Anda di halaman 1dari 9

Jurnal Teknik Mesin UNISKA Vol. 01 No.

02, 2016
ISSN 2502 - 4922

ANALISA KEKERASAN BAJA ST 42 DENGAN PERLAKUAN PANAS


MENGGUNAKAN METODE TAGUCHI
Muhammad Firman, Firda Herlina, Muhammad Hatif Martadinata

Prodi Teknik Mesin


Fakultas Teknik, Universitas Islam Kalimantan Muhammad Arsyad Al Banjari
Jln. Adhyaksa (Kayutangi) No.2 Banjarmasin, 70123
Email : firmanuniska99@gmail.com

ABSTRAK
Seiring dengan banyaknya kegagalan mekanis yang ditemui, Salah satu contohnya
misalnya faktor kelelahan logam seperti patahnya poros kereta api, poros roda mobil, dan
peristiwa patahnya poros baling-baling kapal. Untuk mengetahui seberapa besar pengaruh
beban-beban tersebut terhadap kekuatan lelah material poros, maka diperlukan pengujian
material hal ini menarik peneliti untuk melakukan riset perbaikan kualitas produksi. Metode
yang dipakai dalam penelitian ini adalah metode taguchi yang pertujuan untuk memperbaiki
kualitas produk dan proses serta dapat menekan biaya dan resources seminimal mungkin.
Dengan jumlah sampel tiga media pendingin air,udara,oli, dengan temperature bervariasi
600o,700o,800o, kemudian bahan yang digunakan adalah baja ST 42. Factor yang paling
mendominasi mempengaruhi tingkat kekerasan material adalah di faktor A yaitu temperature
pemanasan. berdasarkan perhitungan dengan efek mean dan efek replikasi temperature
pemanasan berada peringkat ke-1 di Replikasi ke 4 sebesar 24.33 HB, sedangkan untuk
media pendingin berada peringkat ke-2 di Replikasi ke 2 sebesar 21.00 HB. Kombinasi factor
dengan level yang memberikan peningkatan kekerasan yaitu dengan temperature 800oC
dengan media pendingin oli sebesar 111.8 HB. Sedangkan yang melunakan yaitu kombinasi
antara factor dengan level temperature 700oC dengan media pendingin air sebesar 88.8 HB.

Kata Kunci: Temperature,Media Pendingin,Material Baja ST 42,Metode Taguchi

1|
Jurnal Teknik Mesin UNISKA Vol. 01 No. 02, 2016
ISSN 2502 - 4922

1.PENDAHULUAN ditemukan banyak masalah seperti


patahnya poros kereta api, poros
roda mobil, rusaknya rivet pada
kabin pesawat, dan peristiwa
Para ahli kualitas
patahnya poros baling-baling kapal
memberikan definisi kualitas sangat
(Propeller Shaft). Hal ini sangat
beraneka ragam antar lain: kualitas
menarik peneliti untuk melakukan
adalah seberapa baik produk itu
riset perbaikan kualitas produksi ini
sesuai dengan spefisikasi dan
dengan menerapkan suatu metode
kelonggaran yang disyaratkan oleh
yaitu metode Taguchi.
rancangan itu, kualitas dipengaruhi
oleh banyak faktor, termasuk
pemilihan proses pembuatan, latihan Dari latar belakang diatas
dan pengawasan angkatan kerja, penulis mencoba mengangkat topik
jenis sistem jaminan kualitas analisa uji kekerasan pada poros baja
(pengendalian proses, uji, aktifitas karbon ST 42. Tujuan pada
pemeriksaan dan sebagainya) yang penelitian ini ingin mengetahui
digunakan seberapa jauh prosedur kekerasan pada material baja karbon
jaminan kualitas ini diikuti dan ST 42 menggunakan metode
motivasi kerja untuk mencapai Taguchi.
kualitas.
Peningkatan kualitas
merupakan aktivitas teknik dan Berdasarkan latar belakang
manajemen, melalui pengukuran dan identifikasi masalah dapat
karakteristik kualitas dari produk, dirumuskan permasalahan:
kemudian membandingkan hasil 1. Faktor apakah yang
pengukuran itu dengan spesifikasi dominan mempengaruhi
produk yang diinginkan, serta peningkatan kekerasan
mengambil tindakan peningkatan material?
yang tepat apabila ditemukan 2. Kombinasi factor yang
perbedaan aktual dan mana dari factor-faktor
standar.prosedur ini juga berlaku tersebut yang dapat
untuk peningkatan kualitas produk meningkatkan kekerasan
baja karbon ST 42 . material?
Seiring dengan banyaknya
kegagalan mekanis yang ditemui, Tujuan yang ingin dicapai
perkembangan ilmu pengetahuan dan dalam pembuatan skripsi ini yaitu
banyaknya penemuan baru, diantaranya adalah sebagai berikut:
menyebabkan faktor-faktor
perancangan mulai bertambah. Salah 1. Mengetahui faktor apakah
satu contohnya misalnya faktor yang dominan
kelelahan logam. Pada saat faktor mempengaruhi
kelelahan belum diketahui, peningkatan kekerasan
perencanaan suatu komponen hanya material
didasarkan pada pembebanan statik. 2. Mengetahui kombinasi
Namun dalam prakteknya kemudian factor yang mana dari

