Anda di halaman 1dari 56

WAWASAN KEBANGSAAN

09 Maret 2018

DIKLAT PRAJABATAN

Oleh
Dra. Kurniasih. M.Si

BPSDMD PROVINSI BANTEN


Tahun 2018
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Wawasan kebangsaaan sebagai sudut pandang suatu bangsa
dalam memahami keberadaan jati diri dan lingkungannya pada
dasarnya merupakan penjabaran dari falsafah bangsa itu sesuai
dengan keadaan wilayah suatu negara dan sejarah yang
dialaminya. Wawasan ini menentukan cara suatu bangsa
memanfaatkan kondisi geografis, sejarah, sosial budayanya
dalam mencapai cita-cita dan menjamin kepentingan
nasionalnya serta bagaimana bangsa itu memandang diri dan
lingkungannya baik ke dalam maupun ke luar.

Dalam konteks Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI),


makna dan hakikat serta pengejawantahan wawasan kebangsaan
tersebut penting dipahami oleh setiap warga negara Indonesia,
khususnya Pegawai Negeri Sipil (PNS) mengingat
kedudukannya sebagai salah satu unsur aparatur negara yang
berperan sebagai perekat persatuan dan kesatuan bangsa dalam
wadah Negara Kesatuan Republik Indonesia.

Untuk dapat memahami pengertian dan berbagai permasalahan


yang menyangkut wawasan kebangsaan maka dalam mata
Pendidikan dan Pelatihan (Diklat) "Wawasan Kebangsaan dalam
Kerangka Negara Kesatuan Republik Indonesia" pada Diklat

1
2 Wawasan Kebangsaan dalam Kerangka Modul Diklat Prajabatan Golongan I dan II 3
NKRI
Mata Diklat Wawasan Kebangsaan ini antara lain berkaitan
Prajabatan Golongan I dan II ini diuraikan dan dibahas antara
dengan mata Diklat Sistem Penyelenggaraan Pemerintahan
lain mengenai pengertian dan konsep serta aplikasi wawasan
Negara Republik Indonesia, Etika Organisasi Pemerintah,
kebangsaan dalam Negara Kesatuan Republik Indonesia,
dan Budaya Kerja Organisasi Pemerintah dalam hubungan
wawasan kebangsaan dan integrasi nasional, wawasan
dengan peran PNS sebagai perekat persatuan bangsa dalam
nusantara, nilai-nilai kejuangan dan membangun karakter serta
pelaksanaan masing-masing tugas/jabatan yang
masalah wawasan kebangsaan melalui kegiatan ceramah, tanya
bersangkutan.
jawab dan diskusi kelompok/kelas.

Kepada para peserta Diklat disarankan untuk mencermati


B. Tujuan Pembelajaran dan mendiskusikannya dalam proses pembelajaran.
1. Tujuan Pembelajaran Umum (TPU)
Secara umum setelah mengikuti pembelajaran ini peserta
Diklat di harapkan mampu membahas wawasan kebangsaan
dalam kerangka Negara Kesatuan Republik Indonesia.
2. Tujuan Pembelajaran Khusus (TPK)
Setelah pembelajaran ini, diharapkan peserta mampu:
a. Menjelaskan pengertian dan konsep negara dan bangsa;
b. Menjelaskan pengertian wawasan kebangsaan dalam
kerangka NKRI;
c. Menguraikan pengertian dan konsep integrasi nasional;
d. Menjelaskan nilai-nilai kejuangan;
e. Menjelaskan pengertian character building dan hal-hal
yang melemahkan ketahanan bangsa;
f. Menjelaskan keragaman sosial budaya sebagai kekuatan
bangsa;
g. Menjelaskan wawasan kebangsaan sebagai kekuatan
nasional.
Modul Diklat Prajabatan Golongan I dan II 5
secara pokok- a berpindah-
BAB
II pokoknya saja r pindah
sehingga para a tempat,
KONSEP peserta dapat kemudian
Secara
DAN mengerti dan alamiah, karena
PENGERT memahami manusia perkemba
IAN konsep dimaksud sebagai ngan
TENTANG dan penerapannya makhluk peradaban,
NEGARA di Indonesia sosial sejak mereka
mulai
DAN sebagai Negara dahulu
Kesatuan yang hidup
BANGSA selalu hidup
berbentuk bersama- menetap
Republik. sama dalam pada

Bab ini secara suatu suatu

garis besar A kelompok tempat

membahas tentang . untuk tertentu

konsep dan teori mempertaha misalnya,

terjadinya negara, T nkan untuk

bentuk-bentuk e kelangsunga berternak

negara dan o n hidupnya; dan

tujuannya serta r mencari bercocok

pengertian bangsa. i makan, tanam.

Memahami hakikat menanggula


M ngi Dalam
tentang negara dan
e masalah, upaya
bangsa, serta teori
n memperta
mengenai negara mengatasi
g hankan
secara lengkap ada acaman dan
e kelangsun
disiplin tersendiri, gangguan
n gan
yaitu "Ilmu serta
a hidupnya
Negara". Namun melanjutkan
i
bab ini konsep dan keturunan. pada
Semula tempat
pengertian tentang N
kelompok tinggal
bangsa dan negara e
hanya g manusia itu tertentu
diketengahkan hidup yang
dipandang baik sekelompok kecil yang sangat sekelompok-
untuk sumber orang-orang yang sederhana" sekelompok itu
penghidupan ditugaskan untuk (Kansil: dan untuk
bagi mengatur dan 1978). Setiap mengatasi
kelompoknya memimpin anggota segala kesulitan
diperlukan kelompoknya. kelompok itu yang timbul
seorang atau Kepada pemimpin dengan sadar baik internal
4 kelompok mengetahui dan maupun
diberikan mendukung tata eksternal,
kekuasaan/kewena hidup dan dirasakan perlu
ngan tertentu dan peraturan- dibentuk suatu
anggota-anggota peraturan yang organisasi yang
kelompok ditetapkan lebih teratur dan
diwajibkan untuk pemimpin memiliki
mentaati peraturan mereka. Tata dan kekuasaan yang
atau perintah dari peraturan hidup memadai.
pemimpinnya. tertentu itu mula- Organisasi itu
Dengan adanya mula tidak tertulis sangat
seorang atau yang batasan- diperlukan
beberapa orang batasannya tidak untuk
dijadikan jelas dan melaksanakan
pemimpin yang merupakan adat dan
mengatur kebiasaan saja. mempertahankan
perikehidupan Lambat laun peraturan-
anggota kelompok peraturan itu peraturan hidup
dan adanya mereka tuliskan agar dapat
ketaatan dan dan menjadi berjalan secara
anggota kelompok peraturan- tertib.
terhadap peraturan tertulis Organisasi yang
pemimpinnya, yang dilaksanakan memiliki
maka timbullah dan ditaati. kekuasaan
dalam kelompok seperti itulah
itu suatu Dengan makin yang kemudian
kekuasaan luasnya dinamakan
"pemerintahan kepentingan Negara.
Secara etimologi,
istilah "negara"
berasal dari
terjemahan bahasa
asing ”Staat”
(Belanda, Jerman)
dan ”State”
(Inggris). Kata
Staat maupun
State berakar dari
bahasa Latin, yaitu
status atau
6 Wawasan Kebangsaan dalam Kerangka Modul Diklat Prajabatan Golongan I dan II 7
NKRI
kemerdekaan universal.
statuni, yang berarti menempatkan dalam keadaan berdiri,
3. Kranenburg
membuat berdiri, dan menempatkan. Kata status juga dapat
Negara adalah suatu organisasi yang timbul karena
diartikan sebagai suatu keadaan yang menunjukkan sifat atau
kehendak dari suatu golongan atau bangsanya sendiri.
keadaan tegak dan tetap.
4. Roger F. Soltau
Dalam hubungan dengan uraian di atas, Kansil (1978)
Negara adalah alat (agency) atau wewenang (authority) yang
menyatakan bahwa "Negara adalah suatu organisasi kekuasaan
mengatur atau mengendalikan persoalan bersama atas nama
dari pada manusia-manusia (masyarakat) dan merupakan alat
masyarakat.
yang akan dipergunakan untuk mencapai tujuan bersama.
5. R. Djokosoetono
Negara ialah suatu organisasi manusia atau kumpulan
Konsep dan pengertian Negara sebagai organisasi kekuasaan
manusia yang berada di bawah suatu pemerintahan yang
dipelopori oleh J.H.A. Logemaan dalam buku Over De Theorie
sama.
Van Een Stelling Staadrecht, yaitu bahwa keberadaan negara
6. Soenarko
bertujuan untuk mengatur dan menyelenggarakan masyarakat
Negara ialah organisasi masyarakat yang mempunyai daerah
yang dilengkapi dengan kekuasaan tertinggi. Pengertian
tertentu dimana kekuasaan negara berlaku sepenuhnya
tersebut menempatkan negara sebagai organisasi kekuasaan
sebagai souvereign (kedaulatan).
(Budiyanto 1997). Pandangan seperti itu kemudian diikuti oleh
Harlod J. Laski, Max Weber dan Leon Duguit. Dalam
Dari beberapa pendapat mengenai negara tersebut, dapat
pengertian luas, negara merupakan kesatuan sosial (masyarakat)
disimpulkan pengertian sebagai berikut: "Negara adalah
yang diatur secara konstitusional untuk mewujudkan
organisasi yang didalamnya harus ada rakyat, wilayah yang
kepentingan bersama.
permanen, dan pemerintah yang berdaulat (baik ke dalam
Di bawah ini dikemukakan pengertian negara dari pendapat
maupun ke luar)".
beberapa pakar kenegaraan, antara lain:
1. George Jellinek
Dalam konteks organisasi kekuasaan, di dalam negara terdapat
Negara ialah organisasi kekuasaan dari sekelompok manusia
suatu mekanisme/tata hubungan kerja yang mengatur suatu
yang telah berkediaman di wilayah tertentu.
kelompok manusia (rakyat) agar berbuat, atau bersikap sesuai
2. George Wilhelm Fredrich Hegel
dengan kehendak negara.
Negara merupakan organisasi kesusilaan yang muncul
sebagai sintesa dari kemerdekaan individual dan
8 Wawasan Kebangsaan dalam Kerangka Modul Diklat Prajabatan Golongan I dan II 9
NKRI
terjadi suatu perjanjian antara daerah jajahan, misalnya:
Untuk menghindari adanya kekuasaan yang sewenang-wenang,
Kemerdekaan Filipina pada tahun 1946 dan India pada tahun
disisi lain negara juga menetapkan cara-cara dan batas-batas
1947.
sampai dimana kekuasaan itu dapat digunakan dalam kehidupan
4. Teori Penaklukan
bersama, baik oleh individu, golongan, organisasi maupun oleh
Suatu negara timbul karena serombongan manusia
negara itu sendiri.
menaklukkan daerah dan rombongan manusia lain.
Agar daerah/rombongan itu tetap dapat dikuasai, maka
Mengenai terjadinya suatu negara terdapat beberapa teori, antara
dibentuklah suatu organisasi yang berupa negara.
lain sebagai berikut:
Selain itu suatu negara dapat pula terjadi karena:
1. Teori Kenyataan
a. Pemberontakan terhadap negara lain yang menjajah,
Timbulnya suatu negara itu adalah soal kenyataan. Apabila
seperti: Amerika Serikat terhadap Inggris pada tahun
pada suatu ketika telah terpenuhi unsur-unsur negara
1776 - 1783;
(daerah, rakyat dan Pemerintah yang berdaulat) maka pada
b. Peleburan (fusi) antara beberapa negara menjadi satu
saat itu juga negara sudah menjadi suatu kenyataan.
negara baru, misalnya: Jerman bersatu pada tahun 1871;
2. Teori KeTuhanan
c. Suatu daerah yang belum ada rakyatnya/
Timbulnya suatu negara adalah atas kehendak Tuhan. Segala
pemerintahannya diduduki/dikuasai oleh bangsa/negara
sesuatu, tidak akan terjadi apabila Tuhan tidak
lain, misalnya: Liberia;
menghendakinya. Kalimat-kalimat seperti "Atas berkat
d. Suatu daerah tertentu melepaskan diri dari yang tadinya
rahmat Tuhan Yang Maha Kuasa .......... "by the grace of
menguasainya dan menyatakan dirinya sebagai suatu
God ..." menunjuk ke arah teori ini.
negara baru (misalnya Proklamasi Kemerdekaan
3. Teori Perjanjian
Indonesia pada tahun 1945).
Negara itu timbul karena perjanjian yang dibuat antara
orang-orang yang tadinya hidup bebas merdeka, terlepas
Hal ini dapat terjadi secara damai (persetujuan dari negara
satu sama lain tanpa ikatan kenegaraan. Perjanjian ini
yang tadinya menguasainya), dan dapat juga terjadi secara
diadakan agar kepentingan bersama dapat terpelihara dan
kekerasan. Cara yang pertama timbul dengan perjanjian dan
terjamin, supaya "orang yang satu tidak merupakan binatang
penyerahan kedaulatan, sedangkan cara yang kedua timbul
buas bagi orang yang lain" (homo homini lupus menurut
dengan cara kekerasan (revolusi).
Hobbes). Perjanjian itu disebut perjanjian masyarakat
(Contract Social menurut ajaran Rousseau). Dapat pula
10 Wawasan Kebangsaan dalam Kerangka Modul Diklat Prajabatan Golongan I dan II 11
NKRI
2. Negara Serikat (Federasi) ialah suatu negara yang
B. Bentuk Negara merupakan gabungan beberapa negara, yang menjadi
Menurut teori-teori modern, bentuk negara yang terpenting ialah negara-negara bagian dan negara serikat itu.
Negara Kesatuan (Unitarisme) dan Negara Serikat (Federasi).
1. Negara Kesatuan ialah suatu negara yang merdeka dan Negara-negara bagian itu semula merupakan suatu negara
berdaulat dimana di seluruh negara yang berkuasa hanya yang merdeka dan berdaulat serta berdiri sendiri. Dengan
satu pemerintah (pusat) yang mengatur seluruh daerah. Di menggabungkan diri dalam suatu negara serikat, maka
dalam negara kesatuan, pemerintah pusat mempunyai negara yang tadinya berdiri sendiri itu dan kemudian
wewenang untuk mengatur seluruh wilayahnya melalui menjadi negara bagian, melepaskan sebagian dari
pembentukan daerah-daerah dalam wilayah negara. Dalam kekuasaannya dan menyerahkannya kepada negara serikat.
negara kesatuan pelaksanaan pemerintahan negara dapat Kekuasaan yang diserahkan itu disebutkan satu demi satu
dilaksanakan dengan sistem sentralisasi dan desentralisasi. (liminatif), hanya kekuasaan yang disebutkan itulah yang
a. Sistem sentralisasi, yaitu segala sesuatu dalam negara itu diserahkan kepada negara serikat (delegated powers).
langsung diatur dan diurus oleh pemerintah pusat, Kekuasaan asli ada pada negara bagian, dan negara bagian
sedang daerah-daerah tinggal melaksanakannya. itu berhubungan langsung dengan rakyatnya. Kekuasaan
b. Sistem desentralisasi, dimana kepada daerah diberikan dari negara serikat adalah kekuasaan yang diterimanya dari
kesempatan dan kewenangan untuk mengurus urusan negara bagian.
rumah tangganya sendiri (otonomi daerah) yang Biasanya yang diserahkan oleh negara-negara bagian kepada
dinamakan daerah otonom. negara serikat ialah hal-hal yang berkaitan dengan hubungan
Bentuk negara kesatuan pada umumnya mempunyai sifat- luar negeri, pertahanan negara, keuangan dan urusan pos
sifat berikut: dan telekomunikasi.
a. Kedaulatan negara rnencakup ke dalam dan ke luar yang
ditangani pemerintah pusat. C. Unsur Negara
b. Negara hanya mempunyai satu Undang-Undang Dasar, Pada umumnya dapat dikatakan bahwa suatu negara itu harus
satu Kepala Negara, satu Dewan Menteri, dan satu
memenuhi syarat-syarat sebagai berikut: (1) rakyat yang bersatu;
Dewan Perwakilan Rakyat.
(2) daerah atau wilayah; (3) pemerintah yang berdaulat, dan
c. Hanya ada satu kebijakan yang menyangkut persoalan
mendapat pengakuan dari negara lain (Oppenheimer dan
politik, ekonomi, moneter/fiskal, sosial budaya, luar Lauterpacht, dalam Budiyanto 1997).
negeri serta pertahanan dan keamanan.
12 Wawasan Kebangsaan dalam Kerangka Modul Diklat Prajabatan Golongan I dan II 13
NKRI
1. Ernest Renan (Prancis)
Konvensi Montevideo pada tahun 1933 menyebutkan unsur-
Bangsa terbentuk karena adanya keinginan untuk hidup
unsur berdirinya suatu negara antara lain berupa rakyat, wilayah
bersama (hasrat bersatu) dengan perasaan setia kawan yang
yang tetap dari pemerintah yang mampu mengadakan hubungan
agung.
internasional. Dari pendapat tersebut, unsur rakyat, wilayah dan
2. Otto Bauer (Jerman)
pemerintah yang berdaulat merupakan unsur konstitutif karena
Bangsa adalah kelompok manusia yang mempunyai
keberadaannya mutlak harus ada. Sedangkan pengakuan dari
persamaan karakter. Karakteristik tumbuh karena adanya
negara lain merupakan unsur deklaratif yang bersifat formalitas,
persamaan nasib.
karena diperlukan dalam rangka memenuhi unsur tata aturan
3. F. Ratzel (Jerman)
pergaulan internasional.
Bangsa terbentuk karena adanya hasrat bersatu. Hasrat itu
Kansil (1978) menyatakan bahwa pada umumnya negara itu
timbul karena adanya rasa kesatuan antara manusia dan
harus memenuhi unsur-unsur atau syarat: (a) harus ada
tempat tinggalnya (paham geopolitik).
wilayahnya; (b) harus ada rakyatnya; (c) harus ada
4. Hans Kohn (Jerman)
pemerintahannya yang berkuasa terhadap seluruh daerah dan
Bangsa adalah buah hasil hidup manusia dalam sejarah.
rakyatnya dan (d) harus ada tujuannya.
Suatu bangsa merupakan golongan yang beranekaragam dan
tidak bisa dirumuskan secara eksak. Kebanyakan bangsa
D. Pengertian Bangsa memiliki faktor-faktor objektif tertentu yang
Secara umum bangsa itu merupakan kumpulan dari masyarakat membedakannya dengan bangsa lain. Faktor-faktor itu
yang membentuk negara. Dalam arti sosiologis bangsa termasuk berupa persamaan keturunan, wilayah, bahasa, adat istiadat,
"kelompok paguyuban" yang secara kodrat ditakdirkan untuk kesamaan politik, perasaan, dan agama.
hidup bersama dan senasib sepenanggungan di dalam suatu
negara. Misalnya Negara Republik Indonesia ditakdirkan terdiri Berdasarkan pendapat tersebut di atas dapat disimpulkan bahwa
atas berbagai suku bangsa. pada dasarnya bangsa adalah rakyat yang telah mempunyai
kesatuan tekad untuk membangun masa depan bersama.
Dalam Ilmu Tata Negara terdapat berbagai pengertian mengenai Caranya ialah dengan mendirikan negara yang akan mengurus
istilah bangsa. Mengenai pengertian bangsa berikut ini oleh terwujudnya aspirasi dan kepentingan bersama secara adil.
Budiyanto (1997), dikemukakan pendapat beberapa pakar
kenegaraan yang ternama seperti: Meskipun di kalangan pakar kenegaraan belum terdapat
persamaan pengertian bangsa, namun faktor objektif yang
14 Wawasan Kebangsaan dalam Kerangka Modul Diklat Prajabatan Golongan I dan II 15
NKRI
Negara sebagai organisasi kekuasaan melindungi segenap
terpenting dari suatu bangsa adalah adanya kehendak atau
bangsanya yang ada diseluruh wilayah/daerahnya yaitu bangsa
kemauan bersama, yang lebih dikenal dengan nasionalisme.
Indonesia yang terdiri dari berbagai suku, bahasa daerah, adat
Dalam kehidupan suatu bangsa, kita harus menyadari adanya
istiadat, agama yang menghuni/bertempat tinggal di seluruh
keanekaragaman yang dilandasi oleh rasa persatuan dan
wilayah negara atau tanah air Indonesia yang terdiri dari 13.500
kesatuan tanah air, bahasa, dan cita-cita. Fredrich Hertz dari
buah pulau besar dan kecil. Indonesia sebagai negara kesatuan
Jerman dalam bukunya Nationality in History and Politics
pertama kali mendapat pengakuan dari pemerintah Inggris pada
mengemukakan bahwa setiap bangsa mempunyai 4 (empat)
tanggal 31 Maret tahun 1947.
unsur aspirasi sebagai berikut:
1. Keinginan untuk mencapai kesatuan nasional yang terdiri
Berdasarkan pembahasan konsep negara dan pengertian bangsa
atas kesatuan sosial, ekonomi, politik, agama, kebudayaan,
sebagaimana telah diuraikan dimuka dapat dikatakan bahwa
komunikasi, dan solidaritas;
Indonesia sebagai negara kesatuan yang berbentuk Republik
2. Keinginan untuk mencapai kemerdekaan dan kebebasan
tepatnya adalah negara kebangsaan juga disebut sebagai negara
nasional sepenuhnya, yaitu bebas dari dominasi dan campur
persatuan atau negara kekeluargaan (Bintoro 1996).
tangan bangsa asing terhadap urusan dalam negerinya;
3. Keinginan dalam kemandirian, keunggulan, individualitas,
Untuk mempertegas hal itu hendaklah disimak kembali
keaslian, atau kekhasan. Misalnya, menjunjung tinggi
pembukaan UUD tahun 1945, yang antara lain disebutkan
bahasa nasional yang mandiri;
"supaya berkehidupan kebangsaan yang bebas"... "membentuk
4. Keinginan untuk menonjol (unggul) di antara bangsa-bangsa
suatu pemerintah negara Indonesia yang melindungi segenap
dalam mengejar kehormatan, pengaruh, dan prestise.
bangsa Indonesia dan seluruh tumpah darah Indonesia".
Demikian secara singkat uraian dan pembahasan mengenai
pengertian dan konsep tentang negara dan bangsa. Kemudian
Dalam hubungannya dengan negara kebangsaan itu, khususnya
bagaimana dalam penerapannya di Indonesia ditinjau secara
yang terkait dengan konsep wawasan kebangsaan, penting untuk
ringkas dalam konteks ketatanegaraan kita.
dikemukakan disini pendapat Bintoro yang mensitir pendapat
Mengacu pada Undang-Undang Dasar Negara tahun 1945, dapat
Moerdiono bahwa "negara kebangsaan bukanlah suatu
diketahui bahwa Negara Indonesia adalah Negara Kesatuan yang
komunitas sosioantropologis yang tumbuh secara alamiah.
berbentuk Republik dengan kedaulatan berada di tangan rakyat
Negara kebangsaan adalah suatu komunitas politik yang
dan dilaksanakan menurut Undang-Undang Dasar Negara (lihat
dirancang, dibangun dan dioperasikan berdasar wawasan
Pasal 1 ayat (1) dan (2) UUD 1945).
kebangsaan. Wawasan Kebangsaan itu sendiri timbul,
16 Wawasan Kebangsaan dalam Kerangka Modul Diklat Prajabatan Golongan I dan II 17
NKRI
Bangsa Indonesia adalah rakyat Indonesia yang secara
berkembang dan beroperasi berdasarkan persetujuan terus
sosiopolitis (komunitas politik) telah mempunyai kesatuan tekad
menerus dari unsur-unsur komunitas politik itu" (Bintoro, 1966).
sejak proklamasi kemerdekaan 17 Agustus 1945, mendirikan
Negara Kesatuan Republik Indonesia dan telah mendapat
E. Rangkuman
pengakuan internasional, di antaranya mula-mula datang dari
Secara konseptual negara terbentuk karena adanya perjanjian
Inggris pada tahun 1947 kemudian disusul oleh berpuluh-puluh
atau kesepakatan di antara kelompok-kelompok manusia dalam
negara lainnya di dunia.
suatu wilayah atau daerah tertentu untuk mewujudkan
kepentingan atau tujuan bersama tanpa membedakan ras/suku,
F. Evaluasi
bahasa, agama, adat-istiadat, budaya dan kepentingan politik
Jawablah soal-soal latihan dibawah ini secara jelas dan ringkas
kelompok yang bersangkutan.
mengacu pada butir-butir materi yang telah diajarkan.
Untuk membentuk negara harus dipenuhi unsur-unsur yang 1. Jelaskan mengenai pengertian negara dan teori terjadinya
dominan, yaitu rakyat yang bersatu sebagai satu bangsa, daerah suatu negara.
atau wilayah yang jelas batas-batasnya, pemerintah yang 2. Ada beberapa negara berdasarkan teori modern dan
berdaulat dengan tujuan tertentu dan secara formal mendapat bagaimana sistem pemerintahan dari masing-masing bentuk
pengakuan dari negara lain dalam rangka memenuhi tata aturan negara tersebut?
pergaulan internasional. 3. Sebutkan unsur-unsur pokok sebagai syarat terbentuknya
suatu negara sesuai dengan pengetahuan anda?
Menurut teori modern saat ini, bentuk negara yang terpenting 4. Apakah yang dimaksud dengan istilah "bangsa" itu dan
ialah negara kesatuan dan negara federasi (serikat). Indonesia jelaskan pula pendapat dari beberapa pakar yang anda
sebagai suatu negara termasuk negara kesatuan dengan sistem ketahui.
pemerintahan yang berbentuk republik dan kedaulatan berada di 5. Bagaimana penerapan teori tentang negara dan bangsa di
tangan rakyat yang dilaksanakan menurut UUD Negara tahun Indonesia?
1945.

