Anda di halaman 1dari 30

MENGENAL PT. ANEKA TAMBANG UBPN OPERASI POMALAA.

Geology MINERAL MINING

Endapan bijih nikel yang terdapat di Pomala Sulawesi Tenggara ditemukan pertama kali oleh E.C.
Abendanon pada tahun1909. Bone Tolo Maatschappij mengadakan eksplorasi ke daerah Pomalaa dan
berhasil menemukan endapan bijih nikel di sekitar Tanjung Pakar pada tahun 1934 dengan kadar rata-
rata 3,00 % - 3,50 %.
Sejak tahun 1942 penambangan dilakukan oleh Oost Borneo Maatschappij (OBM) kemudian dilanjutkan
oleh Sumitomo Metal Mining Co (SMM) dan berhasil membangun sebuah pabrik pengolahan. Pada
tahun 1957 – 1961 penambangan bijih nikel di Pomalaa dimulai oleh salah satu perusahaan swasta
nasional yaitu NV. Perto.

Berlakunya Undang – Undang Pertambangan No. 37 tahun 1960 yang menyatakan bahwa bahan galian
nikel adalah bahan galian strategis, maka seluruh aktivitas penambangannya diambil alih oleh
pemerintah. Dengan demikian maka didirikanlah sebuah perusahaan bersama antara pemerintah
pusat dan pemerintah daerah yang berstatus Perseroan Terbatas (PT).

Berdasarkan PP. No. 22 tahun 1968, PT. Pertambangan Nikel Indonesia bersama BPU Pertambun
beserta PT/Pertambangan nikel dan proyek dijajarannya disatukan menjadi Pertambangan Nikel.
Aneka Tambang Pomalaa selaku unit produksi dengan nama Unit Pertambangan Nikel Pomalaa. Pada
tanggal 30 Desember 1974 status pertambangan nikel berubah menjadi PT. Aneka Tambang (Persero).
Pelaksanaan pembangunan pabrik unit I dimulai 12 Desember 1973 dan diresmikan pada tanggal 23
Oktober 1976 oleh Wakil Presiden Sri Sultan Hamengkubuwono IX. Pabrik unit II mulai dibangun 2
November 1992 dan diresmikan oleh Presiden Soeharto pada tanggal 11 Maret 1996.

PT. Aneka Tambang Tbk UBPN Pomalaa juga telah mendapat penghargaan ISO 9002 ( Penghargaan
Pengawasan Mutu ) dan penghargaan ISO 14001 ( Penghargaan Perhatian Terhadap Lingkungan
Tambang ).

Lokasi dan Pt Aneka Tambang


PT. Aneka Tambang Tbk. Unit Bisnis Pertambangan Nikel Operasi Pomalaa terletak di Pomalaa
Kabupaten Kolaka Propinsi Sulawesi Tenggara. Dari Ibukota Kabupaten Kolaka jaraknya ± 30 km,
sedangkan dari Ibukota Propinsi Kendari ± 180 km.
Perjalanan dari Makassar ke Pomalaa dapat ditempuh dengan pesawat berukuran kecil yaitu
dari Makassar langsung ke lapangan udara Pomalaa, atau dapat ditempuh melalui jalan darat dari
Makassar ke Bajoe Bone yang selanjutnya dengan kapal ferry ke Kolaka dan dilanjutkan dengan
kendaraan darat ke Pomalaa. Daerah ini meliputi sebagian dataran Sulawesi Tenggara bagian Barat
yang terdiri dari daerah Utara, daerah Tengah, daerah Selatan, dan sebagian gugusan pulau-pulau
antara lain: Pulau Maniang, Pulau Lemo, Pulau Padamarang.

Geografi
Secara geografis pada peta Indonesia kuasa pertambangan PT. Aneka Tambang Tbk,
UPBN Pomalaa berada pada garis lintang 30 30 - 4o 30o Lintang Selatan, dan berada pada 1200 –
1220 Bujur Timur.

Keadaan Topografi

Topografi Daerah Pomalaa merupakan bukit-bukit yang memanjang dari Utara Timur sampai Barat
Daya.
Tiap daerah perbukitan terlihat adanya punggung-punggung utama yang kemudian bercabang menjadi
dua daerah perbukitan. Lembah – lembah di antara cabang inilah merupakan tempat –
tempat pelayanan air pada waktu musim hujan. Bukit tersebut mempunyai induk yaitu Pegunungan
Mekongga. Pada umumnya bentuk topografi Daerah Pomalaa dapat dibagi menjadi dua bagian yakni
daerah rendah dan perbukitan dengan relief yang landai, sedang dan terjal.
Daerah yang terletak pada dataran rendah meliputi daerah pantai, sebagian besar pemukiman
penduduk berada pada ketinggian 2 – 100 meter dari permukaan laut.

Daerah perbukitan merupakan daerah penambangan dengan ketinggian 100 – 250 meter dari
permukaan air laut, antara bukit dengan lereng yang berbatasan dengan lembah yang cukup dalam.

Keadaan Vegetasi
Di wilayah kerja perusahaan terdapat dua jenis vegetasi yakni vegetasi primer (asli) dan vegetasi
sekunder (hasil budidaya).
Vegetasi primer merupakan vegetasi yang belum mendapat gangguan dan berkembang berdasarkan
interaksi dengan lingkungan ekosistemnya yang asli. Penyebaran vegetasi primer secara keseluruhan
termasuk daerah tambang yang masih natural umumnya pada daerah perbukitan meliputi daerah
puncak sebagian lereng dan lembah.

Vegetasi primer yang menjadi ciri khas daerah Pomalaa seperti berbagai tumbuhan tropis yakni jenis
alang-alang, kayu angin, kayu besi, pohon belinjo dan lain-lain.Sedangkan vegetasi sekunder adalah
vegetasi yang tumbuh akibat dari proses hasil budidaya setelah selesai aktivitas penambangan.
Penyebaran vegetasi tersebut meliputi keseluruhan daerah datar dan sekitar perkampungan
penduduk dan pemukiman karyawan perusahaan serta sebagian daerah perbukitan yang telah
ditambang.
Vegetasi sekunder misalnya tumbuhan jati putih, jati super, akasia, serta tanaman rakyat
seperti jambu mente dan coklat. Vegetasi sekunder yang ditanam di areal bekas lokasi penambangan
disesuaikan dengan unsur – unsur yang diperlukan oleh tanaman sekunder tersebut.

Iklim Dan Curah Hujan

Iklim Daerah Pomalaa dan Indonesia pada umumnya beriklim tropis dimana setiap tahunnya
dipengaruhi oleh dua musim yaitu musim hujan dan musim kemarau. Musim kemarau terjadi pada
Bulan Mei sampai dengan Bulan Oktober sedangkan musim hujan dapat terjadi pada Bulan November
sampai dengan Bulan April dengan curah hujan tertinggi terjadi pada bulan Desember sebesar 56,7
mm/jam.
Geologi Daerah Penelitian

Endapan bijih nikel yang ditemukan di Daerah Pomalaa adalah termasuk bijih nikel laterit
yang terbentuk oleh hasil pelapukan batuan ultra basa, batuan tersebut merupakan bagian dari
batuan yang terdapat di Sulawesi Tenggara. Jalur batuan ultrabasa tersebut dijumpai dari Lasusua
sampai Pomalaa. Di Pomalaa jalur ini terbagi dua kelompok yaitu kelompok yang menyebar ke arah
Tenggara melalui Gunung Wotumuhai dan Gunung Torobulu. Kedua kelompok ini bergabung lagi ke
ujung Tenggara sekitar Teluk Wowoni
Singkapan batuan ultrabasa umumnya telah mengalami pelapukan berwarna kuning coklat
berbintik hitam atau abu-abu putih dengan warna kehijauan pada bagian tepi luar atau pinggirnya.

Dari hasil pengamatan di lapangan terlihat adanya rekahan rekahan yang kecil yang umumnya
terisi oleh mineral-mineral sekunder (silika dan magnesit). Hal ini menunjukkan bahwa pada daerah
ini banyak dipengaruhi oleh gaya-gaya tektonik, sehingga proses pelapukan batuan terjadi dengan
mudah.
Terdapat dua kelompok rekahan yang berarah Timur Laut sampai barat daya dan kelompok
yang berarah Timur Laut. Kelompok pertama umumnya diisi oleh mineral – mineral krisopras,
garnierite, dan asbes. Sedang kelompok yang kedua umumnya diisi oleh mineral kalsedon.
Sebagian besar daerah penambangan nikel Pomalaa terdiri dari tanah laterit dengan warna
merah kekuningan hingga merah bata. Tanah-tanah laterit ini memiliki ketebalan yang bervariasi
antara 0,5 – 10 meter.
Struktur tanah pada tanah atas (top soil) adalah speroidal, oleh karena itu tanah tersebut
memiliki porositas yang tinggi pula. Keadaan demikian juga ditunjang oleh vegetasi dengan kepadatan
tanah yang relatif tinggi. Tekstur tanah pada lapisan atas merupakan lempung dan lapisan sub soil
umumnya lempung berliat.

Genesa Endapan Bijih Nikel


Endapan bijih Nikel yang terdapat di Pomalaa termasuk jenis nikel laterit yang terbentuk dari
hasil pelapukan. Batuan asal endapan bijih nikel laterit adalah batuan peridotit dengan mineral
utamanya seperti olivine dan piroksin yang mengandung unsur-unsur nikel dalam persentase
kecil. Menurut Josep R. Bold jr dalam buku The Minning 0f Nikel pada tahun 1967 mengenai
kandungan nikel yang terdapat pada beberapa batuan terlihat pada Tabel 2.1.

