Anda di halaman 1dari 19

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Remaja sebagai calon penerus bangsa, aset bangsa. Tahap perkembangan
yang rawan. Masalah yang paling banyak ditemukan : kehamilan,
penyalahgunaan obat dan alkohol, kecelakaan, bunuh diri, penyakit karena
hubungan sex ( Lancaster, 1996). Di Indonesia, masalah remaja : penyalahgunaan
obat dan alkohol, kehamilan, perilaku kekerasan dan malnutrisi.
1.2 Tujuan
- sebagai tugas akhir mata kuliah komunitas I
- memberikan sumber informasi kepada para mahasiswa
BAB II
ISI
2.1 PENGERTIAN
Remaja : masa transisi/ peralihan dari masa kanak-kanak menujudewasa yang
ditandai dengan adanya perubahan aspek fisik,psikis & psikososial.
• Remaja awal (13-14 thn)
• Remaja Tengah (15-17 Thn)
• Remaja akhir (18-21 Thn)
2.2 PERKEMBANGAN
a. Perkembangan Kognitif Remaja
• Abstrak. (teoritis) menghubungkan ide,pemikiran atau konsep pengertian guna
menganalisa dan memecahkan masalah. Contoh pemecahan masalah abstrak ;
aljabar.
• Idealistik. berfikir secara ideal mengenai diri sendiri, orang lain maupun
masalah social kemasyarakatan yang ditemui dalam hidupnya.
• Logika. berfikir seperti seorang ilmuwan, membuat suatu perencanaan
untukmemecahkan suatu masalah. Kemudian mereka menguji cara pemcahan
secara runtut, tratur dan sistematis.
b. Perkembangan Psikososial Remaja
Tugas Perkembangan (Menurut Havighurst)
- Menyesuaikan diri dengan perubahan fisiologis – psikologis
- Belajar bersosialisasi sebagai seorang laki-laki maupun wanita
- Memperoleh kebebasan secara emosional dari orang tua dan orang dewasa lain
- Remaja bertugas untuk menjadi warga negara yang bertanggung jawab.
- Memperoleh kemandirian dan kepastian secara ekonomis
c. Perkembangan Identitas Diri
1. Konsep diri
2. Evaluasi diri
3. Harga diri
4. Efikasi diri
5. Kepercayaan diri
6. Tanggung jawab
7. Komitmen
8. Ketekunan
9. Kemandirian
2.3 REMAJA DALAM KELUARGA
Masalah penting hubungan keluarga adalah apa yang disebut dengan
kesenjangan generasi antara remaja dengan orang tua mereka (menonjol terjadi
dibidang norma-norma sosial).
Sebab-sebab umum pertentangan
dengan keluarga adalah :
- standart perilaku
- Metode disiplin
- Hubungan dengan saudara kandung
- Merasa jadi korban
- Sikap yang sangat kritis
- Besarnya kelurga
- Perilaku yang kurang matang
- Memberontak terhadap sanak keluarga
Konflik – Konflik Remaja Dalam Keluarga
(Dariyo, 2004)
1. Konflik Pemilihan Teman atau pacar.
- Bila remaja wanita ; anaknya diharapkan dapat menjaga diri agar jangan
sampai terlibat dalam pergaulan bebas (free-sex, narkoba)
- Bila remaja laki-laki; anaknya diharapkan selalu waspada
2. Konflik pemilihan jurusan atau program studi
3. Konflik dengan saudara kandung (Biasa terjadi pertengkaran, percekcokan atau
konflik antara anak yang satu dengan yang lain)
Pola Asuh Orang Tua
Menurut Baumrind (1967), terdapat 4 macam pola asuh orang tua:

1. Pola asuh Demokratis


Pola asuh demokratis adalah pola asuh yang memprioritaskan
kepentingan anak, akan tetapi tidak ragu-ragu mengendalikan mereka. Orang tua
dengan pola asuh ini bersikap rasional, selalu mendasari tindakannya pada rasio
atau pemikiran-pemikiran. Orang tua tipe ini juga bersikap realistis terhadap
kemampuan anak, tidak berharap yang berlebihan yang melampaui kemampuan
anak. Orang tua tipe ini juga memberikan kebebasan kepada anak untuk memilih
dan melakukan suatu tindakan, dan pendekatannya kepada anak bersifat hangat.