2|
Jurnal Teknik Mesin UNISKA Vol. 01 No. 02, 2016
ISSN 2502 - 4922

factor-faktor tersebut force) dan deformasi plastis.


yang dapat meningkatkan Deformasi plastis sendiri suatu
kekerasan material keadaan dari suatu material ketika
material tersebut diberikan gaya
maka struktur mikro dari material
Penelitian ini diharapkan tersebut sudah tidak bisa kembali ke
dapat memberikan manfaat-manfaat bentuk asal artinya material tersebut
sebagai berikut: tidak dapat kembali ke bentuknya
semula. Lebih ringkasnya kekerasan
1. Manfaat teoritis
didefinisikan sebagai kemampuan
a. Memberikan
suatu material untuk menahan beban
sumbangan positif
identasi atau penetrasi (penekanan).
bagi pengembangan
ilmu pengetahuan
khususnya ilmu Perlakuan panas (Heat
logam. Treatment)merupakan suatu proses
b. Hasil penelitian ini untuk merubah sifat-sifat dari logam
diharapkan dapat sampai suhu tertentu kemudian
bermanfaat sebagai didinginkan dengan media pendingin
bahan kajian atau tertentu pula. Baja merupakan jenis
informasi bagi dunia logam yang banyak mendapatkan
kerja khususnya perlakuan panas untuk mengubah
pengetahuan bahan, sifat mekanik sesuai dengan
perlakuan panas, dan keinginan namun terlebih dahulu
juga pengujian bahan. diketahui instalasi dari baja tersebut.
2. Pengembangan industri Setiap baja mempunyai daerah suhu
Hasil penelitian ini yang optimal untuk pencelupan yang
diharapkan dapat terbentang dari suhu awal yang
memberikan kontribusi dalam tinggi ke suhu akhir yang rendah,
bidang perlakuan panas baja bahan campuran baja dengan
yang menghasilkan keadaan kadar karbon yang tinggi
peningkatan kekerasan bahan 0,3% beroksidasi dengan intensif
baja ST 42, yang pada oleh karenanya harusdipanaskan
akhirnya dapat bermanfaat sampai suhu awal. Baja karbon yang
untuk kemajuan dunia tinggi dan campuran merupakan
industri dan teknologi. pengantar panas yang buruk
sehingga harus dipanaskan secara
TINJAUAN PUSTAKA
perlahan-lahan dan menyeluruh
hingga di atas suhu kritis, jika
Kekerasan (Hardnees) adalah pemanasan dilakukan melampaui
salah satu sifat mekanik (Mechanical batas suhu yang diperbolehkan akan
properties) dari suatu material. terjadi gosong pada baja dan setelah
Kekerasan suatu material harus dingin akan mengalami kerapuhan.
diketahui khususnya untuk material
yang dalam penggunaanya akan
Baja karbon adalah paduan
mangalami pergesekan (frictional
antara besi (Fe) dan karbon C dengan

