Anda di halaman 1dari 22

BAB I

LAPORAN KASUS

I. IdentitasPasien
Nama : Ny Sutirin( BPJS NPBI)
Usia : 54 tahun
No RM : 3885xxx
Alamat : Banjarejo
JenisKelamin : Perempuan
Agama : Islam
Pendidikan :-
Masuk RS : 27 Juni 2018
Diagnosis awal : Ca Mamae

II. Anamnesis
Keluhan utama : Sesak nafas memberat sejak tadi subuh
RPS : Pasien datang ke IGD dengan keluhan sesak sejak 1
minggu hilang timbul dan memberat tadi subuh, myeri
pada payudara kiri sejak 1 tahun yang lalu dan divonis
Ca Mamae,post op kemo 1,5 bulan yang lalu tiap pagi
muntah dan mual, batuk (+) keluar darah dan pus dari
payudara
RPD : HT (-)
DM (-)
Ca Mamae (+) post kemo 1.5 bulan lalu di RS Sultan
Agung

III. Pemeriksaanfisik
a. KeadaanUmum
Baik, CM

1
b. Kesadaran
E4V5M6
c. Vital Sign
TD : 100/60 mmHg
Nadi : 122x/menit
Respirasi : 28x/menit
Suhu : 37,5OC

d. Head to toe
Cephal : CA -/-, SI -/-,pupil isokor 2/2 ,RC +/+
Thorax : P = simetris +, sonor +, vesikuler +
C = S1 S2 murni regular
Abdomen : supel, timpani +, peristaltik +, NT –
Ekstremitas : oedem (-),nt (-),crt < 2”
Anus : T.a.k

Status lokalis
Mamae sinistra : benjolan sebesar kepalan tangan konsistensi keras,tidak
mobile,pus (+),luka (+),darah (+)

IV. PemeriksaanPenunjang

DarahLengkap
Hemoglobin 12.4 gr%
Angka leukosit 17.3 ribu/ul
Angka trombosit 624 ribu/ul
Hematokit 37.6 %
Hitung jenis leukosit
Granulosit 91
Limfosit 4

2
Monosit 5
Fungsi Ginjal
Ureum 24 mg/dl
Kreatinin 0.6 mg/dl

Fungsi Glukosa
Glukosa sewaktu 182 mg/dl
Fungsi Hati
SGOT 30 ul
SGPT 12 ul
Elektrolit
Natrium 124.9 mmol/L
Kalium 3.9 mmol/L
Clorida 93.8 mmol/L
Imunoserologi
HbsAg negatif
Screening B20 non-reaktif
Fungsi Hemostasis
CT 8
BT 3

V. Diagnosis
Ca Mamae Sinistra

VI. Terapi IGD


Perbaikan keadaan umum
Infus RL 20 tpm
Ganti verban
O2 2-3 lpm
Medikasi
- Dexketoprofen 1A

3
- Ranitidin 1A
- Odr 1A
TINJAUAN PUSTAKA

Anatomi Payudara

Payudara pada wanita menonjol mulai dari iga ke II/III sampai ke VI/VII dan dari
dekat pinggir sternum sampai garis axilla anterior. Tetapi jaringan payudara sebenarnya
bisa lebih luas lagi sampai ke klavikula sebagai suatu lapisan jaringan tipis dan ke
medial sampai ke garis median, ke lateral sampai pinggir otot latissimus dorsi. Ada suatu
bagian dari payudara yang disebut buntut dari payudara atau “axillary projection of the
breast”.

Struktur Dasar

Terdiri atas kelenjar, jaringan ikat fibrosa dan jaringan lemak Jaringan kelenjar,
yang dinamakan kelenjar dan saluran tubuloalveolar, membentuk 15 sampai 20 lobus
yang mengelilingi nipple, masing-masing bermuara ke duktus lactiferous. Di tiap lobus
terdapat lobulus-lobulus. Jaringan ikat fibrosa memberikan struktur penahan dalam
bentuk tali fibrosa atau ligament suspensorium yang dihubungkan baik ke kulit maupun
ke fascia. Jaringan lemak terutama pada permukaan dan area tepi.

