusunan Commented [u12]: serta pembentukan (ganti kata)

manusia seutuhnya.
7. Seimbang antara kepentingan nasional dan kepentingan daerah
Kurikulum dikembangkan dengan memperhatikan kepentingan
nasional dan daerah untuk membangun kehidupan bermasyarakat,
berbangsa, dan bernegara. Kepentingan nasional dan daerah harus
saling mengisi dan memberdayakan sejalan dengan Bhineka Tunggal
Ika dalam kerangka Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI).

E. Acuan Operasional Penyusunan KTSP


1. Peningkatan iman dan takwa serta akhlak mulia
Keimanan dan ketakwaan serta akhlak mulia menjadi dasar
pembentukan kepribadian peserta didik secara utuh. Kurikulum
disusun yang memungkinkan semua mata pelajaran dapat menunjang Commented [u13]: yang disusun (tukar letak kata)

peningkatan iman dan takwa serta akhlak mulia.


2. Peningkatan potensi, kecerdasan, dan minat sesuai dengan
tingkat perkembangan dan kemampuan peserta didik
Pendidikan merupakan proses sistematik untuk meningkatkan
martabat manusia secara holistik yang memungkinkan potensi diri
(afektif, kognitif, psikomotor) berkembang secara optimal. Sejalan
dengan itu, kurikulum disusun dengan memperhatikan potensi, tingkat
perkembangan, minat, kecerdasan intelektual, emosional, sosial,
spritual, dan kinestetik peserta didik.
3. Keragaman potensi dan karakteristik daerah dan lingkungan
Daerah memiliki potensi, kebutuhan, tantangan, dan keragaman
karakteristik lingkungan. Masing-masing daerah memerlukan
pendidikan sesuai dengan karakteristik daerah dan pengalaman hidup
sehari-hari. Oleh karena itu, kurikulum harus memuat keragaman
tersebut untuk menghasilkan lulusan yang relevan dengan kebutuhan
Penyusunan daerah. Commented [u14]: dihapus

4. Tuntutan pembangunan daerah dan nasional


Dalam era otonomi dan desentralisasi untuk mewujudkan pendidikan
yang otonom dan demokratis perlu memperhatikan keragaman dan
mendorong partisipasi masyarakat dengan tetap mengedepankan
DRAF : Panduan Penyusunan dan Pengembangan Buku 1,2 dan 2017
3 KTSP pada Madrasah

wawasan nasional. Untuk itu, keduanya harus ditampung secara


berimbang dan saling mengisi.
5. Tuntutan dunia kerja
Kegiatan pembelajaran harus dapat mendukung tumbuh kembangnya
pribadi peserta didik yang berjiwa kewirausahaan dan mempunyai
kecakapan hidup. Oleh sebab itu, kurikulum perlu memuat kecakapan
hidup untuk membekali peserta didik memasuki dunia kerja. Hal ini
sangat penting terutama bagi satuan pendidikan kejuruan dan peserta
didik yang tidak melanjutkan ke jenjang yang lebih tinggi.
6. Perkembangan ilmu pengetahuan, teknologi, dan seni
Pendidikan perlu mengantisipasi dampak global yang membawa
masyarakat berbasis pengetahuan di mana IPTEKS sangat berperan
sebagai penggerak utama perubahan. Pendidikan harus terus
menerus melakukan adaptasi dan penyesuaian perkembangan
IPTEKS sehingga tetap relevan dan kontekstual dengan perubahan.
Oleh karena itu, kurikulum harus dikembangkan secara berkala dan
berkesinambungan sejalan dengan perkembangan Ilmu pengetahuan,
teknologi, dan seni.
7. Agama
Kurikulum harus dikembangkan untuk mendukung peningkatan iman
dan taqwa serta akhlak mulia dengan tetap memelihara toleransi dan
kerukunan umat beragama. Oleh karena itu, muatan kurikulum semua
mata pelajaran harus ikut mendukung peningkatan iman, taqwa dan
akhlak mulia.
8. Dinamika perkembangan global
Pendidikan harus menciptakan kemandirian, baik pada individu
maupun bangsa, yang sangat penting ketika dunia digerakkan oleh
pasar bebas. Pergaulan antar bangsa yang semakin dekat
memerlukan individu yang mandiri dan mampu bersaing serta
mempunyai kemampuan untuk hidup berdampingan dengan suku dan
bangsa lain.
9. Persatuan nasional dan nilai-nilai kebangsaan
Pendidikan diarahkan untuk membangun karakter dan wawasan
kebangsaan peserta didik yang menjadi landasan penting bagi upaya
memelihara persatuan dan kesatuan bangsa dalam kerangka NKRI.
Oleh karena itu, kurikulum harus mendorong berkembangnya
wawasan dan sikap kebangsaan serta persatuan nasional untuk
memperkuat keutuhan bangsa dalam wilayah NKRI.
10. Kondisi sosial budaya masyarakat setempat
Kurikulum harus dikembangkan dengan memperhatikan karakteristik
sosial budaya masyarakat setempat dan menunjang kelestarian
keragaman budaya. Penghayatan dan apresiasi pada budaya
DRAF : Panduan Penyusunan dan Pengembangan Buku 1,2 dan 2017
3 KTSP pada Madrasah

setempat harus terlebih dahulu ditumbuhkan sebelum mempelajari


budaya dari daerah dan bangsa lain.
11. Kesetaraan Jender
Kurikulum harus diarahkan kepada terciptanya pendidikan yang
berkeadilan dan memperhatikan kesetaraan jender.
12. Karakteristik satuan pendidikan
Kurikulum harus dikembangkan sesuai dengan visi, misi, tujuan,
kondisi, dan ciri khas satuan pendidikan.

