Anda di halaman 1dari 6

Jurnal Foundry Vol. 3 No.

2 Oktober 2013 ISSN : 2087-2259

PENGARUH PACK CARBURIZING DAN KEKASARAN PERMUKAAN


TERHADAP UMUR FATIK MATERIAL POROS BAJA S45C

Sunardi, Rina Lusiani, Abby Opera Fitra


Jurusan Teknik Mesin Universitas Sultan Ageng Tirtayasa
Jl. Jenderal Sudirman KM 03 Cilegon 42435
Email: parikesit_ka@yahoo.co.id

Abstrak
Poros merpakan salah satu lemen mesin yang memiliki peranan cukup signifikan dalam konstruksi mesin.
Melalui poros inilah daya dan putaran mesin dapat dipindahkan dan diteruskan dari satu bagian ke bagian
yang lainnya. Kerusakan yang paling sering dialami oleh poros adalah fatik, yakni sekitar 85%. Untuk itu
diperlukan poros yang memiliki sifat-sifat tertentu sehingga aman ketika digunakan. Dalam penelitian ini
akan dipelajari pengaruh kekasaran permukaan poros terhadap umur fatiknya. Poros dengan kekasaran
permukaan yang berbeda diberikan perlakuan pack carburizing agar diperoleh kekerasan yang tinggi.
Pengujian fatik dilakukan dengan rotating bending test (RBT) pada siklus rendah. Dari penelitian dapat
disimpulkan bahwa kekasaran permukaan dan perlakuan pack carburizing memberikan dampak yang
signifikan terhadap umur fatik poros. Semakin tinggi kekasaran permukaan poros, semakin rendah umur
pakai poros. Di sisi yang lain, perlakuan pack carburizing juga berkontribusi terhadap penurunan umur
fatik poros, meskipun dapat meningkatkan kekerasan permukaan material poros.

Keyword: kekasaran permukaan, pack carburizing, umur lelah, kekerasan

1. PENDAHULUAN mesin secara keseluruhan. Sedangkan


Kegagalan dan kerusakan poros mesin dapat kekerasan poros dimaksudkan untuk
berupa keausan dan fatik. Berdasarkan mengurangi laju keausan pada saat terjadi
penelitian Nishida (1985) bahwa sebesar kontak antara permukaan poros dengan
85%, kegagalan poros disebabkan oleh bagian-bagian lain dimana terjadi gerak
fatik. Hal ini dapat dimengerti sebab fungsi relatif akan terjadi satu dengan yang
utama poros adalah meneruskan daya dan lainnya.
putaran mesin secara berulang dan terus Langkah yang cukup sulit untuk
menerus. Terlebih untuk mesin-mesin menentukan karakteristik poros yang ideal
modern saat ini yang menuntut poros dapat adalah mengkompromikan antara
berputar pada kecepatan tinggi. Poros akan kekerasan, kekuatan dan kekakuan. Untuk
lebih cepat mengalami kegagalan jika itu dibutuhkan penelitian yang lebih rumit
tegangan yang bekerja cukup tinggi dan untuk mencapai keinginan tersebut.
berfluktuasi. Berbagai proses manufaktur baik berupa
Beban yang dialami poros ketika perlakuan permukaan, memberi paduan
bekerja sangat komplek, karena harus tertentu atau rekayasa proses lainnya
memperhitungkan sifat mekanis material dilakukan secara terus menerus.
dan dampak getaran yang ditimbulkan. Sifat
mekanis poros yang dianggap penting 2. TINJAUAN PUSTAKA
antara lain: kekuatan, kekakuan dan 2.1. Pertimbangan Disain Poros
kekerasan bahan poros. Kekakuan Seperti yang telah diuraikan di atas bahwa
dibutuhkan poros karena sebuah poros harus poros memiliki peranan yang sangat besar
cukup tangguh menahan beban lentur, terhadap kinerja sebuah konstruksi mesin.
beban geser dan torsi selama bekerja. Sebuah poros dapat mengalami tegangan
Kekakuan poros dianggap penting karena lentur, tegangang puntir atau kombinasi dari
akan berpengaruh terhadap besaran defleksi tegangan lentur dan puntir. Seorang insinyur
yang ditimbulkan ketika meneruskan daya harus mampu mengidentifikasi berbagai
dan putaran mesin. Kekakuan poros kemungkinan tegangan yang akan dialami
memiliki kaitan langsung dengan getaran oleh poros ketika sudah beroperasi.

