Anda di halaman 1dari 12

MAKALAH

FOSIL DAN ARTEPAK SEBAGAI BUKTI SEJARAH

PERADABAN MANUSIA PURBA DI INDONESIA


BAB I

PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang

Berdasarkan teori Evolosus yang dikemukakan oleh Charles Darwin, semua manusia berasal dari nenek
moyang yang sama itu manusia yang menyerupai kera atau ada beberapa sumber yang menyatakan
bahwa manusia berasal dari kera. Meskipun mengalami perdebatan yang begitu luar biasa, namun teori
Evolosus masih tetap dipercaya oleh sebagian ilmuan hingga saat ini. Terlepas dari perdebatan Evolosus
tersebut, dalam catatan sejarah dengan jelas dikatakan bahwa manusia berdasarkan waktu
perkembangannya terbagi menjadi atas dua zaman atau zaman dimana manusia belum mengenal
aksara atau tulisan dan zaman sejarah atau zaman di mana manusia sudah mengenal tulisan ( zaman
praaksara dan aksara ). Kemudian peradaban manusia diklasifikasi lagi kedalam tiga pembabakan
manusia pada zaman batu ( batu muda, batu tengah, batu tua ), zaman logam dan zaman besi atau
disebut juga sebagai manusia purba.

Manusia purba merupakan jenis manusia yang hidup dan berkembang jauh sebelum ditemukannya
tulisan ( prasejarah ). Manusia purba diyakini telah hidup dan mendiami bumi sekitar empat juta tahun
yang lalu. Perkembangan manusia purba tersebar keseluruh permukaan bumi seperti Afrika,Amerika,
dan Asia termasuk juga indonesia bahkan manusia purba indonesia yang ditemukan kemudian menjadi
tolak ukur perkembangan sejarah evolusi manusia di Dunia seperti misalnya manusia jenis
Meganthropus Paleojavanicus, jenis Pithecanthropus Erectus dan sebagainya.

Oleh karena peradaban manusia mengalami berbagai perjalanan yang begitu panjang pada masa
lampau, maka tentu banyak sekali peninggalan-peninggalan yang menjadi pendukung catatan
sejarahnya di masa lalu baik yang berupa fosil, artefak serta kebudayaan kebudayaan lainnya. Berkaitan
dengan ini, penulis mencoba melakukan perdekatan kajian kepada objek manusia purba saja serta
peninggalan apa saja yang mendukung serta membuktikan keberadaan manusia purba tersebut.
1.2. Rumusan Masalah

1.2.1. Seperti apa sejarah dan perkembangan manusia purba yang ada di indonesia ?

1.2.2. Jenis mausia purba apa saja yang pernah hidup dan berkembang di indonesia ?

1.2.3. Peninggalan apa saja yang mendukung dan membuktikan keberadaan manusia purba di
indonesia ?

1.3. Tujuan dan Manfaat

1.3.1. Tujuan

Ø Untuk mengidentifikasi sejarah dan perkembangan manusia purba yang ada di indonesia

Ø Untuk mengenali dan mengetahui jenis manusia purba yang ada di indonesia

Ø Untuk mengetahui peninggalan yang mendukung dan membuktikan keberadaan manusia purba di
indonesia

1.3.2. Manfaat

Manfaat penulisan makalah inibagi penulis untuk mengetahui tentang fosil dan artefak sebagai bukti
sejarah peradaban manusia purba di indonesia. Sedangkan bagi pembaca agar lebih luas mengetahui
tentang fosil dan artefak.

1.4. Metodologi Penyusunan Makalah

1.4.1. Metodologi Observasi Lapangan

Jadi selaku penulis langsung terjun kelapangan untuk memilih objek tertentu sebagai bahan pembuatan
makalah.

