Anda di halaman 1dari 11

KOMITE KEPERAWATAN

RS UMMI BOGOR

PEDOMAN PERHITUNGAN TENAGA KEPERAWATAN


RS UMMI BOGOR

WE CARE AND CURE WITH HEART

JL.EMPANG II NO. 2 BOGOR 16132

Phone 0251-8341600 (Hunting) Fax. 0251-8341606


BAB I

PENDAHULUAN
A. Latar Belakang

Manajemen keperawatan di Indonesia dimasa depan perlu mendapat prioritas


utama dalam mengembangkan proses keperawatan. Pengembangan dalam berbagai aspek
keperawatan bersifat saling berhubungan, saling bergantung, saling mempengaruhi, dan
berkesinambungan. Oleh karena itu, manajemen keperawatan harus dapat diaplikasikan
dalam tatanan pelayanan keperawatan yang nyata, yaitu di Rumah Sakit dan komunitas
masyarakat sehingga perawat perlu memahami konsep dan aplikasinya.
Keperawatan adalah suatu bentuk pelayanan profesional yang merupakan bagian integral
dari pelayanan kesehatan, didasarkan pada ilmu keperawatan. Pelayanan tersebut berupa
pelayanan yang komprehensif, bio-psiko-sosio-spiritual ditujukan kepada perorangan,
keluarga dan masyarakat dan mencangkup seluruh proses kehidupan manusia (WHO,
2000).
Manajemen merupakan suatu pendekatan yang dinamis dan proaktif dalam
menjalankan suatu kegiatan dalam suatu organisasi dimana dalam manajemen tersebut
mencangkup kegiatan koordinasi dan supervisi terhadap staf, sarana dan prasarana dalam
mencapai tujuan organisasi.Manajemen keperawatan merupakan suatu proses bekerja
melalui anggota staf keperawatan untuk memberikan asuhan keperawatan secara
profesionalisme. Proses manajemen keperawatan sejalan dengan proses keperawatan
sebagai metode pelaksanaan asuhan keperawatan secara profesional, sehingga diharapkan
keduanya saling bekerjasama(Nursalam, 2000).
Konsep yang harus dikuasi adalah konsep tentang pengelolaan perubahan, konsep
manajemen keperawatan, perencanaan yang berupa rencana strategi melalui pendekatan,
pengumpulan data, analisa SWOT, dan menyusun langkah-langkah perencanaan,
melakukan pengawasan dan pengendalian.Komponen utama dalam manajemen
keperawatan adalah fokus pada sumber daya manusia dan materi secara efektif. Tujuan
dari manajemen keperawatan untuk meningkatkan dan mempertahankan kualitas
pelayanan keperawatan, untuk kepuasan pasien melalui peningkatan produktifitas dan
kualitas kerja perawat (Nursalam, 2000).
Dalam melakukan asuhan keperawatan kepada pasien, pengkajian merupakan
item yang paling penting untuk melihat apa masalah yang dialami pasien sehingga
perawat dapat menegakkan diagnosa serta membuat rencana asuhan keperawatan
sehingga masalah-masalah yang dialami pasien dapat diatasi. Sedangkan untuk diagnosa
keperawatan, rencana tindakan keperawatan, serta catatan perkembangan tidak ditulis
didalam status pasien padahal rencana tindakan adalah modal awal perawat untuk
melakukan tindakan keperawatan sesuai dengan masalah yang dialami pasien. Catatan
perkembangan adalah hal yang sangat penting untuk melakukan tindakan keperawatan
pada pasien dan mengetahui sejauh mana masalah keperawatan dapat teratasi.
Praktek keperawatan profesional yang diterapkan di rumah sakit diharapkan dapat
memperbaiki asuhan keperawatan yang diberikan untuk pasien dimana lebih diutamakan
pelayanan yang bersifat interaksi antar individu. Pernyataan tersebut juga sesuai dengan
ciri-ciri dari pelayanan keperawatan profesional yaitu memiliki otonomi, bertanggung
jawab dan bertanggung gugat (accountability), menggunakan metode ilmiah, berdasarkan
standar praktik dan kode etik profesi, dan mempunyai aspek legal. MPKP merupakan
suatu praktek keperawatan yang sesuai dengan kaidah ilmu menejemen modern dimana
kaidah yang dianut dalam pengelolaan pelayanan keperawatan di ruang MPKP adalah
pendekatan yang dimulai dengan perencanaan. Perencanaan di ruang MPKP adalah
kegiatan perencanaan yang melibatkan seluruh personil (perawat) ruang MPKP mulai
dari kepala ruang, ketua tim dan anggota tim (perawat asosiet). Dalam menerapkan
praktek keperawatan profesional karena bisa memberikan asuhan keperawatan yang
terbaik kepada klien namun karena berbagai kendala terutama reward yang belum
didapatkan dan dirasakan oleh perawat MPKP maka menjadikan motivasi dari perawat
menurun dan tidak bersemangat dalam menerapkan MPKP.
Asuhan keperawatan yang diberikan pada pasien harus efektif dan efisien meliputi
pelayanan bio-psiko-sosial-spiritual jadi meliputi segala aspek kehidupan dari pasien
tersebut baik dari kesehatan fisik/jasmaninya, pikirannya, interaksi sosialnya maupun
keagamaannya.Disamping jumlah perawat, perlu ditetapkan pula jenis tenaga di suatu
ruang rawat yaitu kepala ruangan, Clinical Care Manager (CCM), Perawat Primer (PP),
dan Perawat Asosiet (PA) sehingga peran dan fungsi masing-masing tenaga sesuai
dengan kemampuannya dan terdapat tanggung jawab yang jelas dalam sistem pemberian
asuhan keperawatan.Tugas pokok PP adalah mengkaji kebutuhan pasien secara
komprehensif, membuat tujuan dan rencana keperawatan, melaksanakan rencana yang
telah dibuat selama praktek bila diperlukan, mengkomunikasikan dan mengkoordinasikan
pelayanan yang diberikan oleh disiplin ilmu lain maupun perawat lain.Sedangkan tugas
PA memberikan perawatan secara langsung berdasarkan proses keperawatan,
melaksanakan tindakan perawatan yang telah disususun, mengevalusai tindakan
keperawatan yang telah diberikan, mencatat dan melaporkan semua tindakan perawatan
dan repons klien pada catatan perawatan.
Metode penugasan dimana satu orang perawat bertanggung jawab penuh selama
24 jam terhadap asuhan keperawatan pasien mulai dari masuk sampai keluar rumah sakit.
Mendorong praktek kemandirian perawat, ada kejelasan antara pembuat perencana
asuhan dan pelaksana. Metode primer ini ditandai denganadanya keterkaitan kuat dan
terus menerus antara pasien dengan perawat yangditugaskan untuk merencanakan,
melakukan, dan koordinasi asuhan keperawatanselama pasien dirawat(Nursalam cit
Gillies, 2007)