C. Pihak yang Terlibat dalam Penyusunan KTSP


Pihak-pihak yang terlibat dalam penyusunan dan pengembangan KTSP di
madrasah antara lain :
1. Tim Pengembang Kurikulum Madrasah (TPKM) terdiri atas: tenaga
pendidik, konselor (kecuali MI), dan kepala madrasah sebagai ketua
merangkap anggota. Dalam kegiatan penyusunan dan
pengembangan KTSP, TPKM harus mengikutsertakan komite
madrasah, pengawas madrasah, narasumber dari instansi
Kemenag/BDK, dan pihak lain yang terkait.
2. Kepala madrasah membubuhkan tanda tangan di lembar pengesahan
sebagai pihak yang menetapkan Buku KTSP yang diketahui oleh
ketua komite madrasah, ketua yayasan (bagi madrasah swasta)
sebagai bagian dari penanggung jawab lembaga dan pengawas
madrasah sebagai bagian dari kegiatan supervis..
3. Kepala Kantor kementerian agama baik provinsi atau kabupaten/kota
sesuai dengan kewenangannya menandatangani lembar pengesahan
Buku KTSP jenjang MI dan MTs oleh Kepala Seksi Pendidikan
Madrasah/Pendis kabupaten/kota dan untuk jenjang MA oleh Kepala
Bidang Pendidikan Madrasah Kanwil Kementerian Agama Provinsi
Jawa Barat.
DRAF : Panduan Penyusunan dan Pengembangan Buku 1,2 dan 2017
3 KTSP pada Madrasah

BAB III
PELAKSANAAN PENYUSUNAN
KURIKULUM TINGKAT SATUAN PENDIDIKAN PADA MADRASAH

A. Prosedur Operasional dan Mekanisme Penyusunan KTSP


Prosedur operasional penyusunan dan pengembangan KTSP
diantaranya meliputi:
1. Kegiatan analisis konteks minimal memuat :
a) Mengidentifikasi Standar Isi (SI) dan Standar Kompetensi Lulusan
(SKL) sebagai acuan dalam penyusunan dan pengembangan
KTSP.
b) Menganalisis kondisi kebutuhan yang ada di satuan pendidikan
yang meliputi peserta didik, pendidik dan tenaga kependidikan,
sarana prasarana, biaya, dan program-program.
c) Menganalisis peluang dan tantangan yang ada di masyarakat dan
lingkungan sekitar misalnya komite sekolah, dewan pendidikan,
dinas pendidikan, asosiasi profesi, dunia industri dan dunia usaha,
sumber daya alam dan sosial budaya.
d) Mengaanalisis ketentuan peraturan perundang-undangan Commented [u15]: Menganalisis

mengenai implementasi kurikulum;


2. Kegiatan penyusunan Buku minimal memuat : Commented [u16]: Dokumen kurikulum (tambah kata)
a) perumusan visi, misi, dan tujuan satuan pendidikan;
b) pengorganisasian muatan kurikuler satuan pendidikan;
c) pengaturan beban belajar peserta didik dan beban kerja pendidik
tingkat kelas;
d) Penyusunan kalender pendidikan satuan pendidikan;
e) Penyusunan silabus muatan atau mata pelajaran muatan lokal; dan Commented [u17]: Hilangakan kata ini
f) Penyusunan rencana pelaksanaan pembelajaran setiap muatan Commented [u18]: dan (tambah kata)
pembelajaran. Commented [u19]: mata pelajaran

B. Mekanisme penyusunan dan pengembangan


1. Pembentukan TPKM
TPKM pada MI, MTs, dan MA/MAK terdiri atas guru, konselor, dan
kepala madrasah sebagai ketua merangkap anggota. Di dalam
kegiatan TPKM melibatkan komite madrasah dan narasumber, serta
pihak lain yang terkait. Koordinasi dan supervisi dilakukan oleh
Kementerian Agama Provinsi/kab.Kota dan pengawas madrasah.
2. Kegiatan Penyusunan dan Pengembangan KTSP
Penyusunan dan pengembangan KTSP merupakan bagian dari
kegiatan perencanaan madrasah pada setiap awal tahun pelajaran.
Kegiatan ini dapat berbentuk rapat kerja dan/atau lokakarya madrasah
dan/atau kelompok madrasah yang diselenggarakan dalam jangka
waktu sebelum tahun pelajaran baru.
DRAF : Panduan Penyusunan dan Pengembangan Buku 1,2 dan 2017
3 KTSP pada Madrasah

Tahap kegiatan penyusunan dan pengembangan KTSP secara garis


besar meliputi: penyiapan dan penyusunan draf, reviuw dan revisi, Commented [u20]: review

serta finalisasi, pemantapan dan penilaian. Langkah yang lebih rinci


dari masing-masing kegiatan diatur dan diselenggarakan oleh TPKM.

3. Pemberlakuan dan Pengesahan KTSP


Buku KTSP pada MI, MTs dan MA/MAK ditetapkan dan dinyatakan
berlaku oleh kepala madrasah setelah mendapat pertimbangan dari
forum orang komite madrasah dan diketahui dan disahkan oleh Commented [u21]: hilangkan

Kementerian Agama Provinsi untuk jenjang MA/MAK dan Kantor


Kementerian Agama Kab./Kota untuk jenjang MI dan MTs.

4. Pelaksanaan KTSP
Pelaksanaan KTSP merupakan tanggung jawab bersama seluruh
unsur satuan pendidikan yakni kepala madrasah, tenaga pendidik dan
tenaga kependidikan.

5. Daya Dukung
Daya dukung dalam penyusunan dan pelaksanaan KTSP meliputi:
a. Kebijakan Satuan Pendidikan
Penyusunan dan pelaksanaan KTSP merupakan kewenangan
dan tanggung jawab penuh dari masing-masing satuan
pendidikan MI,MTs dan MA. Oleh karena itu untuk dapat
mengembangkan dan melaksanakan KTSP diperlukan kebijakan
satuan pendidikan yang ditetapkan dalam rapat satuan
pendidikan dengan melibatkan komite madrasah baik langsung
maupun tidak langsung.
b. Ketersediaan Tenaga Pendidik dan Tenaga Kependidikan
Penyusunan dan pelaksanaan KTSP merupakan proses
perwujudan kurikulum yang sesungguhnya. Oleh karena itu
tenaga pendidik merupakan unsur yang mutlak diperlukan dalam
kuantitas dan kualitas yang memadai. Selain itu tenaga
kependidikan pada masing-masing satuan pendidikan sangat
diperlukan untuk mendukung pelaksanaan KTSP.
c. Ketersediaan Sarana dan Prasarana Satuan Pendidikan
Penyusunan dan pelaksanaan KTSP memerlukan dukungan
berupa ketersediaan sarana dan prasarana satuan pendidikan.
Yang termasuk sarana satuan pendidikan adalah segala
kebutuhan fisik, sosial, dan kultural yang diperlukan untuk
mewujudkan proses pendidikan pada satuan pendidikan. Selain
itu unsur prasarana seperti lahan, gedung/bangunan, prasarana
olahraga dan prasarana kesenian, serta prasarana lainnya sangat
diperlukan sebagai unsur penunjang yang memberikan
kemudahan pelaksanaan KTSP.
DRAF : Panduan Penyusunan dan Pengembangan Buku 1,2 dan 2017
3 KTSP pada Madrasah