2. Pola asuh Otoriter


Pola asuh ini cenderung menetapkan standar yang mutlak harus dituruti,
biasanya dibarengi dengan ancaman-ancaman. Orang tua tipe ini cenderung
memaksa, memerintah, menghukum. Apabila anak tidak mau melakukan apa yang
dikatakan oleh orang tua, maka orang tua tipe ini tidak segan menghukum anak.
Orang tua tipe ini juga tidak mengenal kompromi dan dalam komunikasi biasanya
bersifat satu arah. Orang tua tipe ini tidak memerlukan umpan balik dari anaknya
untuk mengerti mengenai anaknya.

3. Pola asuh Permisif


Pola asuh ini memberikan pengawasan yang sangat longgar. Memberikan
kesempatan pada anaknya untuk melakukan sesuatu tanpa pengawasan yang
cukup darinya. Mereka cenderung tidak menegur atau memperingatkan anak
apabila anak sedang dalam bahaya, dan sangat sedikit bimbingan yang diberikan
oleh mereka. Namun orang tua tipe ini biasanya bersifat hangat, sehingga
seringkali disukai oleh anak.
4. Pola asuh Penelantar
Orang tua tipe ini pada umumnya memberikan waktu dan biaya yang
sangat minim pada anak-anaknya. Waktu mereka banyak digunakan untuk
keperluan pribadi mereka, seperti bekerja, dan juga kadangkala biaya pun
dihemat-hemat untuk anak mereka. Termasuk dalam tipe ini adalah perilaku
penelantar secara fisik dan psikis pada ibu yang depresi. Ibu yang depresi pada
umumnya tidak mampu memberikan perhatian fisik maupun psikis pada anak-
anaknya.

Menurut Diane Baumrind dalam Djiwandono (1989: 23-24) pola asuh orang
tua dapat diidentifikasikan menjadi 3, yaitu:
1. Pola asuh Demokratis
Pola asuh orang tua yang demokratis pada umumnya ditandai dengan
adanya sikap terbuka antara orang tua dan anak. Mereka membuat semacam
aturan-aturan yang disepakati bersama. Orang tua yang demokratis ini yaitu orang
tua yang mencoba menghargai kemampuan anak secara langsung.

2. Pola asuh Otoriter


Pola asuh otoriter ditandai dengan orang tua yang melarang anaknya
dengan mengorbankan otonomi anak. Menurut Danny (1986: 96), pola asuh
otoriter mempunyai aturan-aturan yang kaku dari orang tua.

3. Pola asuh Permisif


Pola asuh permisif ditandai dengan adanya kebebasan tanpa batas kepada
anak untuk berbuat dan berperilaku sesuai dengan keinginan anak. Moesono
(1993: 18) menjelaskan bahwa pelaksanaanpola asuh permisif atau dikenal pula
dengan pola asuh serba membiarkan adalah orang tua yang bersikap mengalah,
menuruti semua keinginan, melindungi secara berlebihan, serta memberikan atau
memenuhi semua keinginan anak secara berlebihan.
2.4 Faktor- Faktor terjadinya Kenakalan Remaja
1.Kondisi keluarga yang berantakan (Broken Home)
2. Kurangnya perhatian dan kasih sayang dari orang tua
3. Status sosial ekonomi orang tua rendah
4. Penerapan disiplin keluarga yang tidak tepat
2.5 Secara Umum Mekanisme Koping pada remaja
1. Penguasaan Kognitif
- Usaha untuk belajar terhadap sistuasi atau stresor
- Perbaiki informasi dengan sharing, diskusi.
2. Conformity (penyesuaian)
- pengakuan kelompok
3. Perilaku terkontrol
- Remaja butuh perubahan dalam hidupnya
- Tidak dapat menerima peraturan keluarga dan sekolah tanpa bertanya.
4. Fantasi
- Membantu mengembangkan berfikir fantasi yang kreatif.
5. Aktivitas gerak
BAB III
ASUHAN KEPERAWATAN KELUARGA DENGAN ANAK
REMAJA