Batuan Asal Bijih Nikel

Batuan Nikel (%) Besi Oksida + Silika + Aluminium


Magnesium (%)
Peridotit 0,2000 43,3 49,9
Gabro 0,0160 16,6 66,1
Diorit 0,0040 11,7 73,4
Granit 0,0002 4,4 78,7
Sumber : The Mining of Nickel (Joseph. R. Bold jr)

Adapun proses terbentuknya endapan, dimulai dari pelapukan batuan induk (peridotit) yang
mengandung nikel 0,2 %, oleh proses serpentinisasi sebagai akibat pengaruh dari
larutan hydrotermal yang terjadi pada akhir pembekuan magma, telah mengubah batuan menjadi
serpentinit atau peridotit yang terserpentinisasi. Proses ini dianggap sebagai awal terbentuknya suatu
endapan residu bijih nikel.
Proses pelapukan dan pelindian ini menyebabkan sangat berkurangnya Al dan Ca dalam batuan
asal, sebaliknya kadar Fe, Cr, Ni dan Co Meninggi.
Unsur nikel (Ni) yang larut dalam proses pelapukan dan pelindian itu, bersama unsur Mg dalam
batuan kemudian diendapkan kembali dan membentuk mineral baru seperti garnerit. Mineral baru ini
kemudian mengisi celah-celah (retakan) dalam batuan.
Air permukaan yang mengandung CO² dari atmosfir dan diperkaya kembali oleh material
organis di permukaan, meresap ke bawah sampai zona pelindian dimana fluktuasi air berlangsung,
sehingga terkontaminasi dengan zona saprolit yang masih mengandung batuan asal.
Zona saprolit adalah daerah konsentrasi bijih laterit yang terjadi akibat proses pelapukan
mekanis dan kimiawi. Bijih nikel kadar tinggi (saprolit ore) dapat dijumpai antara lapisan limonit dan
batuan dasar yang belum mengalami pelapukan. Unsur – unsur seperti Ca, Mg, Karbonat akan terus
mengalir ke bawah sampai pada daerah dimana tidak dapat mengalir lagi, lalu terendapkan sebagai
urat – urat Dolomit dan Magnesit yang mengisi rekahan-rekahan pada batuan asal.

Persiapan Penambangan
Penambangan bijih Nikel di Pomalaa dilakukan secara tambang terbuka sistem jenjang
(bench) dengan cara selective mining, yakni memilih daerah –daerah penambangan yang memiliki
deposit berkadar tinggi. Untuk melaksanakan aktifitas penambangan tersebut perusahaan
mengoprasikan beberapa alat mekanis antara lain: Bulldozer Komatsu D 85 E-SS, Back Hoe PC 200-
5, Dozer Shovel D 75 E-SS, Truck Mitshubishi Turbo PS 220.
Kegiatan penambangn Nikel Pomalaa meliputi Pioneering and Clearing, pengupasan lapisan
tanah penutup, penggerusan, penggalian serta pemuatan dan pengangkutan bijih Nikel. Tahapan-
tahapan penting tersebut adalah sebagai berikut:

Persiapan Penambangan dan Pembersihan (Pioneering And Clearing)


Persiapan penambangan yang mencakup pembuatan sarana jalan angkut dan penanganan
masalah air(drainage).
Clearing adalah pembersihan pohon-pohon di atas bijih yang ditambang.
Kegiatan ini merupakan langkah awal dalam proses penambangan yang meliputi beberapa
pekerjaan seperti pembabatan hutan, pembuatan jalan-jalan tambang dan jalan darurat serta
membangun prasarana pendukung lainnya. Kondisi pepohonan tidak terlalu besar dan lebat sehingga
kegiatan ini hanya menggunakan alat mekanis bulldozer dan chainsaw untuk memotong pohon-pohon.

Pengupasan Tanah Penutup (Stripping)


Tanah penutup (over burden) adalah material bagian atas yang menutupi bijih kadar tinggi
(kadar bijih yang memenuhi kebutuhan pabrik atau ekspor). Jadi tanah penutup berupa :
· Tanah (top soil)
· Bijih kadar rendah (low grade ore) tebal over burden + 0 – 6 meter
Pengupasan yang dilakukan terhadap tanah penutup, biasanya dilakukan bersama-sama
dengan kegiatan clearing menggunakan alat bulldozer. Pekerjaan ini dimulai dari tempat yang tinggi
(puncak bukit) dan penutup didorong ke bawah kearah tempat yang lebih rendah sehingga alat dapat
bekerja dengan bantuan gaya gravitasi.

Penggalian (Digging)
Penggalian adalah serangkaian pekerjaan yang dilakukan untuk membebaskan bahan galian
dari batuan induknya. Untuk melakukan penggalian diperlukan alat-alat yang sesuai dan tepat untuk
daerah yang dikerjakan. Pemilihan alat tersebut tergantung faktor teknis dan ekonomis. Faktor teknis
misalnya jenis dan sifat fisik serta letak endapan. Faktor ekonomis misalnya harga alat, biaya
perawatan dan sebagainya. Alat mekanis yang digunakan dalam kegiatan penggalian adalah Back
Hoe, Power Shovel, Bulldozer dan lain-lain.

Pemuatan dan Pengangkutan (Loading And Hauling)


Pemuatan adalah pekerjaan yang dilakukan untuk memuat bijih (ore) ke dalam alat angkut
untuk dibawa ke suatu tempat penampungan. Pemuatan bijih hasil penggalian dilakukan oleh alat
muat Back Hoe PC 200 Komatsu. Bijih yang dimuat adalah bijih yang telah ditumpuk oleh alat gali di
dekat front penambangan dan telah diuji kadarnya dan dianggap layak untuk diangkut (selective
mining). Bijih dimuat ke alat angkut(dump truk) untuk dibawa ke tempat penimbunan (stock yard).
Pengangkutan adalah kegiatan yang dilakukan untuk mengangkut bijih (ore) dari front
penambangn kestock yard. Alat angkut yang digunakan untuk pengangkutan bijih adalah dump truck.
Alat angkut yang dipergunakan adalah Dump Truck Mitsubishi PS 220 dengan kapasitas antara 16
sampai 23,50 ton dan kapasitas yang lebih kecil yaitu antara 12 – 16 ton. Bijih yang akan diekspor
langsung diangkut ke pelabuhan, sedangkan untuk keperluan pabrik Ferro Nikel langsung dibawa ke
tempat penimbunan pabrik.

Penimbunan Bijih Nikel


Penimbunan adalah kegiatan yang dilakukan untuk menyimpan bijih hasil pengangkutan
sebagai langkah penyimpanan yang teraman dan terdekat yang proses berikutnya yaitu pengapalan
atau untuk pabrik.
Jadi, bijih nikel hasil penambangan tidak langsung diangkut ke pabrik atau dimuatkan ke
kapal untuk ekspor, tetapi ditimbun dulu. Tujuan penimbunan antara lain :
· Sebagai cadangan untuk penjualan
· Sebagai sarana pencampuran bijih kadar tinggi dengan kadar rendah (blending)
· Untuk menurunkan kadar air secara alami.
Beberapa tempat penimbunan (stock yard) yaitu :
· Stock yard di Tanjung Leppe, wilayah Tambang Selatan
· Stock yard sementara di front penambangan
· Stock yard di pelabuhan Pomalaa
· Stok yard di unit pemecah batu (crusing plant)
· Stock yard di Praolahan pabrik Ferro Nikel

Bijih yang sampai di stock yard biasanya disimpan dalam waktu lama sambil menunggu masa
pengiriman atau masa pengapalan untuk ekspor, atau diangkut kembali ke transito. Kapasitas stock
yard yaitu 10.000 ton dalam satu tumpukan dengan 10 dermaga curah.

laporan KP PT Antam
BAB I
PERNDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Getaran perkembangan zaman dalam era globalisasi dan informasi yang semakin pesat
melahirkan sistem persaingan ketat di segala bidang. Seluruh aspek kini telah terinfeksi oleh
persaingan tersebut tak terkecuali dunia perindustrian Indonesia. Hal ini dapat terlihat pada
kemajuan teknologi yang merambat ke Tanah Air mendapat kemajuan yang sangat pesat dan
mengalir dengan cepat bagai roda yang tidak akan terhenti. Industri adalah penggunaan
teknologi yang merupakan lokomotif utama dalam mendorong kemajuan tersebut. Kebutuhan-
kebutuhan dalam dunia industri guna meningkatkan produksi dengan efisiensi tinggi akan
menjadi jawaban mengapa industri disebut sebagai pameran utama dari produk-produk
teknologi yang ada. Seperti yang kita ketahui bahwa Indonesia adalah negara yang sangat
potensial untuk pengembangan industri karena ditunjang oleh Sumber Daya Alam (SDA) yang
sangat berlimpah. Namun indikasi masalah yang sampai saat ini terus menguat adalah Sumber
Daya Alam (SDA) yang melimpah tidak ditunjang oleh Sumber Daya Manusia (SDM) yang
berkualitas dan profesional.

Berkaitan dengan pelaksanaan tujuan pembangunan industri, seyogyanyalah


keunggulan komparatif tenaga kerja indonesia harus didukung oleh keunggulan kompetitif,
kartena hanya tenaga kerja berkualitas yang mampu bersaing dalam mengarungi era globalisasi
ini. Untuk mendapatkan tenaga kerja yang berkualitas tidaklah mudah semudah membalik
telapak tangan, disamping kerja sama antara instansi seperti pemerintah, perguruan tinggi dan
dunia industri juga dibarengi dengan usaha dan doa sehingga terlahir keterkaitan seluruh unsur
pelaku pembangunan.

Telah beribu upaya terlaksanakan dalam rangka pemenuhan Sumber Daya Manusia
yang berkualitas, namun perkembangan Ilmu Pengetahuan dan Teknologi begitu pesat dalam
dunia Industri sehingga terjadilah kesenjangan antara kualifikasi antara tenaga kerja yang
dihasilkan oleh lembaga pendidikan dengan kebutuhan lapangan pekerjaan.
Perguruan tinggi sebagai wadah pendidikan formal diharapkan mampu mencetak
Sumber Daya manusia yang terampil, yang mampu menyerap, mengaplikasikan dan
mengembangkan teknologi yang ada saat ini.
Jurusan Teknik Mesin Universitas Haluoleo Kendari adalah salah satu wadah
untuk mempelajari ilmu keteknikan dimana kurikulumnya diaktualisasikan kepada penguasaan
kemampuan teknis dan kemampuan manajerial.
Sebagai salah satu komponen utama pada perguruan tinggi, mahasiswa dituntut untuk
dapat memacu dan mengembangkan potensi diri sesuai dengan disiplin ilmu yang digeluti
sebagai persiapan untuk menghadapi dunia baru yaitu dunia ketenagakerjaan. Tetapi realitas
yang terjadi menunjukan bahwa ilmu yang didapatkan secara teoritis selama bertahun-tahun
seakan tak berguna tanpa didukung pengalaman kerja dibidangnya sehingga munculah
berbagai macam opini yang mendiskreditkan Perguruan Tinggi seperti produsen “Perguruan
Intelektual”.
Atas pemikiran tersebut diatas, maka diadakanlah Kerja Peraktek (KP) sebagai
salah satu kredit yang haruis dilulusi oleh mahasiswa pada Jurusan Teknik Mesin
Universitas Haluoleo Kendari.
Dengan adanya Kerja Praktek (KP) ini, mahasiswa diharapkan mampun berinteraksi
dengan dunia kerja yang sesungguhnya sehingga mampu mengaplikasikan dan
membandingkan apa yang diperoleh padabangku kuliah dengan permasalah dilapangan. Selain
itu diharapkan juga terjadi pertukaran informasi baik diantara mahasiswa sendiri, lembaga
pendidikan tinggi, serta kalangan masyarakat khususnya masyarakat industri.
Dengan adanya pemikiran tersebut maka, kami memilih PT. ANTAM (Persero) Tbk.
UBPN Sulawesi Tenggara untuk melaksanakan Kerja Praktek (KP) atas beberapa
pertimbangan yang disesuaikan dengan bidang keahlian yang dipelajario dibangku kuliah.
Sehingga diharapkan mapu menjadi wadah untuk menimba ilmu dan pengalaman dibidang
industri pada umumnya dan pada dibidang pertambangan nikel pada khususnya serta
merupakan salah satu perusahaan yang berstatus BUMN (Badan Usaha Milik Negara) yang
mengolah dan menghasilkan nikel terbesar di Indonesia dan dalam melakukan kegiatan
operasionalnya telah menerapkan teknologi yang maju untuk mencapai kualitas produk yang
baik.

