Anda di halaman 1dari 10

EVALUASI DAMPAK

NO DIAGNOSA KEPERAWATAN EVALUASI DAMPAK EVALUATOR

1 Pemeliharaan kesehatan tidak Perilaku dan Lingkungan


Kelompok III dan
efektif : penyakit hipertensi, DS :
pencegahan dan pengobatan DO : Korwil Pokjakes
hipertensi pada penderita dan - Berdasarkan hasil angket evaluasi diketahui bahwa keluarga dengan anggota
anggota keluarga yang beresiko di keluarga yang beresiko hipertensi dan biasa mengkonsumsi jeroan menurun
RW IV Kelurahan Tinjomoyo menjadi 6 keluarga (8 %) dari 10 keluarga (14 %), kuah bersantan sebanyak 31
berhubungan dengan keterbatasan keluarga (42 %) menjadi 20 keluarga (27 %), dan yang memiliki kebiasaan
sumber materi : kurangnya minum kopi tetap 11 keluarga (15 %).
pengetahuan, keterbatasan - Berdasarkan hasil angket evaluasi, penderita hipertensi yang mempunyai
informasi dan ketidak mampuan kebiasaan merokok berjumlah 10 orang (37 %). Penderita yang menghabiskan
dalam pengambilan keputusan dan 1 bungkus rokok perhari menurun dari 5 orang (50 %) menjadi 3 orang (30 %).
perawatan hipertensi. - Berdasarkan hasil angket evaluasi, penderita hipertensi yang memiliki
kebiasaan berolah raga meningkat dari 15 orang (55 %) menjadi 18 orang
(67 %).
- Berdasarkan hasil angket evaluasi, penderita hipertensi yang tidak pernah
memeriksakan tekanan darah menurun dari 8 orang (30 %) menjadi 5 orang
(19 %).
Pendidikan dan Organisasi
DS :
- Berdasarkan hasil wawancara dengan Ny. T di RT. 03 pada tanggal 24 Juni
2008, Ny.T mengatakan sekarang suda tahu penyebab hipertensi, Ny.T juga
mengatakan sudah tahu jenis makanan yang dapat meningkatkan tekanan
darah, dan sekarang Ny. T sudah tidak mengkonsumsi jenis makana tersebut.
DO :
- Berdasarkan hasil angket evaluasi, keluarga yang mengatakan pengertian
hipertensi secara benar sebanyak 20 keluarga (74 %)
- Berdasarkan hasil angket evaluasi didapatkan bahwa 17 keluarga (63 %)

91
menyebutkan dengan benar penyebab hipertensi dan 10 keluarga (37 %)
menyebutkan penyebab hipertensi dengan tidak benar.
- Berdasarkan hasil angket evaluasi, keluarga yang tidak mengetahui cara
perawatan hipertensi menurun menjadi 5 keluarga (19 %) dari 11 keluarga
(41 %) sebelum diberikan tindakan.
- Berdasarkan hasil angket evaluasi diketahui bahwa keluarga yang mengatakan
cara perawatan hipertensi dengan makan obat teratur dari 9 keluarga (13 %)
meningkat menjadi 15 keluarga (55 %), dengan cara periksa tekanan darah
teratur dari 16 keluarga (24 %) menjadi 18 keluarga (67 %), dengan cara
mengurangi garam berjumlah 16 keluarga (24 %) menjadi 20 keluarga (74 %),
dan dengan cara berolah raga tetap berjumlah 5 keluarga (7 %).
- Berdasarkan hasil angket evaluasi, diketahui bahwa keluarga yang mengatakan
akibat lebih lanjut dari hipertensi adalah stroke dari 27 keluarga (38 %)
menjadi 35 keluarga (48 %).
- Berdasarkan hasil angket evaluasi, keluarga yang mengatakan bahwa tekanan
darah tinggi adalah penyakit yang berbahaya meningkat dari 10 keluarga (37
%) menjadi 17 keluarga (63 %).
- Berdasarkan hasil angket evaluasi pengetahuan keluarga tentanng tanaman obat
tradisional untuk hipertensi meningkat dari 13 keluarga (48 %) menjadi 20
keluarga (74 %).
- Menurut hasil angket evaluasi diketahui bahwa pengetahuan keluarga tentang
perawatan hipertensi dari 5 keluarga (19 %) yang mengatakan bahwa hipertensi
tidak perlu dirawat atau diobati menurun menjadi 1 keluarga (4 %)
- Berdasarkan hasil supervisi pada 10 kader yang dilatih pengukuran tekanan
darah pada kader didapatkan hasil dari 10 orang yang dilatih 6 (60%) orang
sudah berhasil mengukur tekanan darah dan 4 (40%) orang belum berhasil
mengukur tekanan darah.
- Berdasarkan hasil dokumentasi 14 (54%) warga penderita hipertensi sudah
mengisi kartu sehat mandiri sesuai perilaku kontrol tekanan darahnya
- Pokjakes sudah memiliki 5 alat pengukur tekanan darah
- Keluarga binaan yang bisa dijadikan role model untuk penderita hipertensi: Ny.
T di RT 3, Ny. S di RT 4, Ny. J di RT 2, Ny. R di RT 1