1.4.2. Metodologi Observasi Pustaka

Jadi selaku penulis mencari materi dari buku dan internet sebagai pembuatan makalah.
BAB 2

PEMBAHASAN

2.1. Sejarah Perkembangan Manusia Purba di Indonesia

2.1.1. Zaman Prasejarah

Jauh sebelum hidup manusia sekarang ini dibumi telah hidup manusia purba dengan peradaban yang
sangat sederhana. Zaman saat manusia purba hidup dinamakan zaman prasejarah atau praaksara.
Zaman praaksara disebut juga zaman nirleka, artinya zaman sebelum manusia mengenal tulisan ( nir )
artinya tidak, dan leka artinya tulisan ( aksara ). Penemuan zaman prasejarah belum dapat diketahui
secara pasti. Namun berdasarkan teori Evolosus yang dikembangkan oleh Charles Darwin, semua
manusia berasal dari nenek moyang yang sama yaitu manusia yang menyerupai kera atau ada beberapa
sumber yang menyatakan bahwa manusia berasal dari kera. Terlepas dari perdebatan Evolosus, dalam
catatan sejarah dengan jelas dikatakan bahwa manusia berdasarkan waktu perkembangannya terbagi
atas dua zaman dimana manusia belum mengenal aksara atau tulisan dan zaman sejarah dimana
manusia sudah mengenal tulisan ( zaman praaksara dan akasara ).

Manusia baru muncul dipermukaan bumi pertama kali kira-kira tiga juta tahun yang lalu, tepatnya pada
masa pleistosen, pada masa ini keadaan manusia berubah-ubah, perubahan itu terjadi karena naik
turunnya suhu udara dan panas dingin. Perubahan yang besar terjadi beberapa kali dan diperkirakan
baru berakhir 20.000 tahun yang lalu. Disamping suhu udara, perubahan keadaan alam di permukaan
bumi juga disebabkan oleh peristiwa-peristiwa seperti gempa bumi, letusan gunung berapi, meluasnya
Es, dan mencairkan Es yang menyebabkan naik turunnya.

2.1.2. Pembagian Zaman Prasejarah

A. Zaman Batu

a) Zaman Paleolithikum ( zaman batu tua )

Pada masa ini kehidupan manusia masih berpindah-pindah ( nomaden ). Alat-alat terbuat dari batu yang
masih kasat dan belum di asah. Alat yang digunakan antara lain, kapak genggam, kapak perimbas, dan
alat-alat serpih. Zaman batu tua ini berlangsung selama kala pleistosen. Zaman ini berlangsung kurang
lebih 60.000 tahun. Perkembangan pada zaman Glasial dan Interglasial datang silih berganti.

v Peninggalan Kebudayaan

Ø Kebudayaan Pacitan

Alat-alat batu ditemukan oleh Van Keoningswald, pada tahun 1935 di basoko, Jawa Timur. Alat ini
berupa kapak genggam, kapak primbas, kapak penetak, dan flake. Alat-alat batu tersebut berasal dari
lapisan pleistosen tengah.
Ø Kebudayaan ngandong

Alat-alat zaman ini ditemukan di ngandong dekat ngawi Jawa Timur. Alat ini berupa kapak genggam dan
flake. Disamping itu pula pada kebudayaan ngandong ditemukan alat-alat dari tanduk. Alat dari tulang
tersebut berupa atau penusuk ( belah ), ujung tombak dengan gergaji pada kedua sisisnya.

b) Zaman Mesolithikum ( zaman batu madya )

Manusia sudah mulai menetap dan mengenal kepercayaan. Alat-alat terbuat dari batu yang sudah
dihaluskan. Contoh alat-alat yang digunakan yaitu kapak sumatera atau pebble. Zaman ini berlangsung
pada kala Holosen. Perkembangan budaya pada zaman ini lebih cepat karena mereka berasal dalam
kategori manusia cerdas.

v Peninggalan Kebudayaan

Ø Kebudayaan tulang sampung

Ø Kebudayaan toala

Ø Kebudayaan kapak genggam.

c) Zaman Neolithikum ( zaman batu baru )

Pada zaman ini alat-alat terbuat dari batu yang sudah dihaluskan. Contoh alat yang digunakan adalah
kapak persegi dan kapak lonjong. Manusia sudah menetap dan bercocok tanam. Telah manganut
kepercayaan animisme dan dinamisme. Perkembangan pada zaman ini sudah sangat maju apabila
dibandingkan dengan zaman-zaman sebelumnya. Hal ini disebabkan adanya migrasi secara
bergelombang penduduk proto-melayu dari yunan, Cina Selatan ke Asia Tenggara termasuk ke
Indonesia.