1.2 Tujuan dan Manfaat


1.2.1 Tujuan Kerja Praktek
a. Tujuan Intruksional Umum
Tujuan kami melaksanakan kerja praktek ini pada dasarnya adalah:
1. Mampu membandingkan teori-teori yang telah didapatkan dari bangku kuliah dengan
kenyataan yang ada dilapangan industri
2. Membentuk sikap profesional sebagai calon sarjana untuk dapat menghadapi dunia kerja.
3. Untuk memenuhi tuntutan kurikulum yang berlaku di Jurusan Teknik Mesin Universitas
Haluoleo Kendari.

b. Tujuan Intruksional Khusus


1. Mahasiswa mengetahui proses produksi pada PT. ANTAM (Persero) Tbk. Untuk bisnis
Pertambangan Nikel Sulawesi Tenggara.
2. Mahasiswa mampu menerapkan metode-metode penyelesaian masalah untuk memperoleh
solusi secara optimal.
3. Mahasiswa dapat mengetahui bagian-bagian pada rotary kiln.
4. Mahasiswa dapat mengetahui cara pemeliharaan rotary kiln.

1.2.2 Manfaat Kerja Praktek


a. Bagi Mahasiswa
1. Sebagai latihan bagi mahasiswa sebelum memasuki dunia kerja.
2. Membentuk pribadi yang mandiri dan mampu mengaktualisasikan diri dalam sejumlah
aktifitasnya dengan dunia kerja.
3. Mengembangkan pola pikir yang progresif dan berkualitas dalam mengambil setiap keputusan
yang menyangkut dalam menyelesaikan masalah.
4. Membentuk diri sendiri untuk menjadi seorang pemimpin yang bijak dalam menanggapi suatu
permasalahan serta mampu mencari cara terbaik untuk menyelesaikan masalah yang dihadapi.
5. Membina keahlian tidak disalah satu bidang kerja tetapi lebih fleksibel terhadap sejumlah
keahlian yang menuntut kita untuk dapat belajar dan mampu mengaplikasikannya.
b. Bagi Perusahaan
1. Memperoleh sejumlah pengalaman dalam menggalio potensi di bidang perindustrian sehingga
terjamin kelanjutan upaya pembangunan dan pengembangan perindustrian.
2. Dapat memanfaatkan bantuan tenaga mahasiswa selama pelaksanaan Kerja Praktek (KP).
3. Memperkenalkan perusahaan pada masyarakat umum melalui kerja sama antara pihak
perusahaan dengan perguruan-perguruan tinggi.
4. Memperoleh Sumber Daya Manusia (SDM) yang potensial untuk perusahaan.
5. Merupakan perwujudan nyata peran perusahaan dalam mengembangakan bidang pendidikan.

1.3 Batasan Dan Rumusan Masalah


1.3.1 Batasan Masaalah
Untuk membuat laporan agar lebih terarah maka dalam penyusunan laporan ini tidak semua
dapat dibahas. Akan tetapi, penulis hanya membatasi ruang lingkup pembahasan yaitu
mengenai “Sistem Pemeliharaan dan Perbaikan Rotary Kiln”.
1.3.2 Rumusan Masalah
Sesuai dengan judul yang diangkat dan dengan melihat batasan masalah yang ada, maka
penulis dapat mengemukakan rumusan masalah sebagi berikut “bagaimana mengatasi masalah-
masalah pada rotary kiln”

1.4 Metode Penulisan Data


Adapun metodologi yang digunakan penulis dalam mencari dan memperoleh
data yang diperlukan dalam menyusun laporan ini adalah:
1.4.1 Metode Penulisan Pengamatan Lapangan
Pengamatan lapangan dimaksutkan untuk memperoleh data-data yang merupakan
gambaran kenyataan yang terjadi pada PT. ANTAM (Persero) Tbk. UBPN Sulawesi Tenggara
dengan cara:
1. Observasi
Yaitu dengan metode penulis menyelami dan terlibat langsunng dengan kegiatan
dilingkungan kerja tersebut. Metode ini dilakukan dengan alasan dapat memahami langsung
permasalahn yang nampak dilapangan sehingga memudahkan dalam penulisan laporan.
2. Wawancara
Yaitu dengan metode bertanya. Wawancara dilakukan terhadap pimpinan dan karyawan
yang ada dilingkungan kerja dimana penulis melakukan Kerja Praktek (KP). Metode ini
dilakukan dengan alasan karena tidak semua apa yang dilakukan dalam Kerja Praktek (KP)
dapat dikuasai oleh penulis. Maka sebagai tambahan informasi didalam melakukan Kerja
Praktek (KP) tersebut penulis perlu bertanya dan mendapatkan penjelasan dari pihak-pihak
yang mengetahui permasalahan tersebut. Penulis dapat mengajukan pertanyaan secara
terperinci serta meminta penjelasan mengenai apa saja yang berhubungan dengan bahan untuk
menyusun laporan ini.
3. Studi Kepustakaan
Yaitu metode yang digunakan dengan cara mencari dan membaca literatur yang ada
kaitannya dengan pokok bahasan. Metode ini dilakukan dengan alasan untuk memperjelas
metode pertama dan kedua.

1.4.2 Metode Penulisan Pengamatan Pustaka


Pengamatan pustaka dimaksutkan sebagai landasan dari laporan kerja praktek dengan
jalan membaca buku-buku, brosur, tulisan ilmiah dan referensi yang berkaitan dalam
penyusunan laporan kerja praktek ini.

1.5 Sistematika Penulisan


Untuk memudahkan penulisan laporan kerja praktek ,penulis menyusun sistematika penulisan
sebagai berikut:
Bab I. Pendahuluan, membahas mengenai Latar Belakang, Tujuan dan Manfaat Kerja Praktek,
Batasan dan Rumusan Masalah,Metode Penulisan Data, Sistematika Penulisan.
Bab II. Profil PT. ANTAM (Persero) Tbk. UBPN Sulawesi Tenggara, membahas mengenai sejarah
singkat ANTAM Tbk UBPN Sulawesi Tenggara dan Letak Geografis Daerah Penambangan,
Kegiatan Penambangan, Sistem Informasi Perusahaan serta Struktur Organisasi.
Bab III. Tinjauan Umum,mengenai Proses Produksi PT. ANTAM (Persero) Tbk. UBPN Pomalaa.
Bab IV. Landasan Teori, Mengenai Teori Dasar Yaitu Pengertian Rotary Kiln, bagian-bagian rotary
kiln Serta proses kerja rotary kiln.
Bab V. Pembahasan, yakni membahas tentang pemeliharaan rotary kiln pada FeNi III
Bab VI. Penutup, Membahas Mengenai Kesimpulan Dan Saran

1.6 Tempat Dan Jadwal Kegiatan Kerja Praktek


Kegiatan Kerja Praktek ini dilaksanakan pada Satuan Kerja Perawatan dan
Perencanaan PT. ANTAM (Persero) Tbk. Unit Bisnis Pertambangan Nikel Sulawesi Tenggara,
Kecamatan Pomalaa, Kabupaten Kolaka, yang berlangsung mulai dari 17 Juni 2013 sampai
dengan 17 Juli 2013.