FORMAT PENGKAJIAN ASUHAN KEPERAWATAN


KELUARGA

PENGKAJIAN KELUARGA

1. Identitas Umum Keluarga


a. Identitas Kepala Keluarga
Nama : Tn K
Umur : 40 tahun
Agama : Islam
Suku : Jawa
Pendidikan : SD
Pekerjaan : Buruh (Sopir)
Alamat : Desa Jatimulya RT 5 RW 3 Lebaksiu
No. Telp :-

b. Komposisi Keluarga

No Nama L/P Usia Hub. Pendidikan Pekerjaan Status


Klg Kesehatan
1 Tn. K L 40 th suami SD Kepala Sehat
rumah
tangga
2 Ny. I P 35 th Istri SD Ibu Sehat
Rumah
Tangga
3 An. F L 13 th Anak Mts Pelajar Sehat
4 An. D P 5 th Anak Tk Pelajar Sehat
c. Genogram

Keterangan :

= Laki-laki

= Perempuan
////// = Anggota keluarga yang sakit
- - - - - = Anggota dalam satu rumah
= Anggota keluarga yang sudah meninggal

d. Tipe keluarga
a). Jenis type keluarga : nuclear family (keluarga yang terdiri dari
suami,istri serta anak kandung)
b). Masalah yang terjadi dengan type tersebut : Terkadang terjadi
pertengkaran antara anak pertama dengan anak kedua dikarenakan sifatnya
yang masih kekanak-kanakan dan tidak mau mengalah
e. Suku Bangsa
a). Asal suku bangsa : Jawa
b). Budaya yang berhubungan dengan kesehatan : Bahwa 2 anak sudah
cukup dan bisa mendukung kesehatan keluarga yang optimal serta
kesejahteraan hidup yang baik.
f. Agama dan Kepercayaan yang mempengaruhi kesehatan :
Keluarga Tn. K jika ada keluarga yang sakit langsung dibawa ke dokter
puskesmas.

g. Status sosial dan Ekonomi Keluarga


a). Anggota keluarga yang mencari nafkah : Tn. K
b). Penghasilan : Rp 1.500.000,-/bulan
c). Harta benda yang dimiliki : Rumah, motor, kulkas, TV,
perabot Rumah Tangga, dll
d). Kebutuhan yang dikeluarkan tiap bulan : Rp 1.200.000,- dan sisanya
disimpan untuk keperluan
yang tak terduga.

2. Riwayat dan Tahap Perkembangan Keluarga


a. Tahap Perkembangan Keluarga Saat Ini :
Tahap perkembangan Keluarga Tn. K termasuk dalam tahap
perkembangan usia remaja. An. F merupakan anak pertama dari keluarga Tn.
K. Dia merupakan anak yang mudah bergaul, penurut, bersikap optimistis,
sudah timbul perasaan suka dengan lawan jenis, mempunyai perilaku
bertanggung jawab secara sosial, mampu memilih karier/cita-cita yang
diinginkannya, mampu memposisikan peran sosial di lingkungan.
b. Tahap Keluarga yang Belum Terpenuhi dan Kendalanya :
An. F tergolong anak usia remaja awal. Terkadang emosinya masih
tergolong labil sehingga keluarga harus mampu membantu anak dalam
mengontrol emosinya dengan pendekatan yang adaptif dan edukatif. Keluarga
juga harus mampu membantu anak dalam mempersiapkan karier atau cita-cita
yang dinginkannya serta mendorong anak untuk bisa memposisikan diri
sebagai anak tertua yang bertanggung jawab menjaga keluarga dan adiknya
serta memberikan pemahaman dan sikap moral terhadap norma-norma yang
berlaku baik di keluarga maupun di masyarakat.
c. Riwayat Kesehatan Inti :
1). Riwayat keluarga saat ini :
Bahwa anggota keluarga Tn K ada yang mempunyai masalah kesehatan
yaitu An. D anak kedua dari keluarga Tn. K yang menderita penyakit
influenza ± seminggu yang lalu.
2). Riwayat Penyakit Keturunan
Tn K dan istrinya yaitu Ny. I tidak mempunyai riwayat penyakit keturunan
yang diwariskan dari orang tuanya.
3). Riwayat Kesehatan masing-masing anggota keluarga
No Nama Umur BB Keadaan Imunisasi Masalah Tindakan yang
Kesehata (BCG/Poli Kesehata telah dilakukan
n o/DPT/HB/ n
Campak)
1. Tn. K 40 th 60 kg Sehat Lengkap Tidak ada Tidak ada
2. Ny. I 35 th 62 kg Sehat Lengkap Tidak ada Tidak ada
3. An. F 13 th 48 kg Sehat Lengkap Tidak ada Tidak ada
4. An. D 5 th 15 kg Sakit Lengkap Tidak ada Tidak ada