C. Agenda Penyusunan dan Pengembangan Buku 1,2,dan 3 KTSP


No Waktu Uraian Kegiatan
1. Mei minggu ke-2 Pembentukan TPKM
2. Mei minggu ke-3 Workshop KTSP
3. Mei minggu ke-3 dan 4 Penyusunan Draf KTSP
4. Juni minggu ke-1 Reviu Draf KTSP
5. Juni minggu ke-2 dan Ke-3 Revisi Draf Buku KTSP
6. Juni minggu ke-4 Finalisasi Buku 1,2,3 KTSP
7. Juli Minggu ke-2 Pengesahan KTSP
8. Juli s.d Juni tahun pelajaran Pelaksanaan dan evaluasi KTSP
berjalan di RA/madrasah

D. Standar Operasional Prosedur (SOP) Kegiatan Penyusunan Buku


1,2,3 KTSP Pada Madrasah
N Aktivitas Pelaksana Mutu Baku
o Kepala TPKM Pihak Kamenag Kelengkapan Waktu Output
Terkait
1 Kepala Madrasah Data dan 1 SK-TPKM
Menyusun TPKM jabatan calon minggu
dengan TPKM
menerbitkan SK
2 Kepala Madrasah Bahan 1 Kisi-kisi
dan TPKM kegiatan Hari Penyusun
menyelenggarakan a.EDM an Draf
kegiatan b.Profil
workshop/raker c.analisis
kontek
3 TPKM menyusun a.Regulasi 2 Draf Buku
Draf Buku KTSP KTSP minggu KTSP
b.Renstra
c. Analisis
konteks
4 TPKM 1 Buku
mengadakan reviu Draf Buku minggu Hasil
draf KTSP tidak KTSP Reviu

5 TPKM Buku Hasil 2 Buku


mengadakan revisi Reviu minggu Hasil
draf Buku Revisi

6 TPKM menyiapkan Ya Buku Hasil 2 Buku


draf akhir untuk Revisi minggu KTSP
kegiatan finalisasi untuk
disahkan
7 TPKM Buku KTSP 1 hari Buku
mengusulkan Tidak untuk disahkan KTSP
pengesahan Buku
KTSP kepada
pihak Kamenag ya
kab/kota atau
provinsi
8. Madrasah Buku KTSP 1 tahun Laporan
menBukutasikn dan Kegiatan
melaksanakan
KTSP
DRAF : Panduan Penyusunan dan Pengembangan Buku 1,2 dan 2017
3 KTSP pada Madrasah

BAB III

ISI BUKU I KTSP

Isi Buku I KTSP atau disebut juga dengan Buku I secara garis besar
terdiri dari 3 bagian, yaitu bagian muka, bagian isi dan bagian lampiran.
Berikut komponen-komponen yang harus ada pada tiap bagian sebagai
berikut :

A. Bagian Muka
Pada bagian ini mimimal ada komponen-komponen sebagai berikut : 1)
halaman sampul, 2) kata pengantar, 3) lembar pengesahan, 4) daftar isi, 5)
daftar tabel, dan 6) daftar gambar, 7) daftar lampiran serta dapat
ditambahkan sesuai dengan kebutuhan.
1. Halaman sampul terdiri dari: logo, judul Buku, nama instansi, nama
kota dan tahun. Contoh dapat dilihat pada lampiran 1.
2. Kata pengantar yang berisi ungkapan tentang rasa syukur, tujuan
Penyusunan Buku, serta ucapan terima kasih kepada pihak-pihak yang
dirasakan membantu penyelesaian Buku. Kata Pengantar dibuat
secara singkat dan ditandatangani oleh Kepala Madrasah. Contoh
dapat dilihat pada lampiran 2.
3. Lembar Pengesahan adalah lembaran yang berisi keberlakukan Buku
yang berisi kata-kata pengesahan dan keberlakuan Buku dengan
dilengkapi tempat ditetapkannya, tanggal ditetapkan dan pihak-pihak
yang harus membubuhkan tanda tangan pada lembar pengesahan,
yaitu kepala madrasah, komite madrasah, ketua yayasan (bagi
madrasah swasta), pengawas madrasah dan pejabat yang berwenang.
Contoh dapat dilihat lampiran 3.
4. Daftar isi, yaitu berisi bagian-bagian Buku serta penunjukan halaman.
Daftar isi dimaksudkan untuk memberikan gambaran menyeluruh
tentang isi Buku. Sebelah kanan atas ditulis kata “Halaman”. Angka-
angka petunjuk halaman ditempatkan sedemikian rupa sehingga
membentuk garis lurus vertikal sejajar dengan huruf ”n” dari kata
“halaman”. Contoh dapat dilihat lampiran 4.
5. Daftar Tabel. Daftar table dibuat bila ada yang berisi nomor urut tabel, Commented [u22]: tabel
judul tabel, dan nomor halaman tempat pemuatan setiap tabel.
Penomoran tabel menunjukan bab dan nomor urut tabel dalam bab.
Misal Tabel 2.1 Jumlah Guru dan Tingkat Pendidikannya. Artinya, tabel
yang dimaksud berada pada bab 2 nomor 1. Contoh Dapat dilihat pada
lampiran 5.
6. Daftar Gambar. Daftar gambar (bila ada) berisi nomor urut gambar,
judul gambar, dan nomor halaman tempat pemuatan setiap gambar.
Penomoran gambar menunjukan bab dan nomor urut dalam bab.
Misal Gambar 2.1 Jumlah Guru dan Tingkat Pendidikannya. Artinya,
gambar yang dimaksud berada pada bab 2 nomor 1. Contoh dapat
dilihat lampiran 6.
DRAF : Panduan Penyusunan dan Pengembangan Buku 1,2 dan 2017
3 KTSP pada Madrasah

7. Daftar Lampiran, yaitu memuat nomor, judul, halaman, dan tempat


lampiran itu berada. Judul lampiran yang lebih dari satu baris diketik
dengan spasi tunggal. Contoh dapat dilihat pada lampiran 7.

