TINJAUAN PUSTAKA
78
79
denyut jantung janin 135 x/menit, teratur. Pemeriksaan ekstremitas atas dan
bawah tidak tampak varises dan edema, reflek patella kanan/kiri ( / ).
b. Analisa Masalah/Interpretasi Data
Diagnosa: G3P2A0 hamil 38-39 minggu janin tunggal hidup intra
uterin preskep Masalah : Nyeri bagian pinggang
c. Masalah Potensial
Tidak ada masalah potensial.
d. Tindakan Segera
Tidak ada tindakan segera.
e. Data Ibu
S : Ibu mengeluh nyeri pinggang
O : KU : baik, kesadaran : komposmentis. TD : 100/80 mmHg, S : 36,5oC,
N : 80x/i, RR : 20 x/menit, berat badan sekarang 84 kg. Pada
pemeriksaan abdomen didapatkan TFU 32 cm. Leopold I teraba bagian
agak bulat, lunak, tidak melenting (bokong), Leopold II kanan teraba
bagian-bagian terkecil janin (ekstremitas), kiri teraba datar memanjang
(punggung), Leopold III teraba keras, bulat melenting (kepala), Leopold
IV divergen. TBJ 3.400 gram. DJJ terdengar jelas 135 x/menit
punggung kiri, teratur. Ekstremitas atas, telapak tangan tidak pucat.
Ekstremitas bawah, tidak ada varises dan tidak oedema. Pemeriksaan
laboratorium tidak dilakukan karena tidak ada indikasi.
A : G3P2A0 hamil 38-39 minggu janin tunggal hidup intra uterin preskep.
P : perencanaan, implementasi dan evaluasi
1) Memberitahu ibu seluruh hasil pemeriksaan yaitu usia kehamilan
saat ini 38 minggu, keadaan ibu dan janinnya saat ini dalam
keadaan baik.
2) Memberitahu pada ibu dan suami bahwa waktu persalinan sudah
dekat, sehingga harus melakukan persiapan, baik mental, tempat
bersalin, penolong persalinan,. biaya, pendamping persalinan,
81
lewat mulut.
e) Menganjurkan ibu untuk istirahat senyaman mungkin dengan posisi
miring ke kiri dan jangan terlalu terlentang agar sirkulasi darah janin
tidak terganggu.
f) Mempersiapkan ruangan, alat, obat, perlengkapan ibu dan bayi.
g) Memberikan nutrisi dan hidrasi pada ibu supaya ibu ada tenaga untuk
meneran, selain itu juga agar ibu tidak dehidrasi.
h) Menganjurkan ibu untuk tidak menahan berkemih karena bila kandung
kemih penuh bisa memperlambat proses penurunan kepala janin.
i) Memberitahu ibu posisi yang nyaman saat bersalin seperti jongkok,
duduk, berdiri, setengah jongkok dan setengah duduk. Ibu mengerti
dan memutuskan untuk memilih posisi setengah duduk pada saat
proses persalinan nanti.
j) Memberikan dukungan emosional kepada ibu. Ibu berdoa sesuai
keyakinan agar ibu tetap tenang dan sabar sehingga persalinan berjalan
lancar.
k) Memantau kemajuan persalinan (pembukaan servik dan penurunan) 4
jam kemudian atau apabila ada indikasi (ketuban pecah dini, keluar
darah semakin banyak). His dan djj setiap 30 menit sekali.
2. Infartu Kala II
S : ibu mengatakan perutnya semakin sakit.
O : TD :110/70 mmHg, N : 80 x/menit, S : 36.8oC, RR : 20x/menit His : 4x10
menit'x50", kekuatan sedang, relaksasi baik. Auskultasi : Djj : positif(+) ,
frekuensi : 140 x/ menit teratur, Periksa Dalam : vagina tidak ada
kelainan, portio : tipis, pembukaan 10cm. Terlihat tanda-tanda kala II
yaitu: dorongan ingin meneran, tekanan pada anus, perineum menonjol,
vulva dan spingter ani membuka. Ketuban pecah pukul 10.00 wib, warna :
jernih.
A : a) Diagnosa : ibu G3P2A0 inpartu kala II janin tunggal hidup, intra
84
4. Kala IV
S : Ibu mengatakan lelah
O : KU: baik, kesadaran: komposmentis. TFU: 1 jari di bawah pusat, uterus
terba keras, bentuk bulat penuh, kontraksi uterus baik. Perdarahan ± 150
cc, kandung kemih kosong, perineum robek derajat 2.
A : P3A0 partus kala IV
P : Perencanaan, pelaksanaan dan evaluasi
a) Melakukan penjahitan pada laserasi perineum
b) Melakukan pemeriksaan TTV setiap 15 menit sekali pada 1 jam
pertama post partum dan 30 menit pada post partum kedua
c) Mempertahankan kandung kemih agar tetap kosong
d) Membersihkan dan merapikan ibu
e) Membersihkan alat.
