Anda di halaman 1dari 3

Ablasio Retina

 Defenisi
Ablasio retina adalah terpisahnya sel batang dan kerucut dari epitel pigmen retina.
Pada keadaan ini, sel epitel pigmen retina masih melekat erat dengan membrane
Bruch. Antara sel kerubut dengan sel batang retina tidak terdapat suatu perlekatan
struktur dengan koroid atau pigmen epitel sehingga merupakan titik lemah yang
potensial untuk lepas secara embriologis.
Lepasnya retina atau sel kerucut dan batang dari koroid atau sel pigmen akan
mengakibatkan gangguan nutrisi retina pembuluh darah yang bila berlangsung lama
akan mengakibatkan gangguan fungsi penglihatan.
 Epidemiologi
Ablasio retina jarang terjadi pada populasi umum, tetapi suatu unit pelayanan
kesehatan matayang melayani sekitar 500.000 populasi kemungkinan menemukan
kasus ablasio retina tiga sampai empat kasus per minggu. Beberapa populasi memiliki
bakat dan peluang besar mengalami ablasio retina, misalnya mata dengan miopi tinggi,
pasca retinitis, dan retina yang memperlihatkan degenerasi dibagian perifer. Meskipun
kadang mengeni anak-anak, namun insidens ablasio retina meningkat seiring
bertambahnya umur mencapai maksimum pada kelompok usia 50-60 tahun. Kejadian
ablasio retina sedikit meningkat pada usia pertengahan (usia 20-30 tahun) akibat
trauma.
 Klasifikasi
 Ablasio Retina Regmatogenosa
Definisi : Terjadi akibat adanya robekan pada retina dan baisanya terjadi
pada bagian perifer, jarang pada macula. Miopi tinggi, afakia, degenerasi lattic
dan trauma mata biasanya berkaitan dengan ablasio retina.
Pathogenesis : Terjadi robekan pada retina, sehingga vitreus yang
mengalami likuifikasi dapat memasuki ruangan subretina dan menyebabkan
ablasio progresif.
Gambaran Klinis : Gangguan penglihatan yang kadang-kadang terlihat
seperti tabir yang menutup. Terdapat riwayat adanya pijaran api (fotopsia)
pada lapangan penglihatan. Ablasio yang berlokalisasi didaerah supratemporal
sangat berbahaya karena dapat mengangkat macula. Pada pemeriksaan
funduskopi akan terlihat retina yang terangkat berwarna pucat dengan
pembuluh darah diatasnya dan terlihat adanya robekan retina berwarna merah.
Bila bolamata bergerak akan terlihat retina yang lepas (ablasi) bergoyang.
 Ablasio Retina Traksional
Definisi : Terjadi akibat adanya tarikan oleh jaringan parut pada badan kaca
yang menyebabkan retina terangkat dari epitel pigmennya. Jaringan fibrosis
pada badan kaca dapat disebeabkan oleh retinopati diabetic proliferative,
vitreoretinopati proliferative, trauma mata dan perdarahan pada bagian kaca
akibat pembedahan atau infeksi.
Pathogenesis : Jika retina tertarik oleh serabut jaringan kontraktil pada
permukaan retina.
Gambaran Klinis : Lepasnya jaringan retina terjadi akibat jaringan parut pada
badan kaca yang akan mengakibatkan ablasio retina dan penglihatan turun
tanpa rasa sakit.
 Ablasio Retina Eksudatif
Definisi : Terjadi akibat adanya penimbunan cairan eksudat dibawah retina
(subretina) dan mengangkat retina. Penimbunan cairan subretina terjadi akibat
ekstravasasi cairan dari pembuluh retina dan koroid, misalnya pada penyakit
epitel pigmen retina dan koroid.
Pathogenesis : walaupun jarang terjadi, bila cairan berakumulasi dalam
ruang subretina akibat proses eksudasi, yang dapat terjadi selama toksemia
pada kehamilan.
Gambaran Klinis : penglihatan dapat berkurang dari ringan sampai berat.
Ablasi ini dapat hilang atau menetap bertahun-tahun setelah penyebabnya
berkurang atau hilang
 Penatalaksanaan
 Non Bedah
Pada jenis ablasio retina eksudasi, dimana terapinya sesuai kausa penyebab
ablasio retina.
 Bedah :
1. Pendekatan konvensional (eksternal) : pada pendekatan eksternal robekan
ditutup dengan menekan sclera menggunakan pita plomb silicon yang
diletakkan eksternal. Ini menghilangkan traksi vitreus pada lubang retina
dan mendekatkan epitel pigmen retina pada retina.
2. Pembedahan vitreoretina (internal) : pada pendekatan internal vitreus
diangkat dengan pemotong bedah mikro khusus yang dimasukkan kedalam
rongga vitreus melalui pars plana, tindakan ini menghilangkan traksi viterus
pada robekan retina.
 Komplikasi
Penurunan ketajaman penglihatan dan kebutaan merupakan komplikasi yang paling
sering terjadi pada ablasio retina. Penurunan penglihatan terhadap gerakan tangan atau
persepsi cahaya adalah komplikasi yang sering dari ablasio retina jika melibatkan
macula. Komplikasi pembedahan pada ablasio retina akan menimbulkan perubahan
fibrotic pada vitreus (vitreoretinopati prolifertif, PVR), PVR dapat menyebabkan
traksi pada retina dan ablasi retina lebih lanjut.
 Prognosis
Terapi yang cepat akan mendapatkan prognosis yang lebih baik. Perbaikan anatomis
kadang tidak sejalan dengan perbaikan fungsi. Jika macula melekat dan pembedahan
berhasil melekatkan kembali retina perifer, maka hasil penglihatan sangat baik. Jika
macula lepas lebih dari 24 jam sebelum pembedahan, maka tajam penglihatan
sebelumnya mungkin tidak dapat pulih sepenuhnya. Jika retina tidak berhasil
dilekatkan kembali dan pembedahan mengalami komplikasi, maka dapat timbul
perubahan fibrotic pada vitreus.

Anda mungkin juga menyukai