Anda di halaman 1dari 3

KOGNITIVISME

-Pengertian

Menurut teori ini, belajar adalah perubahan persepsi dan pemahaman. Perubahan persepsi
dan pemahaman tidak selalu berbentuk perubahan tingkah laku yang bisa diamati. Asumsi dasar
teori ini adalah setiap orang telah mempunyai pengalaman dan pengetahuan dalam dirinya.
Pengalaman dan pengetahuan ini tertata dalam bentuk struktur kognitif. Menurut teori ini proses
belajar akan berjalan baik bila materi pelajaran yang baru beradaptasi secara klop dengan struktur
kognitif yang telah dimiliki oleh siswa.

Peneliti yang mengembangkan teori kognitif ini adalah Ausubel, Bruner, dan Gagne. Dari
ketiga peneliti ini, masing-masing memiliki penekanan yang berbeda. Ausubel menekankan pada
asPek pengelolaan (organizer) yang memiliki pengaruh utama terhadap belajar.Bruner bekerja pada
pengelompokkan atau penyediaan bentuk konsep sebagai suatu jawaban atas bagaimana peserta
didik memperoleh informasi dari lingkungan.

-Ciri- ciri belajar kognitivisme:

1) Mementingkan apa yang ada pada diri si anak

2) Mementingkan keseluruhan

3) Mementingkan peranan kognitif

4) Mementingkan keseimbangan dalam diri si pelajar

5) Mementingkan kondisi pada waktu sekarang

6) Mementingkan pembentukan struktur kognitif

7) Dalam pemecahan masalah, cirri khasnya adalah insight

-Proses pembelajaran:

Proses pembelajaran akan berjalan efektif jika para peserta didik mengerti tujuan yang ingin
dicapainya. Jadi, hendaknya para guru membantu para peserta didik untuk memahami arah dan
tujuannya. Teori kognitif adalah teori yang umumnya dikaitkan dengan proses belajar. Kognisi adalah
kemampuan psikis atau mental manusia yang berupa mengamati, melihat, menyangka,
memperhatikan, menduga dan menilai. Dengan kata lain, kognisi menunjuk pada konsep tentang
pengenalan. Teori kognitif menyatakan bahwa proses belajar terjadi karena ada variabel penghalang
pada aspek-aspek kognisi seseorang. Teori belajar kognitiv lebih mementingkan proses belajar
daripada hasil belajar itu sendiri. Belajar tidak sekedar melibatkan hubungan antara stimulus dan
respon, lebih dari itu belajar melibatkan proses berpikir yang sangat kompleks. Belajar adalah
perubahan persepsi dan pemahaman. Perubahan persepsi dan pemahaman tidak selalu berbentuk
perubahan tingkah laku yang bisa diamati

-implikasi teori

implikasi teori perkembangan kognitif dalam pembelajaran adalah :

Bahasa dan cara berfikir anak berbeda dengan orang dewasa. Oleh karena itu guru mengajar
dengan menggunakan bahasa yang sesuai dengan cara berfikir anak; Anak-anak akan belajar lebih
baik apabila dapat menghadapi lingkungan dengan baik. Guru harus membantu anak agar dapat
berinteraksi dengan lingkungan sebaik-baiknya; Bahan yang harus dipelajari anak hendaknya
dirasakan baru tetapi tidak asing; Berikan peluang agar anak belajar sesuai tahap perkembangannya.
Di dalam kelas, anak-anak hendaknya diberi peluang untuk saling berbicara dan diskusi dengan
teman-temanya. Implikasinya dalam pembelajaran adalah seorang pendidik,, mereka harus dapat
memahami bagaimana cara belajar siswa yang baik, sebab mereka para siswa tidak akan dapat
memahami bahasa bila mereka tidak mampu mencerna dari apa yang mereka dengar ataupun
mereka tangkap.

KRITIKNYA BELUM ADA NIH LIKK

KONSTRUKTIVISME

-pengertian :

Belajar menurut konstruktivisme adalah suatu proses mengasimilasikan dan mengkaitkan


pengalaman atau pelajaran yang dipelajari dengan pngertian yang sudah dimilikinya, sehingga
pengetahuannya dapat dikembangkan.

Teori Konstruktivisme didefinisikan sebagai pembelajaran yang bersifat generatif, yaitu tindakan
mencipta sesuatu makna dari apa yang dipelajari. Beda dengan aliran behavioristik yang memahami
hakikat belajar sebagai kegiatan yang bersifat mekanistik antara stimulus respon, kontruktivisme
lebih memahami belajar sebagai kegiatan manusia membangun atau menciptakan pengetahuan
dengan memberi makna pada pengetahuannya sesuai dengan pengalamanya.