Bangsa pada pokoknya adalah rakyat yang bersepakat untuk


bersatu dengan tekad untuk membangun masa depan bersama
dengan cara membentuk negara yang akan mengatur dan
mengurus kepentingan bersama secara adil.
Modul Diklat Prajabatan Golongan I dan II 19
BAB III nusantara dan wawasan "sosial" sebagaimana diutarakan di

WAWAWAN KEBANGSAAN DAN atas, namun dapat diambil intisarinya bahwa "wawasan"
pada pokoknya mengandung pengertian "kemampuan untuk
INTEGRASI NASIONAL
memahami cara memandang sesuatu konsep tertentu yang
direfleksikan dalam perilaku tertentu sesuai dengan konsep
Bab ini membahas materi pokok sebagai gabungan dari konsep dan atau pokok pikiran yang terkandung di dalamnya".
pengertian Wawasan Kebangsaan dalam kerangka Negara Kesatuan Selanjutnya mengenai istilah "kebangsaan" yang berasal
Republik Indonesia dan pengertian serta konsep Integrasi Nasional. dari kata "bangsa" dapat mengandung arti "ciri-ciri yang
Oleh karena itu secara berturut-turut disajikan mengenai muatan menandai golongan bangsa tertentu", dan dapat pula
materi yang mengacu pada butir-butir pokok tersebut di atas. mengandung arti "kesadaran diri sebagai warga dari suatu
negara" (KKBI, 1989).
A. Pengertian Wawasan Kebangsaan Dalam kaitan dengan pengertian yang terakhir ini,
1. Pengertian Wawasan Kebangsaan (Parangtopo 1993) memberikan pengertian kebangsaan
sebagai "tindak tanduk kesadaran dan sikap yang
Istilah Wawasan Kebangsaan terdiri dari dua suku kata yaitu
memandang dirinya sebagai suatu kelompok bangsa yang
"Wawasan" dan "Kebangsaan". Secara etimologi menurut
sama dengan keterikatan sosiokultural yang disepakati
Kamus Besar Bahasa Indonesia (1989) istilah wawasan
bersama". Berdasarkan wawasan kebangsaan itu, dinyatakan
berarti (1) hasil mewawas; tinjauan; pandangan dan dapat
pula bahwa wawasan kebangsaan adalah suatu "wawasan
juga berarti (2) konsepsi cara pandang. Dalam kamus
yang mementingkan kesepakatan, kesejahteraan, kelemahan,
tersebut diberikan contoh "Wawasan Nusantara" yaitu
dan keamanan bangsanya sebagai titik tolak dalam
wawasan (konsepsi cara pandang) dalam mencapai Tujuan
berfalsafah, berencana dan bertindak".
Nasional yang mencakup perwujudan Kepulauan Nusantara
sebagai satu kesatuan politik, sosial budaya, ekonomi dan
Dalam rangka menerapkan konsep wawasan kebangsaan,
pertahanan keamanan. Lebih lanjut diberikan pula contoh
pada Seminar Pendidikan Wawasan Kebangsaan (1993)
dalam pengertian lain seperti "Wawasan Sosial", sebagai
dikemukakan perlunya dipahami 2 (dua) aspek sebagai
"kemampuan untuk memahami cara-cara penyesuaian diri
berikut:
atau penempatan diri di lingkungan sosial".
a. Aspek Moral
Walaupun dalam rumusan yang berbeda, karena dikaitkan Konsep wawasan Kebangsaan mensyaratkan adanya
dengan dua subyek yang berbeda yaitu antara “wawasan perjanjian diri atau commitment pada seseorang atau

18
20 Wawasan Kebangsaan dalam Kerangka Modul Diklat Prajabatan Golongan I dan II 21
NKRI

peningkatan kualitas kehidupan bangsanya. Selain itu


masyarakat untuk turut bekerja bagi kelanjutan
wawasan kebangsaan menghendaki pengetahuan yang
eksistensi bangsa dan bagi peningkatan kualitas
memadai tentang tantangan masa.kini dan mendatang serta
kehidupan bangsa.
berbagai potensi bangsanya.
b. Aspek Intelektual
Konsep wawasan Kebangsaan menghendaki 2. Wawasan Kebangsaan Indonesia
pengetahuan yang memadai mengenai tantangan
Wawasan Kebangsaan dalam kerangka Negara Kesatuan
tantangan yang dihadapi bangsa baik saat ini maupun di
Republik Indonesia berkembang dan mengkristal tidak
masa mendatang serta berbagai potensi yang dimiliki
lepas dari perjalanan sejarah bangsa Indonesia dalam
bangsa.
membentuk negara ini. Konsep wawasan kebangsaan
Indonesia tercetus pada waktu diikrarkan Sumpah Pemuda
Berdasarkan uraian di atas, maka pada modul (bahan ajar)
28 Oktober 1928 sebagai tekad perjuangan yang merupakan
Diklat Prajabatan Golongan I dan II ini "Wawasan
konvensi nasional tentang pernyataan eksistensi bangsa
Kebangsaan" diberikan pengertian sebagai "sudut pandang
Indonesia yaitu: satu nusa, satu bangsa dan menjunjung
atau cara memandang yang mengandung kemampuan
bahasa persatuan bahasa Indonesia. Wawasan seperti itu
seseorang atau kelompok orang untuk memahami
pada hakikatnya tidak membedakan asal suku, keturunan,
keberadaan jati dirinya sebagai satu bangsa juga dalam
ataupun perbedaan warna kulit. Dengan perkataan lain
memandang dirinya dan bertingkah laku sesuai falsafah
wawasan tersebut mengutamakan persatuan dan kesatuan
hidup bangsanya dalam lingkungan internal dan lingkungan
bangsa atau yang dapat disebut sebagai wawasan
eksternalnya". “Wawasan ini menentukan cara suatu
kebangsaan Indonesia.
bangsa”. Mendayagunakan kondisi geografis negaranya,
sejarah, sosiobudaya, ekonomi dan politik serta pertahanan Dalam hubungan ini Bintoro (1996) mengemukakan bahwa:
keamanan dalam mencapai cita-cita dan menjamin Reason d'etre negara Indonesia bukan berdasar sosio
kepentingan nasionalnya. antropologis (etnik), tetapi karena pengalaman sejarah
Wawasan ini juga menentukan bagaimana bangsa itu ditindas kolonialisme dan mengaspirasikan kehidupan
menempatkan dirinya dalam tata berhubungan dengan kebangsaan yang bebas. Wawasan kebangsaan didukung
sesama bangsanya dan dalam pergaulan dengan bangsa- oleh ideologi (gerakan pemikiran) yang timbul di abad ke-
bangsa lain di dunia (internasional). 18 yaitu Nasionalisme.
Dalam wawasan kebangsaan terkandung komitmen dan
semangat persatuan untuk menjamin keberadaan dan
22 Wawasan Kebangsaan dalam Kerangka Modul Diklat Prajabatan Golongan I dan II 23
NKRI

Indonesia dan menghisap kekayaan alamnya, sehingga


Untuk dapat memahami konsep wawasan kebangsaan
periode itu merupakan periode penderitaan lahir batin.
Indonesia, kiranya perlu disimak berbagai hal yang
Sekalipun demikian, sejarah juga membuktikan bahwa
melatarbelakangi lahirnya konsep tersebut dari telaah dan
menghadapi pengaruh dan tekanan dari luar itu bangsa
dokumenter berikut ini.
di nusantara tidak pernah berhenti untuk mengadakan
a. Latar
perlawanan.
Belakang
Semua perlawanan tersebut mengalami kekalahan.
Sebagaimana tercatat dalam sejarah, pada abad ke-7
Perjuangan yang besifat lokal senantiasa gagal
sampai dengan 16, bangsa Indonesia berada dalam
karena belum adanya persatuan dan kesatuan
periode yang sering disebut sebagai masa "Kerajaan
sedangkan di sisi lain pihak kolonial terus
Nusantara". Pada masa itu terdapat 2 (dua) kerajaan
menggunakan politik "devide et impera" (pecah belah
besar, yaitu Sriwijaya (abad ke-7 s.d. 12) dan
dan kuasai). Kendati demikian, catatan sejarah
Majapahit (abad ke-13 s.d. 16), yang ternyata telah
perlawanan para pahlawan itu telah membuktikan
mampu membawa bangsa Indonesia mencapai puncak
kepada kita tentang semangat perjuangan bangsa
kemegahannya sebagai bangsa yang merdeka, bersatu,
Indonesia yang tidak pernah padam mengusir penjajah.
berdaulat, adil, dan makmur, serta berperan penting di
Dalam perkembangan berikutnya, muncul kesadaran
kawasan Asia Tenggara. Politik luar negeri Majapahit
bahwa perjuangan yang bersifat nasional yakni
dikenal dengan "mitreka satata" atau dapat disamakan
perjuangan yang berlandaskan persatuan dan kesatuan
sekarang dengan prinsip bertetangga yang baik (good
dari seluruh bangsa Indonesia akan mempunyai
neighbour policy). Juga pada waktu itu dikenal istilah
kekuatan yang nyata.
"bhinneka tunggal ika" (lengkapnya: bhinneka
Pergerakan Budi Oetomo, yang didirikan pada tanggal
tunggal ika/tan hana dharma mangrua yang artinya
20 Mei 1908, merupakan tonggak awal sejarah
walaupun berbeda, satu jua adanya, sebab tidak ada
perjuangan yang bersifat nasional. Pergerakan yang
agama yang mempunyai tujuan yang berbeda). Di sini
dijiwai cita-cita Wahidin Soediro Hoesodo tersebut
ditunjukkan betapa kerukunan hidup umat beragama
menandai pula kebangkitan nasional untuk menentang
di Indonesia telah berkembang sejak dulu. Karena
penjajahan secara terorganisasi dan terbuka untuk
kedatangan bangsa barat seperti Portugis, Spanyol,
semua golongan bangsa Indonesia. Itulah sebabnya,
Belanda, Inggris dan Perancis yang menggunakan tipu
setiap tanggal 20 Mei diperingati sebagai hari
muslihat memecah belah persatuan dan kesatuan
Kebangkitan Nasional. Bangsa yang bangkit
bangsa, maka berakhirlah periode Kerajaan Nusantara
karena
itu dan mulailah periode penjajahan yang menindas
bangsa
24 Wawasan Kebangsaan dalam Kerangka NKRI Modul Diklat Prajabatan Golongan I dan II 25

tekad untuk merdeka, bangsa yang mempunyai harga manusia Indonesia seutuhnya dan masyarakat
diri. Indonesia seluruhnya sebagai obyek dan subyek usaha
Di samping itu bangkit pula gerakan-gerakan di bidang pembangunan nasional menuju masyarakat adil dan
politik, ekonomi/perdagangan, pendidikan, kesenian, makmur berdasarkan Pancasila.
pers dan kewanitaan. Dalam perjalanan sejarah itu Penghargaan terhadap harkat dan martabat manusia
timbul pula gagasan sikap, dan tekad yang bersumber menunjukkan, bahwa Wawasan Kebangsaan
dari nilai-nilai budaya bangsa serta disemangati oleh mengetengahkan manusia ke dalam pusat hidup
cita-cita moral rakyat yang luhur. Sikap dan tekad itu bangsa. Hal ini berarti bahwa dalam persatuan dan
adalah pengejawantahan dari satu Wawasan kesatuan bangsa masing-masing pribadi harus
Kebangsaan. dihormati. Bahkan lebih dari itu Wawasan Kebangsaan
b. Nilai Dasar Wawasan Kebangsaan menegaskan, bahwa manusia seutuhnya adalah pribadi,
Nilai Wawasan Kebangsaan yang terwujud dalam subyek dari semua usaha pembangunan bangsa. Semua
persatuan dan kesatuan bangsa memiliki 6 (enam) usaha pembangunan dalam segala bidang kehidupan
dimensi manusia yang bersifat mendasar dan berbangsa bertujuan agar masing-masing pribadi
fundamental, yaitu: bangsa dapat menjalankan hidupnya secara
1) Penghargaan terhadap harkat dan martabat bertanggungjawab demi persatuan dan kesatuan
manusia sebagai mahluk ciptaan Tuhan Yang bangsa.
Maha Kuasa; Tekad bersama untuk berkehidupan kebangsaan yang
2) Tekad bersama untuk berkehidupan kebangsaan bebas, merdeka, maju, dan mandiri akan berhasil
yang bebas, merdeka, dan bersatu; dengan persatuan bangsa yang kukuh dan berjaya.
3) Cinta akan Tanah Air dan Bangsa; "Cinta akan Tanah Air dan Bangsa" menegaskan nilai
4) Demokrasi atau Kedaulatan Rakyat; sosial dasar. Dengan ini Wawasan Kebangsaan
5) Kesetiakawanan Sosial; menempatkan penghargaan tinggi akan kebersamaan
6) Masyarakat adil makmur. yang luas, yang melindungi masing masing warga dan
Dengan demikian wahana kehidupan religius menyediakan tempat untuk perkembangan pribadi bagi
diwujudkan dengan memeluk agama dan menganut setiap warga. Tetapi sekaligus mengungkapkan hormat
Kepercayaan terhadap Tuhan Yang Maha Esa, terhadap solidaritas manusia. Solidaritas itu mengakui
dilindungi oleh negara, dan sewajarnya mewarnai hak dan kewajiban asasi sesamanya, tanpa membeda-
hidup kebangsaan. Wawasan Kebangsaan membentuk bedakan suku, keturunan, agama dan kepercayaan,
26 Wawasan Kebangsaan dalam Kerangka Modul Diklat Prajabatan Golongan I dan II 27
NKRI

dan dengan lebih mudah.