B. Bagian Isi
Pada bagian ini terdiri dari beberapa Bab, di antaranya: Bab I
Pendahuluan, Bab II Tujuan, Visi dan Misi Madrasah, Bab III Muatan
Kurikuler, Bab IV Pengaturan Beban, Bab V Kalender Pendidikan dan Bab
VI Penutup.
Bagian-bagian isi ini akan dijelaskan di bawah ini
1. Bab I Pendahuluan.
Pada bagian ini terdiri dari latar belakang, landasan hukum, tujuan
Penyusunan kurikulum,prinsip Penyusunan KTSP, acuan konseptual
dan profil madrasah.
a. Latar Belakang. Pada bagian ini dituliskan tentang alasan
Penyusunan dan pengembangan KTSP minimal mencakup: tuntutan
terhadap adanya Buku KTSP, Kondisi objektif madrasah dan
kebutuhan madrasah terhadap KTSP
b. Landasan Hukum. Pada bagian ini disebutkan peraturan dan
perundangan yang berkaitan dengan Kurikulum 2013 dan
kelembagaan madrasah.
c. Tujuan Penyusunan. Pada bagian ini diuraikan tujuan Penyusunan
dan pengembangan KTSP secara operasional.
d. Prinsip-prinsip Penyusunan KTSP. Pada bagian ini diuraikan
prinsip Penyusunan kurikulum sesuai dengan Permendikbud No. 61
tahun 2014 dan PMA No 117 tahun 2014, kemudian dioperasionalkan
dalam program pendidikan di madrasah yang didasarkan pada
kondisi dan tuntutan lingkungan, dengan mencantumkan sumber
rujukan (referensi) yang dapat dipercaya.
e. Acuan Operasional KTSP. Pada bagian ini diuraikan acuan
konseptual kurikulum sesuai dengan Permendikbud Nomor 61 Tahun
2014 dan PMA Nomor 117 Tahun 2014, kemudian dioperasionalkan
dalam program pendidikan di madrasah yang didasarkan pada
kondisi dan tuntutan lingkungan, dengan mencantumkan sumber
rujukan (referensi) yang dapat dipercaya.
f. Profil Madrasah. Pada bagian ini dituliskan selayang pandang
tentang madrasah dan diuraikan bagian-bagian informasi keunggulan
madrasah dan berbagai potensi tantangannya. Secara umum dapat
diuraikan menjadi:
1) Analisis Lingkungan Internal merupakan uraian kondisi
madrasah yang mencerminkan kekuatan dan kelemahan
madrasah (hasil EMIS) , meliputi:
a) Identitas madrasah (Kode registrasi madrasah, Nama resmi
madrasah, SK Pendirian, Akreditasi;
b) madrasah, Alamat lengkap madrasah, Identitas Kepala
madrasah, Komite madrasah, Rekening Bank, dll)
c) Data Kepemilikan lahan, bangunan dan sarana prasarana
d) Rekapitulasi Data Siswa (3 tahun terakhir)
DRAF : Panduan Penyusunan dan Pengembangan Buku 1,2 dan 2017
3 KTSP pada Madrasah

e) Profil Pendidik dan Tenaga Kependidikan


f) Rekapitulasi data orang tua siswa meliputi pekerjaan,
pendidikan, penghasilan
g) Data tamatan (3 tahun terakhir)
h) Prestasi madrasah (3 tahun terakhir)
i) Struktur Organisasi
2) Analisis Lingkungan Eksternal merupakan uraian kondisi
madrasah yang mencerminkan peluang dan tantangan
dimadrasah. Analisis lingkungan eksternal meliputi analisis Commented [u23]: di madrasah (dipisahkan)

terhadap :
a) Kondisi Geografis
b) Kondisi Sosiologis
c) Kondisi Demografi

2. Bab II Tujuan, Visi Dan Misi.


Pada bagian ini dituliskan tujuan pendidikan nasional dan
kelembagaan, visi misi madrasah dan tujuan madrasah.
a. Tujuan pendidikan nasional dan kelembagaan. Pada bagian ini
dituliskan tujuan pendidikan nasional sebagaimana tercantum
dalam UU Nomor 20 Tahun 2003 dan tujuan kelembagaan
sebagaimana tencantum dalam Peraturan Menteri Agama Nomor
13 Tahun 2012 tentang Organisasi dan Tata Kerja Instansi Vertikal
Kementerian Agama, Peraturan Menteri Agama Nomor 90 Tahun
2013 tentang Penyelenggaraan Pendidikan Madrasah; Keputusan Commented [u24]: sebagaimana telah diubah dengan PMA
Nomor 60 Tahun 2015
Menteri Agama Nomor 117 Tahun 2014 tentang Implementasi
Kurikulum 2013 di Madrasah serta Peraturan Menteri Pendidikan
dan Kebudayaan Nomor 20 Tahun 2016 tentang Standar
Kompetensi Kelulusan.
b. Visi dan Misi Madrasah. Visi dan misi dituliskan untuk
menunjukkan tujuan ideal madrasah secara khusus yang berbeda
dengan madrasah lainnya.
1) Misi Madrasah adalah cita-cita bersama pada masa Commented [u25]: Visi (ganti kata)

mendatang dari warga satuan pendidikan, yang dirumuskan


berdasarkan masukan dari seluruh warga satuan pendidikan.
Madrasah merumuskan dan menetapkan visi serta
mengembangkannya. Visi madrasah:
a) dijadikan sebagai cita-cita bersama warga satuan
pendidikan dan segenap pihak yang berkepentingan
pada masa yang akan datang;
b) mampu memberikan inspirasi, motivasi, dan kekuatan pada
warga satuan pendidikan dan segenap pihak yang
berkepentingan;
DRAF : Panduan Penyusunan dan Pengembangan Buku 1,2 dan 2017
3 KTSP pada Madrasah

c) dirumuskan berdasar masukan dari berbagai warga satuan


pendidikan dan pihak-pihak yang berkepentingan,
selaras dengan visi institusi di atasnya serta visi
pendidikan nasional;
d) diputuskan oleh rapat dewan guru yang dipimpin oleh
kepala sekolah/madrasah dengan memperhatikan masukan
komite sekolah/madrasah;
e) disosialisasikan kepada warga satuan pendidikan dan
segenap pihak yang berkepentingan;
f) ditinjau dan dirumuskan kembali secara berkala sesuai
dengan perkembangan dan tantangan di masyarakat.