2. Asuhan Kebidanan pada bayi baru lahir normal 6 jam tanggal 18 Juli 2018 Pukul
16.10 WIB.
S : Ibu mengatakan telah menyusui bayinya tetapi ASI masih sedikit.
O : Keadaan umum : baik, BB : 3400 gram, PB : 52 cm, N : 142 x/menit, RR:
47 x/menit, S : 36,8 oC, refleks bayi baik, gerakan aktif, BAK (4) dan
BAB (+)
A : Bayi baru lahir normal 6 jam.
P : Perencanaan, implementasi, dan evaluasi
1) Memberitahu hasil pemeriksaan kepada ibu dan keluarga bahwa saat
ini bayi dalam keadaan baik. Ibu mengerti dengan yang disampaikan.
2) Menjaga kehangatan tubuh bayi. Kehangatan tubuh bayi terjaga
dengan baik.
88
3. Asuhan kebidanan neonatus 2 minggu pada tanggal 1 Agustus 2018 pukul 11.00
WIB
S : Ibu mengatakan bahwa bayi hanya diberi ASI saja, bayi menyusu kuat.
O : Keadaan umum : baik, gerakan aktif, N : 142 x/menit, RR: 43 x/menit,
S: 36,8oC, reflek hisap dan menelan baik, tali pusat bersih, tidak ada
tanda-tanda infeksi. Perut tidak kembung. A : Neonatus normal 2 minggu.
A : Neonatus normal 2 minggu
P : Perencanaan, implementasi dan evaluasi
1) Memberitahu hasil pemeriksaan kepada ibu dan keluarga bahwa saat
ini bayi dalam keadaan baik dan sehat.
2) Mengingatkan ibu untuk memberikan ASI eksklusif selama 6 bulan
tanpa makanan tambahan apapun seperti air putih, madu, buah-
buahan. Ibu bersedia memberikan ASI eksklusif selama 6 bulan.
3) Mengingatkan pada ibu tentang tanda bahaya bayi baru lahir. Ibu
masih mengingat dan akan datang ke RS Bhayangkara apabila ada
89
2. Asuhan Kebidanan pada ibu nifas 2 minggu tanggal 1 Agustus 2018 pukul 14.00
WIB
S : Ibu mengatakan masih sedikit nyeri luka jahitan perineum.
O : KU : Baik, TD : 120/80 mmHg, N : 84 x/menit, RR : 22 x/menit, S :
36,5oC, konjungtiva : tidak pucat, payudara bersih, payudara tidak
bengkak/tidak ada bendungan, puting susu bersih, tidak lecet dan
menonjol. Pengeluaran ASI lancar, pemeriksaan genitalia lochea alba,
perineum tidak ada tanda infeksi, ekstremitas atas dan bawah tidak ada
oedema, tidak ada varises pada kaki kanan dan kiri.
A : Post partum 2 minggu.
P : Perencanaan, implementasi dan evaluasi
1) Memberitahu hasil pemeriksaan kepada ibu dan keluarga bahwa saat
ini ibu dalam keadaan baik dan sehat.
2) Mengingatkan ibu untuk selalu menjaga kebersihan daerah sekitar
abdomen.
3) Mengingatkan ibu kembali untuk menjaga pola nutrisi yang sehat.
4) Memastikan ibu dan bayi tidak mengalami masalah dan kesulitan.
5) Anjurkan ibu untuk membawa bayi ke fasilitas kesehatan untuk
diimunisasi BCG dan Polio I pada usia bayi 1 bulan
6) Melakukan konseling tentang kontrasepsi pasca salin, ibu memilih
kontrasepsi implant. Dan ibu bersedia menjadi calon akseptor Kb
Implant.
91
BAB V
PEMBAHASAN
A. Kehamilan
1. Pengkajian
Pengkajian telah dilakukan melalui anamnesa, pemeriksaan fisik,
pemeriksaan khusus dan pemeriksaan laboratorium. Langkah ini sesuai dengan
teori Varney (2006) bahwa langkah pertama adalah mengumpulkan data dasar
yang menyeluruh. Data dasar ini meliputi riwayat, pemeriksaan fisik, meninjau
catatan terbaru atau catatan sebelumnya dan meninjau data laboratorium serta
membandingkannya dengan hasil Studi.
Pengkajian tentang identitas ibu dan suami (nama, umur, pekerjaan,
agama, suku, dan alamat) penting dilakukan karena menurut Hani (2011)
bertujuan untuk identifikasi (mengenal) klien dan menentukan status sosial
ekonominya yang harus kita ketahui, misalnya untuk menentukan anjuran apa
yang akan diberikan. Umur juga merupakan hal yang penting karena ikut
menentukan prognosis kehamilan. Apabila umur >35 tahun atau <20 tahun
maka persalinan lebih banyak resikonya.