jenis kelamin, kedudukan sosial, warna kulit dan
Kebangsaan dan demokrasi bukanlah tujuan, tetapi
sebagainya.
merupakan sarana dan wahana untuk mencapai tujuan
Paham kebangsaan dapat berwawasan luas dapat pula
yang lebih tinggi, yaitu masyarakat yang adil dan
berwawasan sempit. Fasisme, Naziisme sebagai
makmur.
nasionalisme yang sempit jelas ditolak oleh bangsa
Salah satu ciri khas negara demokratis yang
Indonesia. Dengan demikian esensi nasionalisme
membedakannya dari negara yang totaliter adalah
sebagai suatu tekad bersama yang tumbuh dari bawah
toleransi. Wawasan Kebangsaan Indonesia
untuk bersedia hidup sebagai suatu bangsa dalam
menegaskan, bahwa demokrasi tidak sama dengan
negara merdeka. Kebangsaan/nasionalisme adalah
kemenangan mayoritas atau minoritas. Karena itu
paham kebersamaan, persatuan dan kesatuan.
dalam demokrasi kita tidak sama dengan kemenangan
Nasionalisme atau kebangsaan selalu berkaitan erat
mayoritas atau minoritas. Dalam demokrasi kita segala
dengan demokrasi, karena tanpa demokrasi,
sesuatu dapat di putuskan dengan cara musyawarah
kebangsaan akan mati bahkan merosot menjadi
dan tidak mengutamakan pengambilan keputusan
Fasisme/Naziisme, yang bukan saja berbahaya bagi
dengan suara terbanyak (voting). Hal yang sama
berbagai minoritas dalam bangsa yang bersangkutan,
nampak dalam kerukunan hidup beragama dan
tetapi juga berbahaya bagi bangsa lain.
berkepercayaan Terhadap Tuhan Yang Maha Esa.
Kesetiakawanan sosial sebagai nilai merupakan
Dalam rangka integrasi nasional terdapat sikap saling
rumusan lain dari keadilan sosial bagi seluruh rakyat.
hormat menghormati dan bekerjasama antara para
Wawasan Kebangsaan menegaskan, bahwa
pemeluk agama yang berbeda-beda dan sikap saling
kesejahteraan rakyat lebih dari hanya kemakmuran
menghormati kebebasan menjalankan ibadah sesuai
yang paling tinggi dari sejumlah orang yang paling
agama masing-masing.
hebat. Kesejahteraan rakyat lebih dari keseimbangan
c. Makna Wawasan Kebangsaan
antara kewajiban sosial dan keuntungan individu.
Wawasan Kebangsaan Indonesia mengamanatkan
Kesejahteraan sosial boleh disebut kesejahteraan
kepada seluruh bangsa agar menempatkan persatuan,
umum. Kesejahteraan umum itu mencakup
kesatuan, serta kepentingan dan keselamatan bangsa
keseluruhan lembaga dan usaha dalam hidup sosial,
dan negara di atas kepentingan pribadi atau golongan.
yang membangun dan memungkinkan masing-masing
Diharapkan manusia Indonesia sanggup dan rela
pribadi, keluarga dan kelompok sosial lain untuk
berkorban untuk kepentingan bangsa. Sehubungan
mencapai kesempurnaan mereka secara lebih penuh
28 Wawasan Kebangsaan dalam Kerangka Modul Diklat Prajabatan Golongan I dan II 29
NKRI

dan untuk itu perlu pula dipahami pandangan dan


dengan itu hendaknya dipupuk penghargaan terhadap
falsafah hidup yang dianut oleh bangsa Indonesia yaitu
martabat manusia, cinta kepada tanah air dan bangsa,
Pancasila, yang mengandung nilai-nilai dasar yang
demokrasi dan kesetiakawanan sosial.
akhirnya dijadikan pedoman dalam bersikap dan
Wawasan Kebangsaan mengembangkan persatuan
bertingkah laku yang bermuara pada terbentuknya
Indonesia sedemikian rupa sehingga asas Bhinneka
karakter bangsa.
Tunggal Ika dipertahankan. Persatuan tidak boleh
Bangsa Indonesia adalah bangsa yang terbuka dan
mematikan keanekaan dan kemajemukan. Sebaliknya
suka berkoeksistensi dengan bangsa lain. Sudah sejak
keanekaan dan kemajemukan tidak boleh menjadi
dulu kala bangsa Indonesia menikmati dan menghayati
pemecah belah namun menjadi kekuatan yang
arti hidup berdampingan secara damai dengan bangsa
memperkaya persatuan.
lain. Dengan letak geostrategik nusantara di posisi
Wawasan Kebangsaan tidak memberi tempat pada
silang hubungan antar bangsa, maka wawasan
patriotisme yang picik. Misi yang diamanatkan ialah
kebangsaan Indonesia tidak hanya bersifat
agar para warga negara Indonesia membina dengan
"inward looking" dan mengisolasi diri. Laut bagi
jiwa besar dengan setia terhadap Tanah Air, tetapi
bangsa Indonesia bukan menjadi pemisah tetapi justru
tanpa kepicikan jiwa. Cinta Tanah Air dan Bangsa
ke luar sebagai wahana dalam berhubungan dengan
selalu sekaligus diarahkan pada kepentingan seluruh
bangsa lain, sedangkan ke dalam merupakan unsur
umat manusia yang saling berhubungan dengan
pemersatu. Wawasan Nusantara yang mengemuka
berbagai jaringan antara ras, antar bangsa dan antar
di tengah- tengah silang pendapat antara
negara.
federalisme dan unitarisme di masa setelah lahirnya
Mencermati makna Wawasan Kebangsaan tersebut,
Indonesia Serikat, esensinya dapat dikatakan
dapatlah dikemukakan bahwa Wawasan Kebangsaan
implementasi dari wawasan kebangsaan yang dijiwai
Indonesia pada hakikatnya dilandasi oleh Pancasila
semangat bangsa bahari. Dalam wawasan nusantara
sebagai falsafah dan pandangan hidup bangsa kita.
dinyatakan bahwa wilayah laut adalah bagian dari
Dengan Wawasan Kebangsaan yang dilandasi oleh
wilayah negara kepulauan yang kemudian diakui
pandangan hidup Pancasila, bangsa Indonesia telah
dunia sebagai "Archipelagic Principle".
berhasil merintis jalan menyelenggarakan misinya di
Wawasan Nusantara adalah pandangan yang
tengah-tengah tata kehidupan di dunia.
menyatakan bahwa negara Indonesia merupakan suatu
Untuk dapat memahami hakikat Wawasan Kebangsaan
satu kesatuan dipandang dari segala aspeknya.
Indonesia perlu kiranya dipahami jati diri bangsa kita
30 Wawasan Kebangsaan dalam Kerangka Modul Diklat Prajabatan Golongan I dan II 31
NKRI

merupakan satu kesatuan wilayah hukum


Wawasan Nusantara adalah pandangan hidup bangsa
nasional yang mengabdi kepada kepentingan
Indonesia dalam mendayagunakan konstelasi
nasional.
Indonesia, sejarah dan kondisi sosial budaya untuk
2) Kesatuan Sosial budaya, dalam arti:
mengejawantahkan segala dorongan dan rangsangan di
a) Bahwa masyarakat Indonesia adalah satu
dalam usaha mencapai perwujudan aspirasi bangsa dan
perikehidupan bangsa yang harus merupakan
tujuan nasional, yang mencakup:
kehidupan yang serasi dengan tingkat
1) Kesatuan Politik, dalam arti:
perkembangan masyarakat yang sama,
a) Bahwa kedaulatan nasional dengan segala
seimbang dan merata serta keselarasan hidup
kekayaannya merupakan satu kesatuan
sesuai dengan kemajuan bangsa;
wilayah, ruang hidup dan kesatuan matra
b) Bahwa budaya Indonesia pada hakikatnya
seluruh bangsa serta merupakan modal dan
adalah satu, sedangkan terdapatnya berbagai
milik bersama bangsa Indonesia;
corak ragam budaya menggambarkan
b) Bangsa Indonesia yang terdiri atas berbagai
kekayaan khazanah budaya bangsa yang
suku dan berbicara dalam berbagai bahasa
menjadi modal dan landasan pengembangan
daerah, meyakini dan menganut berbagai
budaya nasional secara keseluruhan yang
agama dan kepercayaan terhadap Tuhan
dinikmati hasilnya oleh seluruh bangsa.
Yang Maha Esa merupakan suatu kesatuan
3) Kesatuan Ekonomi, dalam arti:
bangsa yang utuh di dalam arti seluas-
a) Bahwa kekayaan yang terdapat dan
luasnya;
terkandung di dalam wilayah nusantara
c) Bahwa secara psikologis, bangsa Indonesia
beserta kawasan yuridisnya, baik potensial
merasa satu, senasib sepenanggungan,
maupun efektif adalah modal dan milik
sebangsa dan setanah air serta memiliki suatu
bersama bangsa dan bahwa keperluan hidup
tekad bulat dalam mencapai perwujudan cita-
sehari-hari harus tersedia merata di seluruh
cita bangsa;
wilayah tanah air;
d) Bahwa Pancasila adalah satu-satunya falsafah
b) Bahwa tingkat perkembangan ekonomi harus
serta ideologi bangsa dan negara, yang
sesuai dan seimbang di seluruh daerah, tanpa
dilandasi, membimbing dan mengarahkan
meninggalkan ciri-ciri khas yang dimiliki
bangsa menuju tujuannya;
oleh tiap-tiap daerah dalam pengembangan
e) Bahwa seluruh kepulauan Nusantara
32 Wawasan Kebangsaan dalam Kerangka Modul Diklat Prajabatan Golongan I dan II 33
NKRI

Wawasan Kebangsaan Indonesia adalah wawasan yang


kehidupan ekonominya.
terbuka dan bukan wawasan yang dilandasi paham
4) Kesatuan Pertahanan Keamanan, dalam arti:
kebangsaan yang sempit. Kemungkinan orang dapat
a) Bahwa ancaman terhadap sesuatu pulau atau
mempertanyakan budaya khas yang dapat menjadi ciri
daerah pada hakikatnya merupakan ancaman
identitas insan Indonesia di atas keragaman budaya
seluruh bangsa dan negara;
daerah yang berkembang subur.
b) Bahwa tiap-tiap warga negara mempunyai
Demikian pula mengenai implementasi kesatuan dan
hak dan kewajiban yang sama di dalam
persatuan, perlu menjadi fokus dalam mengembangkan
kerangka menunaikan tanggung jawab
pembangunan masa yang akan datang. Pembangunan
masing-masing dalam usaha pembelaan
industri dan proses industrialisasi di Indonesia
negara.
misalnya harus menjamin interdependensi
perkembangan antar pulau utama yang didukung oleh
Realisasi penghayatan dan pengisian Wawasan
pembangunan wilayah laut sebagai wahana pemersatu.
Nusantara pada satu pihak menjamin keutuhan wilayah
Hanya dengan bangkitnya kembali jiwa bahari wilayah
nasional dan melindungi sumber-sumber kekayaan
laut antar pulau dimiliki oleh bangsa Indonesia.
alam beserta pengelolaannya, sedangkan pada lain
Dengan demikian kesatuan politik yang kini telah
pihak menunjukkan wibawa kedaulatan negara
dicapai akan diikuti dengan kesatuan ekonomi hasil
Republik Indonesia.
pembangunan yang akan datang. Demikian pula
Kejayaan bangsa Indonesia akan dapat diraih kembali
kesatuan budaya tidak boleh diabaikan. Desentralisasi
dengan menghidupkan kembali jiwa baharinya
pemerintahan dan pembangunan dalam rangka
berlandaskan wawasan nusantara. Menuju kesama
pengembangan otonomi daerah mutlak dilakukan.
semua pemikir, pemimpin dan perencana serta
Kebijakan desentralisasi yang dirumuskan berdasarkan
pelaksana pembangunan Indonesia penerus generasi 45
wawasan kebangsaan Indonesia, harus mencegah
harus mewujudkan wawasan tersebut dengan
desintegrasi negara kesatuan merongrong wibawa
dukungan jiwa bahari yang kuat. Artinya
pemerintah pusat dan mencegah timbulnya
pembangunan bukan wilayah darat saja dan di pulau
pertentangan antara pemerintah pusat dengan daerah.
utama saja secara terpisah-pisah, melainkan
Perlu dicegah timbulnya krisis kewibawaan
pembangunan wilayah darat dan laut secara
pemerintah pusat.
terintegrasi dari Sabang sampai Merauke.
34 Wawasan Kebangsaan dalam Kerangka Modul Diklat Prajabatan Golongan I dan II 35
NKRI

kapitalisme dan liberalisme yang ditentang oleh


Intrinsik dalam penegakan kewibawaan tersebut adalah
aspirasi perjuangan rakyat Indonesia. Keterbukaan dan
terwujudnya pemerintahan pusat yang bersih dan
kebersamaanlah yang menjadi kunci dari keberhasilan,
akuntabel. Daerah harus tumbuh dan berkembang
baik Pancasila maupun wawasan kebangsaan dalam
secara mandiri dengan daya saing yang sehat antar
membawa bangsa Indonesia ke tujuan nasional yang
daerah tanpa mengabaikan terwujudnya kesatuan
masih harus terus menerus diperjuangkan.
ekonomi, memperkokoh kesatuan politik dan
Dalam pelaksanaannya pembangunan ekonomi pasar
mengembangkan kesatuan budaya.
Indonesia harus berperan dalam mengembangkan
Dalam upaya ke arah itu, maka prasyarat sebagai
sistem ekonomi pasar internasional yang bermanfaat
penjamin antara lain adalah warga bangsa yang
bagi umat manusia khususnya bangsa yang sedang
kompak dan bersatu dengan ciri kebangsaan (nation
berkembang dalam rangka mengembangkan tatanan
wide oriented), netralitas birokrasi pemerintahan yang
ekonomi dunia baru. Indonesia misalnya secara
berwawasan kebangsaan, perkembangan, serta sistem
minimal harus aktif dalam pasar ASEAN dan ASPAC
pendidikan yang menghasilkan kader pembangunan
secara maksimal di pasar internasional serta mampu
yang berwawasan kebangsaan.
bersaing dengan negara industri maju.
Bangsa Indonesia tidak perlu khawatir bahwa
Bangsa Indonesia harus proaktif dalam mengantisipasi
Pancasila akan berbenturan dengan proses globalisasi.
perkembangan lingkungan stratejik. Indonesia dengan
Sebab Pancasila sudah mencakup dan menjamin
wawasan kebangsaannya justru harus dapat memberi
realisasi dari apa yang menjadi tuntutan hak asasi
contoh bagi bangsa lain dalam membina identitas,
manusia. Pancasila adalah ideologi terbuka yang akan
kemandirian, dan menghadapi tantangan dari luar
menyerap semua perkembangan sesuai dengan
tanpa konfrontasi. Indonesia harus dapat meyakinkan
jamannya. Dengan demikian wawasan kebangsaan
bangsa-bangsa lain bahwa eksistensi bangsa bukan
yang tidak lepas dari induknya yaitu Pancasila tidak
merupakan sumber konflik dalam pergaulan umat
akan menjadi penyebab alienisasi bangsa Indonesia
manusia, namun merupakan aset yang diperlukan
dengan eksistensi bangsa lain. Wawasan kebangsaaan
dalam mengembangkan nilai-nilai kemanusiaan yang
juga tidak perlu dikhawatirkan menjadi penghambat
beradab (Sumitro, 1993).
integrasi ekonomi Indonesia dengan sistem ekonomi
pasar. Namun bangsa Indonesia harus waspada dan
tanggap mengenai implementasinya di dalam negeri,
karena induk dari ekonomi pasar adalah sistem
36 Wawasan Kebangsaan dalam Kerangka NKRI Modul Diklat Prajabatan Golongan I dan II 37

