Anda di halaman 1dari 35

BAB IV

TINJAUAN PUSTAKA

A. Asuhan Kebidanan Pada Ibu Hamil


1. Pemeriksaan Kehamilan Pada tanggal 17 Juli 2018 pukul 17.00 WIB
a. Pengumpulan Data Dasar
Pengkajian dilakukan pada tanggal 17 Juli 2018 pukul 17.00 Wib di
RS Bhayangkara oleh Gusmayarni mahasiswi DIII Kebidanan Poltekkes
Kemenkes Jambi. Kunjungan oleh Ny D merupakan kunjungan ulang dalam
pemeriksaan kehamilan. Ny D usia 31 tahun, kebangsaan Indonesia,
beragama Islam, pendidikan terakhir SMU pekerjaan IRT, status menikah
dengan Tn. AS usia 31 tahun, pendidikan SLTA, pekerjaan swasta, alamat
RT 03 Tanjung Sari.
Ny D mengatakan nyeri bagian pinggang yang dirasakan saat ini, tidak
ada riwayat penyakit yang diderita selama kehamilannya. Riwayat
menstruasi, haid pertama usia 13 tahun, siklus 28 hari banyak 2-3x ganti
pembalut setiap hari, teratur dan lama 5-7 hari, konsistensi cair. Riwayat
perkawinan, menikah 1 kali pada umur 21 tahun dengan Tn. AS umur 21
tahun, lamanya 10 tahun.
Riwayat kehamilan, persalinan dan nifas yang lalu, Ny D mengatakan
anak pertama lahir tanggal 06 Agustus 2009, tempat melahirkan PMB, umur
kehamilan aterm, jenis persalinan spontan, penolong bidan, penyulit tidak
ada, jenis kelamin laki-laki, berat 3900 gram, keadaan sekarang sehat. Anak
kedua lahir tanggal 20 Desember 2014 tempat melahirkan PMB, umur
kehamilan aterm, jenis persalinan spontan, penolong persalinan bidan,
penyulit tidak ada, jenis kelamin perempuan berat 3400 gram keadaan
sekarang sehat Anak ketiga ini. Riwayat kehamilan saat ini tidak ada
keluhan yang dirasakan. Hari pertama haid terakhir pada tanggal 8 Oktober
2017, Tafsiran Persalinan tanggal 15 Juli 2018, pertama kali memeriksakan
kehamilan pada umur kehamilan 7 minggu dan tidak ada riwayat operasi.

78
79

Riwayat penyakit keluarga seperti TBC, kanker, penyakit hati,


penyakit jiwa, hipertensi, epilepsi, kelainan bawaan, DM, alergi, penyakit
ginjal dan hamil kembar tidak ada.
Riwayat yang berhubungan dengan masalah kespro, seperti infertilitas,
myoma, infeksi virus, polip servix, pms, kanker kandungan, servisitis
kronis, operasi kandungan, endometrios, perkosaan tidak ada.
Kebiasaan sehari-hari, kebersihan diri ibu mengatakan mandi, gosok
gigi 2x sehari, pola makan dan minum, makan 3x sehari minum 8-9
gelas/hari dengan jenis makanan yang di konsumsi sayur, nasi, lauk pauk,
buah, air putih. Pola eliminasi BAK 4 kali/hari dan BAB 1 kali/hari tidak ada
kelainan. Istirahat tidur malam 8 jam tidur siang ± 2 jam dan masalah tidak
ada. Pola seksualitas 2 kali/minggu masalah tidak ada. Riwayat psikososial
kehamilan diharapkan, masalah tidak ada.
Pemeriksaan fisik didapatkan keadaan ibu baik, tekanan darah 100/80
mmHg, suhu tubuh 36,5oC, denyut nadi 80 x/menit, pernafasan 20 x/menit,
tinggi badan 160 cm, berat badan sekarang 84 kg, berat badan sebelum hamil
76 kg, lingkar lengan atas 28 cm. Pemeriksaan selanjutnya secara head to toe
didapatkan rambut bersih, muka tidak ada kloasma dan tidak oedem, mata
simetris, konjungtiva merah muda dan Sklera tidak ikterik, hidung bersih
tidak ada polip dan pengeluaran sekrit, mulut bersih tidak ada karies dan
stomatitis.
Pemeriksaan kelenjar tiroid dan kelenjar getah bening tidak ada
pembesaran. Pemeriksaan dada dan ketiak, payudara simetris, tidak ada
tumor, areola hiperpigmentasi kanan dan kiri, puting susu menonjol kanan
dan kiri, serta tidak ada tumor dan nyeri pada ketiak. Pemeriksaan obstetri
inspeksi, pembesaran abdomen sesuai usia kehamilan, pergerakan janin aktif,
tidak ada bekas operasi. Pemeriksaan palpasi menurut Mc Donald tinggi
fundus uteri 32 cm. Leopold I teraba agak bulat, lunak tidak melenting
(bokong), Leopold II teraba datar memanjang (punggung) pada bagian kiri
perut ibu dan sebaliknya, Leopold III teraba kepala di bagian terbawah janin,
sudah masuk Pintu atas panggul. Tafsiran berat janin 3.400 gram. Auskultasi,
80

denyut jantung janin 135 x/menit, teratur. Pemeriksaan ekstremitas atas dan
bawah tidak tampak varises dan edema, reflek patella kanan/kiri ( / ).
b. Analisa Masalah/Interpretasi Data
Diagnosa: G3P2A0 hamil 38-39 minggu janin tunggal hidup intra
uterin preskep Masalah : Nyeri bagian pinggang
c. Masalah Potensial
Tidak ada masalah potensial.
d. Tindakan Segera
Tidak ada tindakan segera.
e. Data Ibu
S : Ibu mengeluh nyeri pinggang
O : KU : baik, kesadaran : komposmentis. TD : 100/80 mmHg, S : 36,5oC,
N : 80x/i, RR : 20 x/menit, berat badan sekarang 84 kg. Pada
pemeriksaan abdomen didapatkan TFU 32 cm. Leopold I teraba bagian
agak bulat, lunak, tidak melenting (bokong), Leopold II kanan teraba
bagian-bagian terkecil janin (ekstremitas), kiri teraba datar memanjang
(punggung), Leopold III teraba keras, bulat melenting (kepala), Leopold
IV divergen. TBJ 3.400 gram. DJJ terdengar jelas 135 x/menit
punggung kiri, teratur. Ekstremitas atas, telapak tangan tidak pucat.
Ekstremitas bawah, tidak ada varises dan tidak oedema. Pemeriksaan
laboratorium tidak dilakukan karena tidak ada indikasi.
A : G3P2A0 hamil 38-39 minggu janin tunggal hidup intra uterin preskep.
P : perencanaan, implementasi dan evaluasi
1) Memberitahu ibu seluruh hasil pemeriksaan yaitu usia kehamilan
saat ini 38 minggu, keadaan ibu dan janinnya saat ini dalam
keadaan baik.
2) Memberitahu pada ibu dan suami bahwa waktu persalinan sudah
dekat, sehingga harus melakukan persiapan, baik mental, tempat
bersalin, penolong persalinan,. biaya, pendamping persalinan,
81

perlengkapan ibu dan bayinya. Ibu mau mempersiapkan persiapan


persalinan.
3) Memberitahu ibu tentang tanda-tanda persalinan yaitu keluar lendir
bercampur darah, keluar air-air yang berbau amis (ketuban) serta
mules-mules yang teratur dan sering. Ibu mengerti semua
penjelasan yang diberikan dan mau datang ke tenaga kesehatan
apabila terjadi salah satu tanda tersebut.
4) Memberitahu ibu tentang ASI Ekslusif yaitu ASI yang diberikan
sejak bayi pertama kali lahir sampai usia 6 bulan tanpa diberikan
makanan tambahan apapun, karena manfaat ASI sangat baik untuk
menjaga kekebalan tubuh serta perkembangan bayi. Ibu mengerti
mengenai penjelasan tentang ASI eksklusif.
5) Menganjurkan ibu untuk mempertahankan pola makan, istirahat,
dan personal hygiene yang telah benar.
6) Menganjurkan ibu untuk melakukan kunjungan ulang jika ada
keluhan serta jika sudah ada tanda-tanda melahirkan. Ibu mengerti
tentang penjelasan yang telah diberikan dan mau melakukan
kunjungan ulang.