7
Ketepatan dalam menentukan tipe sangat penting. Korosi merupakan salah
pembebanan ini akan berpengaruh terhadap satu persoalan yang harus diperhatikan
proses manufaktur dan jenis material yang mengingat serangan korosi ini dapat
akan digunakan. menurunkan kualitas bahan.
Ada beberapa hal yang dapat menjadi
penyebab kegagalan poros, antara lain: 2.2. Pack Carburizing
1. Terjadinya beban berlebih yang bekerja Pack carburizing merupakan sebuah metode
pada poros. penambahan atom karbon yang diperoleh
2. Terbentuknya konsentrasi tegangan melalui bubuk arang padat. Arang padat ini
pada permukaan poros karena tidak dapat diperoleh dari arang tempurung
sempurnanya proses manufaktur. kelapa, arang kokas, arang kayu atau arang
3. Kesalahan asssembling, terutama pada padat lainnya. Untuk mempercepat proses
saat pemasangan bantalan. karburisasi dapat diberikan bahan tambahan
4. Scoring atau melting pada permukaan lain, seperti BaCO3 (barium carbonat) atau
poros sebagai akibat buruknya NaCO3 (natrium carbonat) sebesar 10-40%
pelumasan. dari berat arang. Dalam penelitian ini
5. Jika poros tidak memiliki kelenturan energizer yang digunakan adalah barium
yang cukup dalam menerima beban carbonat dan bubuk arang padat berasal dari
pada saat beroperasi. tempurung kelapa.
Kelima faktor tersebut merupakan Bubuk arang padat (80%) dan barium
faktor dominan yang menyebabkan carbonat (20%) dimasukkan bersama-sama
kegagalan material poros. Dalam ke dalam kotak karburisasi yang tertutup
merencanakan sebuah poros diperlukan rapat dan dipanaskan hingga suhu 850oC.
pertimbangan-pertimbangan tertentu. Spesimen uji dibiarkan berada dalam kotak
Berikut ini adalah hal-hal yang harus karburisasi selama 3 jam. Setelah itu
diperhatikan dalam merancang poros mesin: spesimen dibiarkan hingga dingin secara
1. Pemilihan material poros. Poros yang alami.
bekerja pada putaran tinggi dan beban Proses pemanasan yang diberikan pada
berat biasanya dibuat dari baja paduan kotak karburisasi akan memicu terjadinya
dengan perlakuan tertentu pada proses difusi atom karbon ke dalam
permukaannya. Kekerasan permukaan permukaan material. Menurut Suherman
ini dimaksudkan untuk mencegah (1998), pack carburizing dapat memberikan
terjadinya keausan pada poros. pelapisan karbon hingga 1,2% pada
2. Kekuatan. Sebuah poros harus memiliki permukaan bahan. Sedangkan Amstead
kemampuan untuk menerima beban (1979) menyatakan bahwa ketebalan lapisan
lentur, puntir atau kombinasi dari kedua karbon yang terbentuk dengan proses
beban tersebut. karburisasi padat ini dapat mencapai 0,75-
3. Kekakuan poros. Poros tidak hanya 4mm.
perlu kuat saja, tetapi juga harus mampu
menerima adanya deformasi. Kekakuan 2.3. Umur Fatik Material
poros dapat diperoleh dengan Fatik merupakan menempati urutan
merekayasa konstruksi poros, seperti utama sebagai penyebab kegagalan sebuah
poros dibuat sependek mungkin. material. Penelitian Nishida (1985)
4. Putaran kritis. Putaran kritis dapat menunjukkan bahwa sekitar 85%, penyebab
dirasakan pada putaran tertentu. Ketika kegagalan material adalah fatik. Fatik dapat
sebuah poros mengalami getaran yang dipicu oleh adanya konsentrasi tegangan
sangat besar pada putaran tertentu, pada material, seperti: kekasaran
maka nilai tersebut sebagai putaran permukaan, porositas, perubahan dimensi
kritis. Putaran kritis dapat memicu komponen, adanya alur atau perlakuan
terjadinya kegagalan poros atau mekanis lainnya.
mengganggu kinerja konstruksi mesin Ada beberapa langkah yang dapat
secara keseluruhan. dilakukan untuk meningkatkan umur fatik
5. Faktor lingkungan. Jika sebuah poros material. Dalam penelitiannya, Ferdous dan
bekerja dalam lingkungan korosif, maka Makabe (2012) memberikan perlakuan
ketahanan terhadap korosi menjadi plastis pada Aluminum A2024 dengan