B. Tujuan
Tujuan Umum
Memberikan pedoman sebagai acuan bagi rumah sakit dalam perhitungan kebutuhan
tenaga keperawatan di rumah sakit secara efektif san efisien
Tujuan Khusus
Setelah mengikuti kegiatan praktek klinik profesi ini mahasiswa di harapkan mampu:
Melakukan evaluasi program pelaksanaan Model Praktek Keperawatan Profesional
(MPKP) Meningkatkan mutu pelayanan kesehatan di rumah sakit secara paripurna dan
berkesinambungan,
Tersusunnya sistem monitoring kebutuhan perawat di rumah sakit melalui perhitungan
ketenagaan yang efektif dan efisien sehingga mampu melakukan pelayanan dan asuhan
keperawatan secara maksimal.
Sebagai acuan dalam memenuhi standar akreditasi rumah sakit
Perhitungan Kebutuhan tenaga

Perhitungan kebutuhan tenaga keperawatan atau staffing merupakan fungsi


manajemen yang merupakan dasar pelaksanaan kegiatan keperawatan (Julia et al. 2014).
Perhitungan tenaga perwat sangatlah berhubungan dengan beban kerja perawat.Terdapat
beberapa hal yang perlu diperhatikan dalam mengkaji beban kerja tenaga perawat, yakni
rasio pasien dibanding perawat, rasio tempat tidur dibanding, serta perlunya
memperhitungkan tugas non-keperawatan yang dilakukan oleh perawat seperti transport
pasien (Kang et al. 2016.
Terdapat beberapa metode perhitungan kecukupan tenaga perawatdi tingkat institusi
menurut Keputusan Menteri Kesehatan Nomor : 81/MENKES/SK/2004, diantaranya
adalah:
BAB II

RUANG LINGKUP

Visi Misi Tujuan dan Nilai-nilai Budaya


Dalam rangka mendukung visi Kabupaten Bogor dan sesuai dengan tugas pokok dan
fungsi serta masukan-masukan dari stakeholders, maka Rumah Sakit Umum Bogor
menetapkan
Visi :
“Menjadi Rumah Sakit Terkmuka di Bogor dengan unggulan kesehatan ibu dan anak ”
1. Menyediakan program pencegahan, pengobatan dan perawatan bagi pelanggan
dengan memperhatikan keselamatan dan keamaan melalui semangat serta kesugguhan
diserta ketulusan dan kepedulian yang tinggi
2. Dalam pelayanan kesehatanya mengutamakan inovasi, edukasi dan profesionalisme
3. Memberikan pelayanan yang prima, mudah, cepat, ramah dan tanggap
4. Meningkatkan nilai bagi stakeholder dan shareholder secara terus menerus
5. Meningkatkan kompetensi dan kesejahteraan SDM secara berkelanjutan

