Anda di halaman 1dari 10

1

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Rumah sakit adalah bagian integral dari keseluruhan sistem pelayanan

kesehatan yang dikembangkan melalui rencana pembangunan kesehatan.

Pelayanan kesehatan di Rumah sakit yang diberikan kepada pasien

merupakan bentuk pelayanan yang professional dalam memenuhi kebutuhan

pasien untuk mencapai tingkat kesehatan yang ideal. Keberhasilan rumah

sakit dalam memberikan pelayanan kesehatan dipengaruhi oleh berbagai

faktor, salah satunya adalah pelayanan keperawatan yang merupakan ujung

tombak pelayanan kesehatan di rumah sakit. Salah satu bentuk pelayanan

keperawatan adalah perilaku caring perawat yang merupakan inti dalam

praktek keperawatan profesional (Sobirin, 2006).

Pelayanan kesehatan yang berkualitas di Rumah sakit dapat dilihat dari

perilaku maupun ketrampilan yang ditunjukkan oleh perawat atau dokter

maupun pemberi layanan kesehatan yang lainya dari ilmu yang mereka

miliki. Watson (2003) menekankan dari semua unsur diatas, perilakulah yang

paling penting dalam kualitas pelayanan karena hubungan antara pemberi

pelayanan kesehatan merupakan faktor yang mempengaruhi proses

penyembuhan pasien. Terlebih lagi layanan yang diberikan oleh perawat di

Rumah sakit merupakan ujung tombak dari jasa pelayanan kesehatan itu

Hubungan Beban Kerja..., Ragil Muntoha, S1 Keperawatan UMP, 2015


2

sendiri. Perawat harus berinteraksi langsung dan memberikan asuhan

keperawatn sesuai dengan ilmu keperawatan yang dia miliki.

Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) dr. R. Goeteng Taroenadibrata

Purbalingga merupakan salah satu rumah sakit milik pemerintahan daerah,

secara garis besar terdapat pengelompokan unit kerja di rumah sakit yaitu:

unit rawat jalan, unit rawat inap, unit rawat inap anak, perawatan icu, kamar

bersalin, kamar operasi, dan gawat darurat. Banyaknya unit kerja di Rumah

Sakit membutuhkan tenaga keperawatan yang cukup banyak. Jumlah perawat

yang ada di IGD 24 orang dan jumlah tempat tidur sebanyak 16 dengan

sistem kerja menggunakan shift yang dibagi menjadi 3 (tiga) yaitu pagi, sore,

dan malam, sedangkan di ruang ICU 10 orang dan kapasitas tempat tidur 5.

Jumlah tenaga keperawatan tidak sebanding dengan jumlah pasien yang

ditangani maka beban kerja perawat akan semakin berat sehingga

menimbulkan beban kerja yang tinggi, beban kerja yang tinggi akan

mempengaruhi perilaku caring perawat yang tidak baik terhadap pasien

(Andini, 2013)

RSUD dr. R. Goeteng Taroenadibrata Purbalingga memilki ruang dan

perawat yang di tugaskan khusus dalam pelayanannya, diantaranya ruang

ICU dan IGD. Menurut DEPKES (2004) ICU adalah ruang perawatan

terpisah di dalam rumah sakit yang khusus dikelola untuk merawat pasien

sakit berat dan kritis dengan melibatkan tenaga terlatih khusus dan di dukung

dengan peralatan khusus. ICU merupakan suatu sistem penanganan pasien

secara teliti, berkesinambungan, dan tindakan cepat dengan perlakuan yang

Hubungan Beban Kerja..., Ragil Muntoha, S1 Keperawatan UMP, 2015


3

lebih dari keadaan penanganan biasa, terutama dalam pemantauan, kontrol

dan support terhadap kegagalan-kegagalan fungsi vital. ICU merupakan suatu

tim kerja yang terdiri dari berbagai disiplin ilmu yang bekerja secara

bersama-sama dalam menangani pasien yang mengancam jiwa, sedangkan

IGD adalah suatu unit integral dalam satu rumah sakit dimana semua

pengalaman pasien yang pernah datang ke IGD tersebut akan dapat menjadi

pengaruh yang besar bagi masyarakat tentang bagaimana gambaran Rumah

Sakit itu sebenarnya. Fungsinya adalah untuk menerima, menstabilkan dan

mengatur pasien yang menunjukkan gejala yang bervariasi dan gawat serta

juga kondisi-kondisi yang sifatnya tidak gawat.