3|
Jurnal Teknik Mesin UNISKA Vol. 01 No. 02, 2016
ISSN 2502 - 4922

sedikit Si, Mn, P, S dan Cu. Sifat munculnya nilai ekstrim


baja karbon sangat kuat tergantung namun masih dapat ditangani
pada kadar karbonnya. Baja karbon oleh teknologi yang ada.
dapat dikelompokan menjadi tiga b. Pemilihan Orthogonal Array
macam yaitu: Setelah diketahui jumlah
faktor yang berpengaruh
1. Baja karbon rendah (low beserta levelnya. Berikutnya
carbon steel) adalah menyiapkan model
Memiliki kadar karbon lebih desain eksperimen, dimana
kecil dari 0,20%, biasanya dalam hal ini menggunakan
dipakai untuk : automobile metode perancangan Taguchi
bodies, pipa, rantai, roda gigi, yang menempatkan faktor-
kerangka. faktor beserta levelnya ke
2. Baja karbon menengah dalam Orthogonal Array.
(medium carbon steel) Penentuan jenis orthogonal
array yang dikehendaki
Memiliki kadar karbon 0,20%
tergantung pada total derajat
- 0,50%, biasa dipakai untuk :
kebebasan yang dikehendaki.
connecting roda, crank pins,
c. Pelaksanaan Percobaan
poros as, crankshafts, rel,
Setelah dilakukan pemilihan
obeng, palu.
Orthogonal Array dan
3. Baja karbon tinggi (high penempatan faktor beserta
carbon steel) levelnya ke dalam array,
Memiliki kadar karbon langkah selanjutnya adalah
0,50% - 2%, biasanya dipakai melakukan eksperimen
untuk: obeng, gergaji untuk berdasarkan Orthogonal
memotong baja, palu pandai Array tersebut. Langkah ini
besi, sekrup, ragum. terdiri dari persiapan
eksperimen, mulai Persiapan
METODOLOGI PENELITIAN peralatan ukur sampai
persiapan objek yang akan
diteliti, pelaksanaan
Penelitian menggunakan eksperimen dengan
metode eksperimen yaitu dengan memperhatikan variabel-
mempariasikan variable bebas variabel yang diteliti serta
dengan factor level dengan desain lamanya eksperemen dan
taguchi. pengambilan data
eksperemen. Dari
a. Penetapan Level Faktor eksperimen ini akan
Faktor-faktor utama yang ditempatkan semua data-data
berpengaruh tersebut diatas informasi yang diperlukan
kemudian ditetapkan jumlah untuk langkah selanjutnya
dan jenis levelnya. Penetapan pengolahan data.
levelnya dilakukan dengan Pemilihan Orthogonal
mempertimbangkan titik-titik Array berdasarkan
level yang memungkinkan

4|
Jurnal Teknik Mesin UNISKA Vol. 01 No. 02, 2016
ISSN 2502 - 4922

pengamatan yang diambil Tabel pengambilan data yang


melalui pemilihan faktor direncanakan sebagai berikut:
kualitas dan level yang sering
mempengaruhi kekerasan, Tabel 3.3 Tabel hasil uji kekerasan
maka Orthogonal Array yang
2 b. Pengolahan data
dipakai adalah : L9(3 ).
pada tahapan ini dilakukan
Keterangan : pengolahan data, data di buat
dalam bentuk table dan grafik
L = Orthogonal Array untuk mempermudah dalam
analisis data.
9=Jumlah percobaan kombinasi
3=Jumlah level yang digunakan Mulai

2=Jumlah Faktor yang


digunakan Kegiatan penelitian
1.perumusan masalah
Tabel 3.2 Tabel Matrik Orthogonal
2 2.studi literature
Array L9(3 ) uji kekerasan 3.persiapan specimen uji
4.pengujian kekerasan
Faktor Kualitas dan
Level
No
A B
1 600o Air Pengambilan data:
2 600o Udara Uji kekerasan
3 600o Oli
4 700o Air
5 700o Udara
6 700o Oli Sudah
7 800o Air
selesai
8 800o Udara
9 800o Oli
Keterangan Ya

A = Temperature Analisa data:

B = Media Pendingin 1. Efek mean


2. Efek replikasi

Pengumpulan data
Setelah dilakukan persiapan Hasil
sampel uji selanjutnya dilakukan
pengujian terhadap kombinasi
sampel yang sudah ditetapkan.
Selesai

