Laporan Pendahuluan Bronkopneumonia
Laporan Pendahuluan Bronkopneumonia
DISUSUN OLEH:
DWI RETNANINGSIH, S. Kep
G6B 205 010
A. Definisi
Pneumonia merupakan peradangan perenkim paru-paru yang biasanya
berasal dari suatu infeksi.(Price,1995)
Pneumonia adalah peradangan yang mengenai parenkim paru, distal dari
bronkiolus terminalis yang mencakup bronkiolus respiratorius, alveoli, serta
menimbulkan konsolidasi jaringan paru dan menimbulkan gangguan pertukaran gas
setempat (Zul, 2001)
Bronkopneumonia digunakan untuk menggambarkan pneumonia yang
mempunyai pola penyebaran berbercak, teratur dalam satu atau lebih area
terlokalisasi dalam bronki dan meluas ke parenkim paru yang berdekatan di
sekitarnya. Pada bronkopneumonia terjadi konsolidasi area berbercak.
(Smeltzer,2001).
Perubahan system respirasi yang berhubungan dengan usia yang mempengaruhi
kapasitas dan fungsi paru meliputi:
1. Peningkatan diameter anteroposterior dada.
2. Kolaps osteoporotik vertebrae yang mengakibatkan kifosis (peningkatan
kurvatura konveks tulang belakang).
3. Kalsifikasi kartilago kosta dan penurunan mobilitas kosta.
4. Penurunan efisiensi otot pernapasan.
5. Peningkatan rigiditas paru.
6. Penurunan luas permukaan alveoli.
B. Klasifikasi pneumonia
Klasifikasi menurut Zul Dahlan (2001):
a. Berdasarkan ciri radiologis dan gejala klinis, dibagi atas:
· Pneumonia tipikal, bercirikan tanda-tanda pneumonia lobaris dengan
opasitas lobus atau lobularis.
· Pneumonia atipikal, ditandai gangguan respirasi yang meningkat lambat
dengan gambaran infiltrate paru bilateral yang difus.
b. Berdasarkan faktor lingkungan
· Pneumonia komunitas
· pneumonia nosokomial
· pneumonia rekurens
· pneumonia aspirasi
· pneumonia pada gangguan imun
· pneumonia hipostatik.
F. Pemeriksaan penunjang
· Sinar X: mengidentifikasi distribusi struktural; dapat juga menyatakan abses
luas/infilrat, empiema (stapilococcus);infiltrate menyebar atau terlokalisasi
(bacterial);atau penyebaran/perluasan infiltrate nodul (virus). Pneumonia
mikoplasma sinar X dada mungkin bersih.
· GDA: tidak normal mungkin terjadi, tergantung pada luas paru yang terlibat dan
penyakit paru yang ada.
· Pemeriksaan gram/kultur sputum dan darah: diambil dengan biopsi jarum,
aspirasi transtrakeal, bronkoskopi fiberotik atau biopsy pembukaan paru untuk
mengatasi organisme penyebab.
· JDL: leukositosis biasanya ada, meski sel darah putih rendah terjadi pada
infekksi virus, kondisi tekanan imun memungkinkan berkembangnya pneumonia
bakterial.
· Pemeriksan serologi; titer virus atau legionella, aglutinin dingin.
· LED: meningkat
· Pemeriksaan fungsi paru: volume mungkin menurun (kongesti dan kolaps);
tekanan jalan napas mungkin meningkat dan komplain menurun,
hipoksemia.elektrolit natrium dan klorida mungkin rendah.
· Bilirubin mungkin meningkat.
· Aspirasi perkutan/biopsi jaringan paru terbuka menyatakan intranuklear tipikal
dan keterlibatan sitoplasmik (CMV) (Doenges, 1999).
G. Penatalaksanaan
a. Kemoterapi
Pemberian kemoterapi harus berdasarkan petunjuk penemuan kuman penyebab
infeksi (hasik kultur sputum dan tes sensitivitas kuman teradap antibodi). Bila
penyakitnya ringan antibiotik diberikan secara oral, sedangkan bila berat
diberikan secara parenteral. Apabila terdapat penurunan fungsi ginjal akibat
proses penuaan, maka harus diingat kemungkinan penggunaan antibiotik tertentu
perlu penyesuaian dosis (Harasawa,1989)
b. Pengobatan umum
· Terapi oksigen
· Hidrasi, bila ringan hidrasi oral, tetapi jika berat dehidrasi dilakukan secara
parenteral.
· Fisioterapi, penderita perlu tirah baring dan posisi penderita perlu diubah-
ubah untuk menghindari pneumonia hipografik, kelemahan dan dekubitus.