v Peninggalan Kebudayaan

Ø Kapak Persegi

Ø Kapak Lonjong

Ø Gerabah

d) Zaman Megalithikum ( zaman batu besar )

Zaman Megalithikum berkaitan dengan kepercayaan yang berkembang pada masa itu yaitu animisme
dan dinamisme. Hasil kebudayaan antara lain yaitu :

Ø Menhir
Menhir yaitu tiang atau tugu batu yang terbuat dari batu tunggal dan di tempatkan pada suatu tempat.

Ø Punden Berundak

Punden Berundak adalah bangunan pemujaan yang bertingkat-tingkat ( berundak-undak ). Tempat ini
banyak ditemukan di ciloso sukabumi.

Ø Dolmen

Dolmen adalah meja batu sebagai tempat sesaji. Ada dolmen yang berkakian menhir, seperti yamg di
temukan di Pasemah, Sumatera Selatan. Ada pula dolmen yang juga digunakan untuk kubur batu seperti
yang ditemukan di Bondowoso dan di merawan jember Jawa Timur.

Ø Kubur Peti Batu

Kubur Peti Batu adalah peti jenazah yang terpendam didalam tanah berbentuk persegi panjang dan sisi-
sisinya terbuat dari lempengan-lempengan batu. Kubur peti batu banyak ditemukan dikuningan, Jawa
Barat.

Ø Sarkofagus

Sarkofagus atau keranda adalah peti jenazah yang terbentuk seperti tulang atau lesung, tetapi
mempunyai tutup. Sarkafogus banyak di temukan di bali dan di sumatera barat.

Ø Waruga

Waruga adalah peti jenazah yang kecil yang terbentuk kubus dan di tutupi dengan batu lain yang selalu
berbentuk atap rumah. Waruga banyak ditemukan di mahasa.

Ø Arca Batu

Arca-arca tersebut banyak ditemukan di sumatera selatan di teliti oleh Van Heine Geldren, arca-arca
tersebut menggambarkan manusia dan binatang, seperti gajah, harimau, babi, rusa dan kera.

B. Zaman Logam

Pada zaman logam penduduk nusantara telah mampu mengolah dan melebur logam, kepandaian
ini diperoleh setelah mereka menerima pengaruh kebudayaan dongson. Disebut zaman logam karena
sebagian besar alat terbuat dari logam. Zaman logam dibedakan menjadi 2 yaitu :

a) Zaman Perunggu
Disebut dengan zaman perunggu karena pada zaman ini dihasilkan peralatan kehidupan yang dari
perunggu, yaitu campuran antara timah dan tembaga. Peralatan yang ditinggalkan antara lain nekara,
moko, kapak corong, arca perunggu, bejana perunggu dan perhiasan perunggu.

b) Zaman Tembaga

Indonesia tidak mengalami zaman tembaga. Hasil ini membuktikan dengan tidak ditemukannya
kehidupan peninggalan-peninggalan benda tembaga purba di indoesia. Setelah zaman perunggu
indonesia langsung memasuki zaman besi.

C. Zaman Besi

Pada zaman ini manusia telah dapat mengelolah bijih-bijih besi untuk membuat peralatan-peralatan
yang dibutuhkan manusia itu sendiri. Tingkat kehidupan pada zaman ini sudah jauh lebih baik dari
tingkat kehidupan zaman sebelumnya.

Alat-alat yang dihasilkan pada zaman besi berasal dari logam besi yang dilelehkan dan masih agak kasar.
Contoh alat yang ditinggalkan antara lain tombak, mata bajak, mata panah, cangkul dan sabit. Benda-
benda peninggalan yang terbuat dari besi sangat jarang ditemukan sebab telah termakan oleh
pelapukan dan berkarat.