Setiap kelenjar mammae terdiri atas sekitar 15 sampai 20 lobus. Terdapat ligament
Cooper yang meluas dari fascia pectoralis profunda ke fascia kulit superficial yang
memberikan tahanan. Payudara dibagi menjadi empat kuadran, yaitu upper inner
quadrant (UIQ), lower inner quadrant (LIQ), upper outer quadrant (UOQ) dan lower
outer quadrant (LOQ).

Vaskularisasi

Perdarahan payudara terutama dari cabang arteri perforantes anterior dari arteri
mammaria interna, arteri torakalis lateralis yang bercabang dari arteri aksilaris, dan
beberapa arteri interkostalis.

4
Drainase limfatik

 Kelenjar getah bening pectoralis (anterior), berlokasi di lipatan aksila anterior (di
antara batas bawah M. Pectoralis mayor).
 Kelenjar getah bening Subscapular (posterior), berlokasi di lipatan aksila posterior
(daerah batas lateral scapula). Drainasenya dari dinding belakang dada dan sebagain
lengan.
 Kelenjar getah bening lateral, berlokasi di daerah humerus atas. Drainasenya dari
lengan.
 Drainase dari KGB pusat di aksila, kemudian ke KGB infraclavicular dan
supraclavicular.
 Sebagian drainase dari payudara ada yang langsung berhubungan dengan KGB
infraclavicular.
Persarafan payudara juga harus diperhatikan dalam proses pembedahan payudara,
apabila ada kerusakan akibat proses pembedahan maka dapat terjadi defisit fungsional
pada saraf yang terkena, sebagai contoh :

Otot/area
Nervus
persarafan
Defisit fungsional
N. torasikus (of Bell) Serratus Winging scapula
anterior
N. torakodorsalis Latissimus Tidak dapat mendorong
dorsi diri sendiri untuk berdiri
dari posisi duduk
N. pektoralis medial dan lateral Pektoralis Kelemahan dari otot
mayor dan pektoralis
minor
N. interkostobrakhial Menyebrang Anestesi pada bagian
axilla secara dalam lengan
transversal
menuju
bagian
dalam
lengan

Penegakan Diagnosis Kanker Payudara

5
Berdasarkan Protokol Perhimpunan Ahli Bedah Onkologi Indonesia, diagnosis
kanker payudara dapat ditegakkan melalui tahapan-tahapan berikut:

A. Pemeriksaan Klinis
Anamnesis, hal-hal yang perlu dicari adalah informasi mengenai:

a. Keluhan pada payudara atau ketiak beserta perjalanan penyakitnya:


 Benjolan
 Kecepatan tumbuh
 Rasa sakit
 Nipple discharge
 Nipple retraction (ditanyakan pula mengenai onsetnya)
 Krusta di areola
 Kelainan pada kulit, misalnya dimpling, peau d’orange, ulserasi, venektasi
 Perubahan warna kulit
 Benjolan di ketiak
 Edema lengan bawah
b. Keluhan di tempat lain (berhubungan dengan metastasis), antara lain:
 Nyeri tulang (vertebra, femur)
 Rasa penuh di ulu hati
 Batuk
 Sesak
 Sakit kepala hebat
Pemeriksaan Fisik

a. Status generalis, cantumkan perform status


b. Status lokalis :
 Pemeriksaan terhadap kedua payudara
 Massa tumor
 Lokasi
 Ukuran
 Konsistensi