8
indentasi. Dari penelitian tersebut treatment tidak dapat meningkatkan
menunjukkan bahwa, pemberian indentasi kekuatan lelahnya.
dan ekspansi dapat meningkatkan umur ·
fatik material. 3. METODOLOGI PENELITIAN
Perlakuan ion nitriding mampu 3.1. Material
meningkatkan umur fatik material baja 4340 Material yang digunakan dalam riset ini
hingga mencapai 91% (Sirin et.al., 2008). adalah baja karbon sedang JIS S45C.
Penelitian de Castro et.al. (2010) kandungan karbon baja ini sekitar 0.45%.
menunjukkan bahwa kandungan Posphor pengujian komposisi kimia dilakukan
(P) memiliki pengaruh yang sangat kuat dengan spectrometri. Beberapa sifat penting
terhadap sifat impak baja SAE 5160. Dari material ini antara lain:
riset yang sama ditemukan bahwa Tabel 1. Sifat mekanis baja JIS S45C
kandungan P masih kurang dari 0.03wt%. Yield Tensile
Elongation
Suhu quenching 850oC dan tempering Designation Point
2
Strength
2 (%)
530oC memiliki umur fatik yang lebih baik. (N/mm ) (N/mm )
Kondisi pemotongan pada benda kerja S45C 339 499 34
yang dibubut memiliki pengaruh yang
sangat kuat terhadap umur fatik material 3.2. Preparasi Spesimen
(De Castro, 2010). Terdapat perbedaan Spesimen dibuat dengan menggunakan mesin
bubut konvensional dengan mengelompokkan
umur lelah material yang dikerjakan dengan spesimen ke dalam tiga derajat kekasaran. Untuk
mesin bubut ataupun digerinda. Hal ini memperoleh kekasaran yang berbeda digunakan
dapat menjadi indikasi bahwa proses parameter proses yang berbeda. Setelah itu
manufaktur memiliki pengaruh terhadap spesimen diberikan perlakuan panas berupa pack
kualitas material yang dihasilkan. carburizing.
Pack carburizing dimaksudkan untuk
meningkatkan kekerasan permukaan. Material
2.4. Kekasaran Permukaan Poros
dipanaskan hingga suhu 850oC dengan holding
Kekasaran permukaan merupakan hasil time 3 jam. Kekasaran permukaan yang diperoleh
proses manufaktur. Perbedaan proses dari proses manufaktur adalah 0.82 m, 2.07 ?m
manufaktur akan menghasilkan kekasaran dan 4.77 m.
permukaan yang berbeda. Demikian pula
material perkakas potong, parameter proses 3.3. Uji Lelah Siklus Rendah
manufaktur dan pengerjaan akhir ikut Pada penelitian ini digunakan uji lelah
menentukan kualitas permukaan material. siklus rendah, sehingga tegangan yang
Kekasaran permukaan dapat menjadi diberikan cukup tinggi 250, 341 dan 455
inisiasi retakan terutama ketika material MPa. Spesimen yang digunakan dalam uji
tersebut menerima pembebanan berulang lelah material ini merujuk pada standar JIS
dan berfluktuasi. Z 2274 dengan ukuran sebagai berikut:
Perilaku lelah material pada spesimen
pada sikus lelah rendah N < 105 dengan
siklus fatik tinggi N > 105 tidak memiliki
perbedaan yang mencolok. Spesimen
dengan permukaan yang halus memiliki
umur lelah material yang lebih lama (Alang
et. Al., 2011). Dari riset ini pula diperoleh
pernyataan bahwa inisiasi retakan
meningkat seiring dengan kekasaran
Gambar 1. Spesimen uji lelah JIS Z 2274
spesimen yang meningkat.
Kokavec (2011) menyatakan bahwa
4. HASIL DAN PEMBAHASAN
kondisi permukaan memiliki pengaruh yang
4.1. Komposisi Kimia
sangat kuat terhadap sifat lelah bahan. Hal
Terdapat 18 unsur kimia yang terdeteksi
ini ditunjukkan oleh permukaan yang
pada uji komposisi kimia ini. Pada paper ini
digerinda halus memiliki perilaku dan umur
hanya ditampilkan beberapa unsur saja yang
fatik yang lebih baik. Permukaan hasil
memiliki prosentase cukup tinggi.
coran menunjukkan perilaku lelah material
Perubahan prosentase unsur kimia pada
yang buruk. Pemberian shot-blasting