Pengkajian tentang keluhan pasien ditemukan keluhan seperti sering
berkemih dan nyeri pinggang. Menurut Dewi (2011) menanyakan keluhan
pasien bertujuan untuk mengetahui apakah alasan kunjungan pasien
sematamata ingin periksa hamil atau ada keluhan/masalah lain yang dirasakan.
Pengkajian riwayat kehamilan sekarang, klien pertama kali
memeriksakan kehamilan pada usia 12 minggu, masalah pada hamil muda
adalah mual muntah dan pada kehamilan trimester III tidak ada masalah. Sesuai
dengan Dewi (2011) bahwa riwayat kehamilan sekarang bertujuan untuk
menentukan usia kehamilan dengan tepat dan dapat merencanakan tindakan
awal tentang keluhan kehamilan yang biasa terjadi dan dapat mendeteksi
adanya komplikasi sedangkan pengkajian riwayat kebidanan yang lalu tidak
ditemukan masalah. Menurut Dewi (2011) pengkajian riwayat kebidanan yang
lalu penting dilakukan karena bertujuan untuk membantu mengelola asuhan
92
pada kehamilan ini (konseling khusus, tes, tindak lanjut, dan rencana
persalinan).
Saat pemeriksaan antenatal care pada Ny D dilakukan pemeriksaan fisik
secara head to toe, namun ada beberapa hal yang tidak dilakukan seperti
pemeriksaan reflek patella, pemeriksaan panggul. Pemeriksaan genatalia luar
dan rectum juga tidak dilakukan karena pasien tidak bersedia dan tidak ada
indikasi.
Didalam teori konsep pemeriksaan obstetri yang dilakukan menurut
Manuaba (2010) yaitu : Pemeriksaan fisik umum (Kesehatan umum,
Pemeriksaan tekanan darah, nadi, pernapasan, dan suhu dan berat badan),
Pemeriksaan khusus obstetri (Inspeksi: luka parut, linea, striae dan bekas
operasi), Tinggi fundus uteri (TFU), keadaan dinding abdomen dan gerak janin
yang tampak, Palpasi: Pemeriksaan Leopold, Perkusi: Reflek patella,
Auskultasi : Bising usus, denyut jantung janin, gerak janin intrauterine dan hal
Iain yang terdengar. Pemeriksaan dalam dan pemeriksaan tambahan meliputi
pemeriksaan laboraturium, ultrasonografi.
Pada saat pemeriksaan kehamilan reflek patella sudah dilakukan seusia
dengan teori Mufdlillah (2009) pemeriksaan perkusi perlu dilakukan.
Pemeriksaan kehamilan reflek patella adalah pemeriksaan dengan
menggunakan hammer yaitu pengetukan pada tendon dengan menggunakan
palu patella. Pada kondisi normal, setelah pengetukan akan terjadi reaksi
refleks, jika reaksi negative kemungkinan ibu hamil mengalami kekurangan
vitamin B1. Bila gerakan berlebihan dan cepat, hal ini menunjukkan
preeklamsia. Dalam hal ini Penulis menyatakan bahwa antara teori dan praktik
mengalami kesenjangan yang mana seharusnya dilakukan pemeriksaan reflek
patella untuk menentukan tanda-tanda terjadinya komplikasi saat kehamilan
tetapi tidak dilakukan.
Untuk pemeriksaan panggul tidak dilakukan karena tidak alat yang tidak
menunjang. Menurut Hani (2010) pemeriksaan panggul penting dilakukan
terutama pada primigravida karena panggulnya belum pernah diuji dalam
93
3. Masalah Potensial
Tidak ada masalah potensial pada Ny D karena tidak ada data yang
menunjang , hal ini sesuai dengan teori Varney (2006) yang menyatakan bahwa
mengidentifikasi diagnosa atau masalah potensial Iain berdasarkan rangkaian
masalah dan diagnosa yang sudah diidentifikasi.
4. Tindakan Segera
Tidak dilakukan tindakan segera atau kolaborasi dengan tenaga
kesehatan lainnya karena pada kehamilan Ny D tidak ditemukan masalah
mengenai klien yang membutuhkan tindakan segera. Hal ini sesuai dengan teori
Varney (2006) bahwa mengidentifikasi perlunya tindakan segera oleh bidan
atau dokter atau untuk dikonsultasikan atau ditangani bersama dengan anggota
tim kesehatan lainnya sesuai dengan kondisi klien.