BAB II
GAMBARAN SINGKAT
PT. ANTAM (Persero), Tbk. UBPN SULTRA

2.1 Sejarah Singkat PT. ANTAM (Persero), Tbk. UBPN Sultra


Pada tahun 1909,biji nikel dipomalaa, Sulawesi tenggara yang merupakan salah satu
kekayaan alam Indonesia dieksploritasi dan ditambang oleh E. C. Abendanon kemudian pada
tahun 1934, Oast Borneo Maatsschappij (OBM) melakukan eksploritasi di pomalaa dan
menemukan endapan-endapan biji nikel berkadar 3,00-3,50 % Ni. Tahun 1939,s/d 1942 OBM
Melakukan proses penambangan biji nikel di Pomalaa yang hasilnya dikirim ke Jepang.
Pada saat perang dunia ke II yaitu pada tahun 1942 s/d 1945, Indonesia diduduki oleh
Jepang, Sumitomo Metal Mining Co. (SSM) lalu mengusulkan ppembuatan tambang nikel
pomalaa yang akhirnya dibangun sebuah pabrik pengolahan yang menghasilkan nikel matte.
Sampai menyerahnya Jepang ke tangan sekutu, pabrik tersebut telah menghasilkan 351 ton
matte. Tetapi, akibat serangan sekutu pabrik pengolahan nikel di Pomalaa hancur berantakan.
Dari nikel matte yang dihasilkan hanya 30 ton yang berhasil dikapalkan dan sisanya ditinggal
di Pomalaa.
Kemudian berdasarkan PP No. 22 Tahun 1968 PT. Pertambangan Nikel Indonesia
bersama BPU pertahun beserta PT/PN dan proyek dijajarannya disatukan menjadi PN Aneka
Tambang. Di Pomalaa selaku unit produksi bernama Unit Pertambangan Nikel Pomalaa. Pada
tanggal 30 desember 1974 status PN berubah menjadi PT. Aneka Tambang (Persero). Pada
akhir tahun 2006, dilakukan perubahan logo perusahaan dan nama PT. Aneka Tambang
disingkat menjadi PT. ANTAM, Tbk.
Mengingat cadangan biji nikel laterit kadar rendah (≤1,82 % Ni) cukup besar sedangkan
biji nikel laterit berkadar tinggi (≥ 2,30 % Ni) semakin menipis, maka untuk memperpanjang
jangka waktu penambangan nikel di Pomalaa dan agar biji nikel kadar rendah tersebut dapat
bernilai maka didirikan pabrik peleburan biji nikel menjadi produk program FeNi.
Pabrik unit 1 mulai dibangun pada tanggal 12 Desember 1973 dengan pemancangan
tiang pertama dan selesai dikerjakan selama 2 tahun. Tanggal 14 Agustus 1976 dapur listrik
unit 1 dengan daya 20 MVA (18 MW) mulai produksi secara komersial. Pada tanggal 23
Oktober 1976 pabrik FeNi diresmikan oleh wakil persiden RI Sri Sultan Hamengkubuwono
IX. Pabrik Unit II mulai dibangun pada tanggal 2 November 1992 dan sekitar bulan Februari
1995 sudah mulai produksi pabrik FeNi II diresmikan oleh presiden RI Soeharto pada tanggal
11 Maret 1996. Pabrik FeNi III dibangun pada bulan Desember 2003, dan mulai produksi
secara komersial pada tahun 2007.
Untuk menjalankan pabrik FeroNikel,digunakan mesin nikel sebagai Pembangkit
tenaga Listrik yang terdiri dari 3 unit yaitu PLTD I,PLTD II dan PLTD III yang berinterkoneksi
parallel sebelum di distribusikan kemasing-masing peralatan. Masing PLTD I dan PLTD II
terdiri dari masing-masing 5 Unit mesin diesel dimana tiap unitnya memiliki kapasitas daya
5,8 MW. Sedangkan PLTD III terdiri dari 6 Unit, dengan kapasitas daya 17 MW untuk masing-
masing unit.

Gambar 2.1 PLTD PT. ANTAM Tbk.

2.2 Geografis Daerah Penambangan


Pomalaa terletak pada garis lintang 3º30 - 4º30 LS dan 120º - 122º BT. PT. ANTAM
(Persero), Tbk. UBPN Sultra terletak di Kecamatan Pomalaa Kabupaten Kolaka Propinsi
Sulawesi Tenggara yang berjarak ± 165 Km dari Kendari, Ibu Kota Sulawesi Tenggara.
Wilayah kuasa penambangan Unit Bisnis Pertambangan Nikel (UBPN) mencangkup
daerah seluas ± 7500 Ha dan terbagi atas 3 wilayah penambangan yaitu:
1. Wilayah Utara
Yaitu wilayah penambangan sekitar bukit-bukit Pomalaa sebelah utara, batas wilayah
daerah utara yaitu sungai Huko-Huko, sedangkan batas sebelah selatan adlah sungai Komoro.
2. Wilayah Tengah
Termaksut didalamnya daerah Tambea, Latumbi, dan daerah sekitar Komoro. Batas
wilayah sebelah utara adalah daerah tengah sungai komoro, dan batas sebelha selatan adalah
sungai sapura.
3. Wilayah seltan
Meliputi gugusan bukit-bukit dibagian utara sungai Oko-Oko, Tanjung Batu Kilat, Kayu
Angin, Tanjung Lappe. Sedangkan batas sebelah utara daerah selatan adalah sungai Sapuran
dan batas sebelah selatan adalah sungai Oko-Oko.
Gambar 2.2 Peta Lokasi PT. Antam
2.3 Visi dan Misi
a. membangung dan menerapkan praktek-praktek terbaik kelas dunia untuk menjadikan Antam
sebagi pemain globlal.
b. Menciptakan keunggulan operasional berbasis biaya rendah dan teknologi tepatguna dengan
mengutamakan kesehatan dan keselamatan kerja serta lingkungan hidup.
c. Mengolah cadangan yang ada dan yang baru untuk meningkatkan keunggulan kompetitif.
d. Mendorong pertumbuhan yang sehat dengan mengembangkan bisnis berbasis pertambangan,
diversivikasi, dan intergrasi selektif untuk memaksimalkan nilai pemegang saham.
e. Meningkatkan kopetensi dan kesejahteraan pegawai serta mengembangkan budaya organisasi
berkinerja tinggi.
f. Berpastisipasi meningkatkan kesejahteraan masyarakat terutama disekitar wilayah operasi,
khususnya pendidikan dan pemberdayaan ekonomi.

2.4 Arti Logo


Logo PT. ANTAM (Persero), Tbk. UBPN Sulawesi tenggara terdiri dari tiga gunung
yang mempresentasikan “sumber mineral dan produk yang terdiversivikasi”.
Keterangan logo:
a. Ketiga gunung terbut muncul dari ketiga lengkungan, yang mempresentasikan planet bumi
atau alam.
b. Dibawah lingkungan terdapat refleksi dari ketiga gunung yang menggambarkan sumber daya
mineral yang terdapat diperutr bumi.
c. Pembagian logo menjadi dua bagian juga dapat menggambarkan dua jenis kegiatan
pertambangan, tambang terbuka dan tambang bawah tanah.
d. Logo ini mempresentasekan Antam, yang memiliki kompetensi penambangan didalam perut
bumi dan membawahnya ke permukaan yang diolah menjadi logam yang berharga.
e. Bentuk logam yang simetris dan corak huruf “T” kapital ditengah menggambarkan stabilitas,
kekuatan, solidaritas dan harmoni.
f. Logo ini mencangkup atribut brand:
- Pilar pertambangan, diversifikasi, terkemuka, besar.
- Atribut nasional, profesional, kehati-hatian, tanggung jawab, terpecaya.
- Atribut pribadi progresif, dinamis, terbuka.

2.5 Sistem Informasi Yang Diterapkan


Saat ini, PT. ANTAM (Persero) Tbk. UBPN Sulawesi Tenggara telah
menggunakan software Mincome Ellipse dalam aplikasi produksinya pertama kali diterapkan
pada bulan januari 2007, yang sebelumnya menerapkan Software MIMS. Mincome Ellipse
“upgrade”dari MMIS itu sendiri. Mincom merupakan perusahaan IT yang berada pada posisi
teratas untuk menyediakan solusi atau sebagai provider untuk pengelolahan aset industri secara
intensif.
Pada tahun 2004 mincom merayakan tahun ke-25nya penyediaan software-software
ERP dan pelayanan pada pelanggan dalam bidang pertambangan, minyak dan gas
pemerintahan dan pertahanan, transportasi dan industri. Mincom membantu para klien dalam
mengembangkan performansi bisnis secara keseluruhan dengan mengingatkan operasional dan
mengurangi biaya produksi.
Mincom Ellipse merupakan sistem Manajemen Aset Perusahaan/Enterprises Asset
Management (EAM) yang secara keseluruhan terintegrasi secara lengkap menyediahkan data-
data yang dapat diakses dan memanajemen aset dari modal intensif dari modal intensif dari
perusahaan. Software ini penerapannya tidak terbatas pada perusahaan saja. Mincom Ellipse
telah diterapkan pada berbagai perusahaan pertambangan, perusahaan umum, dan intansi-
intansi pemerintahan, seperti dibidang pertahanan dan transportasi.
Mincom Ellipse merupakan salah satu sistem yang terbaik dalam manajemen aset,
pekerjaan, logistik, keuangan, sumberdaya manusia, dan pengolahan modal intensif perusahaan
dan dapat dijadikan sebagai acuan untuk mengambil kesimpulan dan menetapkan keputusan
dengan tepat,cepat, dan lebih baik.
Dengan mengaplikasikan software ini maka perusahaan akan memperoleh manfaat
antara lain:
a. Meningkatkan penggunaan aset.
b. Mengurangi biaya produksi.
c. Pertemuan direksi secara berkelanjutan sebagai standar untuk pemeriksaan keuangan secara
total.
d. Penjaminan rantai pengadaan (supply chain) yang tersedia dan nyata.
e. Penempatan pegawai sesuai dengan skill yang dimiliki.
f. Mengurangi resiko.
g. Meningkatkan produktifitas.
h. Memudahkan dalam manajemen pengadaan barang dan persediaan atau inventory.
i. Manajemen keuangan.
Modul mincom Ellipse yang sudah bertaraf Internasional mancangkup Asset and Work
Manajemen, Supply Chain Manajemen, Finansial Manajemen, and Human Resource
manajement yang sudah terintegrasi dari bentuk Service Oriented Architecture (SOA). Modul
dasar ini dilengkapi oleh anlisis bisnis, peningkatan perawatan dan perencanaan dan sebagai
solusi perencanaan dan sebagai solusi pergerakan terhadap tekanan kerja, menawarkan
fungsinya secara luas dan memberikan solusi terbaik dalam pasar Enterprise Asset
Management (EAM) saat ini.
Pada PT. ANTAM (Persero) Tbk. UBPN Sultra, Mincom Ellipse terapakan pada
kegiatan produksi kegiatan produksi, pengadaan stock, dan beberapa departement lainnya
sudah menggunakan software tersebut. Sebagai contoh, pada bagian FeNi plant dapat
mengakses formasi mengenai produksi saat itu. Namun, tiap departemen hanya dapat
mengakses informasi yang berkaitan dengan departemennya. Misalnya bagian produksi hanya
bisa mengakses data tentang produksi.

BAB III
TINJAUAN PUSTAKA
PROSES PRODUKSI PADA PT. ANTAM Tbk. UBPN SulTra

3.1 Penjelasan Umum


Nikel dengan lambang Ni dan nomor atom 28 adalah Unsur logam transisi, warna
keperakan dan mudah ditempa, Nikel ditemukan pada tahun 1751. Massa jenisnya 8.908 g/cm³,
Titik Leburnya 1455°Catau 2651°F, Titik Didih 2913°C atau 5275°F, Kalor peleburan 17,48
kJ/mol, Kalor penguapan 377.5 kJ/mol. Karasteristik nikel yaitu tidak membentuk
karbida, Berada dalam ferit, sebagai penguat (efek ketangguhan ferit), Dengan Cr
menghasilkan baja paduan dengan kemampuan kekerasan tinggi, ketahanan impak dan fatik
yang tinggi.