IGD juga menyediakan sarana penerimaan untuk penatalaksanaan

pasien dalam keadaan bencana, hal ini merupakan bagian dari perannya di

dalam membantu keadaan bencana yang terjadi di tiap daerah. Demikian juga

dengan beban kerja baik secara kuantitas dimana tugas-tugas yang harus

dikerjakan terlalu banyak atau sedikit maupun secara kualitas dimana tugas

yang harus dikerjakan membutuhkan keahlian. Bila banyaknya tugas tidak

sebanding dengan kemampuan baik fisik maupun keahlian dan waktu yang

tersedia maka akan menjadi sumber beban kerja perawat yang tinggi, Faktor

yang mempengaruhi beban kerja perawat adalah kondisi pasien yang selalu

berubah, jumlah rata-rata jam perawatan yang dibutuhkan untuk memberikan

pelayanan langsung pada pasien melebihi dari kemampuan seseorang,

keinginan untuk berprestasi kerja, tuntunan pekerjan tinggi serta dokumentasi

asuhan keperawatan (Munandar, 2008). Beban kerja yang tinggi dapat

Hubungan Beban Kerja..., Ragil Muntoha, S1 Keperawatan UMP, 2015


4

menyebabkan perilaku caring perawat yang tidak baik karena diruang khusus

dituntut untuk bertindak cepat dan perlakuan yang lebih terhadap pasien.

Berdasarkan data yang diperoleh dari rumah sakit, jumlah pasien

selama satu bulan pada bulan Juni 2014 di IGD sebanyak 1822 dan ICU

sebanyak 67. Disisi lain, peneliti juga melakukan observasi selama satu

minggu di ICU dan IGD diperoleh data bahwa ada 13 pasien yang dalam

kategori gawat darurat, 19 pasien dengan gawat tidak darurat, 25 pasien

darurat tidak gawat dan 90 pasien tidak gawat dan tidak darurat.

Banyaknya tugas yang tidak sebanding dengan kemampuan baik fisik

maupun keahlian dan waktu yang tersedia maka akan menjadi sumber beban

kerja perawat yang tinggi. Faktor yang mempengaruhi beban kerja perawat

adalah kondisi pasien yang selalu berubah, jumlah rata-rata jam perawatan

yang dibutuhkan untuk memberikan pelayanan langsung pada pasien

melebihi dari kemampuan seseorang, keinginan untuk berprestasi kerja,

tuntunan pekerjan tinggi serta dokumentasi asuhan keperawatan (Munandar,

2008).

Watson (2003) menjelaskan bahwa caring merupakan esensi dari

keperawatan dan merupakan fokus serta sentral dari praktik keperawatan

yang dilandaskan pada nilai-nilai kebaikan, perhatian, kasih terhadap diri

sendiri dan orang lain serta menghormati keyakinan spiritual pasien. Tujuan

dari keperawatan sendiri yaitu memfasilitasi individu mencapai tingkat

kesejahteraan yang lebih tinggi meliputi jiwa, raga dan perkembangan

pengetahuan diri, peningkatan diri, penyembuhan diri dan proses asuhan diri.

Hubungan Beban Kerja..., Ragil Muntoha, S1 Keperawatan UMP, 2015


5

Adanya perilaku caring yang dimiliki oleh setiap seorang perawat akan

menentukan kualitas pelayanan keperawatan, sehingga pencapaian kepuasan

pasien dapat tercapai. Abdul (2013) menyatakan dalam penelitiannya bahwa

semakin baik perilaku caring perawat dalam memberikan pelayanan asuhan

keperawatan, pasien atau keluarga semakin senang dalam menerima

pelayanan, berarti hubungan terapeutik perawat-klien semakin terbina.

Seorang pasien juga akan merasa puas dengan perawat yang ramah, mudah

senyum, sopan dan memberi perhatian.

Namun pada kenyataannya penerapan perilaku caring seorang perawat

tidak mudah diterapkan saat bekerja. Hal tersebut karena ada beberapa faktor

yang mempengaruhi seorang perawat untuk berperilaku caring. Gillies (1994)

mengemukakan bahwa semangat/motivasi perawat dalam melaksanakan

tugasnya termasuk dalam menerapkan caring dipengaruhi oleh keseimbangan

dan ketepatan jumlah tenaga perawat yang ada. Bila jumlah tenaga perawat

kurang dari kebutuhan maka mengarah terjadinya frustrasi, keletihan,

kekecewaan dan perselisihan antar individu perawat. Motivasi perawat yang

rendah dalam menerapkan caring dapat terjadi karena beban kerja yang tinggi

sehingga nantinya menurunkan kinerja dan kualitas asuhan keperawatan yang

berdampak pada menurunkan kepuasan klien.