2) Misi adalah sesuatu yang harus diemban atau harus


dilaksanakan sebagai penjabaran visi yang telah ditetapkan
dalam kurun waktu tertentu untuk menjadi rujukan bagi
Penyusunan program jangka pendek, menengah, dan
jangka panjang, dengan berdasarkan masukan dari seluruh
warga madrasah. Rumusan misi madrasah :
a) memberikan arah dalam mewujudkan visi satuan
pendidikan sesuai dengan tujuan pendidikan nasional;
b) merupakan tujuan yang akan dicapai dalam kurun
waktu tertentu;
c) menjadi dasar program pokok satuan pendidikan;
d) menekankan pada kualitas layanan peserta didik dan mutu
lulusan yang diharapkan oleh satuan pendidikan;
e) memuat pernyataan umum dan khusus yang berkaitan
dengan program satuan pendidikan;
f) memberikan keluwesan dan ruang gerak penyusunan
kegiatan satuan-satuan unit satuan pendidikan yang
terlibat;
g) dirumuskan berdasarkan masukan dari segenap pihak
yang berkepentingan termasuk komite madrasah dan
diputuskan oleh rapat dewan guru yang dipimpin oleh
kepala madrasah;
h) disosialisasikan kepada warga satuan pendidikan dan
segenap pihak yangberkepentingan;
i) ditinjau dan dirumuskan kembali secara berkala sesuai
dengan perkembangan dan tantangan di masyarakat.

c. Tujuan Madrasah. Pada bagian ini dituliskan tujuan khusus


madrasah sebagai penyelenggara pendidikan. Bagi madrasah
swasta tujuan madrasah dapat disesuaikan dengan tujuan
yayasan. Madrasah merumuskan dan menetapkan tujuan serta
mengembangkannya. Tujuan madrasah dapat:
DRAF : Panduan Penyusunan dan Pengembangan Buku 1,2 dan 2017
3 KTSP pada Madrasah

1) menggambarkan tingkat kualitas yang perlu dicapai dalam


jangka menengah (empat tahunan);
2) mengacu pada visi, misi, dan tujuan pendidikan nasional
serta relevan dengan kebutuhan masyarakat;
3) mengacu pada standar kompetensi lulusan yang sudah
ditetapkan oleh satuan pendidikan dan Pemerintah;
4) mengakomodasi masukan dari berbagai pihak yang
berkepentingan termasuk komite madrasah dan diputuskan
oleh rapat dewan guru yang dipimpin oleh kepala madrasah;
5) disosialisasikan kepada warga satuan pendidikan dan
segenap pihak yang berkepentingan.

3. Bab III Muatan Kurikuler.


Pada bagian ini dijelaskan tentang struktur Kurikulum dan muatan
kurikulum. Secara operasional dijelaskan sebagai berikut:
a. Struktur Kurikulum. Pada Bagian ini dituliskan Struktur Kurikulum
yang berisi mata pelajaran dan alokasi waktunya. Setiap satuan Commented [u26]: dalam bentuk table (tambah kata)
pendidikan boleh menambah jam belajar per minggu berdasarkan
pertimbangan kebutuhan belajar peserta didik dan/atau kebutuhan
akademik, sosial, budaya, dan faktor lain yang dianggap penting. Di
dalamnya memuat struktur kurikulum 2013 sesuai dengan kelas
pada setiap jenis dan jenjang madrasah yang memberlakukannya.
1) Raudathul Athfal mengacu pada Keputusan Direktorat Jenderal
Pendidikan Islam Nomor 3489 tahun 2016 tentang Kurikulum
Raudhatul Athfal.
2) Madrasah regular mengacu pada Keputusan Menteri Agama
Nomor 165 Tahun 2014 tentang Panduan Kurikulum Madrasah
2013 Mata Pelajaran Pendidikan Agama Islam dan Bahasa Arab
3) Madrasah Penyelenggara Program Keterampilan mengacu pada
Keputusan Menteri Agama Nomor 1023 Tahun 2016 tentang
Panduan Penyelenggaraan Program Keterampilan di Madrasah
Aliyah;
4) Madrasah Penyelenggara Program Keagamaan mengacu pada
Keputusan Menteri Agama Nomor 1293 Tahun 2016 tentang
Petunjuk Teknis Penyelenggaraan Program Keagamaan di
Madrasah Aliyah.
b. Muatan Kurikulum. Pada bagian ini berisi minimal tentang mata
pelajaran, muatan lokal, ekstrakurikuler, ketuntasan belajar,
kenaikan kelas dan kelulusan serta peminatan/penjurusan.
1) Mata Pelajaran. Pada bagian ini dituliskan kelompok-kelompok
mata pelajaran beserta alokasi waktu untuk masing-masing
tingkat satuan pendidikan (MI,MTs,MA/MAK) berpanduan pada
struktur kurikulum dan dijelaskan mata pelajaran yang muatan
lokal dan kekhasan madrasah serta alasan pemilihan mata
pelajaran dan kekhasan tersebut.
DRAF : Panduan Penyusunan dan Pengembangan Buku 1,2 dan 2017
3 KTSP pada Madrasah

2) Muatan Lokal. Pada bagian ini satuan pendidikan harus


mengembangkan Standar Kompetensi/Kompetensi Dasar dan Commented [u27]: hilangkan, karena sudah menggunakan
kurikulum 2013 secara utuh
atau Kompetensi Inti/Kompetensi Dasar untuk setiap jenis muatan
lokal yang diselenggarakan mengacu pada Permendikbud Nomor
79 Tahun 2014. Satuan pendidikan dapat menyelenggarakan
minimal satu mata pelajaran muatan lokal setiap semester. Ini
berarti bahwa dalam satuan tahun satuan pendidikan dapat
menyelenggarakan dua mata pelajaran muatan lokal. Muatan
lokal dapat menyesuaikan dengan bagian mata pelajaran
kelompok B; dan/atau mata pelajaran yang berdiri sendiri pada
kelompok B sebagai mata pelajaran muatan lokal dalam hal
pengintegrasian tidak dapat dilakukan. Muatan lokal merupakan
bahan kajian atau mata pelajaran pada satuan pendidikan yang
berisi muatan dan proses pembelajaran tentang potensi dan
keunikan lokal yang dimaksudkan untuk membentuk
pemahaman peserta didik terhadap keunggulan dan
kearifan di daerah tempat tinggalnya. Muatan lokal dapat
berupa antara lain : (a). seni budaya, (b).prakarya, (c).
pendidikan jasmani, olahraga, dan kesehatan, (d). bahasa, dan
(e). teknologi, ditetapkan sebagai mata pelajaran yang berdiri
sendiri, satuan pendidikan dapat menambah beban belajar
muatan lokal paling banyak 2 (dua) jam per minggu.
Pembelajaran muatan lokal Bahasa dan Sastra Daerah Pada
Jenjang Satuan Pendidikan Dasar dan Menengah mengacu
Peraturan Gubernur Provinsi Jawa Barat Nomor 69 Tahun 2013.
Pembelajaran Kearifan lokal pada rumpun Mata Pelajaran PAI
dan atau Bahasa Arab mengacu pada Keputusan Menteri Agama
nomor 165 tahun 2014.