6
 Permukaan
 Bentuk dan batas tumur
 Jumlah tumor
 Terfiksasi atau tidak ke jaringan sekitar payudara, kulit, m. Pectoralis, dan
dinding dada
 Perubahan kulit
 Kemerahan, dimpling, edema, nodul satelit
 Peau d’orange, ulserasi
 Nipple
 Tertarik
 Erosi
 Krusta
 Discharge
 Status KGB (jumlah, ukuran, konsistensi, terfiksir satu sama lain atau jaringan
sekitar)
 KGB aksila
 KGB infraklavikula
 KGB supraklavikula
 Lokasi organ
B. Pemeriksaan radiodiagnostik/imaging
1. Recommended (diharuskan)
a. USG payudara dan mamografi untuk tumor > 3 cm
b. Foto thorax
c. USG abdomen (hepar)
2. Optional (atas indikasi)
a. Bone scanning/Bone survey (bilaman sitologi atau klinis sangat mencurigai
pada lesi > 5 cm)
b. CT-scan
C. Pemeriksaan sitologi (FNAB = Fine Needle Aspiration Biopsy)
Dilakukan pada lesi yang secara klinis dan radiologis curiga ganas

D. Pemeriksaan histopatologi
7
Dilakukan potong beku dan atau parafin, bahan pemeriksaan diambil melalui :

 Core biopsy
 Biopsi eksisional
 Biopsi insisional
 Spesimen mastektomi disertai dengan pemeriksaan KGB
 Pemeriksaan imunohistokimia : ER, PR, P53, dll
E. Laboratorium
Pemeriksaan yang dilakukan adalah pemeriksaan laboratorium rutin dan pemeriksaan
kimia darah yang sesuai dengan perkiraan metastasis.

Faktor Risiko Kanker Payudara

Hal-hal yang dianggap merupakan faktor risiko kanker payudara antara lain:

Usia

Risiko terjadinya kanker payudara meningkat seiring dengan bertambahnya usia.


Kebanyakan kasus kanker timbul pada wanita yang berusia lebih dari 60 tahun.

Secara anatomi dan fingsional, payudara akan mengalami atrofi dengan


bertambahnya usia. Kurang dari 25% kanker payudara terjadi pada masa sebelum
menopause sehingga diperkirakan awal terjadinya tumor terjadi sebelum terjadinya
perubahan klinis,

Faktor reproduksi

Karakteristik reproduksi yang berhubungan dengan risiko terjadinya kanker


payudara adalah nulliparitas, menarche pada usia muda, keteraturan siklus menstruasi,
menopause pada umur lebih tua dan kehamilan pertama pada usia tua.

Diperkirakan, periode antara terjadinya haid pertama dengan umur saat kehamilan
pertama merupakan window of initiation perkembangan kanker payudara. Wanita dengan
riwayat kehamilan cukup bulan pada usia di bawah 18 tahun memiliki risiko terkena

8
kanker payudara sepertiga dibandingkan dengan wanita yang baru memiliki anak di usia
30 tahun.

Penggunaan hormon

Hormon eksogen berhubungan dengan terjadinya kanker payudara. Laporan dari


Harvard School of Public Health menyatakan bahwa terdapat penigkatan kanker
payudara yang bermakna pada penggunaan terapi estrogen replacement.

Suatu analisa mengatakan walaupun tidak terdapat risiko kanker payudara pada
pengguna kontrasepsi oral, wanita yang menggunakan obat ini untuk waktu yang lama
mempunyai risiko tinggi untuk mengalami kanker ini sebelum menopause.

Riwayat tumor jinak payudara

Wanita dengan riwayat tumor jinak payudara, dapat terjadi peningkatan risiko terjadinya
kanker payudara sebanyak empat kali dan risiko ini akan terus meningkat hingga 30
tahun setelah didiagnosa tumor jinak payudara.

Terdapat hubungan yang positif antara berat badan dan bentuk tubuh dengan kanker
payudara pada wanita pasca menopause. Penelitian terbaru menunjukkan bahwa terdapat
pengaruh diet terhadap keganasan ini.