5. Perencanaan Tindakan
Berdasarkan diagnosa Ny D, rencana tindakan yang akan dilakukan
sesuai dengan teori Varney (2006) bahwa perencanaan didapatkan dari
pengembangan masalah atau diagnosis yang diidentifikasi baik pada saat ini
maupun yang diantisipasi serta perawatan yang dibutuhkan. Sesuai dengan
pengembangan masalah atau diagnosis yang diidentifikasi maka rencana
asuhan kehamilan yaitu:
Beritahu ibu semua hasil pemeriksaan. Informasi tentang hasil
pemeriksaan ini sesuai dengan teori Saifuddin (2010) bahwa hak-hak
perempuan pada waktu mendapatkan perawatan maternitas yaitu berhak untuk
mendapatkan informasi tentang keadaan kesehatannya.
Beritahu ibu tanda-tanda bahaya kehamilan, seperti Perdarahan
pervaginam, penglihatan kabur, pembengkakan jari-jari atau wajah. Hal ini
sesuai dengan pendapat Cunningham (2010) bahwa tanda-tanda bahaya
95
kesehatan dari tempat kerja, kartu sehat dan lain-lain) dan pembagian peran
ketika ibu berada di RS.
Menginformasikan pada ibu tentang ASI esklusif, sesuai dengan teori
Sarwono (2010) bahwa agar ibu berhasil menyusui perlu dilakukan berbagai
kegiatan saat antenatal, intranatal dan postnatal. Selama masa antenatal ibu
dipersiapkan fisik dan psikologis. Untuk persiapan fisik ibu perlu diberi
penyuluhan tentang kesehatan dan gizi lbu selama hamil. Untuk persiapan
psikologi, ibu diberi penyuluhan agar termotivasi untuk memberikan ASI
karena keinginan untuk memberikan ASI adalah faktor yang sangat penting
untuk keberhasilan menyusui, dan salah satu penyuluhan yang dianjurkan
adalah penyuluhan mengenai pemberian ASI secara ekslusif.
Menjelaskan pada ibu tentang macam-macam alat kontrasepsi menurut
Hartanto (2010) tentang alat kontrasepsi yang bisa ibu pilih untuk ibu
postpartum seperti IUD, Implan, suntik 3 bulan, mini pil dan kondom.
Menjelaskan pada ibu bahwa proses kelahiran biasa 2 minggu lebih
cepat dan bisa juga 2 minggu lebih lambat dari taksiran persalinan, karena
menurut Varney (2006) bahwa variasi waktu ovulasi yang bersifat individual
ini akan mempengaruhi keakuratan taksiran persalinan. Oleh karena itu wanita
harus diberitahu bahwa ia mungkin tidak akan melahirkan pada tanggal yang
tepat sesuai taksiran persalinan. Sebagian besar wanita melahirkan pada hari
ke-10 hingga ke-14, baik lebih awal maupun lebih lambat dari taksiran partus,
dan kisaran tanggal ini secara fisiologi dianggap normal.
Menganjurkan ibu melakukan pemeriksaan USG. Sesuai dengan teori
Varney (2006) menyatakan bahwa salah satu indikasi untuk melakukan USG
adalah untuk mengevaluasi pertumbuhan janin.
6. Pelaksanaan tindakan
Pada langkah ini penulis melaksanakan semua rencana asuhan yang
telah dibuat sebelumnya yang sesuai dengan kebutuhan ibu. Rencana asuhan ini
sesuai dengan teori tanda-tanda bahaya kehamilan Varney (2006) yang
menyatakan bahwa rencana asuhan menyeluruh seperti yang telah diuraikan
pada langkah V, dilaksanakan secara efisien dan aman. Perencanaan ini biasa
98
dilakukan seluruhnya oleh bidan dan sebagian lagi oleh klien, atau oleh anggota
tim kesehatan lainnya, Dalam melaksanakan pada ibu hamil disesuaikan
dengan kondisi ibu. Hal-hal yang harus diperhatikan antara lain: umur
kehamilan, kesinambungan, hak-hak pasien.
7. Evaluasi
Seluruh asuhan yang diberikan pada NY D dapat dilaksanakan dan
dimengerti, bahkan ibu dapat menjelaskan kembali materi yang diberikan bidan
dari perencanaan dan pelaksanaan tindakan. Hal ini sesuai dengan teori
(Varney, 2006) yang menyatakan bahwa evaluasi merupakan tindakan untuk
memeriksa apakah rencana perawatan yang dilakukan benar-benar telah
mencapai tujuan yaitu memenuhi kebutuhan ibu seperti yang diidentifikasi
pada langkah kedua tentang masalah, diagnosa, maupun kebutuhan ibu.
