TINJAUAN PUSTAKA
sebagai berikut :
Divisi : Spermatophyta
Kelas : Dicotyledonae
Bangsa : Solanales
Suku : Labiateae
Marga : Pogostemon
2.2.1. Akar
dalam tanah. Untuk tanaman dewasa akar-akar sekunder menyebar sekitar 20-30
cm di bawah permukaan tanah. Tanaman yang berasal dari setek yang telah
disemai terlebih dahulu mempunyai akar serabut yang lebih kuat sehingga
2.2.2. Batang
Ciri khas dari tanaman nilam adalah batangnya berkayu dengan ketinggian
20-40 cm dengan diameter 10–20 mm. Sistem percabangan banyak dan bertingkat
bulan, tingginya dapat mencapai 1 meter dengan radius cabang selebar lebih
5
6
2.2.3. Daun
Daun tanaman nilam berbentuk bulat telur sampai bulat panjang (lonjong)
secara visual daun mempunyai ukuran panjang 5-10 cm berwarna hijau, tipis,
tidak kaku, dan berbulu pada permukaan bagian atas daun terletak duduk
berhadap hadapan permukaan daun kasar dengan bergerigi ujung daun tumpul dan
Tanaman nilam tumbuh pada ketinggian 2.200 mdpl. Akan tetapi nilam
akan tumbuh dengan baik dan berproduksi tinggi pada ketinggian tempat 10-400
mdpl. Dan menghendaki suhu yang panas dan lembap serta memerlukan curah
hujan yang merata. Curah hujan yang diperlukan berkisar 2500-3500 mm/tahun
dan merata sepanjang tahun. Sedang suhu yang baik adalah 240C-280C dengan
agak terlindung, asalkan tidak pada tempat yang sangat terlindung ( Sudaryani et
al, 2006).
2.3.2. Tanah
(Santoso, 1997). Tanah yang subur dan gembur, kaya akan humus dan tidak
tergenang merupakan tanah yang sangat sesuai untuk tanaman nilam. Jenis
tanah yang paling sesuai adalah tanah yang subur mempunyai tekstur halus,
kaya lumut, dan dapat diolah seperti Andosol atau Latosol dengan kemiringan
baik dari daun, cabang, batang, maupun akar. Faktor lingkungan salah satunya
minyak nilam. Hingga kini masih dianut paham bahwa tanaman nilam yang
merugikan. Hal ini karena tanaman memiliki ambang batas terhadap intensitas
cahaya yang harus diterima. Intensitas cahaya yang tinggi menyebabkan rusaknya
menyebabkan produktifitas tanaman menurun (Salisbury dan Ross, l992). Hal ini
juga dikatakan oleh Treshow (1970), bahwa intensitas cahaya yang terlalu tinggi
fotosintesisi.
mengalami defisit air. Intensitas matahari yang optimal akan berpengaruh positif
8
biomassa nilam yang tinggi, yang merupakan salah satu tujuan dalam budidaya
tanaman nilam. Biomassa merupakan massa semua bagian tanaman yang berasal
tanaman nilam salah satunya proses pembentukan minyak (patchouli) atau lebih
dikenal dengan sebutan minyak atsiri. Minyak atsiri merupakan salah satu sisa
proses metabolisme dalam tanaman, yang terbentuk karena reaksi antara berbagai
persenyawaan kimia dengan adanya air. Minyak atsiri umumnya terjadi dari
berbagai campuran persenyawaan kimia yang terbentuk dari unsur karbon (C),
hidrogen (H) dan oksigen (O) serta beberapa persenyawaan kimia yang
hasil dari metabolit sekunder yang disimpan didalam vakuola daun. Komponen
kimia yang menyusun minyak nilam terbagi dalam dua golongan, yaitu golongan
tumbuhan dengan menggunakan zat hara, karbondioksida dan air, serta bantuan
dari energi cahaya matahari. Menurut Salibury dan Ross (1992) cahaya matahari
yang mendukung pada proses adaptasi dan proteksi tanaman (Sri Haryanti.2010).
dalam berbagai organ. Penelitian menunjukan bahwa minyak atsiri dibuat didalam
dua bagian, kelenjar internal dan kelenjar eksternal, kelenjar internal terbentuk
oleh masuknya minyak atsiri dari luar sel, yang merusak sel-sel disekitarnya
berupa sel epedermis, produk dari kelenjar (minyak atsiri) tertimbun antara
kutikula (lapisan sel terluar) dan dinding sel antara satu sel dengan yang lainya
(Koensoemardiah, 2004).
2.6. Varietas
tanaman yang mempunyai ciri khas yang seragam dan stabil serta mengandung
perbedaan yang jelas dari varietas lain. Penggunaan varietas unggul merupakan
lokal antara lain berproduksi lebih tinggi, umur pendek serta tahan terhadap hama
dan penyaki. Balittro pada tahun (2005), telah melepas tiga varietas unggul nilam,
10
dengan kadar patchouli alkohol paling tinggi. Akan tetapih varietas ini memiliki
kadar minyak yang paling rendah diantara ketiga varietas unggul dan sangat
varietas unggul, sedangkan produksi terna dan kadar patchouli alkohol dari
minyak yang dihasilkan lebih rendah dari dibandingkan varietas Tapaktuan akan
tetapih lebih tinggi dibandingkan varietas Sidikalang. Varietas ini rentan terhadap
Sedangkan kadar patchouli alkohol dari minyak yang dihasilkan lebih tinggi
Tapaktuan. Produksi terna varietas ini paling rendah dibandingkan varietas unggul
lainya, akan tetapih varietas ini toleran terhadap R. Solanacearum dan agak rentan