Konsumsi lemak

Konsumsi lemak diperkirakan sebagai faktor risiko terjadinya kanker payudara.

ObesitasRiwayat radiasi dinding dada

Paparan dengan radiasi ionisasi selama atau sesudah pubertas meningkatkan


terjadinya risiko kanker payudara. Dari bebrapa penelitian yang dilakukan disimpulkan
bahwa risiko akibat radiasi berhubungan secara linier dengan dosis dan umur saat
terjadinya pemaparan.

9
Riwayat keluarga dan faktor genetik

Riwayat keluarga merupakan komponen yang penting dalam riwayat penderita


yang akan dilaksanakan untuk skrining kanker payudara. Terdapat peningkatan risiko
keganasan ini pada wanita yang keluarganya menderita kanker payudara.

Pada studi genetik ditemukan bahwa kanker payudara berhubungan erat dengan gen
tertentu. Apabila terdapat BRCA 1, yaitu suatu gen susceptibilitas kanker payudara,
probabilitas untuk terjadinya kanker payudara sebesar 60% pada umur 50 tahun dan
sebesar 85% pada umur 70 tahun.

Klasifikasi payudara

Pengklasifikasian kanker payudara secara histoligi menurut WHO/ Japenese Breast


Cancer Society ) dapat dibedakan melalui pendekatan, yaitu :

1. Non invasive carcinoma


a. Non- invasive ductal carcinoma
b. B. Lobular carcinoma in situ
2. Invasive carcinoma
a. Invasive ductal carcinoma

- Papillobulor carcinoma

- Solid tubular carcinoma

- Schirrhous carcinoma

b. Special types

- Mucinous carcinoma

- Medullary carcinoma

10
Klasifikasi stadium TNM (UICC/AJCC 2002)

T (ukuran tumor primer)

Tx : tumor primer tidak dapat dinilai

To : tidak terdapat tumor primer

Tis : karsinoma in situ

T1 : tumor dengan ukuran diameter terbesarnya 2 cm atau kurang

T1mic : adanya mikroinvasi ukuran 0,1 cm atau kurang

T1a: tumor dengan ukuran lebih dari 0,1 cm sampai 0,5 cm

T1b: tumor dengan ukuran lebih dari 0,5 cm sampai 1 cm

T1c : tumor dengan ukuran lebih dari 1 cm sampai 2 cm

T2 : tumor dengan ukuran terbesarnya lebih dari 2 cm sampai 5 cm

T3 : tumor dengan ukuran diameter terbesar lebih dari 5 cm

T4 : ukuran tumor berapapun dengan ekstensi langsung ke dinding dada atau kulit

T4a: ekstensi ke dinding dada (tidak termasuk otot pektoralis)

T4b: edema (termsuk peau d’orange), ulserasi, nodul satelit pada kulit yang

terbatas pada satu payudara

T4c: mencakup kedua hal di atas

T4d: mastitis karsinomatosa

N (kelenjar getah bening regional )

Nx : kelenjar getah bening regional tidak bisa dinilai (karena telah diangkat

sebelumnya)

11
No : tidak terdapat metastasis kelenjar getah bening

N1 : metastasis ke KGB axilla ipsilateral yang mobile

N2 : metastasis ke KGB axilla ipsilateral terfiksir, berkonglomerasi, atau adanya

pembesaran KGB mamaria interna ipsilateral tanpa adanya metastasis ke

KGB axilla

N2a : metastasis ke KGB axilla terfiksir atau melekat ke struktur lain

N2b : metastasis hanya pada KGB mamaria interna ipsilateral secara klinis dan

tidak terdapat metastasis ke KGB axilla

N3 : metastasis ke KGB infraklavikular ipsilateral dengan atau tanpa adanya

metastasis KGB axilla atau klinis terdapat metastasis pada KGB mamaria

interna ipsilateral klinis dan metastasis pada KGB axilla

N3a : metastasis ke KGB infraklavikula ipsilateral

N3b: metastasis ke KGB mamaria interna dan KGB axilla

N3c : metastasis ke KGB supraklavikula

M (metastasis jauh)