9
proses pack carburizing dapat ditunjukkan material terjadi secara seragam pada
pada Tabel 2 di bawah ini. kedalaman yang sama.
Tabel 2. Unsur kimia sebelum dan Deposisi dan kedalaman kekerasan
sesudah pack carburizing dipengaruhi oleh kekasaran permukaannya,
Unsur Sebelum Setelah seperti terlihat pada Gambar 3 di bawah ini.
Kimia Treatment Treatment Spesimen yang diberikan perlakuan pack
C 0.440 1.890 carburizing menunjukkan terjadinya
Si 0.308 0.297 deposisi atom carbon yang cukup signifikan
Mn 0.759 0.745 jika dibandingkan dengan material tanpa
S 0.014 0.016 perlakuan. Penumpukan unsur karbon pada
Cu 0.253 0.251 permukaan dapat menyebabkan getas dan
Ni 0.101 0.104 tegangan permukaan.
Cr 0.204 0.203
Dari Tabel 2 terlihat bahwa terjadi
peningkatan unsur karbon pada permukaan
material. Sedangkan untuk unsur-unsur
yang lain relatif tidak mengalami perubahan
berarti. Peningkatan unsur karbon ini akan (a) (b)
mempengaruhi sifat mekanis material.

4.2. Distribusi Kekerasan Permukaan


Perlakuan pack carburizing memiliki
dampak yang cukup signifikan terhadap
peningkatan kekerasan permukaan hingga (c) (d)
mencapai 55.6% dari spesimen tanpa Gambar 3. Struktur mikro material
perlakuan panas. Hal ini mengindikasikan dengan pack carburizing pada kekasaran
difusi atom karbon ke spesimen terjadi (a) 0.82? m, (b) 2.07? m, (c) 4.77? m dan
cukup baik. Dari Gambar 2 juga dapat (d) non-tretament
dilihat bahwa distribusi kekerasan pada
setiap titik uji menunjukkan perbedaan. 4.3. Pengaruh Pack Carburizing dan
Artinya pada permukaan memiliki Kekasaran Permukaan Terhadap
kekerasan yang cukup tinggi, dan semakin Umur Lelah Bahan
mendekati titik inti spesimen kekerasan Umur lelah material dipengaruhi oleh
mengalami penurunan. banyak faktor, antara lain adanya
300 konsentrasi tegangan, perlakuan permukaan,
PC-
0.82mm perubahan dimensi material atau struktur
270 mikro material lainnya. Dari pengujian lelah
Kekerasan, HB

240 PC- dapat dibuktikan bahwa kekasaran


2.07mm permukaan sangat bepengaruh terhadap
210 umur lelahnya.
PC-
180 4.72mm Dari Gambar 4 menunjukkan bahwa
semakin tinggi kekasaran permukaan
150
NC material, semakin cepat material mengalami
1 2 3 4 5
kegagalan. Hal ini disebabkan oleh adanya
Titik Injakan
konsentrasi tegangan permukaan pada alur-
Gambar 2. Distribusi kekerasan alur bekas pemotongan. Alur pada
permukaan permukaan material dapat memicu
terjadinya retakan awal. Adanya beban yang
Yang menarik untuk dicermati adalah terus terus bekerja pada material akan
kekasaran permukaan dapat mempengaruhi menyebabkan terjadinya pertumbuhan retak
tingkat kekerasan spesimen. Semakin halus hingga patah.
kekasaran permukaan, maka distribusi Kekasaran permukaan dari hasil proses
kekerasan pada sisi terluar semakin tinggi. manufaktur sangat menentukan umur lelah
Hal ini disebabkan difusi atom ke dalam material. Semakin halus permukaan

10
material, semakin panjang umur lelahnya.
Untuk itu diperlukan proses finishing yang Dari Gambar 5 terlihat bahwa pack
baik agar umur material dapat optimal. carburizing menyebabkan penurunan umur
500 lelah pada semua tingkatan kekasaran
permukaan. Semakin tinggi nilai kekerasan
Tegangan, MPa

400 material, semakin rendah umur lelahnya.