92
Administrasi dan Kebijakan
DS :
DO :
- Berdasarkan hasil angket evaluasi, diketahui bahwa 25 keluarga (92 %) merasa
bahwa fasilitas kesehatan yang tersedia mudah dijangkau.
- Berdasarkan hasil angket evaluasi, 23 keluarga (85 %) mengatakan bahwa
selama ini tokoh agama dan tokoh masyarakat senantiasa memberi saran dan
motivasi pada penderita hipertensi untuk berobat.
- Berdasarkan hasil angket evaluasi, diketahui bahwa 24 keluarga (89 %)
menyatakan bahwa pemeriksaan tekanan darah selalu ada tersedia di Posyandu

2 Perilaku mencari kesehatan : Diit Perilaku dan Lingkungan


Hipertensi pada warga RW IV DS : Kelompok III dan
- Berdasarkan hasil wawancara dengan Ny. K di RT. 01 pada tanggal 24 Juni
Kelurahan Tinjomoyo
2008, mengatakan cara pengolahan masakan untuk penderita hipertensi yaitu Korwil Pokjakes
berhubungan kurangnya apabila memasak makanan untuk penderita hipertensi disisihkan terlebih
pengetahuan tentang diit hipertensi dahulu dan jika ingin masak ikan asin, ikan asin direndam dan dicuci 2-3 kali
yang benar. sebelum dimasak.
DO :
- Berdasarkan hasil angket evaluasi, penderita hipertensi yang mengkonsumsi
makanan yang seharusnya dihindari dengan frekuensi 3 sampai 5 kali seminggu
sebanyak 13 orang (48%) menurun menjadi 10 orang (37 %) dan dengan
frekuensi setiap hari dalam seminggu dari 5 orang penderita (19 %) menjadi
3 orang (11 %).

Pendidikan dan Organisasi


DS :
- Berdasarkan hasil wawancara dengan Ny. T di RT. 03 pada tanggal 24 Juni
2008, mengatakan bahwa pengertian diit hipertensi yaitu menu makanan
seimbang untuk penderita hipertensi, dengan tujuan untuk menurunkan tekanan
darah dan untuk memepertahankan tekanan darah dalam batas normal

93
- Berdasarkan hasil wawancara dengan Ny. I di RT. 05 pada tanggal 24 Juni
2008, mengatakan prinsip diit hipertensi yaitu batasi makanan yang
mengandung tinggi garam dan banyak mengkonsumsi makanan yang
mengandung kalium seperti pisang, apel dan semangka
DO :
- Berdasarkan hasil angket evaluasi diketahui bahwa keluarga yang mengatakan
cara perawatan hipertensi dengan cara mengurangi garam berjumlah 16
keluarga (24 %) meningkat menjadi 20 keluarga (74 %).
Administrasi dan Kebijakan
DS :
- Kepala Puskesmas Ngesrep menyatakan siap membantu mengirimkan tenaga
ahli untuk membantu menginformasikan diet bagi penderita hipertensi.
DO :
- Berdasarkan hasil angket diketahui bahwa 25 keluarga (92 %) menganggap
bahwa pelayanan petugas kesehatan selama ini kepada penderita hipertensi dan
keluarga sudah memuaskan