5|
Jurnal Teknik Mesin UNISKA Vol. 01 No. 02, 2016
ISSN 2502 - 4922

3.4 Diagram alir penelitian A : Temperatur


B : Media Pendingin
ANALISA DATA DAN HASIL
PENELITIAN Perhitungan Efek Dari Mean
Data Eksperimen A . perhitungan rata-rata dari data
ke-1 sampai ke-9:
Tabel 4.1 Baja ST 42 Sebelum diberi
perlakuan panas. ∑3𝑖=𝑙 𝑦𝑖
YExp=
𝑛
1 2 3 4 5 

109 98 111 115 105 107.6


B. perhitungan rata-rata respon tiap
factor
Dalam eksperimen ini Rata-rata efek mean pada factor A:
digunakan 2 faktor dengan
rancangan 3 level dari jumlah level ∑3𝑖=𝑙 𝑦𝑖
dan factor yang ada ditentukan AExp =
jumlah kolom untuk matriks 3
orthogonal. Rata-rata efek mean pada factor B:
Dari taguchi array desain
menggunakan matriks orthogonal L9 ∑3𝑖=𝑙 𝑦𝑖
(32) dan diperoleh table desain hasil BExp =
eksperimen taguchi setelah diberi 3
kode level nilai variable sebagai Sehingga diperoleh hasil perhitungan
berikut: rata-rata respon tiap factor.
Table 4.3 Desain eksperimen Tabel 4.6 Rata-rata respon tiap faktor
taguchi.
A B
Variabel level 1 94.22 95.18
No level 2 93.27 93.57
A B level 3 101.53 100.27
1 600o Air
2 600o Udara C .Perhitungan rata-rata efek dari
3 600o Oli factor
4 700o Air
Dari perhitungan tersebut
5 700o Udara
dapat dilakukan perhitungan untuk
6 700o Oli masing-masing respon pada tiap
7 800o Air factor untuk memperoleh efek dari
8 800o Udara masing-masing respon tersebut.
9 800o Oli
Perhitungan efek dari efek
Keterangan:
mean pada factor-faktor tersebut

6|
Jurnal Teknik Mesin UNISKA Vol. 01 No. 02, 2016
ISSN 2502 - 4922

dilakukan dengan mengurangi rata- Dari perhitungan dengan


rata respon terbesar dengan rata-rata menggunakan persamaan diatas
respon terkecil,sehingga diperoleh maka diperoleh table respon tiap
hasil perhitungan nilai efek mean dan factor untuk tiap replikasi yaitu
nilai efek pada tiap factor pada table sebagai berikut:
Table 4.7 Efek dari mean. Table 4.8. Respon tiap factor untuk
tiap replikasi
A B
level 1 94.22 95.18 Kelas
Faktor Level
replikasi replikasi replikasi replikasi replikasi
level 2 93.27 93.57 1 2 3 4 5
level 3 101.53 100.27
101.33 89.00 89.00 83.67 99.33 600o
Efek 8.27 6.70 A 92.33 95.00 95.00 87.33 99.67 700o
Ranking 1 2
90.67 107.67 107.67 108.00 102.33 800o
Optimum A3 B3
93.67 88.33 92.33 98.33 101.00 Air
B 90.00 94.00 100.67 89.67 95.67 Udara
Table respon untuk rata-rata 100.67 109.33 95.67 91.00 104.67 Oli
(mean) memperlihatkan factor yang
berpengaruh terbesar hingga terkecil
terhadap karakteristik kekerasan Keterangan:
material yaitu temperatur pemanasan A = Temperature
dengan nilai 8,27 pada rank ke-1,
media pendingin dengan nilai 6,70 B = Media Pendingin
pada rank ke-2.
Dari perhitungan rata-rata
Langkah pertama dari respon pada replikasi tersebut kita
perhitungan ini adalah mencari rata- dapat menentukan efek tiap factor
rata respon dari tiap level factor untuk yang terbesar dengan nilai
untuk tiap replikasi. Perhitungan rata-rata respon terkecil, sehingga
respon untuk masing-masing level diperoleh hasil perhitungan pada
tiap factor menggunakan persamaan table 4.8 sebagai berikut:
yaitu sebagai berikut:
Dari perhitungan diatas maka
Perhitungan rata-rata respon replikasi diperoleh table efek tiap factor untuk
pada factor A: tiap replikasi yaitu sebagai berikut:

∑3𝑖=𝑙 𝑦𝑖 Table 4.9. Efek tiap factor untuk tiap


A|R| = replikasi
3
Reflikasi Reflikasi Reflikasi Reflikasi Reflikasi
Faktor Mean Ranking
1 2 3 4 5
A 10.67 18.67 18.67 24.33 3.00 15.07 1
Perhitungan rata-rata respon replikasi
pada factor B: B 10.67 21.00 8.33 8.67 9.00 11.53 2

∑3𝑖=𝑙 𝑦𝑖
B|R| =
3

7|
Jurnal Teknik Mesin UNISKA Vol. 01 No. 02, 2016
ISSN 2502 - 4922

Dari table efek tiap factor media pendingin air sebesar


untuk tiap replikasi memperlihatkan 88.8 HB.
urutan factor yang memiliki
pengaruh terbesar hingga terkecil DAFTAR PUSTAKA
terhadap karakteristik material
Nana Fitriana. 2009, Analisa Metode
kekerasan, yaitu temperature
Desain Eksperimen Taguchi
pemanasan dengan nilai efek 24,33,
dalam Optimasi Karateristik
media pendingin dengan nilai efek
Mutu, Jurusan Matematika
21,00. Berdasarkan hasil diketahui
Fakultas Sains dan
bahwa factor A (factor temperature
Teknologi. Universitas Islam
pendinginan) memiliki pengaruh
Negri Maulana Ibrahim
yang seknifikan terhadap kekerasan
Malang.
material.
Syafwansyah Effendi.M 2014.
KESIMPULAN Peningkatan Kekuatan Puntir
Berdasarkan hasil pengujian Produk Baling-Baling Kapal
dan perhitungan yang telah Bahan Kuningan dengan
dilakukan dapat disimpulkan sebagai Pendekatan Metode Taguchi
berikut: pada Industri Kecil. Negara
1. Factor yang paling Kandangan Kalimantan
mendominasi Selatan. Program Studi
mempengaruhi tingkat Teknik Alat Berat Jurusan
kekerasan material adalah Teknik Mesin Politeknik
di faktor A yaitu Negri Banjarmasin.
temperature pemanasan. Sumanto, M.A.Dr. Januari 2009.
berdasarkan perhitungan Statistika Deskriptif, CAPS
dengan efek mean dan efek (Center of Academik
replikasi temperature Publishing Servise).
pemanasan berada
Yogyakarta.
peringkat ke-1 di Replikasi
ke 4 sebesar 24.33 HB, Susetyo Joko. Analisa Pengendalian
sedangkan untuk media Kualitas melalui Evaluasi dan
pendingin berada peringkat Perbaikan Proses Produksi
ke-2 di Replikasi ke 2 dengan Pendekatan Metode
sebesar 21.00 HB. Control Chart dan Metode
2. Kombinasi factor dengan Taguchi. Jurusan Teknik
level yang memberikan Industri, Institut Sains dan
peningkatan kekerasan Teknologi AKPRIND
yaitu dengan temperature Yogyakarta.
800oC dengan media
pendingin oli sebesar 111.8 Wahyudi Eka, Uji Kekerasan
HB. Sedangkan yang Material dengan Metode
melunakan yaitu kombinasi Rokwell. Jurusan Fisika Sains
antara factor dengan level dan Teknologi Universitas
temperature 700oC dengan Airlangga Surabaya.

8|
Jurnal Teknik Mesin UNISKA Vol. 01 No. 02, 2016
ISSN 2502 - 4922

Https://qualityengineering.wordpress
.com/2008/06/29/metode-
taguchi/.
Http://matabayangan.blogspot.com
Http://www.alatuji.com/article/detail
/3/what-is-hardness-tes-uji-
kekerasan-#.
Kalogueloe.blogspot.co.id/2014/03/p
engujian-keras-brinell-
vikers.html.
Pengujiankekerasan.blogspot.co.id/2
014/03/uji-kekerasan-
material.html.
www.steelindonesia.com/article/02-
heat_treatment.html.
www.distodoc.com

9|

Anda mungkin juga menyukai