B. Asuhan Kebidanan Pada Ibu Bersalin


Asuhan kebidanan pada ibu bersalin normal 18 Juli 2018 di RS Bhayangkara.
1. Inpartu kala I fase aktif persalinan pukul 09.00 wib
S : a) Ibu mengatakan nyeri perut bagian bawah dan sudah mengeluarkan
lendir bercampur darah sehingga ibu dan keluarga datang ke RS
Bhayangkara
O : a) Keadaan umum : baik, Kesadaran : Compos mentis, Keadaan
emosional: ibu kurang dapat beradaptasi dengan rasa sakit dari
induksi. TD : 120/80 mmHg, N : 83 x/menit, S : 36,8oC, RR :
22x/menit, TFU : 30cm, His : 3x10 menit x35", kekuatan sedang,
relaksasi baik. Palpasi abdomen :
82

1) Leopold I : bagian fundus ibu teraba agak bulat, lunak, tidak


melenting (bokong).
2) Leopold II : teraba bagian-bagian terkecil janin pada Sisi
kanan perut ibu dan pada Sisi kiri teraba keras
memanjang seperti papan (punggung).
3) Leopold III : teraba keras, bulat, melenting, kepala sudah masuk
PAP.
4) Leopold IV : Stasi 4/5 bagian.
b) Auskultasi : Djj : positif (+) , frekuensi : 135 x/ menit teratur.
c) Tafsiran Berat Janin (TBJ) (30-11)x 155 = 2945 gram.
d) Periksa Dalam : vagina tidak ada kelainan, portio : tipis, pembukaan 4
cm, persentasi kepala, ketuban (+) jernih, penurunan kepala Hodge III.
A : a) Diagnosa : ibu inpartu Kala I Fase Aktif, janin tunggal hidup, intra
uterin, presentasi kepala
b) Masalah Potensial : tidak ada
P : Perencanaan, Pelaksanaan dan Evaluasi
a) Memberitahu ibu seluruh hasil pemeriksaan bahwa ibu sekarang dalanı
proses persalinan dengan pembukaan 4 cm, ibu belum boleh meneran
karena pembukaan belum lengkap, dan saat ini kondisi janin baik,
keadaan ibu dalam batas normal.
b) Informed consent dengan ibu dan keluarga atas tindakan yang akan
dilakukan antara bidan dengan klien, apabila ada indikasi maka pihak
keluarga bersedia untuk dirujuk.
c) Menjelaskan tanda-tanda persalinan fisiologis yaitu rasa sakit oleh
adanya his yang datangnya lebih kuat dan sering, teratur, keluar lendir
darah yang lebih banyak karena robekan-robekan kecil pada servik,
yang kadang-kadang ketuban pecah sendirinya, pada pemeriksaan
dalam servik mendatar dan pembukaan telah ada.
d) Mengajarkan ibu teknik relaksasi yaitu dengan cara mengajarkan
teknik bernafas dengan menarik nafas dari hidung dan mengeluarkan
83

lewat mulut.
e) Menganjurkan ibu untuk istirahat senyaman mungkin dengan posisi
miring ke kiri dan jangan terlalu terlentang agar sirkulasi darah janin
tidak terganggu.
f) Mempersiapkan ruangan, alat, obat, perlengkapan ibu dan bayi.
g) Memberikan nutrisi dan hidrasi pada ibu supaya ibu ada tenaga untuk
meneran, selain itu juga agar ibu tidak dehidrasi.
h) Menganjurkan ibu untuk tidak menahan berkemih karena bila kandung
kemih penuh bisa memperlambat proses penurunan kepala janin.
i) Memberitahu ibu posisi yang nyaman saat bersalin seperti jongkok,
duduk, berdiri, setengah jongkok dan setengah duduk. Ibu mengerti
dan memutuskan untuk memilih posisi setengah duduk pada saat
proses persalinan nanti.
j) Memberikan dukungan emosional kepada ibu. Ibu berdoa sesuai
keyakinan agar ibu tetap tenang dan sabar sehingga persalinan berjalan
lancar.
k) Memantau kemajuan persalinan (pembukaan servik dan penurunan) 4
jam kemudian atau apabila ada indikasi (ketuban pecah dini, keluar
darah semakin banyak). His dan djj setiap 30 menit sekali.

2. Infartu Kala II
S : ibu mengatakan perutnya semakin sakit.
O : TD :110/70 mmHg, N : 80 x/menit, S : 36.8oC, RR : 20x/menit His : 4x10
menit'x50", kekuatan sedang, relaksasi baik. Auskultasi : Djj : positif(+) ,
frekuensi : 140 x/ menit teratur, Periksa Dalam : vagina tidak ada
kelainan, portio : tipis, pembukaan 10cm. Terlihat tanda-tanda kala II
yaitu: dorongan ingin meneran, tekanan pada anus, perineum menonjol,
vulva dan spingter ani membuka. Ketuban pecah pukul 10.00 wib, warna :
jernih.
A : a) Diagnosa : ibu G3P2A0 inpartu kala II janin tunggal hidup, intra
84

uterin, presentasi kepala.


P : perencanaan, implementasi, dan evaluasi yang telah dilakukan.
a) Memakai sarung tangan DTT
b) Membersihkan vulva dan perineum menggunakan kapas DTT.
c) Melakukan periksa dalam untuk memastikan pembukaan lengkap.
d) Menginformasikan semua hasil pemeriksaan pada ibu dan keluarga
bahwa pembukaan sudah lengkap, ketuban sudah pecah dan ibu sudah
boleh meneran.
e) Mendekatkan alat-alat, obat-obatan, perlengkapan ibu dan bayi. Alat-
alat sudah di dekatkan pada paha ibu.
f) Membantu ibu menyiapkan posisi meneran (bila ada rasa ingin
meneran dan terjadi kontraksi yang kuat, bantu ibu ke posisi setengah
duduk atau posisi lain yang didinginkan dan pastikan ibu merasa
nyaman).
g) Mengajarkan ibu teknik meneran dan relaksasi yang baik yaitu
meneran seperti ingin BAB keras. Bila ada mules ibu menarik nafas
panjang melalui hidung dan mengeluarkan melalui mulut dan
beristirahat jika mules hilang.
h) Mengobservasi kandung kemih ibu.
i) Memberikan kebutuhan hidrasi kepada ibu dengan memberikan teh
manis hangat
j) Memimpin ibu meneran perlahan atau bernafas cepat dan dangkal saat
tampak kepala di vulva 5-6 cm, melindungi perineum dengan tangan
kanan yang dilapisi dengan kain bersih dan kering, dan tangan kiri
menahan puncak kepala bayi untuk menahan kepala bayi pada posisi
defleksi. Setelah melahirkan kepala, periksa kemungkinan adanya
lilitan tali pusat, tunggu kepala bayi melakukan putaran paksi luar, lalu
pegang kepala secara biparietal dengan lembut gerakkan kepala kearah
bawah dan distal sehingga bahu depan muncul di bawah arkus pubis
dan kemudian gerakkan arah atas dan distal untuk melahirkan bahu
85

belakang, setelah itu lakukan sanggah susur untuk melahirkan seluruh


badan bayi. Bayi lahir spontan segera menangis pukul 10.10 WIB,
jenis kelamin laki-laki.
k) Mengeringkan seluruh tubuh bayi kecuali telapak tangan dan
menghangatkan bayi.
l) Memeriksa kembali uterus untuk memastikan tidak ada janin .
m) Memberitahu ibu bahwa akan di suntik oksitosin 10 IU secara IM di
1/3 paha atas bagian distal lateral.
n) Menjepit dan memotong tali pusat.
o) Meletakkan bayi
3. Kala III
S : ibu mengatakan masih terasa mules
O : kandung kemih kosong
A : P3A0 partus kala III
P : perencanaan, pelaksanaan dan evaluasi
a) Ada tanda-tanda pelepasan plasenta (tali pusat memanjang, keluar
darah secara tiba-tiba, kontraksi uterus).
b) Memindahkan klem 5-6 cm dari vulva.
c) Tangan kiri menekan korpus uteri ke arah dorso kranial dan tangan
kanan melakukan peregangan tali pusat terkendali.
d) Melahirkan plasenta dengan kedua tangan. Saat plasenta tampak
diintroitus vagina pegang dan putar searah jarum jam hingga selaput
ketuban terpilin. Plasenta lahir pukul 10.25 WIB
e) Melakukan massage fundus uteri agar tidak terjadi atonia uteri.
f) Memeriksa kelengkapan plasenta.
g) Mengevaluasi kemungkinan laserasi pada vagina dan perineum.
86

4. Kala IV
S : Ibu mengatakan lelah
O : KU: baik, kesadaran: komposmentis. TFU: 1 jari di bawah pusat, uterus
terba keras, bentuk bulat penuh, kontraksi uterus baik. Perdarahan ± 150
cc, kandung kemih kosong, perineum robek derajat 2.
A : P3A0 partus kala IV
P : Perencanaan, pelaksanaan dan evaluasi
a) Melakukan penjahitan pada laserasi perineum
b) Melakukan pemeriksaan TTV setiap 15 menit sekali pada 1 jam
pertama post partum dan 30 menit pada post partum kedua
c) Mempertahankan kandung kemih agar tetap kosong
d) Membersihkan dan merapikan ibu
e) Membersihkan alat.

C. Asuhan Kebidanan Bayi Baru Lahir


1. Asuhan kebidanan pada bayi baru lahir normal pada tanggal 18 Juli 2018 pukul
10.10 Wib
S : Ibu mengatakan bayi lahir spontan
O : Keadaan umum baik. BB : 3400 gram, PB : 52 cm, S : 36,8oC, RR :
48x/menit, N : 140x/menit. Pemeriksaan fisik secara sistematis kepala
tidak ada kaput suksedenum, sefal hematom, muka normal tidak ada
wajah mongoloid, mata konjungtiva tidak ada perdarahan, tidak ada
tanda-tanda infeksi, telinga simetris antara kanan dan kiri, daun telinga
lengkap dan berlubang, mulut tidak ada labioskizis, labiopalatoskizis,
hidung berlubang, bersekat dan tidak ada pernafasan cuping hidung, leher
tidak ada pembesaran kelenjar tiroid dan kelenjar getah bening, dada
simetris kiri dan kanan, ekstremitas atas dan bawah simetris tidak ada
kelainan, genitalia tesis sudah turun ke skrotum, anus positif, kulit turgor
baik, warna kemerahan.
A : Bayi baru lahir normal umur 1 jam.
87

P : Perencanaan, implementasi dan evaluasi yang telah di lakukan


1) Menjelaskan kepada ibu hasil pemeriksaan bahwa bayi saat ini dalam
keadaan baik.
2) Mengeringkan bayi dengan handuk agar tidak terjadi hipotermi.
3) Membersihkan mata bayi dan memberikan salep mata eritromsin 1%
untuk mencegah terjadinya infeksi pada bayi.
4) Memberikan injeksi vitamin K sebanyak 0,1 ml secara di paha bayi
sebelah kiri (1/3 distal anteriox) dan 1 jam kemudian diberikan
injeksi 100 0,5 ml secara 1M di paha sebelah kanan (1/3 distal
anterior).
5) Melakukan perawatan tali pusat dengan menggunakan kasa kering
dan steril tanpa alkohol dan betadin.
6) Menganjurkan ibu untuk menyusui bayinya sesering mungkin.
7) Menginformasikan ibu tentang tanda-tanda bahaya bayi baru lahir
seperti bayi panas atau kedinginan, perubahan warna kulit, kejang,
nafas cepat, menangis merintih, menangis melengking, tidak mau
menyusu dan ada perdarahan tali pusat.