4). Sumber Pelayanan yang dimanfaatkan


Keluarga Tn K jika ada anggota keluarganya yang sakit ringan maka
hanya mengkonsumsi obat-obatan yang dibeli di apotik atau warung akantetapi
jika sakitnya sudah parah maka akan dibawa ke Dokter Umum ataupun Rumah
Sakit
5). Riwayat Kesehatan Keluarga Sebelumnya
Anggota keluarga Tn K sebelumnya pernah dirawat di RSUD Soesilo
Slawi yaitu istri Tn. K akibat menderita penyakit chikungunyah.

3. Pengkajian Keluarga
a. Karakteristik Rumah
1). Luas rumah : 144 m2
2). Tipe rumah : Permanen
3). Kepemilikan : Pribadi
4). Jumlah dan ratio kamar : 3 kamar
5). Ventilasi jendela : Cukup dengan terdapatnya ventilasi
disetiap kamar dan ruangan yang lain
6). Pemanfaatan ruangan : Baik dengan penerangan yang cukup
7). Septic tank : Tidak ada (Pembuangan langsung ke
sungai)
8). Sumber air : Menggunakan sumur
9). Kamar mandi/WC : Terdapat 1 kamar mandi menyatu dengan
WC
10). Sampah : Pembuangan sampah di tanah kosong atau
Pekarangan

11). Kebersihan lingkungan : Cukup bersih dimana terdapat saluran


irigasi dibelakang rumah yang digunakan untuk pembuangan (feses)
sekaligus pekarangan untuk pembuangan sampah baik organik maupun non
organik

12). A. Denah rumah :

Saluran irigasi
Kamar 1 Kamar 3

Ruang tamu
Kamar
mandi /
Kamar 2 Dapur wc

Pintu masuk
b. Karakteristik Tetangga dan Komunitas RW
1). Kebiasaan : Klien dengan tetangga sekitar rumah sangat dekat dan
merupakan saudaranya sendiri sehingga terbiasa saling membantu bila salah satu
mempunyai kegiatan di lingkungannya. Jarak rumah Kelurga Tn K dengan
tetangganya termasuk dekat
2). Aturan : Bahwa setiap warga harus ikut andil dalam kebersihan
lingkungan terutama kebersihan sepanjang jalan dan sungai. Warga diminta untuk
mau ikut kerja bakti demi kebersihan lingkungan serta agar tidak terjangkit
penyakit chikungunyah yang akhir-akhir ini sedang marak di lingkungan desanya.
3). Kebersihan : Setiap 1 bulan sekali warga membersihkan lingkungan.
Terutama di sekitar pinggir jalan akan dibuat pondasi untuk mencegah meluapnya
air sungai di pemukiman warga saat musim hujan dan untuk memperindah jalan.
4). Budaya : Budaya yang digunakan adalah gotong royong dan paguyuban
c. Mobilitas Geografis Keluarga
Keluarga Tn. K sebelumnya tinggal di Jakarta selama ± 8 tahun setelah itu
pindah rumah di desa Jatimulya ± 1 tahun ini.

d. Sistem Pendukung
Keluarga Tn. K ada 4 orang terdiri atas suami, istri, dan 2 orang anak.