B. Persalinan
1. Pengkajian
Anamnesa yang dilakukan NY D pada 18 Juli 2018 didapatkan keluhan
yaitu keluarnya lendir bercampur darah. Kemudian ibu langsung menuju ke RS
BHAYANGKARA karena menyadari adanya tanda-tanda persalinan. Ibu
mengatakan keluar lender bercampur darah, nyeri yang hebat di daerah perut
bagian bawah menjalar ke pinggang dan pergerakan janin aktif. Dilakukan
pemeriksaan umum dan fisik dalam batas normal, pemeriksaan dalam hasilnya
vulva vagina tidak ada kelainan, porsio tipis, pembukaan 4 cm, ketuban positif,
presentasi kepala, penurunan Hodge III.
Berdasarkan hasil anamnesa Ny D sudah ada tanda-tanda inpartu yaitu
Menurut teori JNPK-KR (2013) tanda-tanda persalinan yaitu Kontraksi uterus
yang mengakibatkan perubahan serviks (frekuensi minimal 2 kali dalam 10
menit), Penipisan dan pembukaan serviks dan keluarnya lendir bercampur
darah (show) melalui vagina.
99
7. Evaluasi
Evaluasi dilakukan berdasarkan tujuan dan hasil pemeriksaan selama
melakukan tindakan. Hasil yang diperoleh adalah hasil pengamatan dan
pemeriksaan. Sesuai dengan langkah-langkah evaluasi menurut Varney,
evaluasi keefektifan dari asuhan yang sudah diberikan meliputi pemenuhan
kebutuhan akan bantuan apakah benar-benar telah terpenuhi sesuai kebutuhan
sebagaimana telah di identifikasi dalam diagnose dan masalah.
Evaluasi pada NY D yaitu sebagai berikut:
a. Ibu tampak kooperatif
b. Semua hasil pemeriksaan telah disampaikan
c. Kemajuan persalinan sudah di pantau menggunakan partograf
d. Seluruh asuhan kebidanan telah di dokumentasikan
berat badan bayi NY D masih dikatakan dalam batas normal dan tidak terdapat
kesenjangan dengan teori.
2. Analisa Masalah
Diagnosa yang ditegakkan pada langkah ini sesuai momenklatur
kebidanan tentang bayi baru lahir. Dikatakan normal bayi baru lahir usia
kehamilan genap 37 sampai 42 minggu, dengan berat badan 2500-4000 gram,
nilai apgar > 7 Rukiah (2012).
3. Masalah Potensial
Pada bayi Ny D tidak ada masalah potensial karena bayi dalam kondisi
normal, namun bayi harus tetap dalam pantauan. Hal ini sesuai dengan teori
(Varney, 1997) yang menyatakan bahwa diagnosa potensial yang perlu
diantisipasi : hipotermi dengan dasar bayi baru lahir belum mampu mengatur
suhu badan.
4. Tindakan Segera
Tidak dilakukan tindakan segera karena pada bayi Ny D tidak
ditemukan masalah. Hal ini sesuai dengan teori Varney (2006) bahwa
mengidentifikasi perlunya tindakan segera oleh bidan atau dokter atau untuk di
konsultasikan dan ditangani bersama dengan anggota tim kesehatan lainnya
sesuai dengan kondisi klien.
5. Perencanaan Tindakan
Berdasarkan diagnosa bayi Ny D, rencana tindakan yang akan dilakukan
sesuai dengan teori Varney (2006) bahwa perencanaan didapatkan dari
pengembangan masalah atau diagnosis yang di identifikasi baik pada saat ini
maupun yang diantisipasi serta perawatan yang dibutuhkan. Sesuai dengan
pengembangan masalah atau diagnosis yang di identifikasi maka rencana
asuhan bayi baru lahir yaitu:
Beritahu semua hasil pemeriksaan, langkah ini sesuai dengan teori
Saifuddin (2010) tentang hak-hak perempuan atau ibu yaitu memperoleh
pelayanan kesehatan berhak untuk mendapatkan informasi tentang keadaan
kesehatannya maupun bayinya.
103
Beritahu ibu tanda bahaya pada bayi baru lahir, sesuai dengan teori
Wahyuni (2011) tentang tanda bahaya bayi baru lahir sampai 28 hari seperti
ikterus, muntah, gumoh, oral trush, infeksi pada neontal. Tanda bahaya ini
sangat penting untuk diketahui ibu, sehingga ibu mengerti apa yang harus ia
lakukan apabila bayinya mengalami salah satu tanda bahaya tersebut. Apabila
ibu tidak diberitahu tentang hal ini, ibu tidak akan mengetahui bahwa apa yang
dialami bayinya merupakan tanda bahaya yang memerlukan penanganan
secepatnya. Sehingga dapat menyebabkan kematian dan kesakitan pada
neonatal karena terlambat mendapat penanganan.