Mx : metastasis jauh belum dapat dinilai

Mo : tidak terdapat metastasis jauh

M1 : terdapat metastasis jauh

Grup Stadium

Stadium 0 Tis N0 M0
Stadium 1 T1 N0 M0
Stadium 2a T0 N1 M0
T1 N1 M0

12
T2 N0 M0
Stadium 2b T2 N1 M0
T3 N0 M0
Stadium 3a T0 N2 M0
T1 N2 M0
T2 N2 M0
T3 N1 M0
T3 N2 M0
Stadium 3b T4 N0 M0
T4 N1 M0
T4 N2 M0
Stadium 3c Tiap T N3 M0
Stadium 4 Tiap T Tiap N M1

ALGORITMA EVALUASI MASSA PAYUDARA

Dalam mengevaluasi suatu massa di payudara, terdapat beberapa algoritma


untuk membantu menentukan kemungkinan diagnosa. Diantaranya adalah algoritma yang
dikemukakan oleh ICSI (Institute for Clinical System Improvement).

13
Algoritma Evaluasi Massa Payudara

PERMASALAHAN DAN PEMBAHASAN

a. Bagaimana penegakan diagnosis pada pasien ini ?


b. Bagaimana rencana penatalaksanaan pada pasien ini ?
c. Bagaimana deteksi dini kanker payudara?

Penegakan diagnosis :

Dari keterangan umum didapatkan Sejak ± 4 bulan sebelum masuk rumah sakit,

pasien mengeluh adanya luka pada payudara kiri. Keluhan disertai dengan nyeri dan

keluar nanah dan darah dari luka tersebut. Keluhan ini diawali dengan timbulnya

benjolan ± 1 tahun yang lalu. Mula-mula benjolan itu sebesar kelereng, kemudian lama-

lama membesar hingga sebesar telur angsa. Kemudian dari benjolan tersebut timbul luka

yang dialami pasien sekarang. Keluhan juga disertai benjolan pada ketiak dan dada kiri

bagian atas.

Keluhan tidak disertai dengan demam, sakit kepala hebat, rasa penuh di ulu hati,

maupun nyeri pada tulang punggung maupun paha namun sudah 1 bulan ini pasien

terkadang batuk-batuk kering dan sesak yang hilang timbul.

Pasien haid pertama pada usia 16 tahun, siklus 30 hari, teratur. Penderita menikah

pada usia 19 tahun, lalu melahirkan anak pertama pada usia 20 tahun. Penderita menyusui

anaknya selama 2 tahun. Saat ini pasien mempunyai 3 orang anak. Riwayat pemakaian

pil KB selama 3 tahun diakui penderita. Riwayat keluhan yang sama sebelumnya

disangkal.

14
Dari anamnesis dan pemeriksaan fisik dapat ditarik beberapa kemungkinan diagnosis
yaitu :

A. Carcinoma mammae a/r mammae sinistra (T4cN2M1)


Kemungkinan diagnosis carcinoma mammae (T4cN2M1) adalah :

a. Wanita, usia 63 tahun


b. Riwayat penggunaan kontrasepsi hormonal (+)
c. Riwayat benjolan di payudara (+) konsistensi keras, terfiksir, nyeri (+), ukuran
sebesar telor angsa dengan Ø + 10 cm. Yang kemudian disertai ulserasi. Sehingga
dapat diklasifikasikan ke dalam T4c.
d. Ditemukan juga benjolan di tempat lain, yaitu KGB axilla yang keras, mobile, maka
diklasifikasikan ke dalam N2,
e. Dari anamnesis, pemeriksaan fisik, dan penunjang adanya metastase keparu-paru
dapat dipastikan maka diklasifikan ke dalam M1

Rencana penatalaksanaan pada pasien ini :

Modalitas terapi pada kanker payudara terdiri atas:

1. Operasi

Jenis operasi yang dapat digunakan untuk terapi kanker payudara adalah:

 BCS (Breast Conserving Surgery)


Merupakan tindakan operasi yang dapat dilakukan apabila penderita masih ingin
mempertahankan payudaranya.