4. Struktur Keluarga
a. Pola/cara Komunikasi Keluarga
Diantara anggota keluarga terbina hubungan yang harmonis. Dalam
menghadapi suatu permasalahan biasanya selalu dilakukan dengan cara
musyawarah keluarga sebelum diputuskan suatu permasalahan. Komunikasi
dilakukan dengan cara terbuka
b. Struktur Kekuatan Keluarga
Merupakan keluarga inti yang terdiri suami istri dan dua orang anak yang
satu sama lain saling memperhatikan
c. Struktur Peran Keluarga
1). Tn. K :
 Peran informal : Tn. K sebagai orang yang dihormati dan sebagai
pengambil keputusan
 Peran formal : Menjadi kepala keluarga, suami, ayah
2). Ny. I :
 Peran informal : Ny. I sebagai orang yang penyayang
terhadap anak- anaknya serta bisa sebagai sahabat jika anaknya sedang
membutuhkan saran atau meluangkan uneg-unegnya
 Peran formal : Sebagai ibu rumah tangga, istri. ibu
3). An. F
 Peran formal : Sebagai anak pertama
 Peran informal : An. F berperan sebagai pelindung dan penghibur
4). An. D
 Peran formal : Sebagai anak kedua
 Peran informal : An. D merupakan anak bungsu dari keluarga Tn. K dan
mempunyai peran sebagai penghibur
d. Nilai dan norma keluarga
Nilai dan norma yang berlaku dalam keluarga menyesuaikan dengan nilai
dalam agama Islam yang dianutnya serta norma masyarakat di sekitarnya.

5. Fungsi Keluarga
a. Fungsi Afektif
Keluarga cukup rukun dan perhatian dalam membina rumah tangga.
b. Fungsi sosial
1). Kerukunan hidup dalam keluarga
Kerukunan terjaga dengan baik
2). Interaksi hubungan dalam keluarga
Interaksi dalam keluarga sangat baik dengan komunikasi yang dilakukan
secara terbuka
3). Anggota keluarga yang dominan dalam pengambilan keputusan
Dalam mengambil keputusan, Keluarga Tn K selalu mengedepankan
musyawarah yang dilakukan antara Tn K dengan istrinya. Tetapi saat Tn. K
tidak ada dirumah, segala keputusan di ambil oleh Ny I dengan sebelumnya
sudah berkomunikasi atau berkoordinasi dengan suaminya.
4). Kegiatan keluarga waktu senggang
Berkunjung ke sanak saudara dan seringkali dihabiskan dirumah dengan
menonton TV dengan anaknya
5). Partisipasi dalam kegiatan social
Tn K merupakan orang yang mengadu nasib di ibukota Jakarta. Waktunya
dihabiskan di Jakarta mencari nafkah untuk keluarganya. Sebulan sekali Tn.
K pulang kerumah untuk bertemu istri dan anak-anaknya. Hal ini sudah
diketahui oleh masyarakat dilingkungannya dan memaklumi kondisi Tn. K
karena sedikit sekali intensitas untuk berinteraksi sosial dengan
lingkungannya.
c. Fungsi Perawatan Kesehatan
1). Mengenal masalah kesehatan
Keluarga Tn K terutama Ny. I mengatakan bahwa dia tahu akan makan
makanan yang bergizi. Ny. I selalu memperhatikan asupan nutrisi bagi
keluarganya terutama anak-anaknya salah satunya adalah selalu ada menu
sayuran setiap makan siang. Ny. I tahu bahwa sayuran itu sangat penting
untuk kesehatan anaknya. Selain nasi yang tinggi karbohidrat serta lauk pauk
yang tinggi akan protein, Ny. I juga menyediakan buah-buahan serta susu
sebagai menu tambahan bagi anak-anaknya.