Berdasarkan hasil penelitian yang telah dilakukan oleh Sobirin (2006)

bahwa seorang perawat pelaksana dengan beban kerja rendah berpeluang

52,63 kali lebih caring dibandingkan perawat pelaksana dengan beban kerja

tinggi setelah dikontrol motivasi dan perawat pelaksana dengan motivasi

Hubungan Beban Kerja..., Ragil Muntoha, S1 Keperawatan UMP, 2015


6

tinggi berpeluang 18,92 kali lebih caring dibandingkan perawat pelaksana

dengan motivasi rendah setelah dikontrol beban kerja. Juliani (2009) dalam

penelitiannya menyatakan bahwa beban kerja yang tinggi pada perawat

pelaksana dapat menyebabkan keletihan, kelelahan yang berakibat pada

menurunnya perilaku caring, yang dapat dilihat dari hilangnya empati dan

respon kepada klien, kemunduran dalam penampilan kerja.

Berdasarkan hasil studi pendahuluan yang dilakukan oleh peneliti

dengan wawancara pada 8 orang perawat masing-masing 4 dari perawat ICU,

4 dari perawat IGD, ada 3 (25%) perawat yang merasa mengalami penurunan

semangat bekerja karena monoton dengan pekerjaanya atau tidak ada hal

yang baru, ada 3 (50%) orang perawat tidak bisa memberikan asuhan

keperawatan secara langsung karena terlalu banyak pekerjaan yang harus

diselesaikan dan 2 (25%) orang perawat yang merasa lelah untuk berfikir dan

bertindak dengan beban kerja yang diterimanya karena mereka menganggap

kurang mampu untuk mengatasinya

Berkaitan dengan uraian di atas, maka penulis ingin melakukan

penelitian dengan judul “Hubungan beban kerja dengan perilaku caring

perawat diruang perawatan khusus RSUD dr. R. Goeteng Taroenadibrata

Purbalingga”.

B. Rumusan Masalah

Seorang perawat yang bertugas di ruangan khusus seperti ICU dan IGD

dituntut harus memiliki keahlian maupun ketrampilan khusus dalam

menangani setiap pasiennya. Sehingga hal tersebut akan menjadikan suatu

Hubungan Beban Kerja..., Ragil Muntoha, S1 Keperawatan UMP, 2015


7

beban kerja bagi seorang perawat yang tidak dapat mencapai tuntutan

tersebut. Secara tidak langsung beban kerja yang dirasakan oleh perawat

tersebut juga akan mempengaruhi perilaku perawat dalam melakukan

tindakan keperawatan khususnya dalam berperilaku caring.

Berdasarkan uraian tersebut, maka peneliti merumuskan rumusan

masalah yaitu “Apakah ada Hubungan beban kerja dengan perilaku caring

perawat di Ruang Perawatan Khusus Rumah Sakit Umum Daerah dr. R.

Goeteng Taroenadibrata Purbalingga”. Dengan demikian perlu dilakukan

penelitian lebih lanjut untuk mengetahui hubungan beban kerja terhadap

perilaku caring perawat di Ruang Perawatan Khusus.

C. Tujuan Penelitian

1. Tujuan umum

Untuk mengetahui “Bagaimana hubungan, beban kerja dengan perilaku

caring perawat di Ruang Perawatan Khusus Rumah Sakit Umum Daerah

dr. R. Goeteng Taroenadibrata Purbalingga?”.

2. Tujuan khusus

a. Mengetahui karakteristik perawat di Ruang Perawatan Khusus

RSUD dr. R. Goeteng Taroenadibrata Purbalingga.

b. Mengetahui beban kerja perawat di Ruang Perawatan Khusus RSUD

dr. R. Goeteng Taroenadibrata Purbalingga.

c. Mengetahui perilaku caring perawat di Ruang Perawatan Khusus

RSUD dr. R. Goeteng Taroenadibrata Purbalingga

Hubungan Beban Kerja..., Ragil Muntoha, S1 Keperawatan UMP, 2015


8

d. Mengetahui hubungan antara beban kerja dengan perilaku caring

perawat di Ruang Perawatan Khusus RSUD dr. R. Goeteng

Taroenadibrata Purbalingga.

D. Manfaat Penelitian

Manfaat dari penelitian ini antara lain:

1. Bagi peneliti

Menambah ilmu pengetahuan dan wawasan nyata tentang beban kerja

dengan perilaku caring perawat.