2.2 Macam-macam Manusia Purba

2.2.1. Meganthropus Paleojavanicus

Meganthropus berasal dari kata mega ( besar ), Anthropus ( manusia ), Paleo ( tertua) dan javanicus (
dari Jawa ). Jadi Meganthropus berarti manusia besar tertua dari Jawa. Ditemukan oleh Van
Keoningswald di sangiran pada tahun 1936. Berumur lebih dari 2 juta tahun yang lalu. Fosil tersebut
tidak ditemukan dalam keadaan lengkap, melainkan hanya beberapa tengkorak, rahang bawah, serta
gigi-gigi yang telah lepas. Fosil yang ditemukan di sangiran ini diperkirakan telah berumur 1-2 juta tahun
yang lalu.

Ciri-ciri Meganthropus Paleojavanicus

a) Mempunyai tonjolan panjang dibelakang kepala.

b) Bertulang pipi tebal dengan tonjolan kening mencolok.

c) Tidak mempunyai dagu, sehingga lebih menyerupai kera.

d) Mempunyai otot kunyah, gigi, dan rahang yang besar dan kuat.

e) Makanannya berupa tumbuh-tumbuhan.


2.2.2. Pithecanthropus

Manusia purba jenis ini merupakan manusia purba yang paling banyak ditemukan di Indonesia.
Manusia ini juga disebut manusia berjalan tegak. Memiliki umur yang bervariasi diperkirakan hidup
antara 30.000 sampai dengan 2 juta tahun yang lalu. Pithencanthropus dibedakan menjadi 3 yaitu :

A. Pithecanthropus Erectus

Pithecanthropus Erectus dan sebagainya juga homo erectus yaitu manusia kera yang berjalan tegak.
Memiliki tulang paha, tulang rahang, geraham tengkorak. Ditemukan oleh Eugene Dubois pada tahun
1891 di desa Trinil, Jawa Timur. Fosil yang ditemukan berupa tulang rahang atas tengkorak, dan tulang
kaki.

B. Pithecanthropus Mojokertensis

Pithecanthropus Mojokertensis artinya manusia kera yang berasal dari Mojokerto fosilnya berupa anak-
anak, Pithecanthropus Mojokertensis ditemukan oleh Van Keoningswald pada tahun 1936-1941 di
daerah perning, Mojokerto.

C. Pithecanthropus Soloensis

Pithecanthropus Soloensis ditemukan di dua tempat terpisah oleh Van Keoningswald dan Oppernoorth
di ngandong dan sangeran antara tahun 1931-1933. Fosilnya yang ditemukan berupa tengkorak dan juga
tulang kening.

Ciri-ciri Pithecanthropus Soloensis

a) Memiliki tinggi tubuh antara 165-180 Cm.

b) Badan tegap, namun tidak setegap Meganthropus.

c) Volume otak berkisar antara 750-1350 Cc.

d) Tonjolan kening besar dan tidak berdagu.

e) Hidung besar dan tidak berdagu.

f) Mempunyai tulang yang kuat dan geraham yang besar.

g) Makanan berupa tumbuhan dan daging hewan buruan.

2.2.3. Homo

Manusia Purba dari jenis Homo adalah jenis manusia purba yang berumur paling muda. Fosil manusia
purba jenis ini diperkirakan berasal dari 15.000-40.000 SM. Dari volume otaknya sudah menyerupai
manusia modern, dapat diketahui bahwa manusia purba ini sudah merupakan manusia ( Homo ) dan
bukan lagi manusia kera ( Pithencantropus ). Homo merupakan manusia purba yang memiliki fikiran
yang cerdas, di indonesia sendiri ditemukan 3 jenis manusia purba dari jenis homo yaitu :

A. Homo Soloensis

Ditemukan oleh Van Keoningswald di desa ngandong lembah begawan solo tahun 1931-1934. Fosilnya
ini berupa tengkorak, tulang rahang dan gigi. Manusia jenis ini lebih tinggi tingkatannya bila di
bandingkan dengan manusia jenis Pithecantropus Erectus.

