I. Judul Percobaan
Uji analisis kualitatif obat pada golongan antihistamin.
B. Pembagian Antihistamin
Antihistamin dibagi menjadi 2 kelompok:
1. Antagonis reseptor H1 (H1 blockers)
Memblokir H1 dengan cara menyaingi histamin paada reseptornya di otot
licin dinding pembuluh sehingga dapat menghindarkan terjadinya reaksi
alergi. Khasiat lainnya menciutkan bronchi, saluran cerna, kandung kemih,
rahim, dan terhadap ujung syaraf (gatal-gatal, flare reaction). Selain
bersifat sebagai antihistamin obat ini juga memiliki berbagai khasiat lain
yaitu sebagai antikolinergika, antiemetis dan daya menekan SSP (Sedatif).
Sedangkan beberapa diantaranya memiliki efek sebagai anti serotonin dan
lokal anastetik.
2. Antagonis reseptor H2 (H2 blockers)
Obat ini dapat menghambat secara efektif histamin terhadap reseptor H2 di
lambung dengan jalan persaingan. Efeknya adalah berkurangnya
hipersekresi asam klorida. Juga mengurangi vasodilatasi dan turunnya
tekanan darah. Senyawa ini khusus digunakan pada terapi tukak lambung
dan usus guna mengurangi sekresi HCl, pepsin. Juga sebagai tambahan
pada terapi prednisone. Contoh obatnya adalah Simetidin, Ranitidine,
Famotidin.
V. Tinjauan Pustaka
1. Monografi Chlorpheniramin (Sumber: FI Edisi V, halaman 688)
COOH
CI
N CH
HC COOH
CH2CH2NI(CH3)2
IX. Pembahasan
a. Uji organoleptis merupakan suatu uji pendahuluan yang sering sekali
dilakukan karena prosedurnya sederhana. Uji organoleptis ini dapat digunakan
untuk mengidentifikasi suatu zat terutama senyawa yang memiliki ciri khas
dalam bentuk, warna, bau, dan rasa. Uji organoleptis ini dilakukan dengan
cara mengamati bentuk dan warna sampel Chlorpheniramin (CTM) secara
visual, mencium baunya dan megecap rasanya. Berdasarkan uji organoleptis,
CTM memiliki bentuk serbuk halus, berwarna krem, tidak berbau dan
memiliki rasa pahit.
Namun pada hasil ini, bentuk dan warna Chlorpheniramin (CTM) tidak sesuai
dengan Farmakope Indonesia edisi V.
b. Uji kelarutan dilakukan untuk mengetahui suatu senyawa bisa larut di dalam
pelarut apa dan untuk mengetahui sifat kelarutan senyawa tersebut. Untuk
menguji kelarutan dari Chlorpheniramin (CTM) digunakan pelarut Aquades
(air), HCl encer (asam), NaOH (basa) dan Alkohol (pelarut organik). Hasil
kelarutan dari pengujian yang dilakukan adalah,
CTM memiliki sifat larut dalam semua pelarut, yaitu air, asam, basa
maupun pelarut organik.
HC COOH
CH2CH2NI(CH3)2
HC COOH Cl-
CH2CH2NI(CH3)2
HC COOH
CH2CH2NI(CH3)2
HC COOH
CH2CH2NI(CH3)2
HC COOH
CH2CH2NI(CH3)2
HC COOH
CH2CH2NI(CH3)2
-
COOH
O N+
CI
N CH
CH2CH2NI(CH3)2
HC COOH Ag+ O
HC COOH
CH2CH2NI(CH3)2
Kesimpulan
Berdasarkan hasil pengamatan diketahui bahwa uji analisis kualitatif dapat
mengidentifikasi senyawa zat dari bahan yang dipakai dalam farmasi terutama
bahan obat-obatan seperti pada percobaan uji analisis kualitatif golongan
antihistamin maka dapat diambil kesimpulan sebagai berikut:
1. Identifikasi golongan antihistamin secara umum antara lain organoleptis
dapat disimpulkan pada bentuk dan warna Chlorpheniramin (CTM) tidak
sesuai dengan Farmakope Indonesia edisi V.
2. Kelarutan Chlorpheniramin (CTM) pada percobaan yang tela dilakukan
adalah larut dalam semua pelarut, yaitu air, asam, basa maupun pelarut
organik. Sehingga dismipulkan bahwa hasil ini sesuai dengan Farmakope
Indonesia edisi V.
3. Pada pengujian PH, PH Chlorpheniramin (CTM) adalah 5,00 dan sesuai
dengan Farmakope Indonesia edisi V.
4. Pengujian Fluorosensi, Chlorpheniramin (CTM) pada bentuk padat, ketika
dilarutkan dalam air, asam dan basa tidak berfluoresensi.
5. Pengujian pyrolisa, Chlorpheniramin (CTM) ketika dibakar bertekstur
lengket, mengalami karamelisasi lalu mengeras dan berwarna coklat.
6. Reaksi warna menunjukkan bahwa pada Chlorpheniramin (CTM)
direaksikan dengan pereaksi Mayer menghasilkan larutan kuning, dengan
FeCl3 menghasilkan larutan warna merah kecoklatan, dengan pereaksi
marquis menghasilkan larutan yang tidak berwarna, dengan DAB HCl
menghasilkan larutan warna kuning, dengan pereaksi King menghasilkan
warna kuning terang, dengan pereaksi frohde menghasilkan warna jingga,
dengan K2Cr2O7 + H2SO4 menghasilkan ↓(endapan) orange, ada buih,
larutan warna hijau lumut, dengan AgNO3 menghasilkan ↓ (endapan)
putih dan larutan tidak berwarna, dengan pereaksi wassicky menghasilkan
larutan warna kuning dan cair ketika sebelum di waterbath, sedangkan
setelah di waterbath larutan warna kuning pekat dan kental.
X. Dokumentasi