BCS merupakan pilihan apabila tumor tidak multipel,tidak terletak di sentral,


mamografi tidak memperlihatkan adanya tanda keganasan lain yang difus : penderita
belum pernah mendapatkan terapi radiasi di dada, dapat kontrol teratur, dan tersedia
sarana radio terapi yang memadai.

 Mastektomi Simpel

15
Merupakan tindakan operasi yang bertujuan mengangkat seluruh jaringan payudara,
termasuk juga seluruh axillary tail dan fascia m. Pectoralis.

 Mastektomi radikal modifikasi


Adalah tindakan pembedahan yang bertujuan untuk mengangkat seluruh jaringan
payudara dan KGB axila, namun hanya mengikutsertakan fascia m. Pectoralis dan
meninggalkan m. Pectoralis mayor dan minor.

 Mastektomi radikal
Jenis operasi ini bertujuan untuk mengangkat seluruh jaringan payudara, KGB axila,
dan juga m. Pectoralis.

2. Radiasi

Tindakan radiasi dapat berupa terapi yang bersifat primer, adjuvant, maupun paliatif.

3. Kemoterapi

Kenoterapi dalam penatalaksanaan kanker payudara haruslah kombinasi. Adapun


kombinasi yang sering dipakai antara lain:

o CMF (Cyclophospamide, Adriamycin, 5 Fluoro Uracil)


o CEF (Cyclophospamide, Epirubicin, 5 Fluoro Uracil)
o CAF (Cyclophospamide, Adriamycin , 5 Fluoro Uracil)
o Taxane + Doxorubicin
o Capecetabin
4. Hormonal

Terapi hormonal dapat terdiri dari :

 Ablative : bilateral ovarektomi


 Additive: Tamoxifen
 Optional: aromatase inhibitor, GnRH
5. Terapi Biologis ( Molecular targetting therapy)

16
Adapun terapi yang dilakukan terbagi atas :

a. Kanker payudara stadium 0


b. Dilakukan BCS atau mastektomi simpel
c. Kanker payudara stadium dini atau operabel
d. Dilakukan tindakan pembedahan ( BCS, mastektomi radikal, atau mastektomi radikal
modifikasi), yang disertai dengan pemberian terapi adjuvant (baik berupa radiasi,
kemoterapi, maupun terapi hormonal)
e. Kanker Payudara lokal lanjut
 Operabel : Mastektomi simpel + radiasi kuratif + kemoterapi adjuvant + terapi
hormonal
 Inoperabel:
1. Radiasi kuratif + Terapi hormonal
2. Radiasi + operasi + kemoterapi + terapi hormonal
3. Kemoterapi Neoadjuvant + Operasi + Kemoterapi + Radiasi + Terapi
hormonal
4. Kanker Payudara Lanjut metastase Jauh
 Terapi primer berupa terapi sistemik (kenoterapi dan terapi hormonal)
 Terapi Tokoregional (radiasi dan pembedahan) apabila diperlukan.

Skrining kanker payudara

American Cancer Society merekomendasikan pemeriksaan Breast Self Examination


secara rutin setiap bulan mulai usia 20 tahun, clinical breast examination oleh seorang
tenaga kesehatan professional setiap 3 tahun untuk wanita usia antara 20-39 tahun serta
setiap tahunnya setelah usia 40 tahun, mamografi dilakukan setiap tahunnya untuk usia
40 tahun ke atas. Untuk wanita yang termasuk risiko tinggi, disarankan untuk melakukan
mamografi saat usia 35 atau 40 tahun, kemudian tiap 2-3 tahun sampai usia 50 tahun.
Untuk wanita usia 50-69 tahun, mamografi dan CBE dianjurkan setiap1-2 tahun. Setelah
usia 70 tahun,keuntungan mamografi sedikit sekali dilaporkan.