MISI RS Ummi Bogor


Guna perwujudan visi yang di tetapkan maka langkah tahapan realisasi yang akan di
lakukan terkandung dalam Misi Rumah Sakit:
1. Meningkatkan pengelolaan manajemen yang profesionaln dan akuntabel
2. Meningkatkan kualitas pelayanan dan fasilitas pendukung pelayanan rumah sakit
3. Meningkatkanpotensi layanan kesehatan dengan manggalang kerjasama
4. Meningkatkan kapasitas sumber daya rumah sakit

Nilai-Nilai Budaya RS Ummi Bogor :


Amanah
Peduli
Iklas
Empati
Komitmen
Jenis-jenis Pelayanan
Pelayanan di RS Ummi Bogor :
1. Pelayanan Rawat Jalan

2. Instalasi Rawat

3. Instalasi Gawat Darurat

4. Instalasi Intensive Care Unit (ICU)

5. Instalasi Neonatus Intensif Care Unit (NICU)

6. Instalasi Pediatric Intensif Care Unit (PICU)

7. Instalasi Hemodialisa

8. Instalasi Medical Check Up

9. Instalasi Rehabilitasi Medik

10. Instalasi Radiologi

11. Instalasi Laboratorium

12. Instalasi Farmasi

13. Kamar jenazah

14. Instalasi Sterilisasi Pusat /CSSD ( Central Steril Suply Departement)

15. Instalasi Gas Medis

16. Instalasi Gizi

17. Instalasi Perekam Medis

18. Instalasi Bedah Pusat ( OK)

19. Unit Kamar Bersalin (VK)

20. Instalasi Prasarana dan Sarana Rumah Sakit (IPRS)

21. Divisi SIMRS ( Sistem Informasi Manajemen Rumah Sakit )

22. Divisi Umum

23. Divisi Pemasaran


BAB III

TATA LAKSANA
A. Metode Perhitungan ketenagaan

Metode Gillies
Mengemukakan rumus kebutuhan teanaga keperawatan di satu unit perawatan adalah
sebagai berikut:
Keterangan :
A = rata-rata jumlah perawatan/pasien/hari
B = rata-rata jumlah pasien /hari
C= Jumlah hari/tahun
D = Jumlah hari libur masing-masing perawat
E = jumlah jam kerja masing-masing perawat
F = Jumlah jam perawatan yang dibutuhkan per tahun
G = Jumlah jam perawatan yang diberikan perawat per tahun
H = Jumlah perawat yang dibutuhkan untuk unit tersebut
Prinsip perhitungan rumus Gillies:
Dalam memberikan pelayanan keperawatan ada tiga jenis bentuk pelayanan, yaitu:
a. Perawatan langsung, adalah perawatan yang diberikan oleh perawat yang ada
hubungan secara khusus dengan kebutuhan fisik, psikologis, dan spiritual.
Berdasarkan tingkat ketergantungan pasien padfa perawat maka dapat diklasifikasikan
dalam empat kelompok, yaitu: self care, partial care, total care dan intensive care.
Menurut Minetti Huchinson (1994) kebutuhan keperawatan langsung setiap pasien
adalah empat jam perhari sedangkan untuk:
* self care dibutuhkan ½ x 4 jam : 2 jam
* partial care dibutuhkan ¾ x 4 jam : 3 jam
* Total care dibutuhkan 1- 1½ x 4 jam : 4-6 jam
* Intensive care dibutuhkan 2 x 4 jam : 8 jam
b. Perawatan tak langsung, meliputi kegiatan-kegiatan membuat rencana perawatan,
memasang/ menyiapkan alat, ,konsultasi dengan anggota tim, menulis dan membaca
catatan kesehatan, melaporkan kondisi pasien. Dari hasil penelitian RS Graha Detroit
(Gillies, 1989, h 245) = 38 menit/ klien/ hari, sedangkan menurut Wolfe & Young
(Gillies, 1989, h. 245) = 60 menit/ klien/ hari dan penelitian di Rumah Sakit John
Hpokins dibutuhkan 60 menit/ pasien (Gillies, 1994)
c. Pendidikan kesehatan yang diberikan kepada klien meliputi: aktifitas, pengobatan serta
tindak lanjut pengobatan. Menurut Mayer dalam Gillies (1994), waktu yang
dibutuhkan untuk pendidikan kesehatan ialah 15 menit/ klien/ hari