2). Mengambil keputusan mengenai tindakan kesehatan yang tepat


Keluarga Tn. K saat ada anggota keluarga yang sakit ringan seperti batuk,
pilek, demam hanya mengkonsumsi obat-obatan yang dibeli di warung atau apotik
seperti Decolgen, Paramex, dll. Keluarga Tn. K juga menyimpan cadangan obat-
obatan dirumah yang dibeli dari warung atau apotik. Tetapi, jika penyakitnya
tidak kunjung sembuh (> 1 minggu) atau sakitnya parah maka keluarga Tn. K
akan berobat ke dokter atau Rumah Sakit.
3). Merawat anggota keluarga yang sakit
Keluarga Tn K saat ini tidak ada anggota keluarganya yang mengalami
sakit.jika ada yang sakit Tn K segera berupaya untuk berobat agar cepat sembuh
4). Memelihara lingkungan rumah yang sehat
Rumah keluarga Tn K letaknya dekat dengan saluran irigasi. Rumah Tn. K
tidak dilengkapi dengan septic tank sehingga pembuangannya (feses) langsung
menuju saluran irigasi. Rumah Tn. K juga dikelilingi lahan kosong atau
pekarangan yang dijadikan tempat pembuangan sampah baik itu organik maupun
non organik.. Hal inilah yang mengakibatkan keluarga Tn. K yaitu Ny. I sebulan
yang lalu terjangkit penyakit chikungunya yang dibawa oleh nyamuk jenis aedes
albopictus karena kesadaran akan kesehatan dan kebersihan lingkungan yang
masih rendah serta disekeliling rumah keluarga Tn. K dikelilingi banyak pohon
bambu yang merupakan sarang nyamuk jenis aedes albocpitus.
5). Menggunakan pelayanan kesehatan di masyarakat
Fasilitas /pelayanan kesehatan yang ada yaitu puskesmas, rumah bidan
serta dokter yang semuanya masih bisa di jangkau dengan kendaraan dan jaraknya
relatif dekat dengan rumah keluarga Tn K. Keluarga Tn. K saat ada anggota
keluarganya yang sakit langsung membawanya ke puskesmas atau dokter yang
terdekat. Tetapi jika penyakitnya sudah mulai parah maka akan langsung dibawa
ke RS terdekat.
d. Fungsi Reproduksi
Keluarga Tn. K berkeinginan mempunyai 2 anak saja sehingga bisa
mengoptimalkan pendidikan anaknya serta kesejahteraan keluarganya. Dahulu
Ny. I pernah menggunakan KB suntik ± 3 tahun. Setelah merasa tidak cocok dan
membuat badan menjadi gemuk akhirnya Ny. I mengambil keputusan berhenti
menggunakan KB sampai sekarang.
e. Fungsi Ekonomi
a. Upaya pemenuhan sandang pangan :
Tn. K bekerja sebagai buruh (sopir) di Jakarta
b. Pemanfaatan sumber yang ada di masyarakat : tidak ada

6. Stress dan Koping Keluarga


a. Stressor jangka pendek
Keluarga Tn K ingin anak pertamanya menjadi anak yang pintar, anak
yang penurut serta mau mengerti kondisi ekonomi keluarganya saat mengalami
krisis keuangan.
b. Stressor jangka panjang
Keluarga Tn K ingin anaknya mampu hidup mandiri secara penuh tanpa
bergantung dengan orang tua. Mampu belajar hidup yang sehat terhadap diri
sendiri sebagai organisme yang sedang tumbuh, menjadi pribadi yang kuat dan
mau menerima keadaan baik secara fisik maupun financial keluarga.
c. Respon keluarga terhadap stressor
Keluarga Tn. K sudah dapat beradaptasi dengan baik dengan
perkembangan anaknya sekarang ini. Mereka menyebutkan hal itu masih wajar
dan masih bisa diperbaiki melalui pendekatan yang edukatif.
d. Strategi koping
Keluarga biasanya berdiskusi dalam menghadapi masalah apalagi
menyangkut perkembangan anaknya.
e. Strategi adaptasi disfungsi
Keluarga selalu menggunakan pendekatan yang adaptif dan edukatif jika
anaknya dalam perkembangan mengalami keterlambatan ataupun tidak sesuai
harapan keluarga.
7. Harapan Keluarga
a. Terhadap masalah kesehatan
Keluarga Tn K berharap agar keluarganya tidak mengalami penyakit yang
sama yang diderita istrinya dan akan lebih waspada serta menjaga kebersihan
dan kesehatan dilingkungannya.

b. Petugas kesehatatan yang ada


Keluarga Tn K berharap agar petugas kesehatan yang ada mampu memberikan
pelayanan yang baik dan sama rata tidak membeda-bedakan berdasarkan status
sosial ekonomi.