H. Pengkajian
a. Aktivitas/istirahat
Kelemahan, kelelahan, insomnia. Letargi, penurunan toleransi terhadap aktivitas.
b. Sirkulasi
Riwayat gagal jantung kronis, takikardia, penampilan terlihat pucat.
c. Integritas ego
Banyak stressor, masalah finansial.
d. Makanan/cairan
Kehilangan nafsu makan, mual/muntah, riwayat DM. Distensi abdomen,
hiperaktif bunyi usus, kulit kering dengan turgor buruk, penampilan malnutrisi.
e. Neurosensori
Sakit kepala, perubahan mental.
f. Nyeri/kenyamanan
Sakit kepala , nyeri dada meningkat dan batuk myalgia.
g. Pernafasan
Riwayat PPOM, merokok sigaret, takipnea, dispnea, pernafasan dangkal,
penggunaan otot aksesori, pelebaran nasal. Sputum berwana merah muda,
berkarat atau purulen.
Perkusi: pekak di atas area yang konsolidasi, gesekan friksi pleural. Bunyi nafas:
menurun atau tidak ada di atas area yang terlibat atau nafas bronchial. Fremitus:
taktil dan vocal meningkat dengan konsolidasi.. Warna: pucat, atau sianosis pada
bibir/kuku.
h. Keamanan
Riwayat gangguan sistem imun, demam. Berkeringat, menggigil berulang,
gemetar, kemerahan mungkin pada kasus rubella/varisela.
i. Penyuluhan
Riwayat mengalami pembedahan, penggunaan alkohol kronis.
I. Diagnosa keperawatan
1. Bersihan jalan nafas tidak efektif berhubungan dengan inflamasi trakeobronkial,
pembentukan oedema, peningkatanan produksi sputum, nyeri pleuritik,
penurunan energi, kelemahan.ditandai dengan perubahan frekuensi kedalaman
pernafasan, bunyi nafas tidak normal, penggunaan otot aksesori, dispnea,
sianosis, batuk efektif/tidak efektif dengan atau tanpa produksi sputum.
· Kriteria hasil: menunjukkan perilaku mencapai kebersihan jalan nafas,
menunjukkan jalan nafas paten dengan bunyi nafas bersih, tidak ada dispnea
atau sianosis.
· Intervensi keperawatan:
1. Kaji frekuensi/ kedalaman pernafasan dan gerakan dada.
2. Auskultasi paru, catat area penurunan/tidak ada aliran udara dan bunyi
nafas tambahan (krakles, mengi)
3. Bantu pasien untuk batuk efektif dan nafas dalam
4. Berikan cairan sedikitnya 2500ml/hari.
5. Kolaborasi:
· Bantu mengawasi efek pengobatan nebulizer dan fisioterapi lain.
· Berikan obat sesuai indikasi: mukolitik, ekspektoran, bronkodilator,
analgesik.
· Berikan cairan tambahan
· Awasi seri sinar X dada, GDA, Nadi oksimetri.
· Bantu bronkoskopi/torakosintesis bila diidikasikan.
Hepatisasi kelabu(3-8hari)
paru-paru tampak kelabu karena Resolusi 7-11 hr
leukosit dan fibrin mengalami
konsolidasi di dalam alveoli
Ggn pertukaran
PMN Konsolidasi jaringan paru Ggn.pertukaran gas
gas
Resti nutrisi
Resti nutrisi kurang
kurang dari
dari kebutuhan tubuh
Resti
kekurangan
J. Daftar pustaka
· Doenges, Marylyn (2001). Rencana Asuhan Keperawatan, edisi 3, Jakarta:
EGC.
· Hudak,Carolyn M (1997). Keperawatan Kritis :Pendekatan Holistik. Alih
bahasa: Allenidekania dkk. Jakarta.EGC.
· Lackman’s (1996). Care Principle and Practice of Medical Surgical Nursing.
Philadelpia:WB Saunders Company.
· Pasiyan rahmatullah (1999).Geriatrik: Ilmu Kesehatan Usia Lanjut.
editor:R.boedhi Darmoso dan Hadi Martono,Jakarta, Balai Penerbit FKUI.
· Price sylvia Anderson (1994). Patofisiologi: Konsep Klinis Proses-Proses
Penyakit. Alih bahasa: Peter anugerah. Jakarta. EGC.
· Reevers, Charlene J, et all (2000). Keperawatan Medikal Bedah. Jakarta:
Salemba medica.
· Smeltzer SC, Bare B.G (2000). Buku Ajar Keperawatan Medikal Bedah.
Volume 1. Jakarta:EGC.
· Suyono,(2001). Ilmu Penyakit Dalam. Jilid II Edisi III. Jakarta: balai penerbit
FKUI.