3 Pemeliharaan kesehatan tidak Perilaku dan Lingkungan


efektif : pencegahan ISPA pada DS : Kelompok III dan
masyarakat di RW 1V kelurahan - Berdasarkan hasil wawancara dengan ketua RT 03 dan RT 04, mengatakan
Tinjomoyo Semarang bahwa masyarakat sudah membuang sampah pada tempat pembuangan sampah Korwil Pokjakes
berhubungan dengan keterbatasan sementara yang telah dibangun.
sumber-sumber materi : kurangnya - Berdasarkan hasil wawancara dengan ketua RT.03 mengatakan telah
pengetahuan, keterbatasan membagikan tempat sampah kepada setiap rumah warga yang belum memiliki
informasi dan ketidakmampuan tempat sampah.
dalam pengambilan keputusan dan DO :
perawatan ISPA. - Berdasarkan hasil angket evaluasi, diketahui bahwa kebiasaan keluarga yang
mengkonsumsi air es menurun dari 98 keluarga (59 %) menjadi 80 keluarga
(49 %).
- Berdasarkan hasil angket evaluasi diketahui bahwa keluarga yang anggota
keluarganya biasa tidur di lantai menurun dari 22 keluarga (13 %) menjadi 10

94
keluarga (7 %), yang biasa tidur menggunakan kipas angin menurun dari 60
keluarga (36 %) menjadi 30 keluarga (21 %).
- Berdasarkan hasil angket evaluasi, diketahui bahwa perilaku keluarga
membuka jendela sepanjang hari meningkat dari 103 keluarga (62 %) menjadi
136 keluarga (82 %).
Pendidikan dan Organisasi
DS : -
DO :
- Berdasarkan hasil angket evaluasi diketahui bahwa pengetahuan keluarga
tentang penyebab ISPA meningkat dari 36 keluarga (22 %) menjadi 136
keluarga (82 %) yang menyatakan penyebab ISPA adalah virus.
- Berdasarkan hasil angket evaluasi tentang tanda dan gejala ISPA diketahui
bahwa dari 53 keluarga (32 %) meningkat menjadi 103 keluarga (62 %) yang
mengatakan tanda dan gejala ISPA adalah batuk pilek, dan dari 13 keluarga (8
%) meningkat menjadi 22 keluarga (13 %) yang mengatakan tanda dan gejala
ISPA adalah bersin-bersin.
- Berdasarkan hasil angket evaluasi diketahui bahwa dari 99 keluarga (60 %)
mengatakan penyakit ISPA berbahaya meningkat menjadi 136 keluarga (82 %).
- Berdasarkan hasil angket evaluasi diketahui bahwa dari 103 keluarga (62 %)
mengatakan ISPA merupakan penyakit menular meningkat menjadi 150
keluarga (92 %).
- Berdasarkan hasil angket evaluasi diketahui bahwa dari 93 keluarga (68 %)
meningkat menjadi 123 keluarga (75 %) yang mengatakan ISPA menular lewat
udara dan 28 keluarga (21 %) meningkat menjadi 53 keluarga (32 %) yang
mengatakan ISPA menular melalui kontak dengan penderita.
- Berdasarkan hasil angket evaluasi diketahui bahwa pengetahuan tentang cara
pencegahan ISPA, dari 127 keluarga (77 %) yang mengatakan cara mencegah
penyakit ISPA adalah dengan menjaga kebersihan lingkungan meningkat
menjadi 135 keluarga (81 %), dan dari 25 keluarga (15 %) yang mengatakan
cara mencegah penyakit ISPA adalah dengan mengkonsumsi makanan bergizi
meningkat menjadi 120 keluarga (73 %).
Administrasi dan Kebijakan

95
DS :
- Berdasarkan hasil wawancara dengan kader Posyandu di wilayah RW IV
Kelurahan Tinjomoyo, mengatakan kegiatan posyandu diadakan setiap bulan
pada tanggal 15 dengan kegiatan seperti imunisasi, pemberian makanan
tambahan, penimbangan berat badan bagi balita.
DO :
- Berdasarkan hasil angket diketahui bahwa 136 keluarga (82 %) menyatakan
bahwa mereka memerlukan pengarahan, penyuluhan atau informasi kesehatan
yang berkelanjutan tentang penyakit ISPA.

