BAB I Hernia
BAB I Hernia
STATUS PASIEN
2.1. Identifikasi
Nama : Tn. D
Umur/ TTL : 61 tahun
Jenis kelamin : Laki-laki
Kebangsaan : Indonesia
Agama : Islam
Status perkawinan : Menikah
Pekerjaan : Petani
Alamat : Tanjung Pinang
MRS : 3 April 2018
3. Pemeriksaan Fisik
Status Generalis
Keadaan umum : Baik
Kesadaran : Compos Mentis
Gizi : TB 160 cm
BB 75 kg
IMT
Pernafasan : 20 x/menit
Nadi : 88 x/menit
Tekanan darah : 130/90mmHg
Suhu : 36,5 °C
Kepala : Normocephali
Mata : conjungtiva anemis (-/-), sklera ikterik (-/-), pupil
isokor (+/+), refleks cahaya (+/+)
Leher : JVP 5-2 cmH2O
Kelenjar getah bening : Tidak ada pembesaran
Thoraks
Pulmo
Inspeksi : simetris, retraksi (-), statis, sela iga tidak melebar
Palpasi : stemfremitus kanan = kiri, nyeri tekan (-), sela iga normal
Perkusi : sonor, nyeri ketok (-), batas paru hepar normal
Auskultasi : vesikuler (+/+), ronchi (-/-), wheezing (-/-)
Cor
Inspeksi : iktus cordis tidak terlihat
Palpasi : iktus cordis tidak teraba
Perkusi : Batas jantung dalam batas normal
Auskultasi : Bunyi jantung I-II normal, murmur (-), gallop (-)
Abdomen : Lihat status lokalis
Genitalia Eksterna : Tidak ada kelainan
Ekstremitas atas : Tidak ada kelainan
Ekstremitas bawah : Tidak ada kelainan
Status Lokalis
Regio Abdomen
Inspeksi : Datar
Palpasi : Lemas, nyeri tekan (-)
Perkusi : Timpani
Auskultasi : Bising usus (+) normal
4. Pemeriksaan Penunjang
Laboratorium (3 April 2018)
Hemoglobin : 16,9 (14-18 g/dl)
Hematokrit : 51 (40-48%)
Leukosit : 8.000 (4.000-10.000/ mm3)
Trombosit : 212.000 (150.000-400.000 /ul)
RBC : 5,8 (4-6 juta/mm3)
MCV : 88 (80-100 fL)
MCH : 29 (26-34 Pg)
MCHC : 33 (32-36%)
Glukosa Sewaktu : 159 (<200 mg/dL)
Masa Perdarahan : 2.00 menit (1-3 menit)
Masa Pembekuan : 8.00 menit (4-10 menit)
Ureum : 38 (10-50 mg/dl)
Creatinin : 1,2 (0,5-1,5mg/dl)
Cholesterol : 185 (150-220 mg/dl)
Trigliserida : 163 (<200 mg/dl)
HbsAg :-
HIV :-
5. Diagnosis Banding
Hernia Inguinal Lateralis sinistra reponibel
Hernia Inguinal Medial Sinistra ireponibel
Hidrokel Sinistra
6. Diagnosis Kerja
Hernia Inguinalis Lateralis Sinistra Irreponibel
7. Penatalaksanaan
Edukasi
Pro hernioraphy
8. Prognosis
Quo Ad Vitam : Bonam
Quo Ad Functionam : Bonam
Quo Ad Sanationam : Bonam
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
2.1 HERNIA
2.1.1 Definisi
Hernia merupakan protrusi atau penonjolan isi suatu rongga melalui defek
atau bagian lemah dari dinding rongga yang bersangkutan. Hernia berarti
penonjolan suatu kantung poriteneum, suatu organ atau lemak pra-peritoneum
melalui cacat konginental atau akuisita dalam parietes muskuloaponeurotik dinding
abdomen, yang normalnya tak dapat dilewati . Sebagian besar hernia timbul pada
regio ingualis, sekitar 50 persen merupakan hernia inguinalis indirek dan 25 persen
sebagai inguinalis direk. Bagian-bagian dari hernia yaitu: Cincin hernia, kantung
hernia (vaginalis), isi hernia.
2.1.2 Klasifikasi
Hernia diklasifikasikan menurut berbagai dasar:
Klasifikasi hernia berdasarkan terjadinya:
1) Hernia kongenital, merupakan hernia bawaan yang terjadi pada saat bayi
berada dalam kandungan dan menetap sampai bayi lahir.
2) Hernia akuisita, merupakan hernia dapatan, yang umumnya terjadi akibat
faktor peningkatan tekanan intra abdomen.
1) Hernia inguinalis
Hernia inguinalis dapat terjadi karena anamoli kongenital atau didapat.
Hernia inguinalis timbul paling sering pada pria dan lebih sering pada sisi
kanan dibandingkan pada sisi kiri nanti. Pada orang yang sehat, ada tiga
mekanisme yang dapat mencegah terjadinya hernia inguinalis, yaitu kanalis
inguinalis yang berjalan miring, adanya struktur m.oblikus internus
obdominis yang menutup annulus inguinalis internus ketika berkontraksi,
dan adanya fasia transversa yang kuat menutupi trigonum Hasselbach yang
umumnya hampir tidak berotot. Faktor paling kausal yaitu adanya proses
vaginalis (kantong hernia) yang terbuka, peninggian tekanan didalam
rongga perut, dan kelemahan otot dinding perut karena usia. Hernia
inguinalis di bagi lagi, yaitu : hernia inguinalis medialis dan hernia
inguinalis lateralis.