Gambar 3.1 Nikel


Nikel adalah suatu unsur yang dapat meningkatkan sifat mekanis keuletan,
kemampukerasan dan mengurangi sifat magnit, tahanan asam. Nikel mempunyai sifat tahan
karat. Dalam keadaan murni, nikel bersifat lembek, tetapi jika dipadukan dengan besi, krom,
dan logam lainnya, dapat membentuk baja tahan karat yang keras.Perpaduan nikel, krom dan
besi menghasilkan baja tahan karat (stainless steel) yang banyak diaplikasikan pada peralatan
dapur (sendok, dan peralatan memasak), ornamen-ornamen rumah dan gedung, serta
komponen industri.
Biji nikel berdasarkan mineralnya terdiri dari dua jenis yaitu, yaitu :
1. Sulfida
Yang termasuk dalam proses magnetik dan replacement (proses andogen) jenis ini terdapat
di kanada (sudburi), Australia, Afrika Selatan (bush veld), British, Kolumbia, Rusia (neriklas),
Monager dan lain-lain. Cadangan yang diperkirakan 18 % dari cadangan nikel dunia.
2. Lateris
Yang terbentuk dari hasil pelapukan (platerisasi) bantuan ulrta biasa periodit (batu
induk).jenis nikel ini terdapat di beberapa negara yaitu; Phikipina cuba, Indonesia; Kalimantan,
Halmahera Tengah (pulau gebe), Irian jaya dan lain-lain.
Endapan biji nikel yang ditemukan didaerah pomalaa adalah termasuk endapan biji
nikel lateris yang terbentuk darti hasil pelapukan batuan ultra basa. Tampak pula bahwa batuan
ultara basa pomalaa ini telah melalui banyak proses serpentinisasi yang cukup kuat.

3.2 Nikel Secara Garis Besarnya


Dewasa ini nikel bersama-sama dengan besi dan aluminium sebagai logam yang erat sekali
hubungannya dengan kehidupan kita, digunakan dalam berbagai bidang dan merupakan bahan baku
utama bagi banyak industri. Diantara Non-Ferrous Metal, Nickel digolongkan pada logam berat
seperti halnya dengan Cu, Pb, Zn, dll. Sifatnya pada udara terbuka dan air laut, lebih stabil dari besi,
lebih sulit teroksidasi, dan sifat-sifat mekanisnya juga baik sekali. Dalam lingkungan alkalis nickel
mempunyai sifat tahan korosi.
Tipe dari nikel yang diperdagangkan tergantung dari tujuan pemakaiannya, terdapat logam
nikel berkadar tinggi, Ferronikel dengan kadar 18-28% Ni dan Matte dengan 75% Ni. Kegunaan dari
Ni antara lain adalah sebagai katoda dalam vakum tube, bagian-bagian yang tahan korosi dari
perlengkapan industri kimia, catalycator, plating (coating), dan sebagai pelapis mata uang logam.
Ferronikel dengan sulfid terutama digunakan dalam pembuatan besi baja tahan korosi dan besi baja
tahan panas.

3.3 Sifat - Sifat Logam Nikel


Nikel termasuk salah satu unsur kimia yang banyak terdapat dialam semesta. Walaupun
demikian diantara 90 buah unsur kimia yang membentuk kerak bumi, nikel hanya menempati
urutan ke - 24 dan jumlah yang diperkirakan sekitar 0,01%. Disamping itu sampai saat ini yang
menjadi inti dari muka bumi juga terdiri dari nikel, dimana juga banyak didapati dalam cosmos,
solar atmosphere, dan ± 5- 15% dari batu-batuan atau logam meteorit terdiri dari nikel. Nikel
merupakan jenis logam yang berwarna kelabu perak dan memiliki sifat logam yang kekuatan
dan kekerasannya menyerupai besi. Daya tahan terhadap korosi dan karat lebih dekat dengan
tembaga. Kombinasi dari sifat-sifat yang lebih baik inilah yang terutama menyebabkan
penggunaan nikel begitu luas, dari bagian-bagian kecil alat elektronika sampai peralatan alat-
alat besar. Sifat yang menguntungkan lebih nyata dalam bentuk aliase. Oleh karena itu lebih
dari 70 % dari logam nikel digunakan dalam bentuk aliase.
Aliase baja biasanya dibuat dari bahan logam nikel murni, tetapi dengan
berkembangnya teknik pembuatan besi baja pemakaian nikel dalam bentuk ferronikel yaitu
aliase nikel dan besi bentuk stainless steel (baja tahan karat), dll.

3.4 Kegunaan Logam Nikel


Salah satu pemakaian nikel dalam bentuk logam murni adalah pelapisan untuk
menambah kekerasan, daya tahan terhadap korosi, ketahanan terhadap kepudaran dan
kekaratan terhadap permukaan. Selain itu digunakan sebagai bahan pelapis mata uang dan
industri kimia.
Pemakaian dalam bentuk aliase terutama aliase dengan besi terdapat dalam industri alat
angkut, permesinan baja, konstruksi baja, alat pembangkit tenaga listrik, alat pertanian, alat
pertambangan, bagian dari mesin berkecepatan tinggi dan bagian yang bersuhu tinggi. Dan
terutama dengan makin bertambahnya pemakaian stainless steel, disamping juga untuk
kebutuhan nikel sebagai paduan elemen pada mesin-mesin lainnya.
3.5 Penampang Umum Endapan Biji Nikel didaerah SulTra
Penampang umum endapan bijih nikel di daerah sultra sebagai berikut :
1. Lapisan Pertama, terdiri dari tanah hasil pelapukan dengan bongkah-bongkah bijih laterit
keras, memiliki warna coklat kemerahan, tebal lapisan antara 0 – 2 meter.
2. Lapisan kedua, merupakan tanah yang sudah sangat lapuk, berwarna kuning coklat,
mengndung nikel dan besi dalam perbandingan tidak tentu. Tebal lapisan antara 2 – 4 meter.
Lapisan kedua ini adalah zona limonit.
3. Lapisan ketiga, menrupakan tanah yang sudah sangat lapuk, berwarna coklat kekuningan
sampai kehijauan dengan banyak urat – urat garnerit krisoprat, memiliki kadar nickel relatif
tinggi antara 2 – 4 %. Lapisan ini adalah zona saprolit.
4. Lapisan keempat, yang terdiri dari batuan peridotit serpentit yang agak lapuk dengan sedikit
urat – urat garnerit dari krisoprast. Batuan ini merupakan bijih keras nikel yang tidak tentu.
5. Lapisan bawah merupan batuan induk dari peridotit serpentinit yang belum lapuk dengan
kandungan Fe ± 5 % dan Ni + Co ± 3 %

3.6 Penambagan Bijih Nikel (Nickel Ore)


Kegiatan penambangan dilaksanakan untuk memenuhi kebutuhan ekspor biji nikel dan
sebagai umpan pabrik ferronikel. Adapun tahapan kegiatan penambangan adalah sebagai
berikut :
1. Eksplorasi
Dalam usaha mencari cadangan bijih nikel (nikel ore) di lakukan penyelidikan baik secara
umum (geologi permukaan), eksplorasi pendahuluan, eksplorasi detail, sampai keperhitungan
cadangan untuk mengetahui seberapa jauh kandungan nikel yang ada pada daerah tersebut.
Upaya tersebut dilakukan dengan pengambilan contoh (sample) dengan menggunakan alat bor.
2. Pengupasan tanah tertutup ( oven burden )
Sebelum dilakukan penambangan, daerah tambang dibersihkan dari pohon – pohon dan
semak – semak, setelah itu dilakukan stripping (pengupasan) lapisan tanah tertutup, sampai
pada kedalaman tertentu. Pelaksanaan tersebut diatas semuanya dikerjakan menggunakan alat
dorong (bulldozer).
3. Penambangan
Kegiatan selanjutnya adalah penambangan yang termasuk dalam klasifikasi tambang –
tambang terbuka (Open cut mining) dengan menggunakan alat alat produksi sebagai berikut :
a. Bulldozer sebagai alat dorong
b. Dozer Shovel sebagai alat gali dan muat
c. Dump Truck sebagai alat angkut
4. Pengangkutan
Selanjutnya dilakukan kegiatan pengangkutan dari daerah penambangan ke tempat
penyimpanan ore baik untuk kegiatan untuk umpan pabrik maupun untuk yang langsung di
ekspor, dengan menggunakan alat transportasi yaitu dump truck yang berkapasitas 15 – 30 ton.
5. Penumpukan
Bijih Nikel baik untuk umpan pabrik maupun untuk ekspor, sebelum di tumpuk di stock
yard yang berupa batuan besar atau boulder ( > 20 cm ) terlebih dahulu disaring pada saringan
tetap.
6. Pencampuran
Pencampuran (blending) pada stock yard antara bijih dari berbagai kadar, untuk
memperoleh bijih berkualitas ekspor. Dari stock yard bijih nikel dibagi dalam dua bagian,
sebagian diangkut ke kapal ekspor dengan menggunakan suatu alat belt conveyor dan tongkang
untuk diekspor dan sebagian lagi di masukkan ke pabrik untuk di olah atau sebagai umpan
pabrik.
3.7 Proses produksi Ferro Nikel
Pengolahan bijih nikel pada PT.ANTAM (Persero) Tbk. UBPN Sulawesi Tenggara
menggunakan metode Ellkeem dengan jenis proses produksi continous dimana prosesnya
terdiri dari beberapa tahap yakni :
a. Tahap Praolahan (Ore Prepaation)
b. Tahap Peleburan (Smelting)
c. Tahap Pemurnian (Refining)
d. Tahap Pencetakan dan Pengepakan (Casting)
3.7.1 Tahap Praolahan
Tahap Praolahan yang dilakukan bertujuan untuk mempersiapkan bijih sebelum memasuki
proses peleburan. Hal ini dilakukan agar bijih yang masuk ke peleburan memenuhi berbagai
persyaratan yang telah ditentukan, antara lain menyangkut ukuran, kadar bijih, Moisture
Content (MC) atau air lembab, LOI (Lost Of Ignation) atau air kristal, dan lain-lain.
Bahan baku yang terdiri dari bijih nikel, anthrasit, dan batu kapur sebelum diumpankan ke
rotary kiln terlebih dahulu mengalami proses ore blending, ore handling pada rotary dryer dan
tahap kalsinasi pada rotary kiln.
a. Ore Blending
Penanganan bijih mencakup proses penerimaan bijih, pencampuran bijih dan
penampungan bijih. Setelah proses penambangan wet ore (bijih basah) yang diperoleh dibawa
ke Departemen Bahan Baku. Pada proses ore blending ini, ukuran bijih basah masih beragam
dengan MC, sekitar 28 – 30%. Setelah dianalisa, kemudian ditentukan presentase pencampuran
bijih yang digunakan sebagai umpan.
b. Ore Handling
Proses ore handling meliputi: ore receiving, ore drying, ore sizing dan ore mixing.
 Ore Receiving
Bijih nikel basah (wet ore) dimasukkan ke SOM (Shake Out Machine), akan terpisah
secara manual lewat saringan yang berukuran 20 x 25cm. Bijih yang berukuran  15 – 20 cm
akan ditampung dalam loading hopper yang selanjutnya ditransportasikan oleh belt conveyor
ke rotary dryer. Sedangkan bijih yang berukuran > 20 cm tidak dipergunakan.