8. Pemeriksaan Fisik
No Jenis Nama Anggota Keluarga
Pemeriksaan Ny. I An. F An. D
1. Kesadaran CM CM CM
2. TTV :
a. TD 120/80 mmHg 110/80mmHg -
b. Suhu 36 ˚C 36,7 ˚C 37˚C
c. Nadi 86 kali/menit 84 kali/menit 90 kali/menit
d. Pernafasan 20 kali/menit 18 kali/menit 22 kali/menit

3. BB dan TB BB : 62 kg BB : 48 kg BB : 15 kg
TB : 151 cm TB : 148 cm TB : 90 cm
4. Kepala Mesochepal, Mesochepal, Bulat ,
Tidak ada kelainan Tidak ada kelainan Tidak ada kelainan
5. Mata Konjungtiva an Konjungtiva an Konjungtiva an
anemis, sclera non anemis, sclera non anemis, sclera non
ikterik ikterik ikterik
7. Leher Tidak ada pembesaran Tidak ada Tidak ada
kelenjar tiroid pembesaran kelenjar pembesaran kelenjar
tiroid tiroid
8. Telinga Bersih, bentuk Bersih, bentuk Bersih, bentuk
simetris, fingsi simetris, fingsi simetris, fingsi
pendengaran baik pendengaran baik pendengaran baik
9. Mulut Mukosa bibir lembab Mukosa bibir lembab Mukosa bibir lembab
10. Hidung Bentuk simetris, fungsi Bentuk simetris, Bentuk simetris,
penciuman baik fungsi penciuman fungsi penciuman
baik baik
11. Paru-paru Inspeksi : bentuk Inspeksi : bentuk Inspeksi : bentuk
simetris palpasi : taktil simetris palpasi : simetris palpasi :
fremitus sama perkusi : taktil fremitus sama taktil fremitus sama
sonor perkusi : sonor perkusi : sonor
auskultasi : vesikuler auskultasi : vesikuler auskultasi : vesikuler
12. Jantung Inspeksi : kedua belah Inspeksi : kedua Inspeksi : kedua
dada simetris belah dada simetris belah dada simetris
(Prekordium),ictus (Prekordium),ictus (Prekordium),ictus
kordis tampak. kordis tampak. kordis tampak.
Palpasi : terdapat Palpasi : terdapat Palpasi : terdapat
pulsasi, ictus kordis pulsasi, ictus kordis pulsasi, ictus kordis
teraba teraba teraba
Perkusi : redup (pekak) Perkusi : redup Perkusi : redup
Auskultasi : s1> s2, (pekak) (pekak)
murni tidak ada suara Auskultasi : s1> s2, Auskultasi : s1> s2,
tambahan murni tidak ada suara murni tidak ada suara
tambahan tambahan

13. Abdomen Inspeksi : datar, tidak Inspeksi : datar, tidak Inspeksi : datar, tidak
ada bekas luka ada bekas luka ada bekas luka
Auskultasi : bising Auskultasi : bising Auskultasi : bising
usus 12x/menit usus 14x/menit usus 16x/menit
Palpasi : tidak ada Palpasi : tidak ada Palpasi : tidak ada
nyeri tekan nyeri tekan nyeri tekan
Perkusi : timpani Perkusi : timpani Perkusi : timpani
14. Kulit dan kuku Turgor kulit < 3 detik, Turgor kulit < 3 Turgor kulit < 3
CRT < 3 detik, kuku detik, CRT< 3 detik, detik, CRT < 3 detik,
bersih dan tidak kuku bersih dan tidak kuku bersih dan tidak
panjang panjang panjang
15 Ekstremitas Tidak ada masalah, Tidak ada masalah, Tidak ada masalah,
keadaan kuku bersih, keadaan kuku bersih, keadaan kuku bersih,
tidak ada oedema tidak ada oedema tidak ada oedema

Diagnosa keperawatan
1. Gangguan proses keluarga berhubungan dengan transisi perkembangan
NANDA, 2015 Domain 7. Hubungan peran. Kelas hubungan keluarga hal
; 312
2. Prikaku ksehatan cenderung berisiko berhubungan dengan status sosia-
eknomi rendah
NANDA, 2015 Domain 1. Promosi kesehatan. Kelas 2 managemen
kesehatan hal ; 160
DAFTAR PUSTAKA
http://ayam65.wordpress.com/2008/06/16/askep-remaja-2/
http://materi-kuliah-akper.blogspot.com/2010/05/askep-keluarga-dengan-remaja-
askep.html
http://materi-kuliah-akper.blogspot.com/2010/04/asuhan-keperawatan-
keluarga.html
http://organisasi.org/jenis-macam-tipe-pola-asuh-orangtua-pada-anak-cara-
mendidik-mengasuh-anak-yang-baik

Anda mungkin juga menyukai