3) Pengembangan Diri. Pada bagian ini satuan pendidikan


menyelenggarakan kegiatan yang bertujuan memberikan
kesempatan kepada peserta didik untuk mengembangkan dan
mengekspresikan diri sesuai dengan kebutuhan, bakat, minat,
setiap peserta didik sesuai dengan kondisi sekolah. Kegiatan
pengembangan diri dapat dilakukan antara lain melalui;
a) Kegiatan Layanan Bimbingan dan Konseling memiliki tujuan
membantu konseli mencapai perkembangan optimal dan
kemandirian secara utuh dalam aspek pribadi, belajar, sosial,
dan karir, mengacu pada Permendikbud Nomor 111 Tahun
2014.Layanan Bimbingan dan Konseling yang
diselenggarakan di dalam dan /atau di luar kelas dengan
beban belajar 2 (dua) jam perminggu.
DRAF : Panduan Penyusunan dan Pengembangan Buku 1,2 dan 2017
3 KTSP pada Madrasah

b) Kegiatan ekstrakurikuler. Pada bagian ini dituliskan kegiatan-


kegiatan ekstrakurikuler yang dilaksanakan di madarasah
sesuai dengan regulasi dan kebutuhan madrasah mangacu
pada Permendikbud Nomor 62 Tahun 2014 tentang Kegiatan
Ekstrakurikuler pada Pendidikan Dasar dan Menengah dan
KMA 105 Tahun 2015 tentang Pemenuhan Beban Kerja Guru Commented [u28]: KMA 103 (ganti kata)

Madrasah Bersertifikat Pendidik. Kegiatan Ekstrakurikuler


terdiri atas (a).Kegiatan ekstrakurikuler wajib berbentuk
pendidikan kepramukaan mengacu pada Permendikbud
Nomor 63 Tahun 2014), dan (b). Kegiatan ekstrakurikuler
pilihan berbentuk latihan olah-bakat dan latihan olah-minat
antara lain OSIS, PMR, Olimpiade/Lomba mapel, olah raga,
kesenian, keagamaan Islam, Paskibra, Pecinta Alam,
Jurnalistik/forografi, UKS dan kewirausahaan yang mengacu
pada KMA Nomor 103 Tahun 2015.
c) Pembiasaan atau kegiatan yang sudah menjadi pembiasaan
setiap hari sebelum dan atau sesudah kegiatan pembelajaran.
4) Ketuntasan Belajar. Pada bagian ini dituliskan ketuntasan
belajar di madrasah dalam bentuk Kriteria Ketuntasan Minial Commented [u29]: Ketuntasan Belajar Minimal (seharusnya)

(KKM). Dalam menentukan ketuntasan belajar harus merujuk Commented [u30]: (KBM) --- seharusnya

pada regulasi yang berlaku, di antaranya kepada Peraturan


Pemerintah Nomor 32 Tahun 2013, Permendikbud Nomor 66
Tahun 2013 dan Permendikbud Nomor 53 tahun 2015. Satuan Commented [u31]: Dan Permendikbud No 23 Tahun 2016
(tambah kalimat)
pendidikan menetapkan Ketuntasan belajar setiap indikator yang
telah ditetapkan dalam suatu kompetensi dasar berkisar antara 0-
100%. Kriteria ideal ketuntasan untuk masing-masing indikator
75%. Satuan pendidikan harus menentukan kriteria ketuntasan
minimal dengan mempertimbangkan tingkat kemampuan rata-rata
peserta didik serta kemampuan sumber daya pendukung dalam
penyelenggaraan pembelajaran. Satuan pendidikan diharapkan
meningkatkan kriteria ketuntasan belajar secara terus menerus
untuk mencapai kriteria ketuntasan ideal;
5) Kenaikan Kelas dan Kelulusan. Pada bagian ini dituliskan
tentang prosedur dan mekanisme kenaikan kelas dilaksanakan
pada setiap akhir tahun Pelajaran. laporan hasil penilaian
pendidikan pada akhir semester, dan akhir tahun ditetapkan
dalam rapat dewan guru berdasar hasil penilaian oleh pendidik Commented [u32]: berdasarkan

dan hasil penilaian oleh Satuan Pendidikan mengacu ppada


Permendikbud Nomor 53 Tahun 2015. Kriteria kenaikan kelas
diatur oleh masing-masing direktorat teknis terkait mengacu pada
Permendikbud Nomor 114 tahun 2014. Kenaikan kelas dan/atau
kelulusan peserta didik ditetapkan melalui rapat dewan guru.
DRAF : Panduan Penyusunan dan Pengembangan Buku 1,2 dan 2017
3 KTSP pada Madrasah