B. Pengertian dan Konsep Integritas Nasional a. Keselarasan adalah keadaan yang menggambarkan
1. Pengertian Integritas Nasional suasana yang tertib, teratur, aman dan damai sehingga
akan timbul ketentraman lahir dan batin. Keselarasan
Untuk dapat menguraikan subyek atau pokok bahasan
akan terwujud bila setiap orang melaksanakan tugas
tersebut di atas, terlebih dahulu akan dijelaskan mengenai
sesuai dengan kewajiban dan tanggung jawab. Benturan-
pengertian dan istilah Integrasi Nasional dari segi bahasa.
benturan tidak perlu terjadi, segalanya berlangsung
Istilah Integrasi Nasional terdiri dari dua kata yaitu
secara wajar dalam perkembangan lingkungan dan
"Integrasi" dan "Nasional". Istilah “Integrasi” mempunyai
masyarakatnya.
arti "pembauran atau penyatuan hingga menjadi kesatuan
b. Keserasian adalah keadaan yang menggambarkan
yang utuh atau bulat". Sedangkan istilah "Nasional"
terpadunya unsur-unsur yang terlibat dalam kehidupan
mengandung pengertian: (1) kebangsaan; (2) bersifat
bersama. Bangsa Indonesia terdiri dari berbagai suku,
bangsa sendiri; meliputi suatu bangsa, misalnya cita-cita
adat-istiadat, agama, bahasa (daerah) dan sebagainya.
nasional; tarian nasional, perusahaan nasional (KBBI,
Keragaman itu diakui, dihormati, dengan penuh
1989). Hal-hal yang menyangkut bangsa itu sendiri dapat
toleransi. Kesemuanya terikat menjadi satu kesatuan
juga berupa adat istiadat, suku, warna kulit, keturunan,
dan kekuatan bangsa dalam wadah negara kebangsaan
agama, budaya, wilayah/daerah dan sebagainya.
Indonesia.
Mengacu pada penjelasan kedua istilah tersebut di atas,
c. Keseimbangan adalah keadaan yang menggambarkan
maka dapat dikatakan bahwa Integritas Nasional adalah
bahwa masing-masing unsur yang terlibat dalam hidup
identik dengan Integritas bangsa yang mempunyai
bersama dalam hubungan bersama diperlakukan dengan
pengertian "suatu proses penyatuan atau pembauran
sewajarnya. Masing-masing mendapat perlakuan sesuai
berbagai aspek sosial-budaya ke dalam kesatuan wilayah
dengan kodrat, harkat, martabat, tugas, hak, wewenang
dan pembentukan identitas nasional atau bangsa" (Ibid).
dan kewajibannya. Dengan adanya keseimbangan akan

Integritas Nasional sebagai upaya atau proses pembauran tercipta suasana keadilan.

berbagai aspek yang menjadi ciri dan atribut bangsa harus


Integritas Nasional sebagai konsep dalam kaitan dengan
dapat menjamin terwujudnya keselarasan, keserasian dan
wawasan kebangsaan dalam Negara Kesatuan Republik
keseimbangan dalam mencapai tujuan bersama sebagai
Indonesia pada dasarnya berlandaskan pada aliran
satu bangsa.
pemikiran atau paham integralistik yang dicetuskan oleh
G.W.F. Hegl (1770-1831). Teori ini dikemukakan dalam
38 Wawasan Kebangsaan dalam Kerangka Modul Diklat Prajabatan Golongan I dan II 39
NKRI

tetapi negara menjamin keselamatan hidup bangsa


hubungan dengan paham idealisme.
seluruhnya sebagai persatuan yang tidak dapat dipisahkan.
Menurut paham tersebut untuk mengenal dan memahami
Berdasarkan pemikiran itu, maka semangat dan struktur
sesuatu harus dicari kaitannya dengan yang lain. Untuk
kerohanian dari bangsa Indonesia bersifat dan bercita-cita
mengenal manusia misalnya, harus dikaitkan dengan
persatuan hidup, persatuan kawulo dan gusti yaitu
masyarakat dimana ia hidup dan untuk mengenal suatu
persatuan antar dunia luar dan dunia batin, antara
masyarakat harus dicari kaitannya dengan proses
makrokosmos dan mikrokosmos, antara rakyat dan
sejarahnya. Bagaimana pemikiran atau konsep integritas
pemimpin-pemimpinnya. Segala manusia sebagai
nasional dalam kerangka negara kesatuan kita?
seseorang, golongan manusia dalam suatu masyarakat dan
Berikut ini akan diuraikan tentang konsep Integrasi
golongan-golongan lain dari masyarakat itu, dan tiap-tiap
Nasional dimaksud.
masyarakat dalam pergaulan hidup di dunia seluruhnya
dianggap mempunyai tempat dan kewajiban hidup
2. Konsep Integrasi Nasional Indonesia
(dharma) sendiri-sendiri menurut kodrat alam. Segala
Pemahanan integralistik yang dianut oleh bangsa
golongan mahluk, segala sesuatu saling berpengaruh dan
Indonesia bersumber dari pemikiran Mr. Soepomo yang
kehidupan mereka bersangkutpaut. Hal itu merupakan idea
disampaikan di depan sidang BPUPKI pada tahun 1945.
totaliter, idea integralistik dari bangsa Indonesia, yang
Paham integralistik ini merupakan salah satu aliran dalam
terwujud juga dalam susunan tata negaranya yang asli.
teori tentang negara.
Dalam suasana persatuan antara rakyat dan pimpinannya,
Menurut aliran pikiran integralistik ini, negara dibentuk
antara golongan-golongan rakyat satu sama lain, segala
tidak untuk menjamin kepentingan seseorang atau
golongan diliputi oleh "semangat gotong royong, dan
golongan, akan tetapi menjamin kepentingan masyarakat
semangat kekeluargaan". Menurut aliran pikiran tentang
seluruhnya sebagai persatuan.
negara integralistik yang dianggap sesuai dengan semangat
Negara ialah suatu masyarakat yang integral, segala
Indonesia asli itu, negara tidak mempersatukan dirinya
golongan, segala bagian, segala anggotanya berhubungan
dengan golongan yang terbesar dalam masyarakat, juga
erat satu sama lain dan merupakan persatuan masyarakat
tidak mempersatukan dirinya dengan golongan yang
yang organis. Hal yang terpenting dalam negara yang
paling kuat (golongan politik atau ekonomi yang paling
berdasarkan aliran pikiran integral ialah penghidupan
kuat), akan tetapi mengatasi segala golongan dan segala
bangsa seluruhnya. Negara tidak memihak kepada sesuatu
seseorang, mempersatukan diri dengan segala lapisan
golongan yang paling kuat, atau yang paling besar, tidak
rakyat seluruhnya.
menganggap kepentingan seseorang sebagai pusat, akan
40 Wawasan Kebangsaan dalam Kerangka Modul Diklat Prajabatan Golongan I dan II 41
NKRI

penuntutan pada hak-hak dan pribadi/golongan;


Dari uraian Mr. Soepomo di atas dapat dikemukakan
h. Mengutamakan upaya memadu pendapat daripada
bahwa didalam masyarakat yang integralistik, setiap
mencari menang sendiri;
anggota, warga, dan setiap golongan diakui dan dihormati
i. Disemangati kerukunan, keutuhan, persatuan,
kehadiran dan keberadaannya (eksistensinya), diakui hak
kebersamaan, setia kawan, dan gotong royong;
dan kewajiban serta fungsinya masing-masing dalam
j. Saling menolong, membantu, dan bekerjasama;
mencapai tujuan bersama. Sebaliknya setiap warga negara,
k. Berdasarkan kasih sayang, pengorbanan, pria dan
setiap anggota, dan setiap golongan berkewajiban dan
wanita, individu dan masyarakat serta lingkungan.
bertanggung jawab atas terlindunginya kepentingan,
keselamatan, kesejahteraan dan kebahagiaan masyarakat Penerapan nilai keberhasilan dalam kehidupan menuntut
seluruhnya. Dengan paham integralistik atau kebersamaan, pada setiap manusia untuk mengendalikan diri, yakni untuk
bangsa Indonesia percaya akan dapat mencapai mengarahkan manusia melakukan pengendalian diri, yakni
kesejahteraan dan kebahagiaan lahir dan batin. untuk mengarahkan aktifitas pribadinya menuju
Secara rinci ciri-ciri tata nilai integralistik menurut terselenggaranya kehidupan yang selaras, serasi, dan
Suprapto (1994) adalah sebagai berikut: seimbang demi tercapainya kehidupan bersama yang
a. Bagian atau golongan yang terlibat berhubungan erat sejahtera, adil, makmur dan bahagia lahir dan batin. Nilai
dan merupakan kesatuan organis; kebersamaan menuntut kepada tiap individu untuk
b. Eksistensi setiap unsur hanya berarti dalam meletakkan kepentingan dan keinginan pribadi dalam
hubungannya secara keseluruhan. Masing-masing rangka kebersamaan hidup, dan dalam rangka mewujudkan
anggota, bagian, golongan memiliki tempat dan kepentingan masyarakat, bangsa dan negara. Dalam hal ini
kewajiban (dharma) sendiri-sendiri merupakan tidak berarti bahwa kepentingan pribadi atau golongan
persatuan hidup; disingkirkan atau ditiadakan. Kepentingan pribadi atau
c. Tidak terjadi situasi yang memihak pada golongan yang golongan justru merupakan motivasi terbinanya
kuat atau yang penting; kesejahteraan bersama. Dengan menerapkan nilai
d. Tidak terjadi dominasi mayoritas dan tirani minoritas; kebersamaan diharapkan tercipta suatu keselarasan dan
e. Tidak memberi tempat bagi paham individualisme, kesimbangan antara kehidupan jasmani dan rohani, antara
liberalisme dan totalitarisme; wanita dan pria, antara kepentingan individu dan
f. Mengutamakan keselamatan maupun kesejahteraan, masyarakat dan antara kehidupan duniawi dan kehidupan
kebahagiaan bagi seluruh bangsa dan negara; akhirat.
g. Mengutamakan penunaian kewajiban daripada
42 Wawasan Kebangsaan dalam Kerangka Modul Diklat Prajabatan Golongan I dan II 43
NKRI

Khusus tentang Integrasi Nasional yang vertikal ada 4


Nilai-nilai yang merupakan penjabaran tata nilai
(empat) tugas konstitusional yang bersifat abadi dari
integralistik ini diterapkan oleh bangsa Indonesia dalam
pemerintah Indonesia, yaitu: (1) melindungi segenap
mengatur tata hubungan dengan Tuhan, dengan sesama
bangsa Indonesia dan seluruh tumpah darah Indonesia. (2)
manusia, dengan bangsanya, dan dengan alam sekitarnya.
memajukan kesejahteraan umum, (3) mencerdaskan
Nilai-nilai keselarasan, keserasian, keseimbangan,
kehidupan bangsa, dan akhirnya (4) ikut melaksanakan
kebhinnekatunggalikaan, kekeluargaan mewarnai
ketertiban dunia yang berdasarkan kemerdekaan,
hubungan-hubungan tersebut. Inilah yang kemudian
perdamaian abadi dan keadilan sosial. Empat tugas
dirumuskan menjadi Pancasila, pandangan hidup bangsa
pemerintah yang juga di sebut "tujuan nasional", sekaligus
Indonesia, dasar Negara Republik Indonesia dan ideologi
menjadi tolok ukur bagi keberhasilan atau kegagalannya.
bangsa.
Berdasarkan pasal 4 ayat (1) UUD 1945, Presiden Republik
Persoalan yang perlu kita pertanyakan adalah setelah kita
Indonesia memegang kekuasaan pemerintahan menurut
terima paham negara integralistik Indonesia, kemudian
Undang-Undang Dasar. Sudah barang tentu Presiden tidak
bagaimana implementasinya? Berikut ini disajikan tulisan
bekerja sendiri. Di tingkat pusat, Presiden dibantu oleh
Moerdiono (1991).
Wakil Presiden, para Menteri serta para Kepala Lembaga
Integrasi Nasional dapat dipahami dari dua segi yaitu (1)
Pemerintah Non Departemen. Di tingkat daerah Presiden
Integrasi Nasional secara Vertikal dan (2) Integrasi
dibantu oleh para Gubernur Kepala Daerah beserta seluruh
Nasional secara Horizontal.
jajarannya. Di luar negeri Presiden dibantu oleh para duta
Integrasi Nasional secara vertikal membahas bagaimana
besar dan para duta. Sekretariat Negara memberikan
mempersatukan pemerintah nasional dengan rakyatnya,
pelayanan kepada Presiden dari segi Administratif.
yang tersebar dalam daerah yang luas.
Oleh karena rakyat itu hidup di bawah kepemimpinan Pada tingkat daerah, kelihatannya UUD 1945 mengenal
pimpinannya masing-masing, maka Integrasi Nasional perbedaan antara satuan masyarakat sosiokultural dan
secara vertikal ini juga akan berarti mempersatukan satuan masyarakat sosial politik. Pembedaan ini kiranya
pemerintah pusat dengan kepemimpinan di tingkat daerah. amat penting untuk kita pahami benar-benar.
Integrasi Nasional secara horizontal membahas bagaimana Acuan tentang satuan masyarakat sosiokultural ini dapat
mempersatukan rakyat yang majemuk, hidup dalam ditemukan pada pasal 18B dan pasal 32 UUD 1945.
berbagai golongan primordial yang beranekaragam nilai Secara kultural, bangsa kita adalah majemuk dan
lembaga serta adat kebiasaannya, sehingga merasa bagian kemajemukan itu sendiri adalah produk dari sejarah yang
dari satu bangsa yang sama.
44 Wawasan Kebangsaan dalam Kerangka Modul Diklat Prajabatan Golongan I dan II 45
NKRI

Gagasan satuan masyarakat sosial politik ditemukan dalam


panjang dan tidak bisa diabaikan begitu saja. Oleh karena
pasal 18 UUD 1945 sebagai berikut:
itulah, secara sadar kita mengambil sesanti Bhinneka
a. Negara Kesatuan Republik Indonesia dibagi atas
Tunggal Ika sebagai lambang negara.
daerah-daerah provinsi dan daerah provinsi itu dibagi
Kemajemukan ini akan mempunyai relevansi ideologi,
atas kabupaten dan kota, yang tiap-tiap provinsi,
politik dan pemerintahan. Ideologi persatuan yang
kabupaten, dan kota itu mempunyai pemerintahan
disepakati para pemimpin di tingkat nasional, masih harus
daerah, yang diatur dengan UU.
dipahami dan didukung oleh masyarakat kita yang tersebar
b. Pemerintahan daerah provinsi, daerah kabupaten, dan
di daerah kepulauan yang luas ini. Sesuai dengan sistem
kota mengatur dan mengurus sendiri urusan
nilai budayanya sendiri. Hal ini adalah wajar saja dan
pemerintahan menurut asas otonomi dan tugas
memang demikianlah seharusnya.
pembantuan.
Dari sisi politik dan pemerintahan, kita bersama
c. Pemerintahan daerah provinsi, daerah kabupaten, dan
mengetahui bahwa walaupun seluruh peraturan perundang-
kota memiliki Dewan Perwakilan Rakyat Daerah yang
undangan kita berlaku sama untuk seluruh daerah, namun
anggota-anggotanya dipilih melalui pemilihan umum.
implementasinya di lapangan akan sangat dipengaruhi oleh
d. Gubernur, Bupati, dan Walikota masing-masing
faktor-faktor sosial budaya ini. Kampanye organisasi
sebagai kepala pemerintah daerah provinsi, kabupaten,
kekuatan sosial politik, misalnya jelas perlu bersifat "tailor
dan kota dipilih secara demokratis.
made" untuk daerah-daerah. Kekeliruan dalam memilih
e. Pemerintah daerah menjalankan otonomi seluas-
tema kampanye, seandainya menyinggung nilai-nilai dasar
luasnya, kecuali urusan pemerintahan yang oleh
yang dianut masyarakat daerah tersebut, akan berarti
Undang-Undang ditentukan sebagai urusan
hilangnya dukungan pemilih.
Pemerintahan Pusat.
Sudah barang tentu dalam setiap masyarakat sosial budaya
f. Pemerintahan daerah berhak menetapkan peraturan
tersebut juga akan terjadi dinamika dan perubahan,
daerah dan peraturan-peraturan lain untuk
disamping adanya kesinambungan. Perubahan dan
melaksanakan otonomi dan tugas pembantuan.
kesinambungan itu harus dikaji secara sungguh-sungguh,
g. Susunan dan tata cara penyelenggaraan pemerintahan
agar kebijakan yang akan kita ambil mendapat dukungan
daerah diatur dalam Undang-Undang.
masyarakat di lapangan. Hal itu bisa dilakukan dengan
Dengan demikian, satuan masyarakat sosial politik ini
dimulai apa yang disebut sebagai studi kewilayahan
merupakan masyarakat hukum, dibentuk dengan Undang-
("regional studies"). Pemerintah Hindia Belanda dahulu
Undang, merupakan bagian dari sistem pemerintahan
menamakan sebagai indologi.
46 Wawasan Kebangsaan dalam Kerangka NKRI
nasional.
BAB IV
Secara ideologis dan secara konstitusional, masalah sistem
pemerintahan di tingkat daerah yang kita hadapi adalah
NILAI-NILAI KEJUANGAN,
bagaimana menyusun tatanan pemerintahan yang bisa
CHARACTER BUILDING DAN
memberi peran fungsional terpadu baik pada satuan KETAHANAN BANGSA
masyarakat sosiokultural yang bersifat asli ini maupun
pada satuan masyarakat sosiopolitik yang dirancang secara
nasional.
Sesuai dengan judul bab ini, maka dalam uraian pembahasan,
Hal itu bisa dilakukan dengan memberi peluang untuk
sistematika penyajiannya tersusun atas uraian tentang nilai-nilai
mengadakan penyesuaian secara lokal pada ketentuan-
kejuangan; daya saing nasional, pengertian Character Building dan
ketentuan hukum yang secara nasional dibuat dalam garis-
hal-hal yang melemahkan ketahanan bangsa.
garis besar saja. Beberapa daerah bahkan sudah
menemukan wujudnya yang operasional, seperti gerakan
Kesemua uraian dan pembahasan materi pokok bahasan dikaitkan
"Manunggal Sakato" yang dikembangkan di daerah
dengan konteks wawasan kebangsaan kita.
Sumatera Barat.
Cara berpikir seperti ini juga sudah mulai diperkenalkan
A. Nilai-Nilai Kejuangan
dalam pendidikan, dengan memberi peluang untuk adanya
muatan lokal dalam kurikulum, yang bersifat Dari segi semantik nilai-nilai kejuangan terdiri dari dua istilah
komplementer dan suplementer dengan kurikulum yang yaitu "Nilai" dan "Kejuangan". “Nilai” adalah konsep yang
bersifat nasional. berkenaan dengan sesuatu, sedangkan "juang" sebagai kata kerja
berarti "laga, lawan, kelahi, perang memperebutkan sesuatu
dengan mengadu tenaga". Berjuang adalah berlaga, berkelahi,
berperang dan berlawan (KBBI, 1989).