2) Hernia femoralis
Hernia femoralis umumnya di jumpai pada perempuan tua. Keluhan
biasanya muncul berupa benjolan di lipat paha yang muncul terutama pada
waktu melakukan kegiatan yang menaikkan tekanan intraabdomen. Pintu
masuk hernia femoralis adalah annulus femoralis. Selanjutnya, isi hernia
masuk ke dalam kanalis femoralis yang berbentuk corong sejajar dengan
v.femoralis sepanjang kurang lebih 2 cm dan keluar pada fosa ovalis di lipat
paha .
3) Hernia umbilikalis
Hernia umbilikalis merupakan hernia kongenital pada umbilikus yang
hanya tertutup peritoneum dan kulit. Hernia ini terdapat pada kira-kira 20%
pada bayi dan lebih tinggi lagi pada bayi prematur.
4) Hernia para-umbilikalis
Hernia para-umbilikalis merupakan hernia melalui suatu celah di garis
tengah di tepi kranial umbilikalus, jarang spontan terjadi di tepi kaudalnya.
5) Hernia epigastrika
Hernia epigastrika adalah hernia yang keluar melalui defek di linea alba
antara umbilikus dan prosesus xifoideus. Isi terdiri atas penonjolan jaringan
lemak preperitoneal dengan atau tanpa kantong peritoneum.
6) Hernia ventralis
Hernia ventralis adalah nama umum untuk semua hernia di dinding perut
bagian anterolateral seperti hernia sikatriks. Hernia sikatriks merupakan
penonjolan peritoneum melalui bekas luka operasi yang baru maupun yang
lama.
7) Hernia spieghel
Hernia spieghel ialah hernia interstisial dengan atau tanpa isinya mealui
fasia Spieghel.
8) Hernia obturatoria
Hernia obturatoria ialah hernia melalui foramen obturatorium.
9) Hernia perinealis
Hernia perinealis merupakan tonjolan hernia pada perineum melalui defek
dasar panggul yang dapat terjadi secara primer pada perempuan multipara,
atau skunder setelah operasi melalui perineum seperti prostatektomia atau
reseksi rectum secara abdominoperineal.
10) Hernia pantalon
Hernia pantolan merupakan kombinasi hernia inguinalis dan medialis pada
satu sisi.
Klasifikasi hernia berdasarkan sifatnya:
1) Hernia reponibel, bila isi kantong hernia dapat keluar masuk ke dalam
rongga.
2) Hernia irreponibel, bila isi kantong hernia tidak dapat dikembalikan lagi ke
dalam rongga.
3) Hernia inkarserata, bila isi kantong hernia terjepit oleh cincin hernia,
sehingga tidak dapat dikembalikan lagi, akibatnya terjadi gangguan pasase
dan tanda-tanda sumbatan usus.
4) Hernia strangulata, bila terjadi gangguan vaskularisasi dari mulai
bendungan sampai nekrosis, pada saat isi hernia terjepit oleh cincinnya.
2.2.3 Diagnosis
Gejala dan tanda klinis hernia banyak ditentukan oleh keadaan isi
hernia. Pada hernia reponibel, keluhan satu-satunya adalah munculnya
benjolan di daerah inguinalis terutama pada saat batuk, bersin, mengejan atau
mengangkat benda berat. Lalu benjolan tersebut dapat menghilang saat
penderita berbaring. Keluhan nyeri dapat menyertainya walaupun jarang,
disebabkan mekanisme nyeri viseral karena regangan mesenterium saat satu
segmen usus masuk ke dalam kantong hernia. Nyeri ini dirasakan di daerah
epigastrium atau para umbilikal. Nyeri yang disertai mual muntah dapat
timbul jika telah terjadi inkarserasi dan strangulasi.
Diagnosis ditegakkan atas dasar benjolan yang dapat direposisi atau
tidak. Jika tidak dapat direposisi, diagnosis ditegakkan atas dasar tidaknya
batas atas benjolan, dan adanya hubungan ke kranial melalui anulus
eksternus.
Hernia inguinalis lateralis muncul sebagai tonjolan berbentuk
lonjong, karena keluar melalui dua pintu (anulus inguinalis internus dan
eksternus), sedangkan hernia inguinalis medialis berbentuk tonjolan bulat,
karena langsung keluar melalui satu celah yaitu trigonum Hesselbach. Hernia
inguinalis medialis hampir selalu disebabkan oleh peningkatan tekanan intra
abdomen dan kelemahan dinding perut bagian trigonum Hesselbach. Oleh
karena itu, hernia ini kerap muncul bilateral, khususnya pada pria tua. Selain
itu hernia jenis ini jarang berpotensi inkerserasi/strangulasi karena cincinnya
yang besar. Pada hernia yang dapat direposisi, saat jari masih berada dalam
anulus eksternus, pasien dapat diminta mengejan, jika yang menyentuh
hernia adalah ujung jari pemeriksa, berarti itu adalah hernia inguinalis
lateralis; jika yang menyentuh hernia adalah bagian sisi jari, berarti hernia
tersebut adalah medialis. Cara ini disebut finger tip test.