Mini CX
Mini CX
NIP 20174011022
2017
BAB I
PENDAHULUAN
I. IDENTITAS PASIEN
Nama : Tn. H
Usia : 53 th
Alamat : Yogyakarta
Tanggal Periksa : 9 Oktober 2017
II. ANAMNESIS
a. Keluhan Utama
Pasien mengeluh kesemutan pada pergelangan tangan kiri hingga ke jari-jari
(kecuali jari kelingking).
b. RPS
Pasien merasakan pergelangan tangan kiri hingga ke jari-jari kesemutan sejak
3 tahun lalu, mual (-), muntah (-), ketika bangun tidur akan merasa nyeri dan kaku
pada pergelangan tangan kiri dan berkurang ketika dikebas-kebaskan. Sebelumnya
pasien pernah fisioterapi tetapi tidak membaik.
c. RPD
-
d. RPK
-
e. Riwayat Pribadi
Pasien bekerja sebagai penyalur sembako.
III. PEMERIKSAAN FISIK
a. Status Presens
TD = 135/87 mmHg
T = 36 ◦C
HR = 87 kpm
RR = 20 kpm
Keadaan Umum : Baik
Kesadaran : Compos Mentis
Status gizi : Cukup
b. Status Psikiatri
Kesadaran : Compos Mentis
Kuantitatif : GCS 15 (mata, bicara, motorik) = 4,5,6
Kualitatif :Tingkah laku tenang
Orientasi :(tempat) baik, (waktu) baik, (orang) baik
Jalan Pikiran : Koheren
Kemampuan Bicara : lancar (+)
Sikap Tubuh : tremor (-), rigiditas (-), flaccid (-), bradikinesia (-)
c. Pemeriksaan fisik lainnya
- Phalen’s test : (+)
- Tinel’s test : (+)
- Torniquet test : tidak dilakukan
- Flick’s sign : (+)
- Reverse Phalen’s test : (+)
- Luthy's sign (bottle's sign) : tidak dilakukan
IV. DIAGNOSIS
Diagnosis Klinis : Carpal tunnel syndrome sinistra
Diagnosis Topis : Nervus medianus di terowongan carpal sinistra
Diagnosis Etiologi : Idiopathic entrapment neuropathy
V. TERAPI
Injeksi lidokain 2cc + flamicort 1cc
VI. PROGNOSIS
Prognosis pasien ini adalah baik
BAB II
DASAR TEORI
I. DEFINISI
Carpal tunnel syndrome adalah gangguan pada tangan karena terjadi
penyempitan pada terowongan karpal, baik akibat edema fasia pada terowongan
tersebut maupun akibat kelainan pada tulang-tulang kecil tangan sehingga terjadi
penekanan terhadap nervus medianus dipergelangan tangan.
II. ETIOLOGI
Sebagian besar akibat faktor mekanik yang berulang-ulang (repetitive) dalam
jangka waktu yang lama. Penekanan pada nervus medianus juga dapat disebabkan
karena:
- Pembengkakan tendon akibat tenosynovitis
- Dislokasi sendi
- Fraktur
- Artritis
III. ANATOMI
Terowongan karpal merupakan terowongan yag tersusun atas jaringan tulang
dan fibrosa. Terowongan karpal ini dilewati nervus medianus, empat tendo m. flexor
digitorum superficialis, empat tendo m. flexor digitorum profundus, dan m. flexor
pollicis longus.
Nervus medianus bercabang membentuk ramus muscularis, ramus cutaneus,
ramus articularis dan mensarafi pembuluh darah. Rami cutaneus berjumlah lima, tiga
cabang mensarafi kedua sisi ibu jari dan sisi lateral jari telunjuk. Dua cabang lainnya
mensarafi kedua sisi jari tengah, dan bagian lateral jari manis. Rami articularis
mensarafi articulatio interphalangen dan articulatio metacarpophalangea dari ibu jari,
jari telunjuk, dan jari tengah
IV. PATOFISIOLOGI
V. GAMBARAN KLINIS
Biasanya berupa parastesia yang terjadi dalam disekitar pergelangan tangan,
tiap malam pasien terbangun karena rasa nyeri yang panas, perasaan gelid an mati
rasa. Gejala-gejalanya adalah:
a. Sakit tangan dan mati rasa terutama waktu malam hari
b. Nyeri, kesemutan dan mati rasa pada jari-jari tangan terutama ibu jari, jari
telunjuk dan jari tengah
c. Waktu pagi atau siang pembengkakan terasa ketika menggerakkan tangan
dengan cepat
d. Rasa sakit biasanya menjalar ke atas hingga lengan atas sampai pundak
e. Terkadang tangan terasa lemas dan hilang keseimbangan terutama di pagi hari
Tinel's sign
Tes ini mendukung diagnosis bila timbul parestesis atau nyeri pada daerah nervus
medianus kalau dilakukan perkusi pada terowongan karpal dengan posisi tangan
sedikit dorsofleksi.
Torniquet test
Dilakukan pemasangan tomiquet dengan menggunakan tensimeter di atas siku dengan
tekanan sedikit di atas tekanan sistolik. Bila dalam 1 menit timbul gejala seperti CTS,
tes ini menyokong diagnosis
Flick's sign
Penderita diminta mengibas-ibaskan tangan atau menggerak-gerakkan jari-jarinya.
Bila keluhan berkurang atau menghilang akan menyokong diagnosa CTS.
Thenar wasting
Inspeksi dan palpasi dapat ditemukan adanya atrofi otot-otot thenar.
Pemeriksaan sensibilitas
Bila penderita tidak dapat membedakan dua titik (two-point discrimination) pada
jarak lebih dari 6 mm di daerah nervus medianus, tes dianggap positif dan menyokong
diagnosis.
Terapi operatif
Tindakan operasi hanya dilakukan pada kasus yang tidak mengalami perbaikan
dengan terapi konservatif atau bila terjadi gangguan sensorik yang berat atau adanya
atrofi otot-otot thenar. Operasi dilakukan untuk mengurangi tekanan pada nervus
medianus.
X. PROGNOSIS
Pada kasus CTS ringan, dengan terapi konservatif umumnya prognosa baik.
Secara umum prognosa operasi juga baik, tetapi karena operasi hanya dilakukan pada
penderita yang sudah lama menderita CTS penyembuhan post operatifnya bertahap.
Perbaikan yang paling cepat dirasakan adalah hilangnya rasa nyeri yang kemudian
diikuti perbaikan sensorik. Biasanya perbaikan motorik dan otot-otot yang mengalami
atrofi baru sembuh kemudian. Keseluruhan proses perbaikan CTS setelah operasi ada
yang sampai memakan waktu 18 bulan. Sekalipun prognosa CTS dengan terapi
konservatif maupun operatif cukup baik, tetapi resiko untuk kambuh kembali masih
tetap ada. Bila terjadi kekambuhan, prosedur terapi baik konservatif atau operatif
dapat diulangi kembali.