B. Homo Wajakensis

Ditemukan oleh Eugene Dubois di Wajak, Tulung Agung, Jawa Timur pada tahun 1889. Fosil yang
ditemukan antara lain berupa tengkorak, rahang atas dan rahang bawah, tulang kering, serta tulang
paha. Homo Wajakensis memiliki tingkat kesempurnaan yang lebih tinggi daripada pithecantropus
erectus. Termasuk juga dalam homo sapien.

C. Homo Sapien

Homo Sapien berasal dari kata homo ( manusia ) dan sapien ( cerdas ). Jadi homo sapien berarti manusia
cerdas, homo sapien ini hidup di zaman holisin. Homo sapien merupakan jenis manusia purba yang
memiliki bentuk tubuh yang sempurna seperti manusia sekarang. Para peneliti menganggap jenis homo
sapien ini yang menjadi nenek moyang bangsa-bangsa di dunia yang berasal dari yunan daratan cina
selatan dan menyebar di kepulauan Indonesia pada tahun 1.500 SM.

Ciri-ciri manusia purba homo

a) Memiliki bentuk tubuh yang hampir sama dengan bentuk tubuh manusia pada zaman sekarang.

b) Banyak meninggalkan benda-benda budaya.

c) Memiliki kehidupan sederhana.

2.3. Benda peninggalan yang membuktikan keberadaan manusia purba di Indonesia

Sebuah paradigma atau kisah sejarah tidak akan menjadi fakta sejak bila tidak disertai bukti sejarahnya.
Begitupun dengan sejarah peradaban manusia purba tentu ada bukti sejarahnya sendiri.

Secara umum bukti sejarah yang menunjukan bahwa manusia purba itu bener-bener ada salah satunya
dapat di identifikasi melalui 2 peninggalan yaitu peninggalan yang berbentuk fosil dan yang berbentuk
artepak.

2.3.1 Fosil
Fosil adalah sisa-sisa atau bekas-bekas makhluk hidup yang menjadi batu atau mineral. Untuk menjadi
fosil, sisa-sisa hewan atau tanaman ini harus segera tertutup sadimen. Fosil dapat ditemukan ditemukan
melalui proses penggalian ( ekskapasi ). Fosil yang dapat memberi petunjuk melalui kehidupan purba di
zaman prasejarah dinamakan fosil pandu ( left fosil ).

Oleh para pakar-pakar dibedakan menjadi beberapa fosil. Ada fosil batu biasa, yaitu fosil yang
terbentuk dalam batu ambar. Fosil Ter yaitu seperti yang terbentuk di sumur Tar Ia Brea di kalifornia.
Hewan dan tumbuhan yang dikirai sudah punah ternyata masih ada disebut fosil. Ilmu yang mempelajari
fosil adalah Paleontologi.

A. Secara singkat definisi fosil harus memenuhi syarat-syarat sebagai berikut.

1. Organisme mempunyai organ tubuh yang keras.

2. Mengalami pemosilan.

3. Terlepas dari bakteri pembusuk.

4. Terjadi secara alamiah.

5. Mengandung kadar oksigen dalam jumlah yang sedikit.

6. Umurnya lebih dari 10.000 tahun yang lalu.

B. Proses terbentuknya Fosil

Fosil terbentuk dari proses penghancuran peninggalan organisme yang pernah hidup. Hal ini
sering terjadi ketika tumbuhan terkubur dalam kondisi yang bebas oksigen. Fosil yang ada jarang
terawetkan dalam bentuknya yang asli. Dalam beberapa kasus, kandunagan mineralnya berubah secara
kimiawi atau sisa-sisanya terlarut semua sehingga digantikan dengan cetakan.

Kebanyakan fosil ditemukan dalam batuan enolapan ( sadimen ) yang permukaannya terbuka.
Batu karang yang banyak mengandung fosil disebut fosiliterus. Tipe-tipe fosil yang terkandung didalam
batuan tergantung dari tipe lingkungan sadimen secara alamiah terendapkan. Sadimen laut, dari garis
pantai, dan laut dangkal, biasanya mengandung paling banyak fosil.