6) Peminatan dan atau penjurusan. Bagian ini hanya untuk satuan


pendidikan di MA/MAK. Penjelasan tentang peminatan merujuk
kepada Permendikbud Nomor 64 Tahun 2014. Peminatan
adalah program kurikuler yang disediakan untuk
mengakomodasi pilihan minat, bakat dan/atau kemampuan
peserta didik dengan orientasi pemusatan, perluasan, dan/atau
pendalaman mata pelajaran dan/atau muatan kejuruan.
Peminatan pada SMA/MA terdiri atas (a). Peminatan Matematika
dan Ilmu Pengetahuan Alam; (b). Peminatan Ilmu Pengetahuan
Sosial; (c). Peminatan Bahasa dan Budaya; dan (d). Peminatan
Keagamaan. Pada jenjang MA wajib menyelenggarakan ketiga
kelompok peminatan akademik dan Peminatan Keagamaan.
7) Pendidikan Kecakapan Hidup
a) Kurikulum untuk SD/MI/SDLB, SMP/MTs/SMPLB, SMA/MA/
SMALB, SMK/MAK dapat memasukkan pendidikan kecakapan
hidup, yang mencakup kecakapan pribadi, kecakapan sosial,
kecakapan akademik dan/atau kecakapan vokasional;
b) Pendidikan kecakapan hidup dapat merupakan bagian integral
dari pendidikan semua mata pelajaran dan/atau berupa
paket/modul yang direncanakan secara khusus;
c) Pendidikan kecakapan hidup dapat diperoleh peserta didik dari
satuan pendidikan yang bersangkutan dan/atau dari satuan
pendidikan formal lain dan/atau nonformal.
8) Pendidikan Berbasis Keunggulan Lokal dan Global
a) Pendidikan berbasis keunggulan lokal dan global adalah
pendidikan yang memanfaatkan keunggulan lokal dan
kebutuhan daya saing global dalam aspek ekonomi, budaya,
bahasa, teknologi informasi dan komunikasi, ekologi, dan lain-
lain, yang semuanya bermanfaat bagi penyusunan kompetensi
peserta didik;
b) Kurikulum untuk semua tingkat satuan pendidikan dapat
memasukkan pendidikan berbasis keunggulan lokal dan
global;
c) Pendidikan berbasis keunggulan lokal dan global dapat
merupakan bagian dari semua mata pelajaran dan juga dapat
menjadi mata pelajaran muatan lokal;
d) Pendidikan berbasis keunggulan lokal dapat diperoleh peserta
didik dari satuan pendidikan formal lain dan/atau nonformal
yang sudah memperoleh akreditasi.
DRAF : Panduan Penyusunan dan Pengembangan Buku 1,2 dan 2017
3 KTSP pada Madrasah

4. Bab IV Pengaturan Beban Belajar


Pada bagian ini berisi tentang pengaturan beban belajar meliputi
beban belajar dan beban belajar tambahan yang dilaksanakan di
madrasah.
a. Beban Belajar. Dalam menetapkan beban belajar RA/madrasah
hendaknya menjelaskan beban belajar yang diterapkan berkenaan
dengan system paket atau sistem kredit semester, sebagaimana
diatur dalam Permendikbud Nomor 61 Tahun 2014
b. Beban Belajar Tambahan. Dalam menetapkan beban belajar
tambahan, hendaknya dijelaskan beban belajar tambahan yang
diterapkan madrasah dengan berpanduan pada Permendikbud
Nomor 61 Tahun 2014.

5. Bab V Kalender Pendidikan


Pada bagian Kalender Pendidikan Madrasah ini dicantumkan rincian
pengaturan waktu untuk kegiatan pembelajaran peserta didik selama
satu tahun pelajaran. Hal tersebut mencakup permulaan tahun
pelajaran, minggu efektif belajar, waktu pembelajaran efektif dan hari
libur.
Kalender pendidikan Madrasah mengacu pada panduan penyusunan
kalender pendidikan Madrasah yang diterbitkan oleh Kementerian
Agama Kantor Wilayah Provinsi Jawa Barat pada tahun pelajaran
berjalan.
Beberapa aspek penting yang menjadi pertimbangan dalam menyusun
kalender pendidikan sebagai berikut:
a. Permulaan Tahun Pelajaran. Permulaan tahun pelajaran adalah
waktu dimulainya kegiatan pembelajaran pada awal tahun
pelajaran pada setiap satuan pendidikan.
b. Pengaturan Waktu Belajar Efektif
1) Minggu efektif belajar adalah jumlah minggu kegiatan
pembelajaran untuk setiap tahun ajaran pada setiap satuan
pendidikan,
2) Waktu pembelajaran efektif adalah jumlah jam pembelajaran
setiap minggu yang meliputi jumlah jam pembelajaran untuk
seluruh mata pelajaran termasuk muatan lokal, ditambah
jumlah jam untuk kegiatan lain yang dianggap penting oleh
satuan pendidikan, yang pengaturannya disesuaikan dengan
keadaan dan kondisi daerah.
c. Pengaturan Waktu Libur. Penetapan waktu libur dilakukan dengan
mengacu pada ketentuan yang berlaku tentang hari libur, baik
nasional maupun daerah. Waktu libur dapat berbentuk jeda
DRAF : Panduan Penyusunan dan Pengembangan Buku 1,2 dan 2017
3 KTSP pada Madrasah

tengah semester, jeda antar semester, libur akhir tahun ajaran,


hari libur keagamaan, hari libur umum termasuk hari-hari besar
nasional, dan hari libur khusus.
Alokasi waktu minggu efektif belajar, waktu libur, dan kegiatan
lainnya tertera pada tabel berikut ini.
ALOKASI
NO KEGIATAN KETERANGAN
WAKTU

1. Minggu efektif belajar Tuliskan jumlah Digunakan untuk


reguler setiap tahun minggu efektif kegiatan
(Kelas I-V, VII-VIII, X- minimal 36 pembelajaran
XI) minggu efektif pada
setiap madrasah.
2. Minggu efektif Tuliskan jumlah
semester ganjil tahun minggu efektif
terakhir setiap Minimal 18
madrasah (Kelas VI, IX, minggu
dan XII)

3. Minggu efektif Tuliskan jumlah


semester genap tahun minggu efektif
terakhir setiap Minimal 14
madrasah (Kelas VI, minggu
IX, dan XII)

4. Jeda tengah semester Tuliskan jeda Satu minggu


tengah semester setiap semester
Maksimal 2
minggu

5. Jeda antar semester Tuliskan jeda Antara semester I


antar semester dan II
Maksimal 2
minggu

6. Libur akhir tahun ajaran Tuliskan libur Digunakan untuk


akhir tahun penyiapan
ajaran Maksimal kegiatan dan
3 minggu administrasi akhir
dan awal tahun
pelajaran

7. Hari libur keagamaan Tuliskan hari Daerah khusus


libur keagamaan yang memerlukan
DRAF : Panduan Penyusunan dan Pengembangan Buku 1,2 dan 2017
3 KTSP pada Madrasah

ALOKASI
NO KEGIATAN KETERANGAN
WAKTU

Maksimal 4 libur keagamaan


minggu lebih panjang
dapat
mengaturnya
sendiri tanpa
mengurangi
jumlah minggu
efektif belajar dan
waktu
pembelajaran
efektif