2. Asuhan Kebidanan pada bayi baru lahir normal 6 jam tanggal 18 Juli 2018 Pukul
16.10 WIB.
S : Ibu mengatakan telah menyusui bayinya tetapi ASI masih sedikit.
O : Keadaan umum : baik, BB : 3400 gram, PB : 52 cm, N : 142 x/menit, RR:
47 x/menit, S : 36,8 oC, refleks bayi baik, gerakan aktif, BAK (4) dan
BAB (+)
A : Bayi baru lahir normal 6 jam.
P : Perencanaan, implementasi, dan evaluasi
1) Memberitahu hasil pemeriksaan kepada ibu dan keluarga bahwa saat
ini bayi dalam keadaan baik. Ibu mengerti dengan yang disampaikan.
2) Menjaga kehangatan tubuh bayi. Kehangatan tubuh bayi terjaga
dengan baik.
88

3) Memastikan bayi tidak ada penyulit menghisap, menelan, ataupun


adanya tanda-tanda bahaya bayi. Bayi dalam kondisi baik.
4) Menjelaskan pada ibu cara menyusui yang benar yaitu mulut bayi
masuk ke dalam puting sampai areola dan menganjurkan ibu untuk
tetap memberikan ASI selama 6 bulan tanpa tambahan makanan
apapun. Ibu mengeti dengan yang disampaikan dan bersedia
memberikan ASI Eksklusif selama 6 bulan.
5) Mengajarkan pada ibu tentang cara memandikan bayi. Ibu mengerti
cara memandikan bayi.
6) Menjelaskan pada ibu tentang tanda bahaya bayi baru lahir seperti
bayi panas atau kedinginan, perubahan warna kulit, kejang, nafas
cepat, menangis merintih, menangis melengking, tidak mau menyusu
dan ada perdarahan tali pusat. Ibu mengerti dengan yang
disampaikan.

3. Asuhan kebidanan neonatus 2 minggu pada tanggal 1 Agustus 2018 pukul 11.00
WIB
S : Ibu mengatakan bahwa bayi hanya diberi ASI saja, bayi menyusu kuat.
O : Keadaan umum : baik, gerakan aktif, N : 142 x/menit, RR: 43 x/menit,
S: 36,8oC, reflek hisap dan menelan baik, tali pusat bersih, tidak ada
tanda-tanda infeksi. Perut tidak kembung. A : Neonatus normal 2 minggu.
A : Neonatus normal 2 minggu
P : Perencanaan, implementasi dan evaluasi
1) Memberitahu hasil pemeriksaan kepada ibu dan keluarga bahwa saat
ini bayi dalam keadaan baik dan sehat.
2) Mengingatkan ibu untuk memberikan ASI eksklusif selama 6 bulan
tanpa makanan tambahan apapun seperti air putih, madu, buah-
buahan. Ibu bersedia memberikan ASI eksklusif selama 6 bulan.
3) Mengingatkan pada ibu tentang tanda bahaya bayi baru lahir. Ibu
masih mengingat dan akan datang ke RS Bhayangkara apabila ada
89

salah satu tanda tersebut.


4) Menginformasikan pada ibu untuk membawa bayinya ke RS
Bhayangkara pada usia I bulan untuk mendapatkan imunisasi BCG
dan polio 1. Ibu akan membawa bayinya ke RS Bhayangkara pada
usia 1 bulan untuk diberikan imunisasi.

D. Asuhan Kebidanan Pada Ibu Nifas


1. Asuhan Kebidanan pada ibu nifas 6 Jam tanggal 18 Juli 2018 pukul 16.10 WIB
S : Ibu mengatakan masih lemas dan pusing.
O : KU : baik, TD : 120/80 mmHg, N : 80 x/menit, RR : 20 x/menit, S
36,5oC, payudara simetris, tidak ada benjolan, areola hiperpigmentasi,
puting susu menonjol, pengeluaran kolostrum sudah ada, TFU 2 jari
bawah pusat. Pemeriksaan genitalia lochea rubra. Ibu sudah mobilisasi
dini, ibu dapat menyusui bayinya, ekstremitas tidak ada tanda-tanda
varises pada kaki kanan dan kiri.
A : Post partum normal 6 jam.
P : Perencanaan, implementasi dan evaluasi
1) Menginformasikan dan menjelaskan hasil pemeriksaan kepada ibu
dan keluarga bahwa saat ini ibu dalam keadaan baik dan TTV dalam
batas normal. Ibu mengerti tentang apa yang dijelaskan.
2) Menjelaskan pada ibu tentang tanda bahaya ibu nifas seperti sakit
kepala yang hebat, pandangan kabur, nyeri ulu hati, demam, lokhea
berbau busuk, ada tanda-tanda infeksi, pengeluaran darah yang
banyak pervaginam, eodem, nyeri dan kemerahan pada betis. Ibu
mengerti tentang penjelasan yang diberikan.
3) Memberitahu ibu untuk mobilisasi bertahap.
4) Pastikan ibu menyusui bayinya dengan baik dan menyusui dengan
ASI Ekslusif. Memastikan ibu menyusui bayinya dengan baik dan
memastikan tidak memperlihatkan tanda-tanda penyulit. Ibu sudah
menyusui bayinya tanpa ada penyulit.
90

5) Menganjurkan ibu untuk istirahat yang cukup.


6) Memberikan penjelasan pada ibu tentang personal hygiene dengan
menjaga kebersihan diri dan mengganti pakaian dalam dan pembalut
sesering mungkin, minimal 3x sehari.

2. Asuhan Kebidanan pada ibu nifas 2 minggu tanggal 1 Agustus 2018 pukul 14.00
WIB
S : Ibu mengatakan masih sedikit nyeri luka jahitan perineum.
O : KU : Baik, TD : 120/80 mmHg, N : 84 x/menit, RR : 22 x/menit, S :
36,5oC, konjungtiva : tidak pucat, payudara bersih, payudara tidak
bengkak/tidak ada bendungan, puting susu bersih, tidak lecet dan
menonjol. Pengeluaran ASI lancar, pemeriksaan genitalia lochea alba,
perineum tidak ada tanda infeksi, ekstremitas atas dan bawah tidak ada
oedema, tidak ada varises pada kaki kanan dan kiri.
A : Post partum 2 minggu.
P : Perencanaan, implementasi dan evaluasi
1) Memberitahu hasil pemeriksaan kepada ibu dan keluarga bahwa saat
ini ibu dalam keadaan baik dan sehat.
2) Mengingatkan ibu untuk selalu menjaga kebersihan daerah sekitar
abdomen.
3) Mengingatkan ibu kembali untuk menjaga pola nutrisi yang sehat.
4) Memastikan ibu dan bayi tidak mengalami masalah dan kesulitan.
5) Anjurkan ibu untuk membawa bayi ke fasilitas kesehatan untuk
diimunisasi BCG dan Polio I pada usia bayi 1 bulan
6) Melakukan konseling tentang kontrasepsi pasca salin, ibu memilih
kontrasepsi implant. Dan ibu bersedia menjadi calon akseptor Kb
Implant.
91

BAB V
PEMBAHASAN

A. Kehamilan
1. Pengkajian
Pengkajian telah dilakukan melalui anamnesa, pemeriksaan fisik,
pemeriksaan khusus dan pemeriksaan laboratorium. Langkah ini sesuai dengan
teori Varney (2006) bahwa langkah pertama adalah mengumpulkan data dasar
yang menyeluruh. Data dasar ini meliputi riwayat, pemeriksaan fisik, meninjau
catatan terbaru atau catatan sebelumnya dan meninjau data laboratorium serta
membandingkannya dengan hasil Studi.
Pengkajian tentang identitas ibu dan suami (nama, umur, pekerjaan,
agama, suku, dan alamat) penting dilakukan karena menurut Hani (2011)
bertujuan untuk identifikasi (mengenal) klien dan menentukan status sosial
ekonominya yang harus kita ketahui, misalnya untuk menentukan anjuran apa
yang akan diberikan. Umur juga merupakan hal yang penting karena ikut
menentukan prognosis kehamilan. Apabila umur >35 tahun atau <20 tahun
maka persalinan lebih banyak resikonya.
Pengkajian tentang keluhan pasien ditemukan keluhan seperti sering
berkemih dan nyeri pinggang. Menurut Dewi (2011) menanyakan keluhan
pasien bertujuan untuk mengetahui apakah alasan kunjungan pasien
sematamata ingin periksa hamil atau ada keluhan/masalah lain yang dirasakan.
Pengkajian riwayat kehamilan sekarang, klien pertama kali
memeriksakan kehamilan pada usia 12 minggu, masalah pada hamil muda
adalah mual muntah dan pada kehamilan trimester III tidak ada masalah. Sesuai
dengan Dewi (2011) bahwa riwayat kehamilan sekarang bertujuan untuk
menentukan usia kehamilan dengan tepat dan dapat merencanakan tindakan
awal tentang keluhan kehamilan yang biasa terjadi dan dapat mendeteksi
adanya komplikasi sedangkan pengkajian riwayat kebidanan yang lalu tidak
ditemukan masalah. Menurut Dewi (2011) pengkajian riwayat kebidanan yang
lalu penting dilakukan karena bertujuan untuk membantu mengelola asuhan
92