Fosil penting untuk memahami sejarah batuan sadimen bumi. Subdisivi dari waktu biologi dan
kecocokannya dengan lapisan batuan tergantung pada fosil organisme berubah sesuai dengan
berjalannya waktu. Perubahan ini digunakan untuk menandai periode waktu. Sebagai contoh, batuan
yang mengandung fosil graptolit harus diberi tanggal dari era paleozolikum. Persebaran geografi fosil
membuktikan para ahli biologi untuk mencocokan susunan batuan dari bagian-bagian di dunia

2.3.2. Artefak

Artefak adalah peralatan yang dibuat oleh manusia purba untuk membantu kelangsungan hidupnya.
Artefak atau Artipact merupakan benda arkeologi atau peninggalan benda-benda bersejarah yaitu
semua benda yang dibuat atau di modifikasi oleh manusia yang dapat di pindahkan. Contoh artefak
adalah alat-alat batu, logam dan tulang, gerabah, prasasti, dan kertas-kertas, senjata-senjata logam (
anak panah, mata panah ) Terracotta dan tanduk binatang. Barang yang bersejarah ini sangatlah penting
untuk diletakan di museum sehingga semua orang dapat melihat dan mempelajarinya.

Artefak dalam arkeologi mengandung pengertian benda ( bahan alam yang jelas di buat oleh (
tangan ) manusia atau jelas menampakan ( Observable ) adanya jejak-jejak batuan manusia adanya (
bukan benda alamiah semata ). Melaluitehnologi pengurangan dan penambahan pada benda alam
tersebut.

Ciri-ciri penting dalam konsep artefak adalah bahwa benda ini dapat bergerak atau dapat
dipindahkan ( Mopable ) oleh tangan manusia dengan mudah ( Relatif ) tanpa merusak dan
menghancurkan bentuknya.
BAB 3

PENUTUP

3.1. Kesimpulan

Zaman pada saat manusia purba hidup dinamakan zaman prasejarah atau praaksara. Zaman
praaksara juga disebut Nirkela, artinya zaman sebelum manusia mengenal tulisan ( Nir ) artinya tidak,
dan Leka artinya tulisan ( aksara ). Penemuan zaman prasejarah belum diketahui secara pasti. Namun
berdasarkan teori Evolosus yang di kembangkan oleh Charles Darwin, semua manusia berasal dari nenek
moyang yang sama yaitu manusia yang menyerupai kera. Kemudia peradaban manusia diklasifikasikan
lagi kedalam tiga pembabakan manusia pada zaman batu ( batu muda, batu tengah, dan batu tua ).
Zaman logam dan zaman besi atau disebut juga sebagai manusia purba.

Macam-macam manusia purba yang ada di Indonesia dibagi menjadi tiga yaitu, Meganthropus
Paleojavanicus yang berarti manusia purba besar tertua dari Jawa. Pithecanthropus ( Pithecanthropus
erectus, Pithecanthropus mojokertensis, Pithecanthropus soloensis ) yaitu manusia kera yang berjalan
tegak. Homo adalah jenis manusia purba yang berumur paling muda ( homo soloensis, homo wajakensis
dan homon sapien ).

Fosil adalah sisa-sisa atau bekas-bekas makhluk hidup yang menjadi batu atau mineral. Fosil
dapat ditemukan melalui proses penggalian ( ekskapasi ), fosil yang dapat memberi petunjuk mengenai
kehidupan purba zaman prasejarah dinamakan fosil pandu ( Left fosil ). Artefak adalah peralatan yang
dibuat oleh manusia purba untuk membantu kelangsungan hidupnya.

3.2. Saran

Tulisan tentang fosil dan artefak sebagai bukti sejarah peradaban manusia purba di Indonesia ini masih
banyak kekurangan, namun demikian ini adalah usaha belajar dari penulis untuk memahami dan
mengenal fosil dan artefak yang membuktikan sejarahnya di Indonesia. Karena itu penulis , mohon kritik
dan sarannya yang bersifat membangun agar sebagai generasi muda kita tidak melupakan sejarah
peradaban bangsa kita sendiri, khususnya dalam mengenal dan memahami tentang adanya fosil dan
artefak sebagai bukti peradaban manusia purba di Indonesia.

Anda mungkin juga menyukai