Dengan demikian nilai kejuangan adalah konsep yang berkenaan


dengan sifat, mutu, keadaan tertentu yang berguna bagi manusia
dan kemanusiaan yang menyangkut perihal perang, kelahi,
lawan dan laga. Kata nilai kejuangan dikenal terhadap konsepsi
abstrak, anutan, paham dan pendorong yang menyebabkan orang

47
48 Wawasan Kebangsaan dalam Kerangka Modul Diklat Prajabatan Golongan I dan II 49
NKRI

dapat berperang, berkelahi, berlawan dan berlaga, sehingga


Peristiwa Nasional di masa lampau;
bermanfaat bagi dirinya untuk menang.
Situasi Nasional di masa kini;
Dalam sejarah perjuangan bangsa Indonesia nilai kejuangan
Aspirasi Nasional di masa mendatang.
dimaksudkan untuk menggambarkan daya dorong perlawanan
dan pendobrak yang mampu membawa bangsa ini untuk
Kemampuan pandang tiga dimensi harus dimiliki sehingga
membebaskan dirinya dari penjajahan dan bebas merdeka. Nilai
perjuangan bangsa Indonesia membimbing kita dan dijadikan
kejuangan diletakkan pada upaya selama bergenerasi-generasi
sebagai edukasi dan inspirasi bagi perjuangan selanjutnya.
untuk mencapai kemerdekaan. Nilai kejuangan seperti ini
dimiliki oleh generasi pra 45 dan generasi 45. Sebutan generasi
Pada peristiwa nasional di masa lampau: dari aspek politik,
1945 sangat mengemuka karena pada tahun 1945 inilah
berkat perjuangan bangsa telah mampu bernegara di tingkat
keberhasilan kemerdekaan bangsa itu datang. Namun, tentu saja
Nasional yaitu negara Sriwijaya dan Majapahit.
keberhasilan itu bukan dibuat oleh generasi 45 belaka. Nilai
perjuangan ini mewaris terus menerus dari satu generasi ke Dari aspek sosial ekonomi kita pernah mencapai martabat
generasi berikutnya. bangsa yang penuh ketenteraman, kesejahteraan,
Oleh karena itu, generasi pra 1945 yang mewakili seluruh sifat, kemakmuran sebagai gemah ripah loh jinawi, tata tentrem
kadar, mutu konsepsi yang menggerakkan perlagaan, karta raharja, mampu membuktikan dalam pertanian,
perlawanan, dan peperangan yang diperoleh dari generasi perdagangan, pelayanan dan sebagainya.
sebelumnya, kemudian berkulminasi pada saat menjelang
memasuki generasi 45. Jadi generasi 45 mewarisi seluruh sifat Dari aspek rohani kita telah menerapkan prinsip-prinsip
dan mutu baik itu dari generasi pra 45 yang menghasilkan toleransi hidup beragama misalnya antara agama Hindu,
kemerdekaan. Budha, Islam dan Nasrani.

Sekarang generasi 45, mulai berkurang, nilai kejuangan perlu


Dengan kedatangan bangsa-bangsa Eropa Barat di Indonesia
diwariskan hingga proses perkembangan dan pembangunan
kehidupan bangsa menjadi terpecah belah. Kita kehilangan
bangsa ini berlangsung dengan lancar.
kemerdekaan, baik bidang politik, ekonomi maupun sendi-
sendi kemasyarakatan yang berakibat menderita lahir dan
1. Hakikat Mempelajari Perjuangan Bangsa
batin.
Hakikat mempelajari dan menghayati sejarah perjuangan
bangsa adalah upaya membangkitkan kesadaran Nasional
yang mengandung arti:
50 Wawasan Kebangsaan dalam Kerangka Modul Diklat Prajabatan Golongan I dan II 51
NKRI

nilai-nilai luhur, berinisiatif dan tak kenal menyerah;


Akibat penindasan dalam berbagai bentuk, rakyat pada
e. Jiwa propatria, yaitu mempunyai rasa cinta yang besar
awalnya mengadakan "Perang Lokal" baik langsung maupun
terhadap tanah air;
tidak Iangsung.
f. Jiwa kepeloporan dan kepemimpinan yaitu ikut aktif
dalam berjuang dan berpartisipasi dalam pembangunan
Berkat pengalaman sejarah perjuangan bangsa dalam
bangsa;
mengusir penjajah dan mengemban amanat penderitaan
g. Jiwa keikhlasan berjuang, yaitu ikhlas dalam membela
rakyat akhirnya mampu melandasi timbulnya semangat untuk
kepentingan nasional.
menjadi bangsa yang bersatu, mempunyai semangat
pengabdian, pengorbanan, sikap perkasa, gagah berani, rela
B. Nilai dan Prinsip yang Diwariskan
berkorban karena ada kesadaran dan rasa tanggung jawab
1. Umum
membela kebenaran, keadilan dan kejujuran demi kebaktian
terhadap nusa dan bangsa yang tercinta. Walaupun lingkungan masyarakat Indonesia sejak tahun
1945 telah mengalami kemajuan dan perkembangan seperti
2. Jiwa dan Makna Dalam Perjuangan dalam bidang penerapan teknologi modern dan pedekatan-
Jiwa perjuangan bangsa merupakan penerus perjuangan yang pendekatan dalam pembangunan lain yang lebih
didahului dengan menghancurkan seluruh kekuatan disempurnakan, akan tetapi sistem nilai-nilai yang melandasi
imperalisme dan kolonialisme. Di persada Nusantara berupa pembangunan masyarakat Indonesia sebagaimana yang
sifat mental yang mengandung moral nasional yang luhur diungkapkan dalam Pancasila dan UUD tahun 1945 tidak
yaitu: berubah dan tidak akan berubah.
a. Jiwa merdeka, yaitu jiwa yang sadar akan kemampuan
Pancasila sebagai falsafah hidup, dasar negara, pandangan
sendiri tanpa ketergantungan pada negara lain dan
hidup dan pedoman hidup bangsa menuntut seluruh warga
memiliki martabat yang sejajar dengan bangsa-bangsa
negara untuk berpola pada Pancasila mulai dari cara berpikir,
lain;
sikap mental maupun tingkah laku mencerminkan
b. Jiwa persatuan dan kesatuan, yaitu sadar akan pentingnya
implementasi dan nilai-nilai luhur Pancasila. Kepatuhan dan
rasa persatuan dan kesatuan bangsa;
ketaatan setiap warga negara, lembaga negara, organisasi-
c. Jiwa konsekuen tanpa pamrih dan sederhana, yaitu sadar
organisasi kemasyarakatan dan politik terhadap Pancasila
untuk membina prinsip-prinsip, berani berkorban serta
tidak cukup hanya batin saja tetapi perlu penghayatan dan
wajar dan jujur dalam bertindak;
pengamalannya.
d. Jiwa kokoh yang tak kenal menyerah, sadar membela
52 Wawasan Kebangsaan dalam Kerangka NKRI Modul Diklat Prajabatan Golongan I dan II 53

Kerakyatan dan Permusyawaratan Perwakilan.


2. Nilai dan Prinsip d) Negara berdasarkan KeTuhanan Yang Maha Esa
menurut dasar Kemanusiaan yang adil dan
Secara rinci nilai-nilai dan prinsip-prinsip yang diwariskan
beradab.
dan telah mendapat kesepakatan seluruh rakyat adalah:
e) Negara yang merdeka dan berdaulat.
a. Nilai-nilai 1945
f) Anti penjajahan, karena penjajahan tidak sesuai
1) Proklamasi Kemerdekaan 17 Agustus 1945 sebagai
dengan Peri Kemanusiaan dan Peri Keadilan.
penjelma falsafah dan pandangan hidup seluruh
bangsa Indonesia yang tercermin dalam pembukaan
b. Prinsip-prinsip penjelmaan Pancasila yang telah
UUD 1945.
mendapatkan kesepakatan seluruh rakyat
2) Lima sila dalam Pancasila yang masing-masing
1) Prinsip-prinsip yang tercantum dalam UUD 1945:
merupakan nilai-nilai intrinsik yang abstrak umum
a) Negara Indonesia adalah negara kesatuan yang
universal tetap tak berubah, terlepas dari perubahan
berbentuk republik (Pasal 1 ayat (1)).
dan perkembangan jaman dan kelima-limanya
b) Menjunjung tinggi hak asasi manusia dengan
merupakan kesatuan bulat dengan susunan yang
pangkal ide kesetaraan antara individu dan
hierarchis pyramidal.
masyarakat yang bersumber pada sifat kodrat
3) Nilai-nilai yang terkandung dalam pembukaan
individu makhluk sosial sebagai kesatuan
Undang-Undang Dasar Tahun 1945.
dwitunggal (Pasal 28 A).
a) Negara Kesatuan. Negara yang melindungi dan
c) Sistem sosial budaya berdasarkan asas
meliputi segenap bangsa Indonesia. Negara
Bhinneka Tunggal Ika.
mengatasi segala paham golongan, mengatasi
d) Sistem politik atas dasar kesamaan kedudukan
segala paham perseorangan.
semua Warga Negara dalam Hukum dan
b) Tujuan negara, yaitu melindungi segenap Bangsa
Pemerintahan (Pasal 27 ayat 1).
Indonesia dan seluruh tumpah darah Indonesia
e) Sistem ekonomi yang disusun sebagai usaha
dan untuk memajukan kesejahteraan umum,
bersama atas dasar kekeluargaan (Pasal 33 ayat
mencerdaskan kehidupan Bangsa dan ikut
1).
melaksanakan ketertiban dunia yang berdasarkan
f) Sistem pembelaan negara berdasarkan hak dan
Kemerdekaan, Perdamaian Abadi dan Keadilan
kewajiban bagi semua Warga Negara (Pasal 30
Sosial.
ayat 1).
c) Negara yang berkedaulatan rakyat berdasar atas
54 Wawasan Kebangsaan dalam Kerangka NKRI Modul Diklat Prajabatan Golongan I dan II 55

g) Sistem pemerintahan Demokrasi berdasarkan Berani berterus terang mawas diri sampai
sendi-sendi: kemana kita telah berbuat untuk
Negara Hukum (Pasal 1 ayat 3); mempertahankan milik atau kepentingan
Kedaulatan rakyat (Pasal 1 ayat 2). bersama tersebut, termasuk di dalamnya
h) Pemerintahan yang bertanggung jawab pada nilai-nilai 45 yang menjadi milik
rakyat. kepentingan bersama seluruh Bangsa
i) Pemerintahan Presidentil: Presiden adalah Indonesia,
Kepala Pemerintahan (Pasal 4 ayat 1). e) Rasa kekeluargaan dan prinsip hidup gotong
j) Pengawasan oleh Dewan Perwakilan Rakyat. royong.
k) Kekuasaan Kehakiman yang bebas.
l) Otonomi Daerah (Pasal 18). Nilai-nilai dan prinsip-prinsip yang diwariskan tersebut
secara terus menerus ditegakkan, ditaati agar ketaatan
2) Prinsip-prinsip yang lahir dari perjuangan yang berlaku membudaya sekaligus sebagai kewajiban
mencapai, mempertahankan dan mengisi akan menjadi norma. Norma inilah yang harus selalu
kemerdekaan: dilestarikan dari generasi ke generasi.
a) Rasa senasib sepenanggungan dan rasa Tanpa adanya kehendak dan keikhlasan menggali dan
persatuan yang kuat; mengembangkan nilai-nilai kejuangan bangsa akan
b) Mempertahankan dan mengembangkan membawa generasi penerus kehilangan arah dan
kepribadian Bangsa Indonesia yang berakar pedoman dalam upaya mempertahankan jiwa
pada sejarah dan kebudayaan Bangsa; Proklamasi 17 Agustus 1945 atau nilai-nilai kejuangan
c) Mengambil segi-segi positif dari kebudayaan bangsa.
bangsa lain yang bermanfaat untuk
pembangunan bangsa dan negara; C. Membangun Karakter (Character Building)
d) Tridarma:
Keberhasilan suatu bangsa dalam mencapai tujuannya, tidak
Merasa ikut memiliki sesuatu yang
hanya ditentukan oleh dimilikinya sumber daya alam yang
menjadi milik umum atau kepentingan
melimpah ruah, akan tetapi sangat ditentukan oleh kualitas
umum, milik dan kepentingan bangsa dan
sumber daya manusianya. Bahkan ada yang mengatakan bahwa
negara;
"Bangsa yang besar dapat dilihat dari kualitas/karakter bangsa
Bertanggung jawab untuk mempertahankan
milik bersama atau kepentingan umum;
56 Wawasan Kebangsaan dalam Kerangka Modul Diklat Prajabatan Golongan I dan II 57
NKRI

dalam berbagai segi kehidupan bermasyarakat, berbangsa dan


(manusia) itu sendiri". Dilihat dari segi manajemen suatu
bernegara dalam Negara Kesatuan Republik Indonesia.
organisasi, maka unsur manusia merupakan unsur yang paling
utama dibandingkan dengan unsur-unsur lainnya seperti: uang
1. Pengertian Membangun Karakter (Character Building)
(money), metode kerja (method), mesin (machine), perlengkapan
(material) dan pasar (market), dikatakan demikian, karena tidak Dari segi bahasa, Membangun Karakter (Character Building)
dapat dipungkiri bahwa adanya dayaguna, manfaat, dan peran yang terdiri dari 2 (dua) kata yaitu: Membangun (to build)
unsur-unsur tersebut, hanya dimungkinkan apabila unsur dan Karakter (Character). Adapun arti "Membangun"
"manusia" mempunyai, memiliki daya/kekuatan untuk bersifat memperbaiki, membina, mendirikan, mengadakan
memberdayakan berbagai unsur dimaksud sehingga masing- sesuatu. Sedangkan "Karakter" adalah tabiat, watak, sifat-
masing unsur dapat memberi hasil, manfaat, dayaguna dan peran sifat kejiwaan, akhlak atau budi pekerti yang membedakan
dalam manajemen tersebut. seseorang dari yang lain. Dalam konteks bahan ajar ini
pengertian "Membangun Karakter" (Character Building)
Demikian juga halnya kelancaran penyelenggaraan adalah suatu proses atau usaha yang dilakukan untuk
pemerintahan dan pelaksanaan pembangunan nasional. Sangat membina, memperbaiki dan atau membentuk tabiat, watak,
tergantung pada kesempurnaan Aparatur Negara dan sifat kejiwaan, akhlak (budi pekerti), insan manusia
kesempurnaan Aparatur Negara pada pokoknya tergantung dari (masyarakat) sehingga menunjukkan perangai dan tingkah
kesempurnaan Pegawai Negeri. Dalam hubungan ini diperlukan laku yang baik berlandaskan nilai-nilai Pancasila.
Pegawai Negeri yang penuh kesetiaan dan ketaatan kepada
Pancasila, Undang-Undang Dasar tahun 1945, Negara dan Berdasarkan pengertian tersebut di atas, dapat dikemukakan
pemerintah serta yang bersatu padu, bermental baik, berwibawa, bahwa upaya membangun karakter akan menggambarkan
berhasilguna, bersih, profesionalisme dan akuntabel dalam hal-hal pokok sebagai berikut:
memberikan pelayanan kepada masyarakat. a. Merupakan suatu proses yang terus menerus di lakukan
untuk membentuk, tabiat, watak dan sifat-sifat kejiwaan
Apabila dilihat dari peran Pegawai Negeri sebagai Aparatur yang berlandaskan kepada semangat pengabdian dan
Negara, pelayan masyarakat, maka tidak bisa tidak karakter kebersamaan;
(character) Pegawai Negeri mutlak dibangun sehingga memiliki b. Menyempurnakan karakter yang ada untuk terwujudnya
perilaku yang kondusif dalam mendukung pelaksanaan tugas- karakter yang diharapkan dalam rangka penyelenggaraan
tugas pemerintahan. Dengan demikian Pegawai Negeri dapat pemerintahan dan pelaksanaan pembangunan;
memainkan perannya sebagai perekat persatuan dan kesatuan c. Membina karakter yang ada sehingga menampilkan
58 Wawasan Kebangsaan dalam Kerangka NKRI Modul Diklat Prajabatan Golongan I dan II 59

karakter yang kondusif dalam kehidupan bermasyarakat, menunjukkan nilai-nilai negatif terhadap kehidupan
berbangsa dan bernegara yang dilandasi dengan nilai- bermasyarakat, berbangsa dan bernegara.
nilai falsafah bangsa yakni Pancasila.
Membangun karakter bangsa pada hakikatnya adalah agar 2. Faktor-Faktor Membangun Karakter
sesuatu bangsa atau masyarakat itu memiliki karakter Karakter sebagai tabiat, watak, sifat-sifat kejiwaan, akhlak
sebagai berikut: atau budi pekerti merupakan hal yang sangat penting dalam
a. Adanya saling menghormati dan saling menghargai kehidupan berorganisasi, baik organisasi pemerintahan
diantara sesama; maupun organisasi swasta/usaha dan lain sebagainya. Dapat
b. Adanya rasa kebersamaan dan tolong menolong; dikatakan bahwa karakter manusia Indonesia dalam
c. Adanya rasa persatuan dan kesatuan sebagai suatu kehidupan bermasyarakat, berbangsa dan bernegara
bangsa; merupakan kunci yang sangat penting untuk mewujudkan
d. Adanya rasa peduli dalam kehidupan bermasyarakat, cita-cita perjuangan guna terwujudnya masyarakat adil dan
berbangsa dan bernegara. makmur berlandaskan Pancasila.
e. Adanya moral, akhlak yang dilandasi oleh nilai-nilai
agama; Dikatakan penting karena karakter mempunyai makna atau
f. Adanya perilaku dan sifat-sifat kejiwaan yang saling nilai yang sangat mendasar untuk mempengaruhi segenap
menghormati dan saling menguntungkan; pikiran, tindakan dan perbuatan setiap insan manusia dalam
g. Adanya kelakuan dan tingkah laku yang senantiasa kehidupan bermasyarakat, berbangsa dan bernegara.
menggambarkan nilai-nilai agama, nilai-nilai hukum dan Nilai yang dimaksud adalah antara lain:
nilai-nilai budaya; a. Kejuangan;
h. Sikap dan perilaku yang menggambarkan nilai-nilai b. Semangat;
kebangsaan. c. Kebersamaan Atau Gotong Royong;
Berkaitan dengan hal tersebut di atas, maka sifat karakter d. Kepedulian Atau Solider;
suatu bangsa/masyarakat pada dasarnya dapat dikenali pada e. Sopan Santun;
dua sifat, yaitu: f. Persatuan dan Kesatuan;
a. Karakter yang bersifat positif, yakni suatu tabiat, watak g. Kekeluargaan;
yang menunjukkan nilai-nilai positif dalam kehidupan h. Tanggung Jawab.
bermasyarakat, berbangsa dan bernegara;
b. Karakter yang bersifat negatif, yakni tabiat, watak yang
60 Wawasan Kebangsaan dalam Kerangka Modul Diklat Prajabatan Golongan I dan II 61
NKRI