Gambar 3.2 Shake Out Machine (S.O.M.)


 Ore Drying
Proses pengeringan bijih dilakukan di rotary dryer. Rotary dryer memiliki dimensi panjang
30 m dan diameter 3,20 m dengan putaran 1,5 rpm. Rotary dryer ini digerakkan oleh motor
penggerak. Proses ini bertujuan untuk mengurangi kandungan air lembab (MC) dalam bijih
sekitar 30 – 40 % menjadi ± 21 %. Penentuan MC menjadi 21 – 23 % dikarenakan karena
pada kondisi tersebut yang paling baik untuk mereduksi nickel losses, mengurangi polusi yang
akan dihasilkan, dan untuk keawetan mesin. Proses pengeringan dalam rotary dryer
berlangsung sekitar 30 menit. Bahan bakar yang digunakan untuk rotary dryer adalah batu bara
sebagai bahan bakar utama dan minyak sebagai bahan bakar penunjang. Pemilihan batu bara
dikarenakan biayanya murah dan mudah didapatkan. Pengeringan bijih diakibatkan oleh
terjadinya kontak langsung antara udara panas dari Burner dengan bijih dalam suatu tanur yang
berputar.
Pemanasan dalam rotary dryer berlangsung secara parallel flow artinya aliran udara panas
dari burner searah dengan arah aliran masuk material. Temperatur udara panas yang masuk
pada rotary dryer sekitar 400oC – 800oC dan disesuaikan dengan kadar air yang terkandung
dalam ore. Pengeringan dalam rotary dryer akan menghasilkan gas, disamping material kering,
gas buang yang mangandung debu dan abu akan masuk ke dalam multicyclone untuk
dikumpulkan, sementara gas yang ringan akan tertarik oleh exhaust fan untuk kemudian
dibuang ke atmosfir melalui stack.
Gambar 3.3 Rotary Dryer (R.D.)
 Ore Sizing
Debu yang terkumpul dari multicyclone akan ditarik ke double flap dumpper, jatuh ke dust
belt conveyor dan kemudian menuju ke belt conveyor yang berisi bijih hasil pengeringan yang
akan menuju ke vibrating screen, untuk selanjutnya mengalami proses penyaringan dengan
ukuran harus < 30 mm sementara ukuran > 30 mm akan masuk kedalam Impeller Breaker untuk
proses crushing. Penentuan ukuran tersebut dikarenakan pada ukuran tersebut maka kadar LOI
yang terdapat pada material lebih mudah tereduksi.
 Ore Mixing
Dari belt conveyor material akan masuk ke shuttle conveyor dan selanjutnya akan masuk
ke dalam 7 buah bin yang masing-masing berkapasitas 120 ton. 2 bin akan digunakan sebagai
tempat penampungan ore dan selanjutnya akan diumpankan ke rotary kiln setelah mengalami
proses pencampuran dengan sub material lainnya yaitu batu bara, anthrasit dan limestone.
Penggunaan batu bara dan anthrasit sebagai bahan pereduksi sedangkan batu kapur berfungsi
untuk melindungi dinding ladle yang terdiri dari batu tahan api (brick) agar tidak cepat aus. 1
bin yang lain digunakan untuk pencampuran dalam pembuatan pellet. 3 bin lainnya dengan
kapasitas 70 ton untuk menampung limestone, anthrasit, coal dan 1 bin sebagai cadangan.
Semua material dari setiap Bin akan dialirkan masing-masing melalui sebuah belt conveyor
yang dilengkapi timbangan (poidmeter). Dengan menggunakan poidmeter (constant feed
weigher), material yang sudah ditampung dalam bin yaitu : conditioned ore, anthrasit,
limestone dan coal, ditimbang secara otomatis dan dengan setting yang telah ditentukan.
Campuran bijih kering, batu kapur, anthrasit dan batu bara akan diumpankan ke dalam rotary
kiln dengan menggunakan belt conveyor.
Gambar 3.4 : Rotary Kiln (R.K.)
c. Tahap Kalsinasi
Material yang sudah tercampur seperti ore dryer, antrasit, limestone dan coal yang telah
ditimbang di poidmeter, diangkut oleh belt conveyor ke rotary kiln untuk mengalami proses
kalsinasi. Rotary kiln dilengkapi dengan barner yang terpasang pada ujungnya, udara panas
yang dihembuskan berlawanan arah dengan laju material yang masuk. Proses kalsinasi ini
bertujuan untuk mengurangi kadar LOI (Lost of Ignation) ≤ 0,01. Kadar LOI yang tinggi akan
mengganggu kestabilan dalam tanur yang dapat mengakibatkan goncangan yang kuat di dalam
tanur. Rotary Kiln memiliki dimensi panjang 90 m utuk FeNi I dan II, sedangkan FeNi III 110
m, diameter 3 m dan kemiringan 20.

3.7.2 Tahap Peleburan


Proses peleburan adalah proses dimana calcine hasil dari proses kalsinasi pada rotary kiln
diolah dalam tanur listrik untuk memisahkan crude FeNi dengan slag melalui proses reduksi.
Proses peleburan dilakukan dalam tanur listrik yang berkapasitas 25 MVA unit 1, 40 MVA unit
2, dan 60 MVA unit 3 yang bagian dalamnya dilapisi brick. Pada tanur listrik dilengkapi dengan
3 buah elektroda yang berfungsi sebagai pelebur dari calsain tersebut.
Calcine yang dihasilkan oleh rotary kiln dengan temperatur ≥ 450C sebelum diumpankan
dalam tanur listrik diangkut dengan menggunakan sistem container car, kemudian diangkat ke
atas dengan menggunakan over head crane dan ditampung dalam 10 buah top bin yang
berkapasitas masing-masing 50 ton, yang terpasang di lantai bangunan tanur listrik. Dari top
bin calcine diumpankan ke dalam tanur melaui chute yang kakinya terpasang mengelilingi
tanur listrik. Dalam tanur listrik terjadi peleburan calcine dan menyelesaikan reduksi senyawa
yang terdapat di dalam bijih oleh fixed carbon.
Dari leburan itu terbentuk dua fase yaitu, fase cair yaitu fase slag dan fase metal / nikel.
Slag berperan penting dalam mengatur komposisi logam cair karena merupakan bahan
perantara terjadinya reaksi kimia. Unsur yang terbentuk dari hasil reduksi di dalam bijih adalah
logam ferronikel. Pemisahan antara logam ferronikel dan slag di dalam tanur adalah lapisan
atas adalah Slag dengan tebal lapisan mencapai 1-1,5 m, sedangkan lapisan logam ferronikel
berkisar anatara 40–80 cm.
Slag dikeluarkan dari tanur listrik setiap 90.000 KWh sebanyak 90 ton dengan temperatur
dengan kira-kira 1550 C dan dialirkan ke dalam kolam air sehingga tergranilasi menjadi
butiran-butiran yang berukuran 5–10 cm. Logam (metal) ferronikel dikeluarkan dalam tanur
listrik. Logam ini disebut crude ferronikel yang masih perlu dimurnikan di departemen
pemurnian untuk mendapatkan ferronikel dengan komposisi sesuai permintaan.
3.7.3 Tahap Pemurnian
Tahap pemurnian bertujuan untuk memurnikan crude FeNi menjadi metal FeNi (produk)
sesuai standar produk. Proses pemurnian terdiri dari dua proses yaitu :
a. Proses De-Sulphurisasi (De-S)
Proses ini bertujuan untuk menurunkan kadar sulfur yang terdapat pada crude Fe-Ni hasil
peleburan menjadi < 0,03.
Bahan yang digunakan yaitu :
 calsium carbide ± 200 kg/heat
 soda ash ± 10 kg/heat
 fluor spar ± 10 kg/heat
Bahan-bahan tersebut digunakan untuk mengikat sulphur pada proses de-S. Prosesnya
yaitu crude FeNi dicampur dan diaduk dengan calsium carbide, soda ash, fluor spar dalam satu
ladle yang disebut shaking converter dengan kapasitas 16 ton FeNi. Proses De-S ini
berlangsung sekitar ± 35 menit. Temperatur metal selama proses harus berkisar ± 13500 C.
Hasil dari proses ini akan menghasilkan metal FeNi high carbon dan low carbon.
b. Proses Oksidasi
 Proses Oksidasi dilakukan pada produk low carbon untuk menurunkan kadar silika, fosfor
melalui proses peniupan oksigen ke dalam crude FeNi dengan menggunakan bahan :
Oksigen dan Kapur bakar dan batu kapur berfungsi untuk mengontrol basicity dan temperatur
 Proses De-Silikonisasi yaitu proses menghilangkan kandungan silica dalam crude FeNi <
0,05. Jika kadar silica dalam crude FeNi tinggi maka proses de-silikonisasi berlansung dua kali.
 Proses De-Carbonisasi yaitu proses penghilangan kandungan unsur pengotor seperti 1,5% C,
0,3% Si dan 0,8% Cr di dalam crude FeNi yang akan dimurnikan untuk mendapatkan kadar
yang diinginkan melalui peniupan oksigen.
 P (De-Phosporisasi), yaitu proses penghilangan kadar Fosfor dalam crude FeNi. Fosfor ini
akan mengalami oksidasi yang akan diikat oleh CaO untuk membentuk slag.
 Proses Oksidasi berlangsung ± 1,5 jam dengan temperatur crude FeNi ± 14500 C. Proses ini
menghasilkan metal FeNi dan slag dimana slag tersebut akan dibuang.
3.7.4 Tahap Pencetakan dan Pengepakan
Metal FeNi yang telah mengalami pemurnian selanjutnya dibawa ke
Departemen Casting untuk dicetak menjadi bentuk yang diinginkan oleh pihak pembeli. Hasil
cetakan pada PT.ANTAM (Persero) Tbk. UBPN Sultra yaitu berbentuk Shot.
Shot merupakan metal FeNi dalam bentuk butiran, Proses pencetakannya dimulai dari
metal FeNi hasil peleburan dandituangkan kedalam sebuah ladle yang mempunyai lubang
kemudian melalui lubang tersebut metal akan mengalir ke cetakan/mold yang bergerak pada
link berbentuk rantai dimana kecepatan pergerakan mold dikendalikan oleh operator pada
control room. Metal dari hasil pemurnian dimasukkan ke dalam ladle shot yang kemudian
dituang ke dalam kolam granulasi dengan kecepatan penuangan 800 – 1200 kg / menit.
Bersamaan dengan itu disemprotkan dengan air bertekanan tinggi dari jet pump sehingga akan
terbentuk granul atau bulatan. Metal yang sudah berbentuk shot yang ada dalam kolam
granulasi ditransfer oleh belt conveyor ke alat pengering lalu dimasukkan ke dalam pengayak
putar yang selanjutnya ditampung dalam shot car lalu ditimbang dan dibungkus dalam bag
(pembungkus khusus) yang berkapasitas ± 1000 kg.
Jenis produksi yang dihasilkan PT.ANTAM (Persero) Tbk. UBPN Sulawesi Tenggara
yaitu:
a. Produksi High Carbon (HC)
High Carbon Shot
b. Produksi low Carbon (LC)
Low Carbon Shot
Refining & Casting
Desilikonisasi
Electric Furnace
Shaking Converter
Nickle Ore
Shake Out Machine
Rotary Dryer
Impeller Breaker
Riffle Flow Screen
Coal Firing
Dust Collector
Rotary Kiln
Bin Condition Ore
Utility
- PTL
- Circulasi Water & Oxygen Plan
- Water Huko-Huko Intake