pada kehamilan ini (konseling khusus, tes, tindak lanjut, dan rencana
persalinan).
Saat pemeriksaan antenatal care pada Ny D dilakukan pemeriksaan fisik
secara head to toe, namun ada beberapa hal yang tidak dilakukan seperti
pemeriksaan reflek patella, pemeriksaan panggul. Pemeriksaan genatalia luar
dan rectum juga tidak dilakukan karena pasien tidak bersedia dan tidak ada
indikasi.
Didalam teori konsep pemeriksaan obstetri yang dilakukan menurut
Manuaba (2010) yaitu : Pemeriksaan fisik umum (Kesehatan umum,
Pemeriksaan tekanan darah, nadi, pernapasan, dan suhu dan berat badan),
Pemeriksaan khusus obstetri (Inspeksi: luka parut, linea, striae dan bekas
operasi), Tinggi fundus uteri (TFU), keadaan dinding abdomen dan gerak janin
yang tampak, Palpasi: Pemeriksaan Leopold, Perkusi: Reflek patella,
Auskultasi : Bising usus, denyut jantung janin, gerak janin intrauterine dan hal
Iain yang terdengar. Pemeriksaan dalam dan pemeriksaan tambahan meliputi
pemeriksaan laboraturium, ultrasonografi.
Pada saat pemeriksaan kehamilan reflek patella sudah dilakukan seusia
dengan teori Mufdlillah (2009) pemeriksaan perkusi perlu dilakukan.
Pemeriksaan kehamilan reflek patella adalah pemeriksaan dengan
menggunakan hammer yaitu pengetukan pada tendon dengan menggunakan
palu patella. Pada kondisi normal, setelah pengetukan akan terjadi reaksi
refleks, jika reaksi negative kemungkinan ibu hamil mengalami kekurangan
vitamin B1. Bila gerakan berlebihan dan cepat, hal ini menunjukkan
preeklamsia. Dalam hal ini Penulis menyatakan bahwa antara teori dan praktik
mengalami kesenjangan yang mana seharusnya dilakukan pemeriksaan reflek
patella untuk menentukan tanda-tanda terjadinya komplikasi saat kehamilan
tetapi tidak dilakukan.
Untuk pemeriksaan panggul tidak dilakukan karena tidak alat yang tidak
menunjang. Menurut Hani (2010) pemeriksaan panggul penting dilakukan
terutama pada primigravida karena panggulnya belum pernah diuji dalam
93

persalinan sehingga dapat mengetahui diagnosis prognosis jalannya persalinan


dan keadaan panggul.
Selama kehamilan Ny D memeriksakan kehamilannya sebanyak 5 kali
selama hamil. Pemeriksaan kehamilan pada trimester pertama 1 kali pada
tanggal 1 Desember 2017, pemeriksaan kehamilan trimester dua 2 kali pada
tanggal 27 Maret 2018 dan 20 April 2018, serta 2 kali saat trimester 3 yaitu
pada tanggal 26 April 2018 dan 17 Juli 2018. Hal ini sudah sesuai dengan teori
Saifuddin (2006) untuk kunjungan. Antenatal sebaiknya dilakukan paling
sedikit 4 kali selama kehamilan yaitu 1 kali pada triwulan pertama, 1 kali pada
triwulan kedua dan 2 kali pada triwulan ketiga.

2. Analisa Masalah/Interpretasi Data Dasar


Diagnosa yang ditegakkan pada langkah ini sesuai daftar nomenklatur
kebidanan tentang kehamilan normal. Kehamilan ini dikatakan normal karena
usia kehamilan tidak lewat dari 42 minggu, perkembangan janin sesuai dengan
usia kehamilan, janin teraba intauterin, dan presentasi kepala, sesuai dengan
teori Manuaba (2010) bahwa proses kehamilan merupakan mata rantai yang
bersinambungan yang terdiri dari ovulasi, migrasi spermatozoa dan ovum,
konsepsi dan pertumbuhan zigot, nidasi (implantasi) pada uterus, pembentukan
plasenta, dan tumbuh kembang hasil konsepsi sampai aterm. Kehamilan disebut
aterm apabila telah mencapai usia kehamilan 37 sampai 42 minggu.
Perkembangan janin juga sesuai dengan usia kehamilan. Hal ini sesuai
dengan teori Manuaba (2010) bahwa pada usia kehamilan 32 minggu tinggi
fundus uteri setengah pusat-prosesus xifoideus, 36-37 minggu 1 jari dibawah
prosesus xifoideus jika kepala belum masuk PAP, dan 38-39 minggu 2 jari
dibawah prosesus xifoideus apabila kepala bayi sudah masuk PAP.
Selama kehamilan Ny D mengeluh nyeri pinggang dan punggung
bagian bawah. Hal ini sesuai teori Hani (2010) bahwa lordosis dorsolumbar
dapat menyebabkan nyeri akibat tarikan pada syaraf atau kompresi akar saraf
Struktur ligamentum dan otot tulang belakang bagian tengah dan bawah
94

mendapat tekanan berat. Perubahan inilah yang seringkali menimbulkan rasa


tidak nyaman pada muskuloskeletal yang menimbulkan nyeri.

3. Masalah Potensial
Tidak ada masalah potensial pada Ny D karena tidak ada data yang
menunjang , hal ini sesuai dengan teori Varney (2006) yang menyatakan bahwa
mengidentifikasi diagnosa atau masalah potensial Iain berdasarkan rangkaian
masalah dan diagnosa yang sudah diidentifikasi.

4. Tindakan Segera
Tidak dilakukan tindakan segera atau kolaborasi dengan tenaga
kesehatan lainnya karena pada kehamilan Ny D tidak ditemukan masalah
mengenai klien yang membutuhkan tindakan segera. Hal ini sesuai dengan teori
Varney (2006) bahwa mengidentifikasi perlunya tindakan segera oleh bidan
atau dokter atau untuk dikonsultasikan atau ditangani bersama dengan anggota
tim kesehatan lainnya sesuai dengan kondisi klien.

5. Perencanaan Tindakan
Berdasarkan diagnosa Ny D, rencana tindakan yang akan dilakukan
sesuai dengan teori Varney (2006) bahwa perencanaan didapatkan dari
pengembangan masalah atau diagnosis yang diidentifikasi baik pada saat ini
maupun yang diantisipasi serta perawatan yang dibutuhkan. Sesuai dengan
pengembangan masalah atau diagnosis yang diidentifikasi maka rencana
asuhan kehamilan yaitu:
Beritahu ibu semua hasil pemeriksaan. Informasi tentang hasil
pemeriksaan ini sesuai dengan teori Saifuddin (2010) bahwa hak-hak
perempuan pada waktu mendapatkan perawatan maternitas yaitu berhak untuk
mendapatkan informasi tentang keadaan kesehatannya.
Beritahu ibu tanda-tanda bahaya kehamilan, seperti Perdarahan
pervaginam, penglihatan kabur, pembengkakan jari-jari atau wajah. Hal ini
sesuai dengan pendapat Cunningham (2010) bahwa tanda-tanda bahaya
95

kehamilan yakni : Perdarahan pervaginam, pembengkakan jari-jari atau wajah,


nyeri kepala yang berat atau terus menerus, penglihatan kabur atau meredup,
nyeri abdomen, muntah terus menerus, menggigil atau demam, disuria,
keluarnya cairan dari vagina, perubahan frekuensi dan intensitas gerakan janin
yang nyata.
Tanda bahaya kehamilan trimester III ini sangat penting untuk diketahui
ibu, sehingga ibu mengerti apa yang harus ia lakukan apabila mengalami salah
satu tanda bahaya tersebut. Ketidaktahuan tentang tanda bahaya yang
memerlukan penanganan secepatnya, dapat menyebabkan peningkatan
kematian dan kesakitan karena terlambat mendapat penanganan.
Ingatkan ibu untuk meminum suplemen yang telah diberikan. Menurut
Kemenkes RI (2015) untuk mencegah anemia gizi besi, setiap ibu hamil harus
mendapat tablet zat besi minimal 90 tablet selama kehamilan diberikan sejak
kontak pertama, dan menurut Asrinah (2010) kebutuhan kalsium ibu hamil
adalah 1,5 gram/hari. Kalsium dibutuhkan untuk pertumbuhan janin, terutama
bagi pengembangan otot dan rangka. Sumber kalsium yang mudah diperoleh
adalah susu, keju, yogurt dan kalsium karbonat (Kalk).
Beritahu ibu kunjungan ulang berikutnya. Jadwal kunjungan ulang
berikutnya menurut Cunningham (2010) bagi ibu hamil dengan perkembangan
normal selama kehamilan dijadwalkan setiap empat minggu hingga usia
kehamilan 28 minggu, setiap 2 minggu hingga kehamilan 36 minggu dan setiap
minggu dari kehamilan 36 minggu hingga persalinan.
Beritahu ibu tentang penyebab sering BAK Sesuai teori Manuaba
(2010) bahwa karena pengaruh desakan hamil dan turunnya kepala bayi pada
hamil tua sehingga terjadi gangguan miksi dalam bentuk sering berkemih satu-
satunya metode yang dapat dilakukan untuk mengurangi frekuensi berkemih ini
adalah mengurangi asupan cairan sebelum tidur malam.
Jelaskan pada ibu tentang ketidaknyamanan pada trimester III. Sesuai
dengan teori Fraser (2009) tentang ketidaknyamanan yang terjadi selama
kehamilan trimester III seperti Nyeri ligament dan punggung, sakit kepala,
96