Anjurkan ibu untuk memberikan imunisasi pada bayinya, imunisasi
Hepatitis B regimen tunggal sebanyak tiga kali, pada usia 0 bulan (segera
setelah lahir), usia 1 bulan, usia 6 bulan atau pemberian regimen kombinasi
sebanyak 4 kali, pada usia dibawah 2 bulan imunisasi BCG dan polio 1, pada
usia 3 bulan, usia 4 bulan pemberian imunisasi Hepatitis B.
Anjurkan ibu perawatan payudara, sesuai dengan teori JNPKJ<R (2013)
memastikan bahwa puting susunya tetap bersih dan kering dengan
menganjurkan ibu untuk mengeringkan payudaranya (dengan kain bersih) dan
(kering) setelah menyusukan bayi. Untuk mencegah retak dan lecet, ajarkan ibu
untuk mengeluarkan sedikit ASI nya kemudian dioleskan keputing susu
Anjurkan ibu untuk melakukan pencegahan infeksi pada bayi baru lahir,
sesuai dengan teori JNPK-KR (2013) bahwa jangan membungkus tali pusat
atau mengoleskan cairan atau bahan apapun ke puntung tali pusat.
Anjurkan ibu pemberian ASI, sesuai dengan teori JNPK-KR (2013)
semakin sering bayi mengisap puting susu akan semakin banyak prolaktin dan
ASI yang dikeluarkan dan semakin baik untuk pertumbuhan bayi.
6. Penatalaksanaan Tindakan
Pada langkah ini penulis melaksanakan semua rencana asuhan yang
telah dibuat sebelumnya, yaitu sesuai dengan kebutuhan bayi. Hal ini sesuai
dengan teori Varney (2006) yang menyatakan bahwa rencana asuhan
menyeluruh seperti yang telah diuraikan pada langkah V, dilaksanakan secara
104
efisien dan aman. Perencanaan ini biasa dilakukan seluruhnya oleh bidan dan
sebagian lagi oleh klien, atau oleh anggota tim kesehatan lainnya, Dalam
melaksanakan pada bayi disesuaikan dengan kondisinya. Hal-hal yang harus
diperhatikan antara lain: umur bayi, kesinambungan dan hak-hak pasien.
7. Evaluasi
Seluruh asuhan yang diberikan pada bayi NY D dapat dilaksanakan dan
dimengerti, bahkan ibu dapat menjelaskan kembali materi yang diberikan dari
perencanaan dan pelaksanaan tindakan sesuai dengan teori Varney (2006) yang
menyatakan bahwa evaluasi merupakan tindakan untuk memeriksa apakah
rencana perawatan yang dilakukan benar-benar telah mencapai tujuan yaitu
memenuhi kebutuhan ibu seperti yang diidentifikasi pada langkah kedua
tentang masalah, diagnosa, maupun kebutuhan ibu.
D. Nifas
1. Pengkajian
Pengkajian data subjektif tentang keluhan pasien dan apa yang
dirasakan pasien saat ini sesuai dengan teori. Menurut Dewi (2011) pengkajian
meliputi data subjektif seperti keluhan yang dirasakan ibu saat ini untuk
mengetahui adakah kesulitan ibu dalam pemenuhan kebutuhan masa nifas ibu
dan perawatan bayi sehari-hari.
Pemeriksaan fisik dilakukan secara menyeluruh dan terutama berfokus
pada masa nifas, sesuai dengan teori Dewi (2011) yang terdiri dari pemeriksaan
keadaan umum ibu untuk mengetahui tingkat kesadaran. Pemeriksaan
tandatanda vital untuk memastikan tekanan darah, suhu, nadi, dan pernapasan
dalam batasan normal. Pemeriksaan payudara ibu seperti pembesaran, puting
susu, dan pengeluaran ASI serta adanya peradangan. Pemeriksaan abdomen
untuk mengetahui tinggi fundus dan kontraksi uterus ibu, kandung kemih,
genitalia dan perineum untuk mengetahui pengeluaran lokia, udema,
peradangan, keadaan jahitan, tanda-tanda infeksi, kebersihan perineum dan
hemoroid pada anus, ekstremitas bawah serta pengkajian psikologis pada ibu.
105
3. Masalah Potensial
Tidak ada masalah potensial pada NY D karena tidak ada data yang
menunjang , hal ini sesuai dengan teori Varney (2006) yang menyatakan bahwa
mengidentifikasi diagnosa atau masalah potensial lain berdasarkan rangkaian
masalah dan diagnosa yang sudah diidentifikasi.
4. Tindakan Segera
Tidak dilakukan tindakan segera atau kolaborasi dengan tenaga
kesehatan lainnya karena pada masa nifas NY D tidak di temukan indikasi
kegawatdaruratan.