Pelletizer
Fe-Ni Shot
Shot Casting
Desulphurisasi

Gambar 3.5 Diagram Proses Produksi Ferro-Nickel (FeNi)

BAB IV
TEORI DASAR ROTARY KILN
4.1 Pengertian Rotary Kiln
Rotary kiln adalah suatu alat untuk mengkalsinasi ore yang terbuat dari plat yang
didalamnya dilengkapi dengan bric, pada bagian depannya dilengkapi dengan hood untuk
pembakaran sedangkan pada bagian belakangnya dilengkapi dengan dust chamber, alat ini
berputar pada empat buah roller dengan kemiringan 2,5/100yang ditunjukan
untuk memudahkan aliran condition ore yang akan dibakar. Biji yang discharge dan selama
itu dibakar heavy oil burner menjadi calcine ore, charging dilakukan oleh dari chute pada
bagian atas dari dust chamber dan untuk mencegah supaya ore tidak masuk kedustchamber
pada charge dipasang end plate. Tujuan sistem kerja rotary kiln adalah mengurangi kadar air
dengan cara dipanaskan dengan menggunakan suatu alat yaitu burnner.
Gambar 4.1. Rotary Kiln Pada FeNi III
4.2 Bagian-Bagian Rotary Kiln
4.2.1 Roller
Roller adalah suatu bagian dari rotary kiln yang berfungsi sebagai tempat dudukan kiln
yang digunakan untuk memutar kiln.
Gambar 4.2. Roller pada kiln III
4.2.2 Tyre
Tyre adalah suatu bagian dari rotary kiln yang berfungsi sebagai media penghubung antara
kiln dengan roller.
Gambar 4.3. Tyre pada kiln III
4.2.3 Get Gear
Get gear adalah bagian dari rotary kiln yang digunakan sebagai media untuk memutar kiln
yang berada didalam gear box.
Gambar 4.4. Girth Gear
4.2.4 Gear Box
Gear box adalah bagian dari rotary kiln yang berfungsi sebagai pengatur/penhantar putaran
dari motor ke rotary kiln.
Gambar 4.5. Gear Box
4.2.5 Burnner
Burner adalah bagian dari rotary kiln yang berfungsi sebagai pembakaran kalsain, dan juga
untuk mencampur bahan bakar dengan udara pada proposisi diantara batas kemampuan
menyala, dan juga untuk menjaga kondisi pembakaran yang stabil dan kontinyu.
Gambar 4.6. Burner
4.2.6 Thruster
Traster adalah bagian dari rotary kiln yang berfungsi untuk mengetahui naik turunnya
rotary kiln.
Gambar 4.7. Thruster
4.2.7 Oil Sell
Oil sell adalah bagian dari rotary kiln yang berfungsi sebagai penahan oil agar tidak bocor
dan juga sebagai penahan debu agar tidak masuk kedalam gear box.
Gambar 4.8 oil sell

4.2.8 Blower
Blower adalah bagian dari rotary kiln yang berfungsi untuk membantu mendorong udara
didalam burner.
4.2.9 Kopling
Kopling adalah suatu alat yang berfungsi sebagai media penghubung antara motor dengan
gear box.
Gambar 4.9. Kopling
4.3 Prinsip Kerja Rotary Kiln
Perputaran kiln yang berlawanan arah dengan arah jarum jam dan dengan posisi kiln
yang miring menyebabkan terjadinya gaya dorong umpan sehingga material bisa bergerak
keluar kearah clinker cooler setelah mengalami kontak dengan gas panas.

4.4 Mekanisme Kerja Rotary Kiln


Umpan kiln dari preheater akan masuk melalui inlet chamber. Tenaga gerak dari motor
dan main gear menyebabkan kiln berputar. Perputaran pada kiln diatur oleh girth gear yang berfungsi
sebagai pengaman dan mengurangi beban main gear. Karena pengaruh kemiringan dan gaya putar kiln,
maka umpan kiln akan bergerak perlahan disepanjang kiln.
Dari arah yang berlawan gas panas hasil pembakaran batu bara dihembuskan oleh
burner, sehingga terjadi kontak panas dan perpindahan panas antara umpan kiln dengan gas
panas. Pembakaran akan terus berlangsung sampai terbentuk klinker dan akan keluar menuju
clinker cooler. Selama proses pembakaran, material akan melewati 4 zone dalam kiln dengan
range suhu yang berbeda-beda sehingga dalam kiln akan terjadi reaksi kimia pembentukan
senyawa penyusun semen.

4.5 Rumus Perhitungan Putaran Pada Rotary Kiln


Untuk menghitung putaran pada rotary kiln menggunakan persamaan sebagai
berikut :
Dimana :
nm = kecepatan Putaran Motor
n2 = Kecepatan Putaran Pinion
r = Rasio
ngg = Kecepatan putaran gird gear
dpin = diameter pinion
dgird = diameter gird gear
4.6 Sistem Pemeliharaan Pada Rotary Kiln
Setiap operasi pekerjaan yang menggunakan mesin selalu berusaha untuk mencapai
pemeliharaan yang baik dalam bentuk avability peralatan yang banyak dengan biaya
pemeliharaan yang rendah. Hal tersebut dimaksutkan untuk menekan ongkos produksi
serendah mungkin agar memperoleh keuntungan yang tinggi dan hal ini selaras dengan fungsi
dari pemeliharaan. Tujuan pemeliharaan adalah untuk menjamin availabilityperalatan yang
banyak dengan biaya yangoptimal atau serendah mungkin, namun dengan kualitas dan
keselamatan yang terjamin.
Berdasarkan tujuan diatas tersebut maka sasaran utama dari pemeliharaan adalah
untuk:
1. Memperpanjang umur peralatan/alat
2. Menjamin kelangsungan operasi
3. Menjaga produktivitas alat agar tetap optimal
4. Mengontrol biaya peralatan (biaya produksi ditekan serendah mungkin)
5. Meningkatkan keselamatan alat.

4.6.1 Schedule Maintenance


Efektifitas kegiatan pemeliharaan peralatan bertujuan untuk memperpanjang usia dari
peralatan karena terjadinya kerusakan pada peralatan tidak dapat dipastikan dengan tepat, yang
bisa dilakukan adalah memperkirakan dan melakukan pemeliharaan sebelum terjadi kerusakan
yang menimbulkan kemacetan produksi yang dapat mengakibatkan kerugian produksi pabrik
yang otomatis dapat mengurangi pendapatan pabrik.
Agar sistem pemeliharaan yang kita lakukan dapat mencapai sasaran, maka sangat penting
untuk melakukan suatu pemeliharaan yang terjadwal (schedule maintenance) agar kegiatan
pemeliharaan dapat berjalan dengan teratur.
Schedule Maintenance adalah sebuah strategi pemeliharaan yang bertujuan untuk
memperpanjang usia dari peralatan dan mencegah terjadinya kerusakan lebih lanjut yang
dilakukan secara periodik dan terjadwal dalam interval waktu tertentu.
Akan tetapi Schedule Maintenance juga memiliki beberapa kendala baik dalam
perancangan maupun dalam pelaksanaannya, yaitu:
1. Tanpa data-data yang menandai maka interval waktu pemeliharaan yang akurat tidak dapat
ditentukan.
2. Interval waktuu pemeliharaan akan berubah seiring dengan pembebanan mesin.
3. Karena rekomendasi dari pabrik pembuatan alat tidak berbasis pada aktual, maka interval
waktu pemeliharaan tidak akurat.
4.6.2 Breakdown Maintenance
Selain Schedule Maintenance terdapat juga suatu pola pemeliharaan yang sangat berbeda
dengan schedule maintenance dan memiliki karakter yang berbeda-beda yaitu Breakdown
Maintenance. Breakdown Maintenance adalah strategi pemeliharaan dengan cara mesin
dioperasikan sehingga alat tersebut rusak, baru kemudian diperbaiki atau dirawat.
Kekurangan Breakdown Maintenance adalah:
1. Biaya perwatan tinggi
2. Kehilangan produksi karena berhentinya mesin dalam waktu yang relative lama disebabkan
karena kegiatan pemeliharaan yang dilakukan adalah kegiatan perawatan berat.
3. Keselamatan kerja tidak terjamin
4. Kondisi mesin tidak dapat diketahui
5. Tidak dapat merencanakan waktu, tenaga, serta biaya perawatan.