2. Bagi RSUD dr. R. Goeteng Taroenadibrata Purbalingga.

Penelitian ini diharapkan dapat berguna bagi pihak rumah sakit sebagai

acuan untuk membuat kebijakan-kebijakan dalam mengatur tugas dan

beban kerja yang diberikan dan menilai perilaku caring dalam

peningkatan pelayanan kesehatan, terutama pada perawat pelaksana

sehingga mutu pelayanan keperawatan dapat meningkat.

3. Bagi Profesi Keperawatan

Penelitian ini diharapkan dapat memberikan ilmu tambahan dan referensi

bagi profesi keperawatan terkait pengaruh beban kerja dengan perilaku

caring.

4. Bagi Akademik Keperawatan

Penelitian ini diharapkan akan memberikan ilmu pengetahuan tentang

hubungan beban kerja dengan perilaku caring.

Hubungan Beban Kerja..., Ragil Muntoha, S1 Keperawatan UMP, 2015


9

E. Penelitian Terkait

Penelitian yang relevan dengan penelitian ini yang pernah dilakukan

sebelumnya yaitu:

1. Abi dan Burhannudin (2008) dengan judul “Aplikasi model konseptual

caring Jean Watson dalam Asuhan Keperawatan”. Hasil dari penelitian ini

mengemukakan perilaku caring seharusnya tercermin dari hubungan antara

perawat dan pasien, bukanlah menjadi suatu alasan akibat peningkatan

beban kerja yang tinggi atau pengaturan manajemen asuhan keperawatan

yang kurang baik. Karena Watson. Perbedaan dengan penelitian ini adalah

fokus penelitian yaitu penelitian ini bertujuan untuk menilai aplikasi teori

Jean Watson dalam asuhan keperawatan sedangkan penelitian yang

dilakukan oleh peneliti bertujuan untuk mengetahui beban kerja dan

kondisi kerja tentang perilaku caring perawat terhadap pasien

Penelitian yang akan dilakukan, merupakan bukan penelitian yang

pertama kali, karena sudah pernah dilakukan tetapi terdapat perbedaan

yaitu variabel independen (Beban kerja perawat) dan variabel dependen

(perilaku caring perawat) serta lokasi penelitian.

2. Rini (2012) dengan judul analisis faktor budaya organisasi berhubungan

dengan perilaku caring perawat pelaksana diruang rawat inap RSUD Prof.

dr. Aloei Saboe Kota Gorontalo tahun 2011. Perilaku caring perawat

merupakan salah satu perilaku anggota organisasi yang dipengaruhi oleh

budaya organisasi. Penelitian ini bertujuan menganalisis faktor budaya

faktor budaya organisasi dengan perilaku caring perawat pelaksana.

Hubungan Beban Kerja..., Ragil Muntoha, S1 Keperawatan UMP, 2015


10

Penelitian ini dengan surve analitik dengan pendekatan cross sectional

dengan menggunakan uji chi squere pada 120 perawat pelaksana

menunjukan ada hubungan yang bermakna antara status pernikahan,

komunikasi, yang paling dominan dengan perilaku caring perawat adalah

pelatihan, sehingga pelatihan perlu ditingkatkan bagi perawat pelaksana.

Pengukuranya menggunakan the denison organization culture survey.

Terdapat persamaan dan perbedaan antara penelitian yang

dilakukan Rini dengan penelitian yang akan dilakukan. Persamaanya yaitu

sama-sama meneliti perilaku caring perawat, tetapi dalam penelitian ini

variabel bebasnya berbeda berbeda, waktu, jumlah sampel dan lokasi

penelitian,

3. Novayanti (2013) “Harapan pasien dalam kepuasan perilaku caring

perawat di RSUD Deli Serdang Lupuk Pakam tahun 2012” desain

penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah deskripsi

korelasi.yang bertujuan untuk mengungkapkan pengaruh hubungan antar

variabel, tehnik pengambilan sampel dilakukan dengan teknik probability

sampling jenis stratified random sampling. Populasi sebanyak 692 orang

dan sampel penelitian ini berjumlah 70 orang pasien yang dirawat di

RSUD. Hasil penelitian diperoleh bahwa mayoritas responden adalah

perempuan (52,9%) usia >30 tahun (74,3%) pendidika SMA (41,4%)

Lama rawat tiga hari, hasil analisa memperlihatkan adanya pengaruh

harapan pasien terhadap tingkat kepuasan pasien pada perilaku caring

perawat dengan p value= 0,000 (p < 0,05).

Hubungan Beban Kerja..., Ragil Muntoha, S1 Keperawatan UMP, 2015

Anda mungkin juga menyukai