17
Pemeriksaan ultrasonografi dilakukan untuk membedakan apakah benjolan merupakan
lesi nodular atau kistik.

Teknik pemeriksaan

Inspeksi

Inspeksi payudara dan nipple dengan posisi pasien duduk sambil tolak pinggang. Yang
dinilai adalah perubahan kulit, simetris,kontur, retraksi. Begitu pula dilakukan dengan
posisi lengan di samping, di atas kepala, menekan panggul dan membungkuk ke depan.
Juga dinilai kulit tiap aksila, apakah ada kemerahan, pigmentasi, infeksi.

Palpasi

Pemeriksaan membutuhkan waktu sekitar 3 menit untuk setiap payudara. Dengan


menggunakan jari ke-2, 3 dan 4. Diperlukan pemeriksaan sistematis, dengan cara
pemeriksaan secara melingkar atau pun sejajar dan berikan tekanan, mulai dari tekanan
yang ringan hingga dalam. Pemeriksaan harus mencakup seluruh payudara. Yang dinilai
ialah konsistensi jaringan, rasa nyeri, adanya nodul. Bila terdapat nodul, tentukan lokasi,
ukuran, bentuk, konsistensi, batas, nyeri tekan, mobilitas. Palpasi juga daerah aksila,
seperti gambar di bawah ini. Raba apakah ada pembesaran KGB aksila.

18
Teknik Pemeriksaan Payudara oleh Dokter

Breast Self Examination (BSE)

Dilakukan dalam 2 posisi yaitu posisi berbaring dan berdiri.

1. Posisi berbaring
 Penderita berbaring dengan meletakkan bantal di bawah bahu kanan, dan
letakkan tangan kanan di belakang kepala.
 Dengan menggunakan bantalan ketiga jari tengah kiri untuk merasakan apakah
ada benjolan pada payudara kanan.
 Tekan daerah payudara dengan arah naik turun atau melingkar
 Ulangi untuk payudara sebelahnya.
2. Posisi berdiri
 Ulangi pemeriksaan di atas dengan posisi berdiri.
 Untuk lebih amannya, periksa payudara anda dengan berdiri di depan kaca dan
perhatikan apakah adanya perubahan pada bentuk, warna, pembengkakan
payudara, perubahan pada puting payudara.

19
Langkah-langkah Dalam Pemeriksaan Payudara Sendiri (Sadari)

Masa teraba saat palpasi

Usia Lesi yang biasa Karakteristik


dijumpai
15-25 Fibroadenoma Bulat, mobile, tidak
25-50 Kista nyeri
Lunak hingga keras,
Fibrocystic changes bulat, mobile,
Kanker kadang nyeri
Noduler, ropelike
> 50 Kanker (kecuali jika Irregular, stelate,
tidak dapat keras, batas tidak
Kehamilan/menyusui dibuktikan) tegas
Lactating adenoma, Irregular, stelate,
kista, mastitis, keras, batas tidak
kanker tegas
Irregular, stelate,
keras, batas tidak
tegas

20
DAFTAR PUSTAKA

 Protokol Perhimpunan Ahli Bedah Onkologi (PERABOI) 2003. Cetakan I : 2004.

 www.emedicine.com/plastic/topic521.htm#section~introduction

 www.wisc.edu/wolberg/breast.html

 www.wisc.edu/wolberg/breast.html#anatomy

 www.cancerbacup.org.uk/Cancertype/Breast/Typesofbreastcancer/Pagetsdisease#583

21
22

Anda mungkin juga menyukai