4.6.3 Preventive Maintenance


Agar sistem perawatan yang kita laksanakan dapat mencapai sasaran, maka sangat penting
untuk melakukan sebuah perawatan terjadwal (preventive maintenance) agar kegiatan
perawatan dapat berjalan dengan teratur.
Preventive Maintenance adalah sebuah strategi perawatan yang bertujuan untuk mencegah
terjadinya kerusakan lebih lanjut secara periodik dan terjadwal dalam interval waktu tertentu.
Akan tetapi preventive maintenance juga memiliki beberapa kendala baik dalam
perencanaan maupun dalam pelaksanaan, yaitu:
1. Tanda-tanda operasi yang memadai tidak interval waktu perawatan yang akurat tidak dapat
ditentukan.
2. Interval waktu akan berubah seiring dengan pembebanan mesin.
3. Karena rekomendasi dari pabrik pembuat alat tidak berbasis pada actual, maka interval waktu
perawatan tidak akurat.

4.6.4 Predictive Maintenance


Predictive maintenance merupakan perawatan yang dilakukan dengan memprediksikan
kondisi suatu alat. Predictive maintenance dapat dilakukan dengan menggunakan suatu alat
analisa terhadap suatu bagian yang akan di periksa. Permasalahan yang timbul adalah tinginya
biaya pembelian analisa yang mendukung perencanaan pemeliharaan.
Adapun kelebihan predictive maintenance adalah sebagai berikut:
1. Dapat mengetahui kondisi yang terjadi pada suatu alat
2. Mencegah kerusakan yang lebih lanjut
3. Mesin tidak perlu dihentikan pada waktu pemeriksaan
4. Pemeriksaan kapan saja dilakukan.
4.6.5 TPM (Total Preventive Maintenance)
Total Preventive Mainteance merupakan profesional manajemen tentang perawatan
mesin, implementasi TPM diarahkan untuk merubah habit atau kebiasaan melalui traning-
traning yang dijalankan, TPM bukanlah sekedar teori tetapi dikembangkan dari best prectice
dan menjadi suatu proven method (metoda yang terbukti) yang telah diterapkan diberbagai
penjuru dunia.
Materi pembelajaran dalam traning ini mengulas dari berbagai sudut. Melalui dari
bagaimana merubah pola pikir, orang dan sistem. Setelah itu hasilnya akan merubah area kerja
(mesin, lingkungan kerja, sistem, dan membuat zero accident, melatih sensitifitas terhadap
suatu bahaya, overhauling suatu mesin, melihat detail dan sistem kerja suatu mesin sampai
dengan training leardership, ceara membuat laporan ampai dengan cara membuat bahan
presentasi dan melatih diri presentasi didepan umum. Selain itu program ini menggunakan
metode sharing, diskusi, latihan dan study kasus.

4.7 Pemeliharaan Rotary Kiln


Setiap alat membutuhkan pemeliharaan untuk menjamin availabilitynya. Pada rotary
dryer terdapat 3 kali pemeriksaan untuk menjamin tercapainya kondisi alat yang sempurna.
Ketiga bagian pemeriksaan tersebut adalah pemeriksaan sebelum operasi, pemeriksaan selama
operasi, dan pemeriksaan setelah operasi.
4.7.1 Pemeriksaan Sebelum Operasi
Sebelum rotary dryer beroperasi maka bagian-bagian yang dianggap perlu untuk
mendapat perhatian atau pemeriksaan sebagai berikut:
1. Memeriksa baut pengikat dan arah putaran dari main motor.
2. Melakukan condition monitoring.
3. Memeriksa kekencangan semua baut pengikat, oli pelumas pada reducer dan coupling gear,
kondisi pompa air dari main reducer.
4. Memeriksa kekencangan semua baut pengikat, kondisi pompa oli, penyetelan pembukaan
katub, volume oli dari forced fubrication unit.
5. Memeriksa kekencangan baut pengikat, level oil dari Girth Gear, pinion, dan pinion bearing.
6. Memeriksa kekencangan baut dan level oil dari Auxiliary Reducer dan Cam clutch unit.
7. Memeriksa kehausan lining dari brake dan centrifugal clutch.
8. Memeriksa kebersihan dari permukaan tyre dan roller.

4.7.2 Pemeriksaan Selama Operasi


1. Memeriksa semua bagian yan berwarna merah (Over Heated), perubahan bentuk dan keretakan
dari sell.
2. Memeriksa keretakan dari tyre, roller, dan Roller shaft.
3. memeriksa over headted dan bantalan, keausan dari PTFE bearing, kelonggaran baut, sistem
pelumasan, sistem hidrolok dari movable thruster.
4. memeriksa overheated dari metal bantalan, keausan dari poros dan metal, oil sell, system oil
dari roller bearing.
5. memeriksa keretakan dan perubahan bentuk dari roller bearing bed.
6. memeriksa kontak dari gigi-gigi pinion dan Girth Gear.
7. memeriksa overheated dari metal bantalan, kelonggaran bearing, system pelumasan,
kelonggaran dan keretakan bed dari pinion bearing.
4.7.3 Pemeriksaan Sesudah Operasi
1. Memeriksa kerusakan atau keausan pada brick dari Sell.
2. Memeriksa keretakan dari Linear Below Tyre.
3. Memeriksa adjusting meal, gear moushing, keausan dan kerusakan pada gigi-gigi gear, keausan
poros dari girth gear dan pinion bearing.
4. Memeriksa keausan dari metal bantalan, keausan dari roller, dan keretakan dari roller bearing
dan roller.
5. Memeriksa keausan kebocoran kebocoran sell metal dari inlet air sell.
6. Memeriksa keausan grizly bar dari drayer hood.

BAB V
KEGIATAN PEMELIHARAAN PADA KILN III
5.1 Perwatan Oil Sell Pada Rotari Kiln
Kerusakan yang terjadi pada oil sell yang sering terjadi adalah yaitu sering terjadi
kebocoran,yang mengakibatkan oil keluar,dan jika dibiarkan oil akan habis. Cara mengatasi
hal tersebut adalah dengan cara mengganti oil sellnya.
Gambar. 5.1 Perawatan oil sell di kiln I yang mengalami kebocoran.
Gambar.5.2 Oil sell yang mengalami kebocoran
Gambar.5.3 Oil sell yang tidak mengalami kebocoran
5.2 Perawatan Oil Cooler Di Kiln II
Kerusakan yang terjadi pada oil cooler di kiln II yaitu mengalami kebocoran yang disebabkan
oleh suhu yang panas sehingga cooler bocor,akibatnya oil terus keluar dari cooler. Untuk
mengatasi hal tersebut yaitu dengan cara ditempel agar oil tidak keluar,atau juga dengan
mengganti denga oil cooler yang baru jika sudah benar-benar tidak bisa digunakan lagi.
Gambar 5.4 Perwatan cil cooler FeNi II

5.3 Pergantian Oil Pada Rotary Kiln Di FeNi III


Pergantian oil ini bertujuan agar gear-gear yg ada didalam gear box tetap tahan lama
dan tidak terjadi kerusakan. Jangka waktu yang diperlukan untuk pergantian oil pada rotary
kiln FeNi III,dilakukan setiap 6 bulan sekali.
Gambar. 5.5 Pergantian oil di kiln III
5.4 Menghitung Putaran Rotary Kiln
untuk mengetahui putaran pada rotary kiln di FeNi III yaitu sebagai berikut:
Dik : nm = 1000 rpm
.r = 148
Pcdp = 1350 mm
Pcdg = 7700 mm
Dit : ng..??? dimana : ng = putaran rotary kiln
Penyelesaian:
= 6,76 rpm
Ng x np
x 6,76
Jadi kecepatan putaran yang terjadi pada rotary kiln III adalah 1,19 rp
BAB VI
PENUTUP
6.1 Kesimpulan
Dari hasil pengamatan dan evaluasi yang kami lakukan selama melaksanakan Kerja
Praktek di PT. ANTAM, Tbk. UBPN Pomalaa, maka kesimpulan yang dapat kami ambil adalah
sebagai berikut :
1. Rotary kiln adalah suatu alat yang digunakan untuk mengkalsinaso ore, yang juga berfungsi
sebagai penghilang kadar air,
2. Perawatan yang dilakukan pada rotary kiln terdiri dari,perawatan sebelum operasi,perawatan
selama operasi, dan perwatan setelah operasi.
3. Prinsip kerja rotary kiln adalah Perputaran kiln yang berlawanan arah dengan arah jarum jam
dan dengan posisi kiln yang miring menyebabkan terjadinya gaya dorong umpan sehingga
material bisa bergerak keluar kearah clinker cooler setelah mengalami kontak dengan gas
panas.
4. Salah satu perawatan yang sering dilakukan adalah pergantian oil setiap 6 bulan sekali,hal ini
dilakukan agar gear-gear yang berada dalam gear box tetap terjaga,dan tidak mengalami
kerusakan.
5. Untuk mencari berapa kecepatan putar rotary kiln digunakan persamaan (nm/r) putaran motor
dibagi dengan rasio antar motor dengan gear box, hasil bagi dari Putaran motor dengan rasio
adalah hasil dari kecepatan putaran pinion. Kemudian (np/r) kecepatan putaran pinion dibagi
dengan rasio antara pinion gear dengan girth gear,hasil bagi antara putaran pinion dengan rasio
adalah hasil dari kecepatan girth gear. Sedangkan kecepatan putaran girth gear sama dengan
kecepatan putaran rotary kiln.
6. Didalam rotary kiln terjadi pembakaran ore,yang disebut dengan proses kalsinasi.
7. Proses pembakaran ore terjadi diburner. Burner yaitu suatu alat yang berfungsi sebagai
pembakaran.
6.2 Saran
Untuk meningkatkan kinerja di PT. Antam (Persero), Tbk. UBPN Sulawesi
Tenggara agar menjadi korporasi global berbasis pertambangan dengan pertumbuhan sehat dan
standar kelas dunia sesuai dengan kebijakan dan mutu yang diterapkan olehperusahaan maka
saran kami adalah sebagai berikut.
1. Sebaiknya diruang Maintenance Mechanichal diberikan warless agar peserta praktek dapat
melakukan browsing internet untuk mencari bahan referensi laporan.
2. Sebaiknya setiap peserta kerja praktek diberikan fasilitas alat ukur bila diperlukan untuk
pengambilan data selama melakukan kerja praktek.
3. Sebaiknya untuk perusahaan dapat menyiapkan penginapan/mess selama melakukan kerja
praktek.
4. Bagi para pembibing kerja praktek diharapkan dapat saling bekerja sama dengan mahasiswa
yang melakukan kerja praktek.

Anda mungkin juga menyukai