-ciri-ciri teori

A) Memberi peluang kepada murid membina pengetahuan baru melalui penglibatan dalam dunia
sebenarnya.

B) Menggalakkan soalan/idea yang dimulakan oleh murid dan menggunakannya sebagai panduan
merancang pengajaran.

C) Menyokong pembelajaran secara koperatif mengambil kira sikap dan pembawaan murid.

D) Mengambil kira dapatan kajian bagaimana murid belajar sesuatu ide.

E) Menggalakkan & menerima daya usaha & autonomi murid.

F) Menggalakkan murid bertanya dan berdialog dengan murid & guru.

G) Menganggap pembelajaran sebagai suatu proses yang sama penting dengan hasil pembelajaran.

H) Menggalakkan proses inkuiri murid melalui kajian dan eksperimen.

-Proses pembelajaran

Mencoba untuk selalu mengingat nama murid, khususnya pada saat pertama kali mereka masuk di
tahun ajaran. Hal ini akan membuat murid merasa nyaman di kelas dan memiliki perasaan diterima
lingkungan,Menyapa murid dengan ramah. Murid akan merasa dihargai dan dibutuhkan, Memeriksa
tugas secara detail, memberi komentar dan mengembalikannya sesuai dengan batas waktu yang
ditentukan. Murid akan sangat terbantu dalam mengevaluasi diri,Membantu murid belajar dengan
memberikan kegiatan yang menantang, mencari sendiri jawaban – jawaban. Hal ini membantu
mereka belajar secara alami,Belajar kelompok, berdiskusi, sangat baik dalam memberikan
kesempatan kepada mereka untuk menstimulasi otak,Membawa alat bantu mengajar akan berguna
bagi siswa untuk memperhatikan apa yang disampaikan,Memberikan contoh yang nyata dari
kehidupan membuat siswa mampu menghubungkan antara teori dan contoh tersebut,Mengatur
kembali kelas yang akan dipakai memberikan perasaan ’hidup’, tidak bosan,Humor, memberikan
perasaan gembira, lebih siap menerima pelajaran,Musik dan gerak, akan membantu siswa berhenti
sejenak untuk kembali siap belajar,Memberi kesempatan untuk berpresentasi dan maju ke depan
kelas, membuat siswa tertantang. Tantangan sangat bagus untuk otak,Pada saat tahun ajaran
dimulai, siswa diberi kesempatan untuk mengenal satu sama lain, hal ini membantu siswa dalam
memiliki perasaan nyaman di dalam kelas,Siswa diberi kesempatan untuk bertanya atau menyatakan
pendapatnya sendiri. Hal ini merupakan tantangan bagi mereka,Pembagian kelompok dilakukan
dengan berbagai cara, sehingga siswa merasakan adanya keadilan,Meminta siswa untuk membuat
refleksi setelah belajar suatu materi. Setiap siswa belajar dengan caranya sendiri, hal ini
menggambarkan bahwa siswa otak unik,Membuat aturan main di dalam kelas, membuat siswa tahu
apa yang dilakukan dan mengenal rutinitas. Hal ini bermanfaat bagi otak dalam mencari pola dan
respon yang muncul.

Implikasi teori :

Adapun implikasi dari teori belajar konstruktivisme dalam pendidikan anak adalah sebagai berikut:
(1) tujuan pendidikan menurut teori belajar konstruktivisme adalah menghasilkan individu atau anak
yang memiliki kemampuan berfikir untuk menyelesaikan setiap persoalan yang dihadapi, (2)
kurikulum dirancang sedemikian rupa sehingga terjadi situasi yang memungkinkan pengetahuan dan
keterampilan dapat dikonstruksi oleh peserta didik. Selain itu, latihan memcahkan masalah seringkali
dilakukan melalui belajar kelompok dengan menganalisis masalah dalam kehidupan sehari-hari dan
(3) peserta didik diharapkan selalu aktif dan dapat menemukan cara belajar yang sesuai bagi dirinya.
Guru hanyalah berfungsi sebagai mediator, fasilitor, dan teman yang membuat situasi yang kondusif
untuk terjadinya konstruksi pengetahuan pada diri peserta didik.

KRITIK KONSTRUKTIVISME PIAGET:

Teori Piaget tidak luput dari kritik. Kritik yang muncul berkaitan dengan: estimasi terhadap
kompetensi anak di level perkembangan yang berbeda-beda, tentang tahap-tahap perkembangan,
tentang pelatihan anak untuk melakukan penalaran pada level yang lebih tinggi, dan tentang kultur
pendidikan

Anda mungkin juga menyukai