keletihan, varises, nyeri ulu hati, peningkatan frekuensi berkemih, konstipasi,


leukorea, kram tungkai dan sesak nafas. dan cara mengatasinya.
Beritahu ibu tentang tanda-tanda persalinan. Menurut teori JNPK-KR
(2013) tanda-tanda persalinan yaitu sakit atau mules di perut menjalar ke
pinggang bagian belakang yang disebut sebagai kontraksi. Kontraksi uterus
yang mengakibatkan perubahan serviks (frekuensi minimal 2 kali dalam 10
menit), Penipisan dan pembukaan serviks dan keluarnya lendir bercampur
darah (show) melalui vagina.
Memberitahu ibu dan keluarga tentang hal-hal yang harus dipersiapkan
untuk persalinan. Sesuai dengan teori Kuswanti (2014) bahwa beberapa hal
yang harus dipersiapkan untuk persalinan adalah biaya dan penentuan tempat
serta penolong persalinan, Anggota keluarga yang dijadikan sebagai pengambil
keputusan apabila terjadi komplikasi dan butuh rujukan, Baju ibu dan bayi serta
perlengkapan lainnya, surat-surat fasilitas kesehatan (misalnya akses, jaminan
kesehatan dari tempat kerja, kartu sehat dan lain-lain) dan pembagian peran
ketika ibu berada di RS.
Menjelaskan kembali pada ibu tentang penyebab sering BAK dan
keputihan. Sesuai dengan teori Varney, (2006) bahwa frekuensi berkemih pada
trimester ke tiga paling sering dialami oleh wanita primigravida setelah
lightening terjadi. Efek lightening adalah bagian presentasi akan menurun
masuk ke dalam panggul dan menimbulkan tekanan langsung pada kandung
kemih. Tekanan ini menyebabkan wanita merasa perlu berkemih. Satu-satunya
metode yang dapat dilakukan untuk mengurangi frekuensi berkemih ini adalah
menjelaskan mengapa hal tersebut terjadi dan mengurangi asupan cairan
sebelum tidur malam.
Memastikan ibu dan keluarga telah mempersiapkan segala keperluan
untuk persalinan seperti yang dikatakan Kuswanti (2014) bahwa beberapa hal
yang harus dipersiapkan untuk persalinan adalah biaya dan penentuan tempat
serta penolong persalinan, anggota keluarga yang dijadikan sebagai pengambil
keputusan apabila terjadi komplikasi dan butuh rujukan, baju ibu dan bayi serta
perlengkapan lainnya, surat-surat fasilitas kesehatan (misalnya akses, jaminan
97

kesehatan dari tempat kerja, kartu sehat dan lain-lain) dan pembagian peran
ketika ibu berada di RS.
Menginformasikan pada ibu tentang ASI esklusif, sesuai dengan teori
Sarwono (2010) bahwa agar ibu berhasil menyusui perlu dilakukan berbagai
kegiatan saat antenatal, intranatal dan postnatal. Selama masa antenatal ibu
dipersiapkan fisik dan psikologis. Untuk persiapan fisik ibu perlu diberi
penyuluhan tentang kesehatan dan gizi lbu selama hamil. Untuk persiapan
psikologi, ibu diberi penyuluhan agar termotivasi untuk memberikan ASI
karena keinginan untuk memberikan ASI adalah faktor yang sangat penting
untuk keberhasilan menyusui, dan salah satu penyuluhan yang dianjurkan
adalah penyuluhan mengenai pemberian ASI secara ekslusif.
Menjelaskan pada ibu tentang macam-macam alat kontrasepsi menurut
Hartanto (2010) tentang alat kontrasepsi yang bisa ibu pilih untuk ibu
postpartum seperti IUD, Implan, suntik 3 bulan, mini pil dan kondom.
Menjelaskan pada ibu bahwa proses kelahiran biasa 2 minggu lebih
cepat dan bisa juga 2 minggu lebih lambat dari taksiran persalinan, karena
menurut Varney (2006) bahwa variasi waktu ovulasi yang bersifat individual
ini akan mempengaruhi keakuratan taksiran persalinan. Oleh karena itu wanita
harus diberitahu bahwa ia mungkin tidak akan melahirkan pada tanggal yang
tepat sesuai taksiran persalinan. Sebagian besar wanita melahirkan pada hari
ke-10 hingga ke-14, baik lebih awal maupun lebih lambat dari taksiran partus,
dan kisaran tanggal ini secara fisiologi dianggap normal.
Menganjurkan ibu melakukan pemeriksaan USG. Sesuai dengan teori
Varney (2006) menyatakan bahwa salah satu indikasi untuk melakukan USG
adalah untuk mengevaluasi pertumbuhan janin.
6. Pelaksanaan tindakan
Pada langkah ini penulis melaksanakan semua rencana asuhan yang
telah dibuat sebelumnya yang sesuai dengan kebutuhan ibu. Rencana asuhan ini
sesuai dengan teori tanda-tanda bahaya kehamilan Varney (2006) yang
menyatakan bahwa rencana asuhan menyeluruh seperti yang telah diuraikan
pada langkah V, dilaksanakan secara efisien dan aman. Perencanaan ini biasa
98

dilakukan seluruhnya oleh bidan dan sebagian lagi oleh klien, atau oleh anggota
tim kesehatan lainnya, Dalam melaksanakan pada ibu hamil disesuaikan
dengan kondisi ibu. Hal-hal yang harus diperhatikan antara lain: umur
kehamilan, kesinambungan, hak-hak pasien.

7. Evaluasi
Seluruh asuhan yang diberikan pada NY D dapat dilaksanakan dan
dimengerti, bahkan ibu dapat menjelaskan kembali materi yang diberikan bidan
dari perencanaan dan pelaksanaan tindakan. Hal ini sesuai dengan teori
(Varney, 2006) yang menyatakan bahwa evaluasi merupakan tindakan untuk
memeriksa apakah rencana perawatan yang dilakukan benar-benar telah
mencapai tujuan yaitu memenuhi kebutuhan ibu seperti yang diidentifikasi
pada langkah kedua tentang masalah, diagnosa, maupun kebutuhan ibu.

B. Persalinan
1. Pengkajian
Anamnesa yang dilakukan NY D pada 18 Juli 2018 didapatkan keluhan
yaitu keluarnya lendir bercampur darah. Kemudian ibu langsung menuju ke RS
BHAYANGKARA karena menyadari adanya tanda-tanda persalinan. Ibu
mengatakan keluar lender bercampur darah, nyeri yang hebat di daerah perut
bagian bawah menjalar ke pinggang dan pergerakan janin aktif. Dilakukan
pemeriksaan umum dan fisik dalam batas normal, pemeriksaan dalam hasilnya
vulva vagina tidak ada kelainan, porsio tipis, pembukaan 4 cm, ketuban positif,
presentasi kepala, penurunan Hodge III.
Berdasarkan hasil anamnesa Ny D sudah ada tanda-tanda inpartu yaitu
Menurut teori JNPK-KR (2013) tanda-tanda persalinan yaitu Kontraksi uterus
yang mengakibatkan perubahan serviks (frekuensi minimal 2 kali dalam 10
menit), Penipisan dan pembukaan serviks dan keluarnya lendir bercampur
darah (show) melalui vagina.
99

2. Analisa Masalah/lnterpretasi Data Dasar


Tahap persalinan mulai dari kala I dengan diagnosa G3P2A0, usia
kehamilan aterm, janin tunggal hidup, intrauterine, presentasi kepala. Hal ini
sesuai dengan daftar nomenklatur kebidanan.
3. Masalah Potensial
Masalah potensial tidak ditemukan karena masalah yang ditemukan
merupakan masalah fisiologis sesuai dengan teori diatas.
4. Tindakan Segera
Penulis tidak melakukan tindakan segera karena tidak ada masalah
potensial.
5. Perencanaan Tindakan
Berdasarkan diagnosa NY D, rencana tindakan yang akan dilakukan
sesuai dengan teori Varney (2006) bahwa perencanaan didapatkan dari
pengembangan masalah atau diagnosis yang diidentifikasi baik pada saat ini
maupun yang diantisipasi serta perawatan yang dibutuhkan. Sesuai dengan
pengembangan masalah atau diagnosis yang di identifikasi maka rencana
asuhan persalinan yaitu:
Berikan asuhan sayang ibu, langkah ini sesuai dengan teori JNPK-RR
(2013) tentang menghargai budaya, kepercayaan dan keinginan sang ibu,
dengan mengikutsertakan suami dan keluarga selama proses persalinan dan
kelahiran bayi.
Anjurkan ibu untuk tetap makan dan minum, langkah ini sesuai dengan
teori JNPK-KR (2013) tentang makanan ringan dan asupan cairan yang cukup
selama persalinan akan memberi lebih banyak energi dan mencegah dehidrasi.
Dehidrasi dapat memperlambat kontraksi dan membuat kontraksi menjadi tidak
teratur dan kurang efektif.
Anjurkan pada ibu untuk tidak menahan BAK/BAB, langkah ini sesuai
dengan teori JNPK-KR (2013) tentang hindari kandung kemih yang penuh
karena berpotensi untuk memperlambat turunnya janin dan mengganggu
kemajuan persalinan, menyebabkan ibu tidak nyaman, meningkatkan resiko
100