8. Hari libur umum/ Tuliskan hari Disesuaikan


nasional libur dengan
Umum/Nasional Peraturan
Pemerintah

9. Hari libur khusus Tuliskan hari Untuk madrasah


libur khusus sesuai dengan
maksimal 1 ciri kekhususan
minggu masing-masing

10. Kegiatan khusus Tuliskan Digunakan untuk


madrasah kegiatan khusus kegiatan yang
madrasah diprogramkan
maksimal 3 secara khusus
minggu oleh madrasah
tanpa
mengurangi
jumlah minggu
efektif belajar dan
waktu
pembelajaran
efektif

6. Bab VI Penutup.
Pada bagian ini satuan pendidikan mengemukakan harapan-harapan
dalam penyusunan dan pengembangan KTSP sekaligus permasalahan
yang dihadapi serta solusinya dalam ranagka rencana tindak lanjut Commented [u33]: rangka (seharusnya)

pendidikan di madrasah.
DRAF : Panduan Penyusunan dan Pengembangan Buku 1,2 dan 2017
3 KTSP pada Madrasah

7. Bagian Lampiran-lampiran.
Bagian ini dilampirkan berbagai Buku yang berhubungan dengan Buku
1,2, dan 3 KTSP dan Buku lainnya yang harus dilampirkan seperti SK
TPKM, SK Penetapan Mulok beserta SK/KD atau KI/KD-nya, SK
Penetapan Ketuntasan Belajar, SK. Penetapan Kegiatan
Ekstrakurikuler, Berita Acara masing-masing kegiatan Penyusunan
KTSP, Daftar Hadir Kegiatan, dan Buku lainnya yang dianggap perlu) Commented [u34]: , Lembar Validasi Dokumen KTSP dari
Pengawas (tambah kalimat)
DRAF : Panduan Penyusunan dan Pengembangan Buku 1,2 dan 2017
3 KTSP pada Madrasah

BAB IV
KETENTUAN PENULISAN

A. Format Pengetikan
1. Kertas.
Kertas yang digunakan adalah jenis HVS putih, ukuran A4 (21,0 cm x
29,7 cm) tebal kerta 80 gram.

2. Bidang Pengetikan
Bidang pengetikan berjarak masing-masing dari tepi kiri, atas, kanan,
bawah adalah 4,4,3,3 cm (lihat Lampiran 11 Contoh Ukuran Bidang
Pengetikan). Hasil pengetikan adalah tepi kanan rata (full justification).

3. Awal Paragraf
Awal paragraf dimulai 1,2 cm (7 ketukan) dari tepi kiri bidang
pengetikan. Sesudah tanda baca titik, koma, titik dua, dan titik koma
hendaknya diberi jarak satu ketukan kosong.

4. Penomoran Halaman
Bagian awal Buku diberi nomor halaman menggunakan angka romawi
kecil (misalnya i, ii, iii, iv) di tengah bagian bawah halaman. Nomor
halaman pada bagian inti dan bagian penutup Buku menggunakan
angka Arab di tengah bagian bawah halaman. Nomor untuk lampiran
ditulis dengan menggunakan angka Arab melanjutkan nomor halaman
sebelumnya.

5. Jenis Huruf dan Ukuran


Buku hendaknya diketik dengan komputer menggunakan program
Windows dengan jenis huruf (font) resmi. Dalam hal menulis Buku ini
digunakan jenis huruf Arial ukuran 12 point. Jenis huruf ini disebut huruf
proporsional karena jarak antar huruf bergantung pada besar-kecilnya
huruf. Misalnya huruf m berukuran lebih besar daripada huruf i,
sehingga jarak antara dua huruf selalu rapat.

6. Modus Huruf
Penggunaan huruf normal, miring (italic), dan tebal (bold) diatur sebagai
berikut:
a. Normal. Jenis huruf normal digunakan untuk: 1) Teks induk, 2) Tabel,
3) Gambar, 4) Bagan, 5) Catatan dan 5) Lampiran.
b. Miring (Italic). Jenis huruf miring digunakan untuk: 1) kata nonbahasa
Indonesia yang masih asing, 2) kata berasal dari bahasa daerah, 3
istilah belum lazim dan 4) bagian penting (untuk bagian penting tidak
boleh digunakan bold-normal, tetapi boleh bold-miring)
c. Tebal (Bold). Jenis huruf tebal digunakan untuk: 1) judul bab, 2) judul
subbab dan 3) bagian penting dari suatu contoh dicetak bold-italic
DRAF : Panduan Penyusunan dan Pengembangan Buku 1,2 dan 2017
3 KTSP pada Madrasah

B. Spasi
Antar baris dalam Buku diketik dengan spasi 1,5. Jarak antara akhir judul
bab dengan awal teks adalah 3 spasi. Jarak antara akhir teks dengan
subjudul adalah 3 spasi. Jarak antara subjudul dengan awal teks
berikutnya adalah 1,5 spasi. Spasi antar kata tidak boleh terlalu renggang
dalam teks. Contoh Jarak Antar baris dan Pengetikan Teks sebagai
tersebut di bawah ini;
Contoh salah:
Bidang pengetikan berjarak masing - masing dari tepi kiri,
atas, kanan, bawah adalah 4,4,3,3. Hasil pengetikan adalah
tepi kanan rata (full justification). Meskipun demikian, harap
diupayakan spasi antar kata cukup rapat.

Contoh benar:
Bidang pengetikan berjarak masing-masing dari tepi kiri, atas,
kanan, bawah adalah 4, 4, 3, 3 cm . Hasil pengetikan adalah tepi
kanan rata (full justification). Meskipun demikian, harap diupayakan
spasi antarkata cukup rapat.
DRAF : Panduan Penyusunan dan Pengembangan Buku 1,2 dan 2017
3 KTSP pada Madrasah

BAB V
PENUTUP

Panduan ini disusun dengan harapan pihak terkait dapat menjadikan


panduanini dalam kegiatan Penyusunan dan Pengembangan Buku 1,2 dan 3
KTSP pada madrasah di lingkungan Kementerian Provinsi Jawa Barat. Hal- Commented [u35]: Agama Kantor Wilayah (tambah kata)
hal yang belum diatur dalam panduan ini akan diatur kemudian sesuai
dengan perkembangan peraturan dan tuntutan kebutuhan.
Semoga penyusunan dan pengembangan Buku KTSP pada madrasah
yang tersusun dapat lebih baik dan berkualitas sesuai dengan tuntutan
regulasi dan kebutuhan.

Anda mungkin juga menyukai