5. Perencanaan Tindakan
Berdasarkan diagnosa NY D rencana tindakan yang dilakukan sesuai
dengan teori Varney (2006) bahwa perencanaan didapatkan dari pengembangan
masalah atau diagnosis yang di identifikasi saat ini maupun yang di antisipasi
serta perawatan yang dibutuhkan. Sesuai dengan pengembangan masalah/
diagnosis yang di identifikasi maka rencana asuhan pada masa nifas yaitu:
Beritahu ibu tentang perubahan fisiologis masa nifas, sesuai dengan
pendapat Maryunani (2009) tentang perubahan fisiologis masa nifas seperti
perubahan pada uterus, kontraksi, pengeluaran lokia, organ otot panggul,
perubahan sistem kardiovaskuler, perubahan pada sistem perkemihan dan
gastrointestinal, perubahan pada sistem endoktrin, dan perubahan berat badan.
Perubahan-perubahan pada masa nifas ini sangat perlu disampaikan dan
dipahami oleh ibu dengan baik, sehingga ibu dapat mengenali sendiri dan
memahami dengan baik perubahan-perubahan yang terjadi dengan dirinya
sendiri masih dalam batas yang normal
Beritahu ibu tanda-tanda bahaya masa nifas, memberitahu dan
menginformasikan ibu bahwa ada beberapa kondisi tidak normal yang mungkin
akan terjadi pada ibu seperti perdarahan bertambah banyak, demam lebih dari 2
hari, keluar cairan berbau, oedema, sakit kepala berat, kejang, payudara merah
dan bengkak. Hal ini sesuai dengan pendapat Maryunani (2009) yang
mengatakan bahwa ada beberapa tanda-tanda bahaya yang perlu diperhatikan
pada masa nifas ini seperti demam tinggi, perdarahan yang luar biasa disertai
107
dengan bau yang busuk, pembengkakan, sakit kepala parah terasa seperti mau
pingsan, dan payudara bengkak kemerahan yang disertai dengan demam.
Memberitahu ibu akan tanda bahaya masa nifas ini akan
memberdayakan ibu sehingga ibu dapat mengenali dan menetapkan
penanganan secepatnya apabila terjadi komplikasi pada dirinya sendiri.
Beritahu ibu untuk melakukan mobilisasi secara bertahap, sesuai dengan
teori Dewi (2011) yang mengatakan bahwa setelah proses persalinan penting
bagi ibu untuk melakukan mobilisasi dini secara bertahap, sistematis dan
kontinu. Mobilisasi ini penting untuk membantu ibu dalam memperlancar
proses involusi uteri.
Anjurkan ibu untuk tidak menahan BAK, ibu dianjurkan untuk
mengosongkan kandung kemih segera setelah persalinan. Jika kandung kemih
penuh maka akan menghambat terjadinya involusi uterus dan juga dapat
mengakibatkan terjadinya infeksi saluran kemih. Hal ini sesuai dengan
pendapat Maryunani (2009) yang mengatakan bahwa distensi kandung kemih
yang timbul segera setelah persalinan bisa menghambat uterus berkontraksi
dengan baik, mempengaruhi letak uterus dan mengakibatkan perdarahan.
Distensi berlebihan pada kandung kemih dapat mengakibatkan
komplikasi yang berbahaya bagi ibu. Maka dari itu menganjurkan ibu untuk
tidak menahan BAK sangat penting sehingga tidak terjadi komplikasi yang
tidak diinginkan.
Anjurkan ibu untuk menyusui bayinya sesering mungkin, ibu dianjurkan
untuk menyusui bayinya sesering mungkin yaitu minimal setiap 2 jam sekali
atau setiap bayi menangis di kedua payudara secara bergantian. Hal ini sesuai
dengan pernyataan Maryunani (2009) tentang pemberian ASI pada bayi
minimal setiap 2 jam sekali atau setiap bayi menangis di kedua payudara secara
bergantian. Dengan menyusui bayinya sesering mungkin juga dapat membantu
ibu memperbanyak produksi ASI dan menghindarkan ibu dari komplikasi masa
nifas seperti pembengkakan payudara akibat adanya bendungan ASI.
Menginformasikan ibu tentang pemberian ASI ekslusif, Memberitahu
ibu agar menyusukan bayinya segera setelah lahir sampai 6 bulan tanpa
108
memberikan apapun baik itu air putih, sesuai dengan pernyataan Maryunani
(2009) tentang pemberian ASI ekslusif pada satu jam per-tama setelah
kelahiran hingga 6 bulan kedepan tanpa adanya makanan pendamping lain,
berguna untuk menjalin ikatan batin ibu dan bayi, zat kekebalan untuk bayi,
sebagai metode KB (MAL), mempercepat pemulihan kembali uterus, lebih
hemat dan dijamin sterilitasnya.