perdarahan pasca persalinan, meningkatkan resiko infeksi saluran kemih pasca


persalinan.
Anjurkan ibu untuk menarik nafas panjang ketika ada his dan istirahat
diantara 2 his serta tidur miring ke kiri, langkah ini sesuai dengan teori JNPK-
KR (2013) tentang tidur miring kiri dapat membantu perbaikan posisi oksiput
yang melintang untuk berputar menjadi posisi oksiput anterior.
Pastikan kandung kemih kosong, langkah ini sesuai dengan teori JNPK-
KR (2013) tentang hindari kandung kemih yang penuh karena berpotensi untuk
memperlambat turunnya janin dan mengganggu kemajuan persalinan,
menyebabkan ibu tidak nyaman, meningkatkan resiko perdarahan pasca
persalinan, meningkatkan resiko infeksi saluran kemih pasca persalinan.
Observasi keadaan umum ibu, dan tanda-tanda vital dan kemajuan
persalinan dalam partograf, langkah ini sesuai dengan teori JNPK-KR (2013)
tentang kondisi ibu harus dinilai dan dicatat secara seksama kedalam partograf
seperti denyut jantung janin, frekuensi dan lamanya kontraksi uterus, nadi
setiap 30 menit dan pembukaan serviks, penurunan bagian terbawah janin,
tekanan darah dan temperatur tubuh setiap 4 jam.
6. Pelaksanaan Tindakan
Implementasi dilakukan berdasarkan perencanaan asuhan kebidanan
persalinan, namun terdapat perencanaan yang tidak dilakukan seperti
penggunaan APD yang tidak lengkap seperti pelindung kepala, kacamata dan
sepatu boat.
Berdasarkan teori JNPK-KR (2013.76) yang menyatakan bahwa
penolong persalinan harus menggunakan API) lengkap yaitu celemek, masker,
kacamata, sepatu boat, hands coon, agar terhindar dari resiko penularan dari ibu
maupun penolong.
Menurut penulis asuhan kebidanan persalinan sudah sesuai dengan teori
JNPK-KR (2013:76) namun terdapat kekurangan dalam perlengkapan APD
yang digunakan berguna untuk mencegah resiko tertularnya penyakit melalui
darah atau cairan tubuh dari ibu maupun penolong.
101

7. Evaluasi
Evaluasi dilakukan berdasarkan tujuan dan hasil pemeriksaan selama
melakukan tindakan. Hasil yang diperoleh adalah hasil pengamatan dan
pemeriksaan. Sesuai dengan langkah-langkah evaluasi menurut Varney,
evaluasi keefektifan dari asuhan yang sudah diberikan meliputi pemenuhan
kebutuhan akan bantuan apakah benar-benar telah terpenuhi sesuai kebutuhan
sebagaimana telah di identifikasi dalam diagnose dan masalah.
Evaluasi pada NY D yaitu sebagai berikut:
a. Ibu tampak kooperatif
b. Semua hasil pemeriksaan telah disampaikan
c. Kemajuan persalinan sudah di pantau menggunakan partograf
d. Seluruh asuhan kebidanan telah di dokumentasikan

C. Bayi Baru Lahir


1. Pengkajian
Penilaian apgar score dalam batas normal yaitu 9 APGAR, maka
dikatakan bayi dalam keadaan normal. Penilaian APGAR sesuai dengan
pendapat Cunningham (2010) nilai APGAR: 7-10, bayi mengalami asfiksia
ringan atau bayi dalam keadaan normal. Maka sesuai dengan yang dilihat dan
jumlah score APGAR bayi NY D tidak mengalami asfiksia, maka tidak
ditemukan kesenjangan dengan teori.
Pemeriksaan fisik telah dilakukan sesuai dengan teori fraser (2009)
yang terdiri dari pemeriksaan kepala, mata, telinga, hidung, mulut, leher,
ekstremitas dan jari, dada, perut, Genetalia dan anus. Pada pemeriksaan tanda-
tanda vital dalam batas normal, karena tidak kurang dan tidak lebih dari batas
normal, hal ini sesuai dengan Varney (2008) keadaan batas normal tanda-tanda
vital pada bayi adalah suhu/temperatur normal 36,5-37oC, pernafasan normal
30-60 kali per menit, dan nadi: 120-160 denyut per menit.
Berat badan pada bayi NY D 3400 gram, hai ini sesuai pendapat Varney
(2008) berat badan pada bayi cukup bulan normalnya 2500-4000 gram. Maka
102

berat badan bayi NY D masih dikatakan dalam batas normal dan tidak terdapat
kesenjangan dengan teori.
2. Analisa Masalah
Diagnosa yang ditegakkan pada langkah ini sesuai momenklatur
kebidanan tentang bayi baru lahir. Dikatakan normal bayi baru lahir usia
kehamilan genap 37 sampai 42 minggu, dengan berat badan 2500-4000 gram,
nilai apgar > 7 Rukiah (2012).
3. Masalah Potensial
Pada bayi Ny D tidak ada masalah potensial karena bayi dalam kondisi
normal, namun bayi harus tetap dalam pantauan. Hal ini sesuai dengan teori
(Varney, 1997) yang menyatakan bahwa diagnosa potensial yang perlu
diantisipasi : hipotermi dengan dasar bayi baru lahir belum mampu mengatur
suhu badan.
4. Tindakan Segera
Tidak dilakukan tindakan segera karena pada bayi Ny D tidak
ditemukan masalah. Hal ini sesuai dengan teori Varney (2006) bahwa
mengidentifikasi perlunya tindakan segera oleh bidan atau dokter atau untuk di
konsultasikan dan ditangani bersama dengan anggota tim kesehatan lainnya
sesuai dengan kondisi klien.
5. Perencanaan Tindakan
Berdasarkan diagnosa bayi Ny D, rencana tindakan yang akan dilakukan
sesuai dengan teori Varney (2006) bahwa perencanaan didapatkan dari
pengembangan masalah atau diagnosis yang di identifikasi baik pada saat ini
maupun yang diantisipasi serta perawatan yang dibutuhkan. Sesuai dengan
pengembangan masalah atau diagnosis yang di identifikasi maka rencana
asuhan bayi baru lahir yaitu:
Beritahu semua hasil pemeriksaan, langkah ini sesuai dengan teori
Saifuddin (2010) tentang hak-hak perempuan atau ibu yaitu memperoleh
pelayanan kesehatan berhak untuk mendapatkan informasi tentang keadaan
kesehatannya maupun bayinya.
103

Beritahu ibu tanda bahaya pada bayi baru lahir, sesuai dengan teori
Wahyuni (2011) tentang tanda bahaya bayi baru lahir sampai 28 hari seperti
ikterus, muntah, gumoh, oral trush, infeksi pada neontal. Tanda bahaya ini
sangat penting untuk diketahui ibu, sehingga ibu mengerti apa yang harus ia
lakukan apabila bayinya mengalami salah satu tanda bahaya tersebut. Apabila
ibu tidak diberitahu tentang hal ini, ibu tidak akan mengetahui bahwa apa yang
dialami bayinya merupakan tanda bahaya yang memerlukan penanganan
secepatnya. Sehingga dapat menyebabkan kematian dan kesakitan pada
neonatal karena terlambat mendapat penanganan.
Anjurkan ibu untuk memberikan imunisasi pada bayinya, imunisasi
Hepatitis B regimen tunggal sebanyak tiga kali, pada usia 0 bulan (segera
setelah lahir), usia 1 bulan, usia 6 bulan atau pemberian regimen kombinasi
sebanyak 4 kali, pada usia dibawah 2 bulan imunisasi BCG dan polio 1, pada
usia 3 bulan, usia 4 bulan pemberian imunisasi Hepatitis B.
Anjurkan ibu perawatan payudara, sesuai dengan teori JNPKJ<R (2013)
memastikan bahwa puting susunya tetap bersih dan kering dengan
menganjurkan ibu untuk mengeringkan payudaranya (dengan kain bersih) dan
(kering) setelah menyusukan bayi. Untuk mencegah retak dan lecet, ajarkan ibu
untuk mengeluarkan sedikit ASI nya kemudian dioleskan keputing susu
Anjurkan ibu untuk melakukan pencegahan infeksi pada bayi baru lahir,
sesuai dengan teori JNPK-KR (2013) bahwa jangan membungkus tali pusat
atau mengoleskan cairan atau bahan apapun ke puntung tali pusat.
Anjurkan ibu pemberian ASI, sesuai dengan teori JNPK-KR (2013)
semakin sering bayi mengisap puting susu akan semakin banyak prolaktin dan
ASI yang dikeluarkan dan semakin baik untuk pertumbuhan bayi.