Nilai-nilai seperti tersebut di atas tampaknya cenderung


Mengingat karakter suatu masyarakat, bangsa dan negara
semakin luntur dalam kehidupan berbangsa di Negara
mempunyai nilai dan makna yang sangat strategis, maka
Kesatuan Republik Indonesia. Hal ini dapat dilihat secara
faktor-faktor yang perlu dan senantiasa diperhatikan antara
jelas misalnya dengan adanya "Kasus Maluku", yaitu
lain:
terjadinya konflik horizontal antar etnik dan antar agama
a. Ideologi;
yang mencerminkan ketidakkukuhan nilai-nilai kebangsaaan.
b. Politik;
Seandainya kekukuhan nilai senantiasa terwujud dalam
c. Ekonomi;
kehidupan setiap insan manusia Indonesia, maka konflik
d. Sosial Budaya;
yang banyak merenggut korban itu, tentu akan tidak terjadi.
e. Agama;
Demikian juga halnya "Kasus Kalimantan" (Pontianak dan
f. Normatif (hukum dan peraturan perundangan);
Palangkaraya), yakni adanya konflik antar etnis yang juga
g. Pendidikan;
memakan banyak korban harta maupun jiwa. Disamping
h. Lingkungan;
konflik agama dan etnik tersebut, juga ditemukan konflik
i. Kepemimpinan
politik yang bersifat regional (daerah), yakni adanya suatu
kelompok kekuatan politik di daerah yang ingin memisahkan
D. Ketahanan Bangsa
diri dari Negara Kesatuan Republik Indonesia seperti di
1. Umum
Provinsi Nanggroe Aceh Darussalam, yang ditandai dengan
adanya Gerakan Aceh Merdeka (GAM). Selain itu di Papua Kita semua menyadari bahwa setiap bangsa mempunyai cita-
juga terjadi hal serupa yang ditandai dengan adanya gerakan cita luhur dan indah yang ingin dicapai oleh suatu bangsa
secara terorganisir dari Organisasi Papua Merdeka (OPM). yang mempunyai fungsi sebagai penentu dari tujuan
nasionalnya. Lazimnya dalam usaha mencapai tujuan
Kemudian ironisnya lagi maraknya perkelahian antar pelajar
nasional tersebut, bangsa yang bersangkutan menghadapi
(tawuran), bahkan mahasiswa yang juga tidak sedikit
tantangan, ancaman, hambatan serta gangguan yang
merenggut nyawa diantara sesama mereka dan sudah
senantiasa perlu dihadapi ataupun ditanggulangi. Oleh karena
merembes terhadap kenyamanan dalam kehidupan
itu, suatu bangsa harus mempunyai kemampuan, kekuatan,
bermasyarakat. Wawasan kebangsaan nampaknya sudah
ketangguhan dan keuletan. Umumnya hal inilah yang
tidak menjiwai watak masyarakat kita yang selama ini
dinamakan Ketahanan Nasional, yang dapat juga disebut
disebut sebagai masyarakat yang penuh toleransi, saling
sebagai ketahanan bangsa. Oleh karena itu Ketahanan
menghormati di dalam kemajemukan masing-masing dan
hidup secara bergotong royong.
62 Wawasan Kebangsaan dalam Kerangka Modul Diklat Prajabatan Golongan I dan II 63
NKRI

Nasional harus senantiasa dibina terus menerus sepanjang


2. Pengertian Ketahanan Nasional
masa untuk dapat mempertahankan kelangsungan hidup
bangsa. Ketahanan Nasional senantiasa perlu dikembangkan Ketahanan Nasional merupakan kondisi dinamik suatu
dan ditingkatkan. Dengan perkataan lain, makin tinggi bangsa, berisi keuletan dan ketangguhan, yang mengandung
tingkat Ketahanan Nasional suatu bangsa, makin kuatlah kemampuan mengembangkan kekuatan nasional, dalam
posisi bangsa tersebut, baik keluar maupun ke dalam. menghadapi dan mengatasi segala tantangan, ancaman,
Mengingat bahwa konsepsi Ketahanan Nasional itu masih hambatan, serta gangguan baik yang datang dari luar maupun
sangat muda usianya, maka wajarlah jika isi pengertiannya dari dalam yang langsung maupun tidak langsung
belum begitu jelas bagi sementara kalangan. Untuk membahayakan integritas, identitas, kelangsungan hidup
menjelaskannya digunakan sarana dengan meneliti arti dari bangsa dan negara serta perjuangan mengejar Tujuan
istilah Ketahanan Nasional dan yang merupakan komponen- Nasionalnya.
komponennya. Ketahanan berasal dari asal kata tahan yang
berarti: tahan penderitaan, tabah, kuat, dapat menguasai Kondisi atau keadaan selalu berkembang serta bahaya dan
dirinya, tidak kenal menyerah. tantangan-tantangan selalu berubah, maka Ketahanan
Nasional itu juga harus dikembangkan dan dibina agar
Dari kata tahan itu terbentuk kata Ketahanan Nasional yang
memadai dengan perkembangan keadaan. Jadi Ketahanan
berarti: perihal (kuat), keteguhan hati, ketabahan.
Nasional adalah dinamik bukan statis.
Jadi yang dimaksud dengan Ketahanan Nasional adalah:
Perihal tahan (kuat) keteguhan hati, ketabahan dalam rangka Ketahanan Nasional adalah tingkat keadaan keuletan dan
kesadaran. Dalam pengertian nasional (Bangsa yang telah ketangguhan bangsa dalam menghimpun dan mengerahkan
menegara) tersimpul paham bahwa produk dari suatu wilayah keseluruhan kemampuan mengembangkan kekuatan nasional
tertentu yang telah mempunyai pemerintahan nasional dan yang ada sehingga merupakan kekuatan nasional yang
berdaulat. Dengan demikian istilah nasional itu tidak hanya mampu dan sanggup menghadapi segala ancaman, tantangan,
mencakup pengertian bangsa atau suatu wilayah semata- hambatan dan gangguan terhadap keutuhan maupun
mata, tetapi lebih menunjukkan makna sebagai "kesatuan dan kepribadian bangsa dalam mempertahankan kehidupan dan
persatuan kepentingan bangsa yang telah menegara". Perihal kelangsungan cita-citanya.
tahan (kuat), keteguhan hati, ketabahan dari kesatuan dalam
memperjuangkan kepentingan nasional suatu bangsa yang Sebagai acuan untuk pemahaman, ada beberapa istilah dalam
telah menegara. Ketahanan Nasional sebagai berikut:
64 Wawasan Kebangsaan dalam Kerangka NKRI Modul Diklat Prajabatan Golongan I dan II 65

Ketangguhan Ketahanan Nasional. Di bawah ini dikemukakan


Kekuatan yang menyebabkan seseorang atau sesuatu pengertiannya masing-masing sebagai berikut:
dapat bertahan kuat menderita atau kuat menanggulangi Ancaman
beban. Keuletan Merupakan hal atau usaha yang bersifat mengubah atau
Usaha terus menerus secara giat dengan kemauan yang keras merombak kebijakan dan dilakukan secara konsepsional,
di dalam menggunakan segala kemampuan dan kecakapan kriminal serta politik.
untuk mencapai tujuan dan cita-cita. Tantangan
Identitas Merupakan hal atau usaha yang bertujuan atau bersifat
Ciri khas suatu negara dilihat secara keseluruhan (holistic), menggugah kemampuan.
yaitu negara yang dibatasi oleh wilayah, penduduk, sejarah, Hambata
pemerintahan, dan tujuan nasionalnya serta peranan yang n
dimainkannya di dalam dunia internasional. Merupakan hal atau usaha yang berasal dari diri sendiri yang
Integritas bersifat atau bertujuan melemahkan atau menghalangi secara
Kesatuan yang menyeluruh di dalam kehidupan nasional tidak konsepsional.
suatu bangsa, baik sosial, alamiah, potensi fungsional. Dari Gangguan
telaahan dokumen dapat disimak mengenai tantangan, Merupakan hal atau usaha yang berasal dari luar yang bersifat
ancaman, hambatan dan gangguan, (GBHN 1973, 1978 dan atau bertujuan melemahkan atau menghalang-halangi secara
1983), dinyatakan bahwa hambatan-hambatan, tantangan- tidak konsepsional.
tantangan, ancaman-ancaman, dan gangguan-gangguan yang
timbul baik dan luar maupun dan dalam perlu secara efektif 3. Hakikat Ketahanan Nasional
dielakkan untuk tetap memungkinkan berjalannya Pada hakikatnya suatu bangsa dalam suatu negara tidak ada
Pembangunan Nasional menuju ke tujuan yang ingin dicapai, yang bebas dari gangguan yang dapat mengancam
dan untuk itu harus secara terus menerus memupuk ketahanan eksistensinya sebagai suatu bangsa yang merdeka. Tiap
nasional. bangsa membedakannya dalam membina kewaspadaannya.

Di lingkungan Lemhanas sejak lama dikembangkan Ketahanan Nasional yang dikembangkan bangsa Indonesia
pengertian tersebut dengan maksud untuk lebih menjernihkan dapat meliputi sebagai berikut:
serta membedakan makna dari keempat istilah tersebut. a. Ketahanan Nasional bidang ideologi adalah kondisi
Pengertian itu dapat dipakai dalam mendalami konsep mental bangsa Indonesia yang berlandaskan keyakinan
akan kebenaran ideologi Pancasila yang mengandung
66 Wawasan Kebangsaan dalam Kerangka Modul Diklat Prajabatan Golongan I dan II 67
NKRI

e. Ketahanan Nasional bidang pertahanan keamanan adalah


kemampuan untuk menggalang dan memelihara persatuan
kondisi daya tangkal bangsa yang dilandasi kesadaran
dan kesatuan nasional dan kemampuan untuk menangkal
bela negara seluruh rakyat yang mengandung kemampuan
penetrasi ideologi asing serta nilai-nilai yang tidak sesuai
memelihara stabilitas pertahanan keamanan negara yang
dengan kepribadian bangsa;
dinamis, mengamankan pembangunan dan hasil-hasilnya,
b. Ketahanan Nasional bidang politik adalah kondisi
serta kemampuan mempertahankan kedaulatan negara dan
kehidupan politik bangsa yang berlandaskan demokrasi
menangkal segala bentuk ancaman.
yang bertumpu pada pengembangan demokrasi Pancasila
dan UUD 1945, yang mengandung kemampuan 4. Ciri dan Asas Ketahanan Nasional
memelihara stabilitas politik yang sehat dan dinamis serta
Ketahanan Nasional yang dikembangkan oleh bangsa
kemampuan menerapkan politik luar negeri yang bebas
Indonesia bertumpu pada budaya yang dimiliki oleh bangsa
aktif;
Indonesia sehingga berbagai ciri ketahanan nasional yang
c. Ketahanan Nasional bidang ekonomi adalah kondisi
dikembangkan tidak dapat dilepaskan dari tata kehidupan
kehidupan perekonomian bangsa yang berlandaskan
bangsa Indonesia.
Pancasila dan UUD 1945, yang mengandung kemampuan
a. Ciri Ketahanan Nasional
menerapkan stabilitas ekonomi yang sehat dan dinamis
1) Ketahanan Nasional merupakan prasyarat bagi bangsa
serta kemampuan menciptakan kemandirian ekonomi
yang sedang membangun dirinya menuju bangsa yang
nasional dengan daya saing yang tinggi dan mewujudkan
maju dan mandiri. Ketahanan Nasional dijadikan
kemakmuran rakyat yang adil dan makmur;
prasyarat utama bagi bangsa yang maju dan mandiri.
d. Ketahanan Nasional bidang sosial budaya adalah kondisi
Ketahanan Nasional dijadikan prasyarat utama bagi
kehidupan sosial budaya bangsa yang menjiwai
bangsa yang sedang membangun karena semangat
kepribadian nasional berdasarkan Pancasila, yang
tidak mengenal menyerah akan memberikan dorongan
mengandung kemampuan membentuk dan
dan rangsangan untuk berbuat dalam mengatasi
mengembangkan kehidupan sosial budaya manusia dan
tantangan, hambatan, dan gangguan yang timbul.
masyarakat Indonesia yang beriman dan bertaqwa
2) Menuju dan mempertahankan kelangsungan hidup.
terhadap Tuhan Yang Maha Esa, hidup rukun, bersatu,
Bagi bangsa yang baru membangun dirinya tidak lepas
cinta Tanah Air, berkualitas, maju dan sejahtera dalam
dari pencapaian tujuan sebagaimana dicita-citakan.
kehidupan yang serba selaras, serasi dan seimbang serta
Hal ini sesuai dengan Pembukaan UUD 1945
kemampuan menangkal penetrasi budaya asing yang tidak
alinea pertama, "Bahwa sesungguhnya kemerdekaan
sesuai dengan kebudayaan nasional;
itu ialah
68 Wawasan Kebangsaan dalam Kerangka Modul Diklat Prajabatan Golongan I dan II 69
NKRI

dan mandiri;
hak segala bangsa dan oleh sebab itu, maka penjajahan
Pembangunan yang berwawasan teknologi
di atas dunia harus dihapuskan, karena tidak sesuai
berwajah manusiawi;
dengan peri-kemanusiaan dan peri-keadilan".
Berperan dalam ketertiban dunia atas dasar
3) Ketahanan Nasional diwujudkan sebagai kondisi
kemerdekaan, perdamaian abadi, dan keadilan
dinamis bangsa yang berisi keuletan dan ketangguhan
sosial.
bangsa untuk mengembangkan kekuatan. Menjadikan
f) Pola umum operatif didasarkan Pancasila dan UUD
ciri dalam mengembangkan ketahanan nasional harus
1945. Gerakan pembangunan nasional merupakan
berdasarkan pada hal-hal berikut ini:
keseluruhan semangat yang diarahkan dalam
a) Rasa cinta tanah air;
rangka pengamalan Pancasila. Oleh karena itu,
b) Setia kepada perjuangan;
pembangunan nasional yang berwawasan nasional
c) Ulet dalam usaha yang didasarkan pada:
(kebangsaan) merupakan rangkaian upaya bangsa
Ketakwaan dan keimanan kepada Tuhan Yang
yang berkesinambungan dalam mewujudkan
Maha Esa; masyarakat adil dan makmur berdasarkan Pancasila
Keuletan dan ketangguhan sesuai dengan di bumi Nusantara.
perubahan yang dihadapi sebagai akibat
dinamika perjuangan, baik dalam pergaulan b. A s a s
antar bangsa maupun dalam rangka pembinaan Pengembangan ketahanan nasional bangsa Indonesia
persatuan dan kesatuan bangsa. didasari pada asas, sebagai berikut:
d) Didasarkan pada Astagatra. Negara Kesatuan 1) Kesejahteraan dan keamanan
Republik Indonesia yang secara geografis berada di Penyelenggaraan ketahanan nasional dengan
posisi silang dunia, pengembangan ketahanan menggunakan pendekatan kesejahteraan dan keamanan
nasional didasarkan baik pada kondisi alamiah yang senantiasa terdapat pada setiap saat dalam
maupun kondisi sosial, sesuai dengan kehidupan nasional sesuai dengan kondisi dan situasi
perkembangan dan situasi yang dihadapi bangsa. yang dihadapi.
e) Dijiwai wawasan nasional. Dilandasi semangat 2) Utuh Menyeluruh Terpadu
integralistik, bangsa Indonesia mengembangkan Ketahanan Nasional mencakup kehidupan bangsa
diri atas dasar: secara menyeluruh dari seluruh kehidupan bangsa
Nasionalisme Indonesia; dalam wujud persatuan dan kesatuan, perpaduan
Pembangunan bangsa menuju bangsa yang maju yang
70 Wawasan Kebangsaan dalam Kerangka Modul Diklat Prajabatan Golongan I dan II 71
NKRI

Untuk memelihara kelangsungan karakter bangsa sebagaimana


selaras, serasi dan seimbang dari seluruh aspek
diharapkan tersebut, maka faktor-faktor yang senantiasa perlu
kehidupan bangsa dan negara.
diperhatikan antara lain:
3) Kekeluargaan
Faktor ideologi, politik, ekonomi, sosial budaya, agama, dan
Sikap kekeluargaan mengandung kearifan
kepemimpinan.
kebersamaan, kesamaan, gotong royong, tenggang
rasa, dan tanggung jawab dalam kehidupan
Dalam rangka mewujudkan cita-cita luhur dari suatu bangsa,
bermasyarakat, berbangsa dan bernegara.
tidak dapat dilepaskan dari berbagai tantangan, ancaman,
4) Mawas Diri
hambatan, dan gangguan.
Dalam interaksi hubungan dengan lingkungan baik ke
dalam maupun ke luar, bangsa Indonesia harus mampu
Oleh karena itu, setiap bangsa dituntut harus mempunyai
bermawas diri. Pengaruh hubungan interaksi itu akan
kemampuan, kekuatan, ketangguhan dan keuletan untuk
memberikan dampak, baik yang bersifat positif
mengatasinya sehingga bangsa tersebut senantiasa tetap tahan
maupun negatif sehingga diperlukan mawas diri.
dan kuat untuk menghadapinya dan dengan demikian bangsa
Khusus dalam rangka arus globalisasi, bangsa
tersebut dapat mempertahankan kehidupan dan kelangsungan
Indonesia harus pandai dalam menyesuaikan diri.
cita-citanya. Ketahanan Nasional dimaksud, pada hakikatnya
meliputi: bidang ideologi, politik, ekonomi, sosial budaya, dan
E. Rangkuman
pertahanan dan keamanan.
Membangun karakter bangsa merupakan suatu proses untuk
membina, memperbaiki dan membentuk tabiat, watak insan Dalam sejarah perjuangan bangsa Indonesia nilai kejuangan
manusia sehingga menunjukkan perbuatan, perilaku yang baik dimaksudkan untuk menggambarkan daya pendorong, pelawan
dan positif dalam kehidupan bermasyarakat, berbangsa dan dan pendobrak yang mampu membawa bangsa ini untuk
bernegara. membebaskan dirinya dari penjajahan dan bebas merdeka.

Karakter bangsa sebagaimana diharapkan dapat dilihat dari ciri- Berkat pengalaman sejarah perjuangan bangsa dalam mengusir
ciri antara lain: adanya saling menghargai dan menghormati, penjajah dan mengemban amanat penderitaan rakyat akhirnya
adanya rasa kebersamaan dan tolong menolong, adanya rasa mampu melandasi timbulnya semangat untuk menjadi bangsa
persatuan dan kesatuan dan adanya moral dan akhlak yang yang bersatu, mempunyai semangat pengabdian, pengorbanan,
dilandasi oleh nilai-nilai agama. sikap perkasa, gagah berani, rela berkorban karena ada
72 Wawasan Kebangsaan dalam Kerangka NKRI
kesadaran dan rasa tanggung jawab membela kebenaran,
BAB V
keadilan dan kejujuran demi kebaktian terhadap nusa dan
bangsa yang tercinta.
SOSIAL BUDAYA DAN WAWASAN
KEBANGSAAN SEBAGAI KEKUATAN
F. Evaluasi NASIONAL
Jawablah soal-soal latihan di bawah ini secara jelas dan ringkas
dengan mengacu pada butir-butir yang telah diajarkan.
1. Apakah yang dimaksud dengan nilai kejuangan itu?
A. Pengertian Sosial Budaya
2. Untuk maksud apa nilai kejuangan itu dikaitkan dengan
sejarah perjuangan bangsa Indonesia. Istilah sosial budaya menunjuk kepada dua segi kehidupan
3. Apakah hakikat mempelajari perjuangan bangsa? bersama manusia, yaitu segi kemasyarakatan dan segi
4. Sebutkan nilai-nilai prinsip yang diwariskan dalam kebudayaan.
perjuangan bangsa!
5. Jelaskan mengenai pengertian membangun karakter 1. Kemasyarakatan
(Character Building) dan apa yang anda ketahui mengenai Dalam usahanya beradaptasi dengan lingkungannya,
ciri-ciri suatu bangsa yang mempunyai karakter. manusia bekerjasama dengan sesamanya, dengan kata lain
6. Faktor-faktor apa yang perlu diperhatikan untuk bermasyarakat. Akan tetapi kerja sama itu hanya akan
membangun karakter dalam negara Kesatuan Republik berjalan baik di dalam tertib sosial budaya serta di dalam
Indonesia. wadah organisasi sosial. Organisasi sosial ini merupakan
7. Jelaskan menurut pengetahuan anda yang berkenaan produk sosial budaya, sekaligus merupakan wadah
dengan Ketahanan Nasional. perwujudan dan pertumbuhan kebudayaan.