Informasikan pada ibu tentang perawatan payudara, Menginformasikan
dan menganjurkan ibu untuk melakukan perawatan payudara yang bertujuan
untuk memperlancar pengeluaran ASI sedini mungkin, sesuai dengan
pernyataan Dewi (2011) bahwa perawatan payudara dapat dilakukan atas
beberapa indikasi seperti memperlancar ASI atau membantu ibu untuk
mengatasi rasa tidak nyamannya seperti adanya bendungan ASI.
Anjurkan ibu untuk beristirahat, Setelah melahirkan ibu dianjurkan
untuk beristirahat saat bayi sedang tidur, sesuai dengan pendapat Dewi (2011)
bahwa setelah melahirkan fisik ibu tentu dalam kondisi yang sangat kelelahan,
maka dari itu istirahat sangat perlu bagi ibu. Istirahat dapat dilakukan disela-
sela antara pemberian ASI dan waktu istirahat bayi.
Jelaskan pada ibu tentang personal hygine, Ibu dianjurkan untuk mandi
sedikitnya 2 kali sehari, melakukan perawatan perineum setelah BAB/BAK dan
mengganti pembalut minimal 3 kali dalam sehari. Hal ini sesuai dengan
pendapat Maryunani (2009) bahwa ibu tetap dianjurkan untuk tetap menjaga
kebersihan dengan mandi sedikitnya 2 kali sehari, melakukan perawatan
perineum dengan membasuh Iuka bekas jahitan dengan benar setelah
BAB/BAK dan mengganti pembalut sedikitnya 3 kali dalam sehari.
Informasikan pada ibu tentang rencana penggunaan kontrasepsi pasca
salin, sesuai dengan teori Hartanto (2006) tentang alat kontrasepsi yang bisa ibu
pilih untuk ibu postpartum seperti IUD, Implan, suntik 3 bulan, mini pil dan
kondom.
Informasikan pada ibu tentang perawatan bayinya, sesuai dengan teori
Maryunani (2009) yang menyatakan bahwa peningkatan informasi ibu tentang
kesehatan ibu dan bayinya sangat penting. Hal ini diperlukan agar ibu dapat
109
BAB VI
KESIMPULAN DAN SARAN
A. Kesimpulan
1. Pengkajian
Pengkajian kehamilan trimester III, persalinan, bayi baru lahir, nifas, dan
keluarga berencana dilakukan melalui anamnesa, pemeriksaan fisik, pemeriksaan
khusus dan pemeriksaan laboratorium sesuai dengan teori. Namun, ada beberapa
pemeriksaan yang tidak dilakukan seperti pemeriksaan anogenital, pemeriksaan
panggul, reflek patella dan pengosongan kandung kemih terlebih dahulu sebelum
melakukan manuver leopold. Pemeriksaan panggul dan Refleks Patella tidak
dilakukan karena tidak tersedia alat, dan pemeriksaan anogenital tidak dilakukan
karena pasien tidak bersedia dan tidak ada indikasi. Frekuensi kunjungan
antenatal NY D masih kurang sesuai dengan distribusi waktu kunjungan
antenatal.
Pengkajian persalinan telah dilakukan sesuai dengan teori karena tidak
ada indikasi kegawatdaruratan dalam persalinan.
Pengkajian bayi baru lahir telah dilakukan sesuai dengan teori.
Pengkajian nifas telah dilakukan sesuai dengan teori.
Pengkajian kb telah dilakukan sesuai dengan teori.
3. Masalah Potensial
Tidak ada masalah potensial pada Ny D karena masalah yang muncul pada
kehamilan trimester III, bersalin, BBL dan KB dalam keadaan normal.
4. Tindakan Segera
Tidak dilakukan tindakan segera atau kolaborasi dengan tenaga kesehatan
lainnya karena pada kehamilan, BBL, nifas, dan KB.
5. Rencana Tindakan
Berdasarkan diagnosa atau masalah yang ditemukan dalam masa
kehamilan, persalinan, bayi baru lahir, nifas, dan keluarga berencana maka
penulis menyusun rencana asuhan sesuai dengan kebutuhan pasien.
a. Rencana asuhan pada kehamilan trimester III disusun sesuai dengan
kebutuhan ibu.
b. Rencana asuhan pada persalinan disusun berdasarkan diagnosa masalah
sesuai dengan kebutuhan klien.
c. Rencana asuhan pada bayi baru lahir disusun berdasarkan diagnosa masalah
dan sesuai dengan kebutuhan bayi.
d. Rencana pada asuhan pada masa nifas disusun berdasarkan diagnosa
masalah dan sesuai dengan kebutuhan klien.
112