6. Penatalaksanaan Tindakan
Pada langkah ini penulis melaksanakan semua rencana asuhan yang
telah dibuat sebelumnya, yaitu sesuai dengan kebutuhan bayi. Hal ini sesuai
dengan teori Varney (2006) yang menyatakan bahwa rencana asuhan
menyeluruh seperti yang telah diuraikan pada langkah V, dilaksanakan secara
104

efisien dan aman. Perencanaan ini biasa dilakukan seluruhnya oleh bidan dan
sebagian lagi oleh klien, atau oleh anggota tim kesehatan lainnya, Dalam
melaksanakan pada bayi disesuaikan dengan kondisinya. Hal-hal yang harus
diperhatikan antara lain: umur bayi, kesinambungan dan hak-hak pasien.
7. Evaluasi
Seluruh asuhan yang diberikan pada bayi NY D dapat dilaksanakan dan
dimengerti, bahkan ibu dapat menjelaskan kembali materi yang diberikan dari
perencanaan dan pelaksanaan tindakan sesuai dengan teori Varney (2006) yang
menyatakan bahwa evaluasi merupakan tindakan untuk memeriksa apakah
rencana perawatan yang dilakukan benar-benar telah mencapai tujuan yaitu
memenuhi kebutuhan ibu seperti yang diidentifikasi pada langkah kedua
tentang masalah, diagnosa, maupun kebutuhan ibu.

D. Nifas
1. Pengkajian
Pengkajian data subjektif tentang keluhan pasien dan apa yang
dirasakan pasien saat ini sesuai dengan teori. Menurut Dewi (2011) pengkajian
meliputi data subjektif seperti keluhan yang dirasakan ibu saat ini untuk
mengetahui adakah kesulitan ibu dalam pemenuhan kebutuhan masa nifas ibu
dan perawatan bayi sehari-hari.
Pemeriksaan fisik dilakukan secara menyeluruh dan terutama berfokus
pada masa nifas, sesuai dengan teori Dewi (2011) yang terdiri dari pemeriksaan
keadaan umum ibu untuk mengetahui tingkat kesadaran. Pemeriksaan
tandatanda vital untuk memastikan tekanan darah, suhu, nadi, dan pernapasan
dalam batasan normal. Pemeriksaan payudara ibu seperti pembesaran, puting
susu, dan pengeluaran ASI serta adanya peradangan. Pemeriksaan abdomen
untuk mengetahui tinggi fundus dan kontraksi uterus ibu, kandung kemih,
genitalia dan perineum untuk mengetahui pengeluaran lokia, udema,
peradangan, keadaan jahitan, tanda-tanda infeksi, kebersihan perineum dan
hemoroid pada anus, ekstremitas bawah serta pengkajian psikologis pada ibu.
105

Selama masa nifas NY D telah melakukan kontak sebanyak 2 kali


dengan petugas kesehatan. Dewi (2011) yang mengatakan bahwa pada
kebijakan nasional masa nifas paling sedikit 4 kali kunjungan yang dilakukan.
Hal ini untuk menilai status ibu dan bayi baru lahir serta untuk mencegah,
mendeteksi, dan menangani masalah-masalah yang terjadi. Terdapat
waktuwaktu khusus yang diperlukan untuk kontak ibu selama masa postpartum
dengan per tugas kesehatan dalam mengidentifikasi dan merespon terhadap
kebutuhan ibu dan adanya komplikasi. Saat-saat penting untuk kontak ibu
dalam masa postpartum ditentukan mulai saat kunjungan awal yaitu 2-6 jam
postpartum, kunjungan kedua 2-6 hari postpartum, kunjungan ketiga 2-6
minggu postpartum dan kunjungan keempat yaitu 6 minggu setelah persalinan.
Namun kunjungan-kunjungan tersebut tidak perlu di interprestasikan secara
kaku, yang paling penting adalah penekanan pada kepastian agar semua ibu
mendapatkan akses terhadap asuhan nifas dan informasi tentang kapan
mendapatkan asuhan tersebut.

2. Analisa Masalah/Interpretasi Data Dasar


Diagnosa yang ditegakkan pada asuhan ini sesuai dengan nomenklatur
kebidanan tentang nifas normal. Semua proses perubahan-perubahan anatomi
dan fisiologis dalam masa nifas ini terjadi sangat jelas dan dianggap normal.
Selama kunjungan nifas, NY D mengalami beberapa ketidaknyamanan yaitu,
untuk mengurangi ketidaknyamanan pada ibu maka penting untuk
menginformasikan ibu bahwa rasa mules yang ibu rasakan merupakan hal yang
wajar dalam proses involusi uterus, Hal ini sesuai dengan pendapat Maryunani
(2009) bahwa kontraksi uterus meningkat secara bermakna setelah bayi keluar,
yang diperkirakan terjadi sebagai respon terhadap penurunan volume intra uteri
yang sangat besar.
Dalam minggu pertama setelah persalinan ibu mengalami
ketidaknyamanan seperti nyeri pada Iuka perineum.
106

3. Masalah Potensial
Tidak ada masalah potensial pada NY D karena tidak ada data yang
menunjang , hal ini sesuai dengan teori Varney (2006) yang menyatakan bahwa
mengidentifikasi diagnosa atau masalah potensial lain berdasarkan rangkaian
masalah dan diagnosa yang sudah diidentifikasi.
4. Tindakan Segera
Tidak dilakukan tindakan segera atau kolaborasi dengan tenaga
kesehatan lainnya karena pada masa nifas NY D tidak di temukan indikasi
kegawatdaruratan.
5. Perencanaan Tindakan
Berdasarkan diagnosa NY D rencana tindakan yang dilakukan sesuai
dengan teori Varney (2006) bahwa perencanaan didapatkan dari pengembangan
masalah atau diagnosis yang di identifikasi saat ini maupun yang di antisipasi
serta perawatan yang dibutuhkan. Sesuai dengan pengembangan masalah/
diagnosis yang di identifikasi maka rencana asuhan pada masa nifas yaitu:
Beritahu ibu tentang perubahan fisiologis masa nifas, sesuai dengan
pendapat Maryunani (2009) tentang perubahan fisiologis masa nifas seperti
perubahan pada uterus, kontraksi, pengeluaran lokia, organ otot panggul,
perubahan sistem kardiovaskuler, perubahan pada sistem perkemihan dan
gastrointestinal, perubahan pada sistem endoktrin, dan perubahan berat badan.
Perubahan-perubahan pada masa nifas ini sangat perlu disampaikan dan
dipahami oleh ibu dengan baik, sehingga ibu dapat mengenali sendiri dan
memahami dengan baik perubahan-perubahan yang terjadi dengan dirinya
sendiri masih dalam batas yang normal
Beritahu ibu tanda-tanda bahaya masa nifas, memberitahu dan
menginformasikan ibu bahwa ada beberapa kondisi tidak normal yang mungkin
akan terjadi pada ibu seperti perdarahan bertambah banyak, demam lebih dari 2
hari, keluar cairan berbau, oedema, sakit kepala berat, kejang, payudara merah
dan bengkak. Hal ini sesuai dengan pendapat Maryunani (2009) yang
mengatakan bahwa ada beberapa tanda-tanda bahaya yang perlu diperhatikan
pada masa nifas ini seperti demam tinggi, perdarahan yang luar biasa disertai
107

dengan bau yang busuk, pembengkakan, sakit kepala parah terasa seperti mau
pingsan, dan payudara bengkak kemerahan yang disertai dengan demam.
Memberitahu ibu akan tanda bahaya masa nifas ini akan
memberdayakan ibu sehingga ibu dapat mengenali dan menetapkan
penanganan secepatnya apabila terjadi komplikasi pada dirinya sendiri.
Beritahu ibu untuk melakukan mobilisasi secara bertahap, sesuai dengan
teori Dewi (2011) yang mengatakan bahwa setelah proses persalinan penting
bagi ibu untuk melakukan mobilisasi dini secara bertahap, sistematis dan
kontinu. Mobilisasi ini penting untuk membantu ibu dalam memperlancar
proses involusi uteri.
Anjurkan ibu untuk tidak menahan BAK, ibu dianjurkan untuk
mengosongkan kandung kemih segera setelah persalinan. Jika kandung kemih
penuh maka akan menghambat terjadinya involusi uterus dan juga dapat
mengakibatkan terjadinya infeksi saluran kemih. Hal ini sesuai dengan
pendapat Maryunani (2009) yang mengatakan bahwa distensi kandung kemih
yang timbul segera setelah persalinan bisa menghambat uterus berkontraksi
dengan baik, mempengaruhi letak uterus dan mengakibatkan perdarahan.
Distensi berlebihan pada kandung kemih dapat mengakibatkan
komplikasi yang berbahaya bagi ibu. Maka dari itu menganjurkan ibu untuk
tidak menahan BAK sangat penting sehingga tidak terjadi komplikasi yang
tidak diinginkan.
Anjurkan ibu untuk menyusui bayinya sesering mungkin, ibu dianjurkan
untuk menyusui bayinya sesering mungkin yaitu minimal setiap 2 jam sekali
atau setiap bayi menangis di kedua payudara secara bergantian. Hal ini sesuai
dengan pernyataan Maryunani (2009) tentang pemberian ASI pada bayi
minimal setiap 2 jam sekali atau setiap bayi menangis di kedua payudara secara
bergantian. Dengan menyusui bayinya sesering mungkin juga dapat membantu
ibu memperbanyak produksi ASI dan menghindarkan ibu dari komplikasi masa
nifas seperti pembengkakan payudara akibat adanya bendungan ASI.
Menginformasikan ibu tentang pemberian ASI ekslusif, Memberitahu
ibu agar menyusukan bayinya segera setelah lahir sampai 6 bulan tanpa
108