4 Pemeliharaan kesehatan tidak Perilaku dan Lingkungan Kelompok III dan


efektif: pengelolaan sampah di DS :
wilayah RW IV khususnya RT 04 - Berdasarkan hasil wawancara dengan Ketua RT 04 pada tanggal 24 Jui 2008, Korwil Pokjakes
dan RT 05 Kelurahan Tinjomoyo mengatakan bahwa sejak diadakan kerja bakti pada hari minggu 8 Juni 2008
berhubungan dengan kurangnya sudah tidak ada masyarakat yang membuang sampah di tempat terbuka yang
kesadaran masyarakat tentang ada di wilayah RT 04.
pentingnya kebersihan DO :
lingkungan, kurangnya motivasi - Berdasarkan hasil observasi tempat pembuangan sampah ditanah terbuka
masyarakat terhadap kesehatan diwilayah RT.04. telah dibersihkan dan tidak ada lagi sampah berserakan.
lingkungan. - Berdasarkan hasil observasi diketahui bahwa tempat sampah sementara yang
dibangun warga sudah 75 % jadi.
- Berdasarkan hasil angket evaluasi diketahui bahwa keluarga yang tidak
memilah sampahnya sebelum dibuang berjumlah 123 keluarga (75 %) menurun
menjadi 42 keluarga (25 %).
- Berdasarkan hasil angket evaluasi diketahui bahwa keluarga yang tidak
memiliki tong sampah di lingkungan rumah sebanyak 25 keluarga (15 %)
menurun menjadi 2 keluarga (1 %).
- Berdasarkan hasil angket diketahui bahwa keluarga yang memiliki rumah
dengan kondisi umum berdebu berjumlah 12 keluarga (7 %) menurun menjadi
2 keluarga (1 %).
Penidikan dan Organisasi

96
DS :-
DO :
- Berdasarkan hasil angket diketahui bahwa 120 keluarga (72 %) mengatakan
ada hubungan antara gangguan kesehatan yang dialami anggota keluarga
dengan keberadaan sampah yang dibuang sembarangan.
- Berdasarkan hasil angket diketahui bahwa 136 keluarga (82 %) mengatakan
bahwa akan ada penyakit yang diakibatkan pembuangan sampah yang tidak
benar.
Administrasi dan Kebijakan
DS :
- Berdasarkan hasil wawancara dengan Ketua RW IV, mengatakan setiap RT
mengadakan kerja bakti minimal sebulan sekali setiap hari minggu untuk
membersihkan lingkungan.
- Berdasarkan hasil wawancara dengan Ketua RT 03, mengatakan pada tempat
terbuka yang ada di wilayah RT 04 sekarang sudah dibuat tempat sampah
sementara, dan dipasang larangan membuang sampah sembarangan.
DO :
- Berdasarkan hasil angket diketahui bahwa 93 keluarga (56 %) mengatakan
bahwa tidak ada sanksi bagi warga yang membuang sampah sembarangan.
- Berdasarkan hasil angket diketahui bahwa 138 keluarga (84 %) mengatakan
tidak perlu ada penghargaan bagi warga yang membuang sampah secara benar.