300 Hal ini dapat menjadi indikasi bahwa
peningkatan kekerasan tidak selalu diikuti
200
oleh kekuatan tarik material. Peningkatan
100 kekerasan material dapat menyebabkan
0
material menjadi lebih getas dan tegangan
0 200 400 permukaan dapat memicu terjadinya inisiasi
retakan.
Jumlah Siklus N (x1000)

PC-0.82?m PC-2.07?m 5. KESIMPULAN


Dari penelitian ini dapat diambil beberapa
PC-4.77?m NC-0.83?m
kesimpulan sebagai berikut:
NC-1.91?m NC-4.63?m 1. Pack carburizing yang diberikan pada
Gambar 4. Pengaruh kekasaran material memberikan dampak kekerasan
permukaan dan pack curbaurizing yang cukup signifikan. Material tanpa
terhadap umur material perlakuan memiliki kekerasan 191.2 HV,
sedangkan setelah diberikan pack
Dari Gambar 4 juga terlihat bahwa pack carburizing kekerasan permukaan dapat
carburizing yang diberikan pada material mencapai 294 HV.
ikut berkontribusi terjadinya penurunan 2. Semakin kasar permukaan spesimen,
umur lelah material. Peningkatan kekerasan maka semakin rendah umur lelah
permukaan tidak selalu linier dengan material.
peningkatan keuletan bahan. Justru 3. Perlakuan pack carburizing memberikan
peningkatan kekerasan tersebut dapat dampak penurunan terhadap umur
menjadi pemicu retakan awal pada lelahnya, meskipun terjadi peningkatan
permukaan bahan. kekerasan.
4. Semakin tinggi kekerasan material,
4.4. Hubungan Antara Kekarasan dan semakin rendah umur lelah materialnya.
Umur Lelah Material
Kekerasan permukaan material memiliki DAFTAR PUSTAKA
pengaruh terhadap umur lelah material. 1. Ferdous, M.D.S. dan Makabe, C., 2012,
Perlakuan panas untuk meningkatkan Improvement of Fatigue Life of a Holed
kekerasan tidak selalu diiringi oleh Specimen of Aluminum-Alloy 2024-T3
peningkatan umur lelah material. Berikut by Indentation and Hole Expansion,
adalah hubungan antara kekerasan material Advanced Materials Development and
dengan umur lelahnya. Performance (AMDP2011),
300 International Journal of Modern
Kekerasan, HV

280 Physics: Conference Series, Vol. 6, pp.


260 336-342.
240
220 2. Sirin, S.Y., Sirin, K. dan Kaluc, E.,
200 2008, Effect of the Ion Nitriding Surface
180 Hardening Process on Fatigue
0 100 200 300 400
Behavior of AISI 4340 Steel, Materials
Characterization 59, pp. 351-358.
Umur Lelah N (x1000) 3. De Castro, D.B., Ventura, J.M., Rucket,
C.O.F.T., Spinelli, D., dan Filho,
Halus Sedang Kasar
W.W.B, 2010, Influence of Phosphorus
Gambar 5. Hubungan antara Kekerasan Content and Quenching/Tempering
dan Umur Lelah Material Temperatures on Fracture Toughness

11
and Fatigue Life of SAE 5160 Steel, Engineering & Technology IJET-IJENS
Materials Research 13 (4), pp. 445-455. Vol. 11 No. 01, pp. 160-163.
4. Alang, N.A., Razak, N.A. dan Miskam, 5. Kokavec, M., Konecna, R., dan
A.K., 2011, Effect of Surface Roughness Nicoletto, G., 2011, Influence of
on Fatigue Life of Notched Carbon Surface Quality on Fatigue Behavior of
Steel, International Journal of Nodular Cast Iron, Acta Metallurgica
Slovaca, Vol. 17, No.2, pp. 99-105.

12

Anda mungkin juga menyukai