memberikan apapun baik itu air putih, sesuai dengan pernyataan Maryunani
(2009) tentang pemberian ASI ekslusif pada satu jam per-tama setelah
kelahiran hingga 6 bulan kedepan tanpa adanya makanan pendamping lain,
berguna untuk menjalin ikatan batin ibu dan bayi, zat kekebalan untuk bayi,
sebagai metode KB (MAL), mempercepat pemulihan kembali uterus, lebih
hemat dan dijamin sterilitasnya.
Informasikan pada ibu tentang perawatan payudara, Menginformasikan
dan menganjurkan ibu untuk melakukan perawatan payudara yang bertujuan
untuk memperlancar pengeluaran ASI sedini mungkin, sesuai dengan
pernyataan Dewi (2011) bahwa perawatan payudara dapat dilakukan atas
beberapa indikasi seperti memperlancar ASI atau membantu ibu untuk
mengatasi rasa tidak nyamannya seperti adanya bendungan ASI.
Anjurkan ibu untuk beristirahat, Setelah melahirkan ibu dianjurkan
untuk beristirahat saat bayi sedang tidur, sesuai dengan pendapat Dewi (2011)
bahwa setelah melahirkan fisik ibu tentu dalam kondisi yang sangat kelelahan,
maka dari itu istirahat sangat perlu bagi ibu. Istirahat dapat dilakukan disela-
sela antara pemberian ASI dan waktu istirahat bayi.
Jelaskan pada ibu tentang personal hygine, Ibu dianjurkan untuk mandi
sedikitnya 2 kali sehari, melakukan perawatan perineum setelah BAB/BAK dan
mengganti pembalut minimal 3 kali dalam sehari. Hal ini sesuai dengan
pendapat Maryunani (2009) bahwa ibu tetap dianjurkan untuk tetap menjaga
kebersihan dengan mandi sedikitnya 2 kali sehari, melakukan perawatan
perineum dengan membasuh Iuka bekas jahitan dengan benar setelah
BAB/BAK dan mengganti pembalut sedikitnya 3 kali dalam sehari.
Informasikan pada ibu tentang rencana penggunaan kontrasepsi pasca
salin, sesuai dengan teori Hartanto (2006) tentang alat kontrasepsi yang bisa ibu
pilih untuk ibu postpartum seperti IUD, Implan, suntik 3 bulan, mini pil dan
kondom.
Informasikan pada ibu tentang perawatan bayinya, sesuai dengan teori
Maryunani (2009) yang menyatakan bahwa peningkatan informasi ibu tentang
kesehatan ibu dan bayinya sangat penting. Hal ini diperlukan agar ibu dapat
109

melakukan asuhan bayinya secara mandiri dan dapat mengevaluasi


perkembangan bayinya dengan baik.
6. Pelaksanaan tindakan
Pada langkah ini penulis melaksanakan semua rencana asuhan yang
telah dibuat sebelumnya, yaitu sesuai dengan kebutuhan ibu, sesuai dengan
teori Varney(2006) yang menyatakan bahwa rencana asuhan menyeluruh
seperti yang telah diuraikan pada langkah V, dilaksanakan secara efisien dan
aman. Perencanaan ini biasa dilakukan seluruhnya oleh bidan dan sebagian lagi
oleh klien, atau oleh anggota tim kesehatan lainnya, Dalam melaksanakan pada
ibu hamil disesuaikan dengan kondisi ibu. Hal-hal yang harus diperhatikan
antara lain: umur kehamilan, kesinambungan, hak-hak pasien.
7. Evaluasi
Seluruh asuhan yang diberikan pada NY D dapat dilaksanakan dan
dimengerti, bahkan ibu dapat menjelaskan kembali materi yang diberikan bidan
dari perencanaan dan pelaksanaan tindakan, sesuai dengan teori Varney (2006)
yang menyatakan bahwa evaluasi merupakan tindakan untuk memeriksa
apakah rencana perawatan yang dilakukan benar-benar telah mencapai tujuan
yaitu memenuhi kebutuhan ibu seperti yang diidentifikasi pada langkah kedua
tentang masalah, diagnosa, maupun kebutuhan ibu.
110

BAB VI
KESIMPULAN DAN SARAN

A. Kesimpulan
1. Pengkajian
Pengkajian kehamilan trimester III, persalinan, bayi baru lahir, nifas, dan
keluarga berencana dilakukan melalui anamnesa, pemeriksaan fisik, pemeriksaan
khusus dan pemeriksaan laboratorium sesuai dengan teori. Namun, ada beberapa
pemeriksaan yang tidak dilakukan seperti pemeriksaan anogenital, pemeriksaan
panggul, reflek patella dan pengosongan kandung kemih terlebih dahulu sebelum
melakukan manuver leopold. Pemeriksaan panggul dan Refleks Patella tidak
dilakukan karena tidak tersedia alat, dan pemeriksaan anogenital tidak dilakukan
karena pasien tidak bersedia dan tidak ada indikasi. Frekuensi kunjungan
antenatal NY D masih kurang sesuai dengan distribusi waktu kunjungan
antenatal.
Pengkajian persalinan telah dilakukan sesuai dengan teori karena tidak
ada indikasi kegawatdaruratan dalam persalinan.
Pengkajian bayi baru lahir telah dilakukan sesuai dengan teori.
Pengkajian nifas telah dilakukan sesuai dengan teori.
Pengkajian kb telah dilakukan sesuai dengan teori.

2. Interprestasi Data Dasar / Analisa Masalah


Diagnosa yang ditegakkan pada langkah ini sesuai daftar nomenklatur
kebidanan tentang kehamilan trimester III, persalinan, nifas, bayi baru lahir,
normal dan keluarga berencana yang meliputi:
a. Kehamilan Trimester III
Diagnosa : G3P2A0 hamil 38-39 minggu janin tunggal hidup intra uterin
presentasi kepala.
b. Persalinan
1) Diagnosa : Inpartu kala I fase aktif
2) Diagnosa : Inpartu kala II
85
111

3) Diagnosa : kala III


4) Diagnosa : kala IV
c. Bayi Baru Lahir
1) Diagnosa : Bayi baru lahir normal 1 jam
2) Diagnosa : Bayi baru lahir normal 6 jam
3) Diagnosa : Neonatus 2 minggu
d. Nifas
1) Diagnosa : Post Partum 6 jam
2) Diagnosa : Post partum 2 minggu
e. Keluarga Berencana
1) Diagnosa : Calon akseptor KB Implant

3. Masalah Potensial
Tidak ada masalah potensial pada Ny D karena masalah yang muncul pada
kehamilan trimester III, bersalin, BBL dan KB dalam keadaan normal.
4. Tindakan Segera
Tidak dilakukan tindakan segera atau kolaborasi dengan tenaga kesehatan
lainnya karena pada kehamilan, BBL, nifas, dan KB.
5. Rencana Tindakan
Berdasarkan diagnosa atau masalah yang ditemukan dalam masa
kehamilan, persalinan, bayi baru lahir, nifas, dan keluarga berencana maka
penulis menyusun rencana asuhan sesuai dengan kebutuhan pasien.
a. Rencana asuhan pada kehamilan trimester III disusun sesuai dengan
kebutuhan ibu.
b. Rencana asuhan pada persalinan disusun berdasarkan diagnosa masalah
sesuai dengan kebutuhan klien.
c. Rencana asuhan pada bayi baru lahir disusun berdasarkan diagnosa masalah
dan sesuai dengan kebutuhan bayi.
d. Rencana pada asuhan pada masa nifas disusun berdasarkan diagnosa
masalah dan sesuai dengan kebutuhan klien.
112

e. Rencana asuhan pada akseptor KB disusun berdasarkan diagnosa masalah


dan sesuai dengan kebutuhan klien.
6. Pelaksanaan Tindakan
Pada langkah ini penulis melaksanakan semua rencana asuhan dalam masa
kehamilan, persalinan, bayi baru lahir, nifas dan keluarga berencana yang telah
dibuat sebelumnya, sesuai dengan kebutuhan ibu.
7. Evaluasi
Seluruh asuhan yang diberikan pada Ny D dimulai pada masa kehamilan
trimester III, persalinan, BBL, nifas dan keluarga berencana dapat dilaksanakan
dan dimengerti, bahkan ibu dapat menjelaskan kembali materi yang diberikan
bidan dari perencanaan dan pelaksanaan tindakan.
B. Saran
1. Bagi Poltekkes Kemenkes Jambi Jurusan Kebidanan
Diharapkan studi kasus ini terus dilakukan dan ditingkatkan dalam upaya
peningkatan pemahaman asuhan kebidanan secara komprehensif. Dan juga
diharapkan institusi dapat menilai kemampuan mahasiswa dalam melaksanakan
asuhan kebidanan secara komprehensif yang bisa dijadikan evaluasi terhadap
keberhasilan proses belajar mengajar.
2. Bagi RS Bhayangkara
Diharapkan RS Bhayangkara dapat melengkapi sarana dan prasarana agar
pelayanan dapat sesuai dengan standar kompetensi guna untuk meningkatkan
mutu pelayanan kebidanan pada ibu hamil, bersalin, nifas, bayi baru lahir, dan
keluarga berencana.
3. Bagi Pemberi Asuhan
Diharapkan dapat menambah pengetahuan, keterampilan terhadap praktek
dan teori serta meningkatkan kemampuan peneliti lain dalam
mendokumentasikan dan memberikan asuhan pada ibu hamil trimester III,
bersalin, nifas, bayi baru lahir dan pelayanan keluarga berencana.

Anda mungkin juga menyukai