Di dalam organisasi sosial manusia hidup berkelompok dan


mengembangkan norma sosial yang meliputi kehidupan
normatif, status, kelompok asosiasi, dan institusi. Organisasi
sosial juga mencakup aspek fungsi yang mewujudkan diri
dalam aktifitas bersama anggota masyarakat dan aspek
struktur. Aspek struktur terdiri dari struktur kelompok di

73
74 Wawasan Kebangsaan dalam Kerangka Modul Diklat Prajabatan Golongan I dan II 75
NKRI

2. Kebudayaan
dalam pola umum kebudayaan dan seluruh kerangka
lembaga sosial. Kebudayaan merupakan keseluruhan cara hidup masyarakat
yang perwujudannya tampak pada tingkah laku para
Setiap masyarakat mempunyai empat unsur penting yang anggotanya. Kebudayaan tercipta oleh banyak faktor organ
menentukan eksistensinya yaitu struktur sosial, pengawas biologis manusia, lingkungan alam, lingkungan sejarah, dan
sosial, media sosial dan standar sosial. lingkungan psikologinya. Masyarakat budaya membentuk
a. Struktur sosial pola budaya sekitar satu atau beberapa fokus budaya. Fokus
Setiap masyarakat terdiri dari kelompok-kelompok untuk budaya dapat berupa nilai misalnya keagamaan, ekonomi,
memudahkan pelaksanaan tugas. ideologi, dan sebagainya.
b. Pengawas sosial
Pengawas sosial mencakup sistem dari ketentuan- Setelah dikemukakan masing-masing arti kata dari sosial dan
ketentuan yang mengatur kegiatan dan tindakan anggota budaya, maka pengertian sosial budaya dapat dirumuskan
masyarakat, pengetahuan empiris yang digunakan adalah sebagai kondisi masyarakat (bangsa) yang
manusia untuk menanggulangi lingkungan, dan mempunyai nilai-nilai dalam kehidupan masyarakat
pengetahuan empiris yang mengatur sikap dan tingkah berbangsa dan bernegara yang dilandasi dengan falsafah
laku manusia seperti agama, kepercayaan, ideologi, dan Negara Kesatuan Republik Indonesia.
sebagainya.
c. Media sosial Ketahanan di bidang sosial budaya dimaksud
Dalam pelaksanaan tugas dan kegiatan sosial, diperlukan menggambarkan kondisi dinamis suatu, bangsa
adanya komunikasi dan relasi antar anggota masyarakat. (masyarakat), berisi keuletan dan ketangguhan yang
Komunikasi dan relasi itu dilangsungkan dengan mengandung kemampuan pengembangan kekuatan nasional
menggunakan bahasa dan alat transportasi. di dalam menghadapi ancaman, gangguan, hambatan, dan
d. Standar sosial tantangan dari dalam maupun dari luar yang langsung

Standar sosial merupakan ukuran untuk menilai tingkah maupun tidak langsung membahayakan kelangsungan
laku anggota masyarakat serta menilai tingkah cara kehidupan sosial budaya bangsa dan negara.
masyarakat mencapai tujuan.
76 Wawasan Kebangsaan dalam Kerangka Modul Diklat Prajabatan Golongan I dan II 77
NKRI

Sistem pendidikan mempunyai berbagai sarana diantaranya


B. Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Ketahanan yang penting adalah:
Dibidang Sosial Budaya a. Seluruh aparatur pemerintahan modern;
b. Sarana komunikasi massa;
c. Pendidikan formal dan non formal;
1. Tradisi ini memberikan kepada masyarakat/bangsa
d. Sarana massa;
seperangkat nilai dan kaidah yang diperlukan untuk
e. Kehidupan kota.
menjawab tantangan setiap tahap perkembangan. Tradisi
Didalam masyarakat berkembang inisiatif pemerintah dan
sosial ini pada dasarnya bersifat dinamis, karena itu nilai-
potensi yang ada padanya merupakan yang paling kuat dan
nilai serta kaidah-kaidah yang tidak dapat menjawab
mampu menggerakkan pendidikan secara luas. Pemerintah
tantangan, akan lenyap secara wajar. Dalam hal ini perlu
harus mampu mengatur pendidikan formal berencana dengan
dihindari ialah tradisionalisme, yaitu sikap atau pandangan
“ memanfaatkan segenap sistem komunikasi yang tersedia dan
menuju dan mempertahankan peninggalan masa lampau
adanya kata merangsang harapan baru serta keinginan
secara berlebihan dan tidak wajar”. Masyarakat harus dapat
berkompetensi untuk kemajuan.
menilai dan menyadari bahwa suatu tradisi tertentu pada
3. Kepemimpinan dan Penyelenggara Negara
suatu tahap perkembangan mungkin tidak sejalan sehingga
Untuk membina dan membangun masyarakat modern,
merugikan dan menghambat kemajuan.
diperlukan kepemimpinan nasional yang kuat dan
2. Pendidikan
berwibawa. Kepemimpinan yang demikian ditentukan oleh
Pendidikan merupakan faktor yang besar pengaruhnya
banyak faktor, yaitu pribadi (moral, akhlak, semangat, dan
terhadap ketahanan di bidang sosial budaya. Melalui
akuntabilitas) pemimpin, komitmen pimpinan, tujuan
pendidikan masyarakat akan memperoleh kemampuan untuk
nasional, nilai-nilai sosial budaya, keadaan sosial atau
menilai tradisi yang sudah tidak sesuai lagi. Pendidikan
masyarakat, sistem politik, dan ilmu pengetahuan.
bersifat mengubah secara tertib ke arah tujuan yang
4. Tujuan Nasional
dikehendaki. Pendidikan dalam arti luas ialah usaha untuk
Tujuan nasional dapat merupakan unsur pengarah,
mendewasakan manusia agar dapat mengembangkan
pemersatu, pemberi motivasi, dan merupakan salah satu
potensinya serta berperan serta secara penuh dalam
identitas nasional. Tujuan nasional selalu berintikan falsafah
menumbuhkan kehidupan sosial sesuai dengan tuntutan
negara.
jaman. Untuk itu diperlukan adanya suatu sistem pendidikan
5. Kepribadian Nasional
yang kondusif sehingga mampu membawa masyarakat ke
Kepribadian nasional merupakan hasil perkembangan sejarah
arah pencapaian tujuannya.
78 Wawasan Kebangsaan dalam Kerangka Modul Diklat Prajabatan Golongan I dan II 79
NKRI

1) Pertahanan dan Keamanan yang tangguh diperlukan


dan cita-cita bangsa yang dirumuskan sebagai dasar
untuk menanggulangi:
kehidupan bangsa. Kepribadian ini perlu dipupuk, dibina dan
a) Masalah pertahanan terhadap invasi dari luar;
dimasyarakatkan pada setiap generasi karena kepribadian
b) Masalah pemeliharaan keamanan dalam negeri;
nasional inilah merupakan daya tangkal yang sangat strategis
c) Masalah akibat pasca perang dingin (perang urat
untuk menghadapi tantangan pengaruh asing.
syaraf, subversi, infiltrasi, spionase, dan ekonomi);
6. Bidang Pertahanan dan Keamanan
dan terorisme;
Pertahanan dan Keamanan adalah upaya rakyat semesta
d) Masalah perwujudan dan pemeliharaan kestabilan
dengan TNI dan POLRI sebagai intinya. Merupakan salah
serta keamanan wilayah;
satu fungsi pemerintahan dalam menegakkan Ketahanan
e) Masalah Hankam dan sosial politik.
Nasional dengan tujuan mencapai keamanan bangsa dan
negara serta keamanan hasil perjuangannya. Pelaksanaannya
2) Wawasan Nasional
dilakukan dengan menyusun, mengerahkan, serta
Wawasan yang dianut dalam doktrin Hankam ialah
menggerakkan seluruh potensi dan kekuatan masyarakat
wawasan nasional yang berintikan kekompakan,
dalam semua bidang kehidupan nasional secara terintegrasi
kesatuan, serta keterpaduan antara pemerintah,
dan terkoordinasi.
angkatan bersenjata, dan rakyat.
a. Ketahanan Nasional di bidang pertahanan keamanan dapat
3) Kondisi Geografis Negara
diartikan sebagai kondisi dinamis suatu bangsa, berisi
Untuk dapat mempertahankan negara sesuai dengan
keuletan dan ketangguhan yang mengandung kekuatan
keadaan geografisnya, diperlukan kekuatan Hankam
nasional untuk mengatasi segala ancaman, gangguan,
yang disegani yang sekurang-kurangnya merupakan
hambatan, serta tantangan yang datang dari luar maupun
faktor pencegah (deterent factor).
dari dalam, yang langsung maupun tidak langsung
4) Manusia
membahayakan pertahanan keamanan negara.
Dalam banyak hal manusia merupakan faktor penentu.
b. Faktor yang mempengaruhi ketahanan di Bidang
Upaya Hankam menuntut juga yang memiliki sikap
Pertahanan Keamanan (Hankam).
mental positif yang terwujud sebagai moral yang
Faktor yang mempengaruhi ketahanan dibidang Hankam
tinggi, kepercayaan diri, nasionalisme/patriotisme dan
ialah: wawasan nasional, sistem Hankam, geografi,
jiwa korps yang kuat.
integrasi angkatan bersenjata dan rakyat, pendidikan
kewiraan, material, ilmu pengetahuan dan teknologi,
manajemen, pengaruh luar negeri dan kepemimpinan.
80 Wawasan Kebangsaan dalam Kerangka Modul Diklat Prajabatan Golongan I dan II 81
NKRI

8) Ilmu Pengetahuan dan Teknologi


5) Integrasi TNI dan POLRI dengan rakyat.
Di bidang ilmu pengetahuan dan teknologi, pada
Ketahanan Nasional khususnya di bidang pertahanan
umumnya negara-negara berkembang masih sangat
keamanan, merupakan usaha terpadu/terintegrasi
ketinggalan. Untuk mengejar ketinggalan tersebut
antara TNI dan POLRI dengan rakyat secara
dipikirkan pemanfaatan teknologi madya
keseluruhan. Oleh karena itu integrasi antara angkatan
9) Manajemen
bersenjata merupakan syarat mutlak. Sifat hubungan
Kemampuan manajemen di semua eselon perlu
antara kedua unsur itu ditentukan oleh falsafah negara
ditingkatkan, terutama di bidang koordinasi, integrasi,
sebagai landasan cita-cita nasional. Integrasi di
penyesuaian dan penyederhanaan. Lebih-lebih dengan
dalam angkatan bersenjata sendiri juga merupakan
anggaran yang terbatas, bidang pertahanan
keharusan, karena perang modern bersifat semesta
memerlukan tingkat manajemen yang tinggi
serta mempunyai daya pemusnah yang sangat besar
sehubungan dengan manusia, material, keuangan dan
akibat digunakannya senjata teknoklogi mutakhir.
sebagainya.
6) Pendidikan Bela Negara
10) Pengaruh Luar Negeri
Pertahanan Keamanan diproyeksikan maksimal kepada
Sesuai dengan hubungan antar negara besar, tampak
perang rakyat semesta. Oleh karena itu diperlukan
suatu pola umum bahwa ketegangan dunia dewasa ini
pendidikan bela negara untuk menanamkan kesadaran
beralih ke wilayah negara-negara berkembang. Hal ini
Hankamnas melalui pendidikan nasional. Pendidikan
disebabkan oleh kondisi dan situasi negara
bela negara juga merupakan sarana untuk
berkembang yang sangat rawan, sehingga mudah
menumbuhkan keselarasan dan kemampuan berpikir,
diganggu, dihambat, atau dicampuri oleh kekuatan
bersikap, serta bertata laku secara komprehensif
luar. Dalam kondisi dan situasi demikian, negara-
integrasi dalam rangka upaya nasional.
negara besar berusaha mencari daerah pengaruhnya
7) Material
masing-masing.
Perindustrian pertahanan di negara berkembang masih
Keadaan di atas merupakan tantangan bagi bangsa-
berada pada taraf permulaan. Sehubungan dengan hal
bangsa berkembang. Untuk menjawabnya mereka
tersebut masih diperlukan peningkatan kerja sama dan
harus meningkatkan Ketahanan Nasional umumnya
penyesuaian antar angkatan, serta antar industri
dan Ketahanan di bidang Hankam khususnya. Lain
pertahanan dan industri sipil. Karena itu di dalam
dari pada itu, mereka perlu mengadakan kerjasama
peralatan negara berkembang masih banyak
antar bangsa, sehingga dapat diciptakan Ketahanan
tergantung kepada luar negeri.
82 Wawasan Kebangsaan dalam Kerangka Modul Diklat Prajabatan Golongan I dan II 83
NKRI

d) Dinamis
Nasional yang cukup mantap.
Ketahanan Nasional suatu bangsa tidak tetap
11) Kepemimpinan
keberadaannya. Ia meningkat atau menurun sesuai
Kepemimpinan yang kuat dan berwibawa terutama
dengan kondisi dan situasi bangsa itu sendiri.
diperlukan dalam keadaan darurat agar dapat
e) Tidak membenarkan sikap adu kekuatan dan
menjamin kelangsungan kehidupan nasional yang
kekuasaan.
merdeka dan berdaulat.
Konsep Ketahanan Nasional dapat dipandang
c. Sifat-sifat Ketahanan Nasional.
sebagai alternatif di samping konsepsi politik
1) Ketahanan Nasional memiliki sifat-sifat sebagai
kekuatan yang mengutamakan adu kekuatan dan
berikut:
kekuasaan yang masih dianut oleh negara-negara
a) Manunggal
maju pada umumnya. Berbeda dengan politik
Ketahanan Nasional bersifat manunggal, dalam arti
kekuatan yang bertumpu pada kekuatan fisik saja,
terdapat integrasi yang serasi dan selaras antara
melainkan juga memanfaat kan kekuatan lainnya,
trigatra dan pancagatra.
misalnya kekuatan moral yang dimiliki suatu
b) Mawas ke dalam
bangsa. Sesuai dengan sifat tersebut, Ketahanan
Ketahanan Nasional terutama diarahkan kepada diri
Nasional mementingkan musyawarah dan sikap
bangsa dan negara sendiri, karena bertujuan
saling menghargai di dalam pergaulan hidup
mewujudkan hakikat dan sifat nasionalnya sendiri.
manusia, serta menghindari permusuhan dan
Sifat mawas ke dalam ini tidak sama dengan sifat
konfrontasi.
isolasi (memisahkan diri) atau nasionalisme sempit.
f) Percaya kepada diri sendiri (Self Confidence)
Sifat mawas ke dalam dan hubungan internasional
Ketahanan Nasional dikembangkan dan
yang terpelihara baik, memberikan dampak positif
ditingkatkan berdasarkan sikap percaya diri.
terhadap Ketahanan Nasional.
Bangsa yang merdeka dan berdaulat harus yakin
c) Berkewibawaan
bahwa ia dapat mengurus rumah tangganya sendiri
Pandangan yang bersifat manunggal menghasilkan
dengan baik, dan tidak tergantung kepada bantuan
kewibawaan nasional yang harus diperhitungkan
luar. Jika diperlukan, maka bantuan itu hanya
oleh pihak lain serta mempunyai daya pencegah.
bersifat melengkapi (komplementer).
Makin tinggi kewibawaan, makin besar daya
g) Tidak bergantung kepada pihak lain (Self Relience)
pencegah itu.
Pada umumnya negara berkembang merupakan
84 Wawasan Kebangsaan dalam Kerangka Modul Diklat Prajabatan Golongan I dan II 85
NKRI

Namun keanekaragaman tersebut justru dapat sebagai perekat


bekas daerah jajahan dan masih dipengaruhi oleh
bangsa dan bahkan menjadi kekuatan dalam kehidupan
mental kolonial dan masih merasa bergantung
bermasyarakat, berbangsa dan bernegara dalam Negara
kepada bekas penjajahnya. Sikap mental seperti ini
Kesatuan Republik Indonesia. Mengapa kedudukan atau
harus secara sadar dikikis habis. Sebagai gantinya
keberadaan sosial budaya dapat berperan demikian, oleh karena
harus ditumbuhkan sikap percaya kepada diri
nilai-nilai sosial budaya tersebut mengandung nilai antara lain
sendiri, rasa kebangsaan, dan cinta tanah air yang
adalah:
sehat dan rasional.
1. Adanya nilai kebersamaan dalam rangka mencapai tujuan;
2. Adanya nilai yang berperan sebagai aturan, ketentuan yang
C. Manfaat Sosial Budaya Sebagai Kekuatan telah membudaya dalam kehidupan kelompok-kelompok
Bangsa masyarakat dan hal ini dijadikan acuan bagi anggota
Bersatu kita teguh bercerai kita runtuh. Bangsa yang besar masyarakat dalam rangka berbuat (sikap dan tingkah laku);
tercermin dalam budayanya. Peperangan tidak hanya ditentukan 3. Hubungan kemasyarakatan yang saling menghormati dan
oleh persenjataan yang serba modern tetapi justru sangat banyak menghargai dalam kelompok-kelompok sosial, hal ini
ditentukan oleh persatuan dan kesatuan bangsa. dijadikan sebagai instrumen sosial dalam rangka pelaksanaan
tugas dan kegiatan-kegiatan sosial;
Dari pernyataan-pernyataan tersebut di atas, jelas menunjukkan 4. Adanya standar yang dijadikan sebagai tolok ukur dalam
bahwa kondisi dinamis suatu bangsa, berisi keuletan dan rangka menilai sikap dan tingkah laku serta cara masyarakat
ketangguhan yang mengandung berbagai kemampuan- mencapai tujuan;
kemampuan dan nilai-nilai sosial budaya sebagai suatu bangsa 5. Adanya rasa solider antar sesama, artinya mengakui,
adalah menjadi kekuatan nasional di dalam setiap menghadapi menghargai dan menghormati hak dan kewajiban serta hak
ancaman, gangguan, hambatan dan tantangan baik dari dalam asasi manusia dalam berbagai hal/aspek (suku, keturunan,
maupun dari luar, secara langsung atau juga tidak secara agama, dan kepercayaan, kedudukan sosial dan sebagainya);
langsung yang dapat membahayakan pertahanan keamanan 6. Nilai persatuan dan kesatuan sebagai suatu bangsa;
bangsa dan negara. 7. Nilai kesetiaan dan kecintaan terhadap Negara Kesatuan
Republik Indonesia.
Sebagaimana diketahui bahwa sosial budaya yang tumbuh dan
berkembang sangat beraneka ragam seiring dengan tempat Nilai-nilai sosial budaya tersebut merupakan dasar kekuatan
(wilayah/daerah), etnis dan suku daerah yang bersangkutan. untuk menyemangati operasional manakala ada ancaman,
86 Wawasan Kebangsaan dalam Kerangka Modul Diklat Prajabatan Golongan I dan II 87
NKRI

berbagai suku, bahasa, agama, adat istiadat dan sebagainya.