97
EVALUASI HASIL

NO DIAGNOSA KEPERAWATAN EVALUASI HASIL EVALUATOR

1 Pemeliharaan kesehatan tidak Epidemiologi


Kelompok III dan
efektif : penyakit hipertensi, DO :
pencegahan dan pengobatan - Jumlah penderita hipertensi di RW IV yang terdeteksi adalah 27 orang dari Korwil Pokjakes
hipertensi pada penderita dan jumlah 538 orang (5 %).
anggota keluarga yang beresiko di - Berdasarkan hasil angket jumlah kekambuhan penderita hipertensi selama tiga
RW IV Kelurahan Tinjomoyo bulan terakhir yang mengalami kekambuhan 1-3 kali dalam sebulan berjumlah
berhubungan dengan keterbatasan 13 orang (48 %) dan kambuh 7 kali dalam sebulan berjumlah 2 orang (7 %).
sumber materi : kurangnya - Berdasarkan hasil angket dalam 1 tahun terakhir penderita hipertensi yang tidak
pengetahuan, keterbatasan dapat bekerja selama 1 minggu karena hipertensinya kambuh berjumlah 3
informasi dan ketidak mampuan orang (11 %) dan tidak bekerja lebih dari 1 minggu berjumlah 3 orang (11 %).
dalam pengambilan keputusan dan - berdasarkan laporan kader terdapat 1 orang menderita stroke di RT 4 RW 4
perawatan hipertensi. Sosial
DS :
DO :
- Berdasarkan hasil angket diketahui penduduk yang berusia 36 – 59 tahun
berjumlah 197 orang (33, 27%) dan penduduk yang berusia di atas 60 tahun
berjumlah 40 orang (7,43%).
- Berdasarkan hasil angket diketahui bahwa keluarga yang memiliki tabungan
berjumlah 69 keluarga (42 %) dan yang tidak memiliki tabungan berjumlah 96
keluarga (58 %).
- Berdasarkan hasil angket diketahui bahwa sebanyak 101 keluarga (61 %) tidak
memiliki jaminan kesehatan.

Kelompok III dan


2 Perilaku mencari kesehatan : Diit Epidemiologi
Hipertensi pada warga RW IV DO :

98
Kelurahan Tinjomoyo - Keluarga yang beresiko hipertensi berjumlah 73 keluarga (42 %) Korwil Pokjakes
berhubungan kurangnya - Jumlah penderita hipertensi di RW IV yang terdeteksi adalah 27 orang dari
pengetahuan tentang diit hipertensi jumlah 538 orang (5 %)
yang benar. Sosial
DS :
DO :
- Berdasarkan hasil angket diketahui penduduk yang berusia 36 – 59 tahun
berjumlah 197 orang (33, 27%) dan penduduk yang berusia di atas 60 tahun
berjumlah 40 orang (7,43%).

3 Pemeliharaan kesehatan tidak Epidemiologi


efektif : pencegahan ISPA pada DS : - Kelompok III dan
masyarakat di RW 1V kelurahan DO :
Tinjomoyo Semarang - Anggota keluarga yang menderita batuk pilek dalam 1 tahun terakhir berjumlah Korwil Pokjakes
berhubungan dengan keterbatasan 54 orang (35 %).
sumber-sumber materi : kurangnya Sosial
pengetahuan, keterbatasan DS :
informasi dan ketidakmampuan - Berdasarkan hasil wawancara dengan kader posyandu semua balita di wilayah
dalam pengambilan keputusan dan RW IV telah di imunisasi.
perawatan ISPA.
DO :
- Berdasarkan hasil angket diketahui bahwa penduduk yang bekerja sebagai
Wiraswasta berjumlah 35 orang (13 %) dan yang bekerja sebagai pekerja
swasta berjumlah 158 orang (58 %).
- Berdasarkan hasil angket diketahui bahwa keluarga yang tidak memiliki
jaminan kesehatan sebanyak 101 keluarga (61,21 %).

4 Pemeliharaan kesehatan tidak Epidemiologi Kelompok III dan


efektif: pengelolaan sampah di DS : -
wilayah RW IV khususnya RT 04 DO : Korwil Pokjakes

99
dan RT 05 Kelurahan Tinjomoyo - Berdasarkan hasil angket didapatkan bahwa anggota keluarga yang menderita
berhubungan dengan kurangnya diare sebanyak 6 orang (4 %), anggota keluarga yang menderita demam
kesadaran masyarakat tentang berdarah sebanyak 2 orang (1 %), dan anggota keluarga yang menderita batuk
pentingnya kebersihan lingkungan pilek berjumlah 54 orang (35 %).
, kurangnya motivasi masyarakat
terhadap kesehatan lingkungan. Sosial
DS :
- Berdasarkan hasil wawancara denga ketua RT. 03 pada tanggal 24 Juni 2008,
mengatakan bahwa sampah rumah tangga belum diolah dengan benar,
masyarakat masih jarang yang memisahkan sampah basah, sampah kering dan
sampah belah pecah sebelum dibuang.
DO :
- Jumlah kepala keluargta yang ada di RW IV sebanyak 165 kepala keluarga
dengan 538 jiwa.

100

Anda mungkin juga menyukai