TNK merupakan salah satu taman national di Nusa Tenggara Timur, yang
memiliki satu-satunya hewan purba yang masih tersisa, yaitu Komodo. TN
seluas 173.300 ha ini meliputi wilayah daratan dan perairan, dan dikelola
berdasarkan zonasi, yaitu: zona inti, zona rimba, zona pemanfaatan, zona
tradisional, zona khusus dan zona perlindungan bahari.
Pengunjung TNK saat ini mencapai 120 ribu orang per tahun atau sekitar 10
ribu orang per bulan, yang perlu mendapatkan keamanan, kenyamanan,
dan kepuasan saat berwisata, yang perlu didukung sarana dan prasana
(sarpras). “Kunjungan wisata tersebut berkontribusi menyumbang
Penerimaan Negara Bukan Pajak (PNBP) sebesar 29 milyar rupiah per
tahun”, kata Wiratno.
Saat ini terdapat dua Izin Pengusahaan Pariwisata Alam (IPPA) di TNK yaitu
PT. SKL di Pulau Rinca dan PT. KWE di Pulau Komodo dan Pulau Padar. PT.
SKL diberikan IUPSWA di Pulau Rinca akhir 2015 lalu, seluas 22,1 Ha atau
0,1% dari luas Pulau Rinca 20.721,09 Ha. Sementara yang diizinkan untuk
pembangunan sarpras maksimal 10% dari luas izin yang diberikan atau
hanya seluas 2,21 Ha.
PT. KWE mendapat IUPSWA di Pulau Komodo dan Pulau Padar pada
September 2014, seluas 426,07 Ha, terdiri atas 274,13 Ha atau 19,6% dari
luas Pulau Padar (1.400,4 Ha) dan 151,94 Ha atau 0,5% dari luas Pulau
Komodo (32.169,2 Ha). Sarpras yang dapat dibangun sekitar 42,6 Ha.
Terkait areal usaha, dikatakan Wiratno, kedua izin ini berada di ruang usaha
pada Zona Pemanfaatan. Prosedur penerbitan izin kedua perusahaan
tersebut juga sudah sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-
undangan.