tantangan, hambatan dan gangguan terhadap ketahanan nasional
Kondisi obyektif seperti itu pada satu sisi mengandung
atau dapat dikatakan bahwa sosial budaya yang tangguh dan
kekuatan tetapi pada sisi yang lain sekaligus mengandung
ampuh adalah merupakan kekuatan bangsa untuk menangkal
kelemahan.
setiap ancaman, tantangan, hambatan dan gangguan baik dari
Ia mengandung kekuatan apabila perbedaan-perbedaan dari
luar maupun dari dalam. Mengingat keberadaan sosial budaya
keanekaragaman itu dapat hidup bersama dalam satu
sebagai kekuatan dan aset bangsa, maka pembangunan sosial
kesatuan yang harmonis. Sebaliknya ia mengandung
budaya merupakan kunci sangat strategis dalam pembangunan
kelemahan, apabila perbedaan-perbedaan yang ada dalam
nasional.
keanekaragaman itu hidup dalam suasana penuh kecurigaan,
pertentangan dan bahkan saling menghancurkan antar satu
D. Wawasan Kebangsaan Sebagai Kekuatan dengan yang lainnya. Itu sebabnya, sistem kenegaraan dan
Nasional sistem pemerintahan yang ingin dikembangkan adalah sistem
pemerintahan yang bersifat demokratis dan desentralistis
1. U m u m
dalam negara kesatuan yang utuh dan menyeluruh. Dengan
Negara Indonesia yang diproklamasikan pada tanggal 17
prinsip negara kesatuan memang menghendaki adanya
Agustus 1945 adalah negara kesatuan yang berbentuk
pemerintahan pusat yang kuat dan berwibawa untuk
Republik. Para pejuang bangsa kita (the founding fathers)
menjamin terpeliharanya stabilitas nasional dan kesatuan
yang telah melahirkan dan membentuk negara ini dengan
bangsa sedangkan prinsip desentralisasi menghendaki adanya
pemikiran yang arif dan bijaksana, dan dengan pandangan
pemerintahan daerah yang semakin dewasa, mandiri, dan
yang jauh ke depan telah meletakkan dasar-dasar yang kuat
demokratis.
dan teguh di atas nama negara ini dapat tumbuh dan
berkembang dalam hidup bermasyarakat, berbangsa, dan Dengan demikian harmonisasi hubungan pusat dan daerah
bernegara. Salah satu prinsip dasar yang diletakkan adalah menurut adanya wawasan kebangsaan yang memahami
prinsip negara kesatuan yang bersifat integralistik dengan keberadaan wawasan kewilayahan/kedaerahan yang memiliki
menjunjung tinggi persatuan dan kesatuan bangsa. karakteristik tertentu untuk dikembangkan dengan penuh
prakarsa, kreasi, dewasa, dan mandiri. Demikian juga
Salah satu pertimbangan yang melatarbelakangi pemikiran sebaliknya, wawasan kewilayahan/kedaerahan yang semakin
dari para pembentuk negara (the founding fathers) pada dewasa dan mandiri hendaknya senantiasa ditempatkan
waktu itu adalah bahwa negara yang akan dikelola nanti,
dengan jumlah penduduk yang cukup besar, yang terdiri dari
88 Wawasan Kebangsaan dalam Kerangka Modul Diklat Prajabatan Golongan I dan II 89
NKRI

menjangkau penyebarannya ke seluruh pelosok dunia. Abad


secara proporsional untuk memperkuat pembinaan wawasan
XIX sering disebut sebagai abad kebangsaan di Eropa,
kebangsaan.
sedangkan abad XX merupakan abad kebangkitan nasional
Wawasan kebangsaan yang di dalamnya memberikan ruang bagi bangsa-bangsa di Asia dan Afrika. Maka tidak
dan kesempatan untuk berkembangnya wawasan mengherankan apabila wadah nasionalisme itu juga
kewilayahan/kedaerahan yang semakin dewasa dan mandiri menyentuh bangsa Indonesia pada permulaan abad 20 ini.
itu pada hakikatnya bertolak dari fakta bahwa memang Pada tahun 1908 pemuda Soetomo dan Tjipto
wilayah negara ini sangat luas, yang di dalamnya hidup Mangoenkoesoemo mendirikan organisasi Boedi Oetomo
masyarakat bangsa yang terdiri dari berbagai suku bangsa, sebagai cornerstone kebangkitan nasional bangsa Indonesia.
bahasa, agama, adat istiadat, dan sebagainya.
Keanekaragaman itu justru dapat dimanfaatkan sebagai Meskipun dalam awal pertumbuhan nasionalisme atau paham
kekuatan untuk mempersatukan dan membangun bangsa kebangsaan ini diwarnai oleh slogan yang sangat terkenal
yang besar itu. "liberty, equality, fraternity" yang merupakan pangkal tolak
nasionalisme yang demokratis, namun dalam
Paham kebangsaan atau nasionalisme adalah suatu paham perkembangannya nasionalisme pada setiap bangsa sangat
yang menyatakan bahwa loyalitas tertinggi terhadap masalah diwarnai oleh nilai-nilai dasar yang berkembang dalam
duniawi (sumpreme secular loyalty) dari setiap warga bangsa masyarakatnya masing masing, sehingga memberikan ciri
ditujukan kepada negara dan bangsa. Paham kebangsaan khas atau jati diri bagi masing-masing bangsa.
merupakan paham modern yang lahir pada akhir abad XVIII
atau permulaan abad XIX. Sepanjang sejarah manusia, Untuk dapat memahami jati diri suatu bangsa perlu dipahami
dengan dimulainya gelombang kehidupan pertama manusia pandangan hidup dan falsafah hidup yang dianut oleh bangsa
(first wave) menurut Alvin Toffler, manusia memang telah yang bersangkutan. Bagi bangsa Indonesia, jati dirinya dapat
terikat pada tanah tempat mereka tinggal, pada tradisi orang dikenali dalam berbagai rumusan yang merupakan
tuanya, adat istiadat masyarakat lingkungannya; namun baru kesepakatan nasional seperti:
pada akhir abad XVIII paham kebangsaan menampakkan diri a. Bangsa Indonesia mengakui dan meyakini bahwa
sebagai paham yang sangat menentukan bagi gerakan sejarah keberhasilan pembangunan nasional adalah rahmat Tuhan
modern umat manusia. Orang biasa menyebut-nyebut bahwa Yang Maha Esa dan kesadaran serta keteguhan bangsa
revolusi Amerika dan revolusi Perancislah sebagai titik awal Indonesia pada falsafah Pancasila;
lahirnya paham kebangsan ini. Sejak itu paham kebangsaan b. Pancasila menjadi landasan idiil pembangunan nasional;
laksana air bah yang tak dapat dibendung lagi yang
90 Wawasan Kebangsaan dalam Kerangka Modul Diklat Prajabatan Golongan I dan II 91
NKRI

sewajarnya mewarnai hidup kebangsaan. Wawasan


c. Keseluruhan semangat, arah dan gerak pembangunan
Kebangsaan membentuk manusia Indonesia seutuhnya dan
dilaksanakan sebagai pengamalan Pancasila;
masyarakat Indonesia seluruhnya sebagai obyek dan subyek
d. Tujuan pembangunan nasional adalah mewujudkan suatu
usaha pembangunan nasional menuju masyarakat adil dan
masyarakat adil dan makmur yang merata materiil dan
makmur berdasarkan Pancasila.
spiritual berdasarkan Pancasila dan UUD tahun 1945.
Penghargaan terhadap harkat dan martabat manusia
Oleh karena itu untuk dapat memahami bagaimana wawasan menunjukkan, bahwa Wawasan Kebangsaan
kebangsaan bagi bangsa Indonesia, perlu memahami secara mengetengahkan manusia ke dalam pusat hidup bangsa. Hal
mendalam falsafah Pancasila, yang mengandung nilai-nilai ini berarti bahwa dalam persatuan dan kesatuan bangsa
dasar yang akhirnya dijadikan pedoman dalam bersikap dan masing-masing pribadi harus dihormati.
bertingkahlaku yang bermuara pada terbentuknya karakter Bahkan lebih dari itu wawasan kebangsaan menegaskan,
bangsa. bahwa manusia seutuhnya adalah pribadi, subyek dari semua
usaha pembangunan bangsa. Semua usaha pembangunan
2. Nilai Dasar Wawasan Kebangsaan dalam segala bidang kehidupan berbangsa bertujuan agar

Nilai Wawasan Kebangsaan yang terwujud dalam persatuan masing-masing pribadi warga bangsa dapat menjalankan

dan kesatuan bangsa memiliki 6 (enam) dimensi manusia hidupnya secara bertanggungjawab demi persatuan dan
yang bersifat mendasar dan fundamental, yaitu: kesatuan bangsa.

a. Penghargaan terhadap harkat dan martabat manusia Tekad bersama untuk berkehidupan kebangsaan yang bebas,
sebagai mahluk ciptaan Tuhan Yang Maha Kuasa; merdeka, maju dan mandiri akan berhasil dengan kesatuan
b. Tekad bersama untuk berkehidupan kebangsaan yang dan persatuan bangsa yang kukuh dan berjaya.

bebas, merdeka, dan bersatu; "Cinta akan Tanah Air dan Bangsa" menegaskan nilai sosial

c. Cinta akan Tanah Air dan Bangsa; dasar.

d. Demokrasi atau Kedaulatan Rakyat; Dengan ini Wawasan Kebangsaan menempatkan

e. Kesetiakawanan sosial; penghargaan tinggi akan kebersamaan yang luas, yang


f. Masyarakat adil makmur. melindungi masing-masing warga dan menyediakan tampat
untuk perkembangan pribadi bagi setiap warga. Tetapi

Secara fundamen wawasan kehidupan religius diwujudkan sekaligus mengungkapkan hormat terhadap solidaritas

dengan memeluk agama dan menganut Kepercayaan manusia. Solidaritas itu mengakui hak dan kewajiban asasi

terhadap Tuhan Yang Maha Esa, dilindungi oleh negara, dan


92 Wawasan Kebangsaan dalam Kerangka Modul Diklat Prajabatan Golongan I dan II 93
NKRI

Kebangsaan dan demokrasi bukanlah tujuan, tetapi


sesamanya, tanpa membeda-bedakan suku, keturunan, agama
merupakan sarana dan wahana untuk mencapai tujuan yang
dan kepercayaan, jenis kelamin, kedudukan sosial, warna
lebih tinggi, yaitu masyarakat yang adil dan makmur. Salah
kulit dan sebagainya.
satu ciri khas dari negara demokrasi yang membedakannya
Paham kebangsaan dapat berwawasan luas dapat berwawasan dari negara yang totaliter adalah toleransi. Wawasan
sempit, Fasisme, Naziisme sebagai Nasionalisme sebagai Kebangsaan menegaskan, bahwa demokrasi kita tidak sama
suatu tekad bersama yang tumbuh dari bawah untuk bersedia dengan kemenangan mayoritas atau minoritas. Karena itu
hidup sebagai suatu bangsa dalam negara merdeka. dalam demokrasi kita segala sesuatu dapat diputuskan
Kebangsaan/Nasionalisme adalah paham kebersamaan, dengan cara musyawarah dan tidak mengutamakan
persatuan dan kesatuan. Mau tidak mau kebangsaan selalu pengambilan putusan dengan suara terbanyak (voting). Hal
berkaitan erat dengan demokrasi. Tanpa demokrasi, yang sama nampak dalam kerukunan hidup beragama dan
kebangsaan akan mati bahkan merosot menjadi kepercayaan terhadap Tuhan Yang Maha Esa. Ada sikap
Fasisme/Naziisme, yang bukan saja berbahaya bagi berbagai hormat menghormati dan bekerjasama antara para pemeluk
minoritas dalam bangsa yang bersangkutan, tetapi juga agama dan para penganut kepercayaan yang berbeda-beda.
berbahaya bagi bangsa lain. Ada sikap saling menghormati kebebasan menjalankan
ibadah sesuai agama dan kepercayaannya.
Kesetiakawanan sosial sebagai nilai merupakan rumusan lain
3. Manfaat/Makna Wawasan Kebangsaan
dari keadilan sosial bagi seluruh rakyat. Wawasan
Wawasan Kebangsaan ini mengutamakan kepada seluruh
Kebangsaan menegaskan, bahwa kesejahteraan rakyat lebih
bangsa agar menempatkan persatuan, kesatuan serta
dari hanya kemakmuran yang paling tinggi dari jumlah orang
kepentingan dan keselamatan bangsa dan negara di atas
yang paling hebat. Kesejahteraan rakyat lebih dari
kepentingan pribadi atau golongan. Diharapkan manusia
keseimbangan antara kewajiban sosial dan keuntungan
Indonesia sanggup dan rela berkorban untuk kepentingan
individu. Kesejahteraan sosial boleh disebut kesejahteraan
bangsa. Sehubungan dengan itu hendaknya dipupuk
umum. Kesejahteraan umum itu mencakup keseluruhan
penghargaan terhadap martabat manusia, cinta kepada Tanah
lembaga dan usaha dalam hidup sosial, yang membangun dan
Air dan bangsa, demokrasi dan kesetiakawanan sosial.
memungkinkan masing-masing pribadi, keluarga dan
kelompok sosial lain untuk mencapai kesempurnaan mereka Wawasan Kebangsaan mengembangkan persatuan Indonesia
secara lebih penuh dan dengan lebih mudah. sedemikian rupa sehingga asas Bhinneka Tunggal Ika
dipertahankan. Persatuan tidak boleh mematikan keaneka dan
94 Wawasan Kebangsaan dalam Kerangka Modul Diklat Prajabatan Golongan I dan II 95
NKRI

kemajemukan. Sebaliknya keanekaan dan kemajemukan Dalam hubungan sosial budaya dan wawasan kebangsaan
tidak boleh menjadi pemecah belah tetapi menjadi hal yang dimaksud haruslah ditempuh melalui Rekayasa Sosial dan
memperkaya persatuan. jangan dibiarkan menentukan arahnya sendiri. Proses
pembinaannya haruslah ditumbuhkembangkan dari nilai-nilai
sosial budaya bangsa itu sendiri dan nilai-nilai moralitas
Wawasan Kebangsaan tidak memberi tempat pada Pancasila yang diaktualisasikan sesuai dengan perkembangan
patriotisme yang picik. Yang diamanatkan ialah agar para jaman. Proses Pembinan dimaksud dilaksanakan melalui
warga membina dengan jiwa besar dengan setia cinta akan pembangunan sosial budaya baik secara kedaerahan maupun
Tanah Air, tetapi tanpa kepicikan jiwa. Cinta Tanah Air dan secara nasional yang senantiasa berlandaskan Pancasila dan
Bangsa selalu sekaligus diarahkan pada kepentingan seluruh UUD 1945 dengan orientasi perwujudan cita-cita dan tujuan
umat manusia yang saling berhubungan dengan berbagai Negara Kesatuan Republik Indonesia.
jaringan antar ras, antar bangsa, dan antar negara.

Mencermati makna wawasan kebangsaan tersebut dapatlah F. Evaluasi


dikemukakan bahwa Wawasan Kebangsaan Indonesia pada Jawablah soal-soal latihan di bawah ini secara jelas dan ringkas
hakikatnya dilandasi oleh Pancasila sebagai falsafah dan dengan mengacu pada butir-butir yang telah diajarkan.
pandangan hidup bangsa kita. 1. Sebutkan dan jelaskan faktor-faktor yang mempengaruhi
Dengan wawasan kebangsaan yang dilandasi oleh pandangan ketahanan dibidang sosial budaya?
hidup Pancasila, bangsa Indonesia telah berhasil merintis 2. Mengapa dikatakan Sosial Budaya sebagai kekuatan
jalan menjalani misinya ditengah tengah tata kehidupan di bangsa, sebutkan dan jelaskan!
dunia. 3. Jelaskan manfaat Wawasan Kebangsaan dalam kerangka
Negara Kesatuan Republik Indonesia.
E. Rangkuman
Sosial budaya dan wawasan kebangsaan senantiasa dibina dan
dipelihara sehingga merupakan alat untuk memelihara persatuan
dan kesatuan, kebersamaan, saling menghargai serta tidak ada
merasa ingin menang sendiri, merasa ingin menonjolkan diri dan
lain sebagainya.
REFERENSI

1. Undang-Undang Dasar Tahun 1945, Lembaga Informasi


Nasional.
2. Lembaga Pengkajian Strategi dan Pembangunan & PT.
Gramedia Widia Sarana Indonesia, Jakarta, 1994 "Pendidikan
Wawasan Kebangsaan", Tantangan dan Dinamika Perjuangan
Kaum Cendekiawan Indonesia.
3. Dimensi Rohani dan Wawasan Kebangsaan dalam
Pengembangan Sumber Daya Manusia, Bintoro Tjokroamidjojo,
1996.
4. Bahan Penataran dan Prajabatan Golongan III yang mengenai:
a. Wawasan Kebangsaan dan Kebangkitan Nasional;
b. Wawasan Nusantara;
c. Nilai-nilai Kejuangan;
d. Ketahanan Nasional Indonesia.
5. Sistem Pemerintahan Republik Indonesia, Moerdiono, 1991,
yang berkenaan Integritas Nasional.
6. Sistem Pemerintahan Indonesia, Kansil, 1987.
7. Dasar-dasar Ilmu Tatanegara, Budiyanto, 1997.
8. Ilmu Politik dan Perspektifnya, Hari Cahyoyo, 1986.
9. Cinta Negara Persatuan Indonesia, Disunting oleh Soeprapto
Saafroedin Bahar Ismail Arianto, BP & Pusat, 1995.
10. Pancasila Sebagai Ideologi, Disunting oleh: Oetojo Oesman dan
Alfian, BP-7 Pusat, 1993.

96

Anda mungkin juga menyukai