 Rata-rata klien per hari adalah jumlah klien yang dirawat di suatau unit
berdasarkan rata-ratanya atau menurut “ Bed Occupancy Rate” (BOR)
dengan rumus:
Jumlah hari perawatan rumah sakit dalam waktu tertentu x 100%
Jumlah tempat tertentu x 365
 Jumlah hari pertahun, yaitu 365 hari
 Hari libur masing-masing perawat pertahun, yaitu 128 hari, hari minggu= 52
hari dan hari sabtu = 52 hari. Untuk hari sabtu tergantung kebijakan RS
setempat, kalau ini merupakan hari libur maka harus diperhitungkan, begitu
juga sebaliknya, hari libur nasional = 12 hari dan cuti tahunan = 12 hari
 Jumlah jam kerja tiap perawat adalah 40 jam per minggu (kalau hari kerja
efektif 5 hari maka 40/5 = 8 jam, kalu hari kerja efektif 6 hari per minggu
maka 40/6 jam = 6,6 jam perhari0.
 Jumlah tenaga keperawatan yang dibutuhkan di satu unit harus ditambah 20%
(untuk antisiapasi kekurangan/ cadangan)
Contoh
1. Rata rata jam perawatan klien per hari = 5 jam/hari
2. Rata rata = 17 klien / hari (3 orang dengan ketergantungan minimal, 8 orang
denganketergantungan partial dan 6 orang dengan ketergantungan total)
3. Jumlah jam kerja tiap perawat = 40 jam/minggu ( 6 hari/minggu ) jadi jumlah jam
Kerja perhari 40 jam dibagi 6 = 7 jam /hari
5. Jumlah hari libur : 73 hari ( 52 +8 (cuti) + 13 (libur nasional)
Jumlah jam keperawatan langsung
- Ketergantungan minimal = 3 orang x 1 jam = 3 jam
- Ketergantungan partial = 8 orang x 3 jam = 24 jam
- Ketergantungan total = 6 orang x 6 jam = 36 jam
Jumlah jam = 63 jam
Jumlah keperawatan tidak langsung
17 orang klien x 1 jam = 17 jam
Pendidikan Kesehatan = 17 orang klien x 0,25 = 4,25 jam Sehingga Jumlah total jam
keperawata /klien/hari : 63 jam + 17 jam + 4,25 jam = 4,96 Jam/klien/hari 17 orang
Jadi,
1. Jumlah tenaga yang dibutuhkan :
4,96 x 17 x 365 = 30.776,8 = 15,06 orang ( 15 orang )
(365 – 73) x 7 2044
2. Untuk cadangan 20% menjadi 15 x 20% = 3 orang
3. Jadi jumlah tenaga yang dibutuhkan secara keseluruhan 15 + 3 = 18 orang
/hari
Perbandingan profesional berbanding dengan vocasional = 55% : 45 % = 10 : 8
orang
BAB IV

PENUTUP
Salah satu aspek penting tercapainya mutu pelayanan di suatu rumah sakit adalah
tersedianya tenaga keperawatan yang sesuai dengan situasi dan kebutuhan. Untuk hal ini
dibutuhkan kesiapan yang baik dalam membuat perencanaan terutama tentang
ketenagaan. Perencanaan ketenagaanini harus benar benar diperhitungkan sehingga tidak
menimbulkan dampak pada beban kerja yang tinggi sehingga memungkinkan kualitas
pelayanan akan menurun. Dan bila dibiarkan akan menyebabkan angka kunjunganklien
ketempat pelayanankesehatan akan menurun sehingga pendapatan rumah sakit juga akan
menurun.Seorang menajer keperawatan harus mampu membuat perencanaan ketenagaan
dengan baik, yaitu dengan memanfaatkan hasil perhitungan yang didasarkan pada data
data kepegawaian sesuai dengan yangada di rumah sakit tersebut.
Dalam melakukan penghitungan kebutuhan tenaga perawat di rumah sakit, kita
dapat menggunakan beberapa rumus dimana tiap metode penghitungan pada prinsipnya
hampirsama akan tetapi memiliki kekhasan bagi situasi dan kondisi tertentu dari sistem
pemberian layanan asuhan keperawatan kepada klien.

Bogor, 31 Januari 2018 Mengetahui,

Ns.Nurmawati,S.Kep Ellis Trisnawati, Amd.Kep


Manajer Keperawatan Sub Kredensial Komite Kep

Anda mungkin juga menyukai