Disusun Oleh :
Dosen Pembimbing :
1. Dahliana, SKM, M.Kes
2. Eprila SST, M.Keb
DIV GIZI
Segala puji dan syukur hanya untuk Allah SWT yang telah begitu
banyak melimpahkan rahmat dan karunia-Nya sehingga Kami dapat
menyelesaikan makalah ini dengan baik. Tugas ini berisikan materi-materi
pengantar ilmu sejarah dimana dalam setiap tulisannya mengandung motivasi
yang dapat memberikan tambahan ilmu pengetahuan bagi mereka yang
membacanya. Selesainya tugas ini tidak terlepas dari bantuan berbagai pihak,
oleh karena itu pada kesempatan ini Kami ingin mengucapkan terima kasih
kepada semua pihak yang telah membantu dalam penulisan tugas kelompok
ini. Kami menyadari bahwa makalah ini masih memiliki kekurangan-
kekurangan baik dari segi penulisan maupun isi. Hal ini dikarenakan
kebatasan kemampuan dan pengetahuan penulis. Untuk itu Kami
mengharapkan kritik dan saran yang sifatnya membangun dari semua pihak
guna perbaikan dalam pembuatan tugas-tugas selanjutnya. Akhir kata,
semoga makalah ini dapat berguna bagi kita semua. Amin…
Penyusun
BAB I
PENDAHULUAN
I. Latar Belakang
Menurut Soetjiningsih, pertumbuhan (growth) berkaitan dengan masalah
perubahan dalam besar jumlah, ukuran atau dimensi tingkat sel, organ
maupun individu, yang bisa diukur dengan ukuran berat (gram, pound,
kilogram), ukuran panjang (cm,meter), umur tulang dan keseimbangan
metabolik (retensi kalsium dan nitrogen tubuh); sedangkan perkembangan
(development) adalah bertambahnya kemampuan (skill) dalam struktur dan
fungsi tubuh yang lebih kompleks dalam pola yang teratur dan dapat
diramalkan, sebagai hasil dari proses pematangan.
Pengukuran ialah suatu tindakan untuk mengidentifikasi besar kecilnya
gejala (Hadi, 1997). Hasil pengukuran dapat berupa angka (kuantitatif) dan
atau uraian tentang kenyataan yang menggambarkan derajat kualitas
(kualitatif) (Sugihartono dkk., 2007). Sebagai contoh, hasil pengukuran
terhadap panjang bayi yang baru dilahirkan ialah 57 cm, hasil pengukuran
berat badan seorang anak berusia 10 tahun ialah 20 kg, dan hasil pengukuran
terhadap kondisi seorang anak 2 tahun yang belum dapat berjalan, belum
dapat berbicara, dan sebagainya. Hasil pengukuran ini tidak ada maknanya
apabila tidak ditafsirkan dengan cara membandingkan hasil pengukuran
dengan norma, patokan, atau criteria tertentu. 2 Penilaian ialah suatu tindakan
untuk menginterpretasikan hasil pengukuran berdasarkan norma tertentu
dengan tujuan untuk mengetahui tinggi rendahnya sesuatu, berat ringannya
suatu benda, atau baik buruknya suatu kondisi (Sugihartono dkk., 2007).
Anak Prasekolah adalah mereka yang berusia antara 3-6 tahun menurut
Biechler dan Snowman (melalui Patmonodewo, 2003: 19). Biasanya anak-
anak tersebut mengikuti program Pendidikan Prasekolah. Di Indonesia yang
termasuk dalam Pendidikan Prasekolah antara lain Tempat Penitipan Anak
(Day Care), Kelompok Bermain, dan Taman Kanak-Kanak (Patmonodewo,
2003: 52). Pendidikan prasekolah termasuk dalam lingkup pendidikan
nonformal. Dalam tulisan ini, akan dibahas mengenai program Bina Keluarga
Balita (BKB).
Pada salah satu acara sosialisasi tumbuh kembang anak, dr. Radix
Hadriyanto, Sp.A menekankan bahwa umur tiga tahun awal pada anak
merupakan periode emas pertumbuhan. Salah satu pertumbuhan penting
adalah perkembangan otak anak yang mencapai 80-90% di tiga tahun
pertama. Pada masa itu pula otak Balita lebih plastis jika dibandingkan
dengan otak orang dewasa. Otak Balita sangat terbuka dalam menerima
berbagai macam pembelajaran dan pengkayaan, baik bersifat positif maupun
negative.
PEMBAHASAN
1) Lingkungan biologis
Lingkungan biologis yang dimaksud adalah ras/suku bangsa, jenis
kelamin, umur, gizi,, perawatan kesehatan, kepekaan terhadap
penyakit, penyakit kronis, fungsi metabolisme, dan hormon.
2) Faktor fisik
Yang termasuk dalam faktor fisik itu antara lain yaitu cuaca,
musim, keadaan geografis suatu daerah, sanitasi, keadaan rumah baik
dari struktur bangunan, ventilasi, cahaya dan kepadatan hunian, serta
radiasi.
3) Faktor psikososial
Stimulasi merupakan hal penting dalam tumbuh kembang anak,
selain itu motivasi belajar dapat ditimbulkan sejak dini, dengan
memberikan lingkungan yang kondusif untuk belajar, ganjaran atau
hukuman yang wajar merupakan hal yang dapat menimbulkan
motivasi yang kuat dalam perkembangan kepribadian anak kelak di
kemudian hari,
Dalam proses sosialisasi dengan lingkungannya anak memerlukan
teman sebaya, stres juga sangat berpengaruh terhadap anak, selain
sekolah, cinta dan kasih sayang, kualitas interaksi anak orangtua dapat
mempengaruhi proses tumbuh kembang anak.
4) Faktor keluarga dan adat istiadat
Faktor keluarga yang berpengaruh terhadap tumbuh kembang anak
yaitu pekerjaan/pendapatan keluarga yang memadai akan menunjang
tumbuh kembang anak karena orang tua dapat menyediakan semua
kebutuhan anak baik yang primer maupun sekunder, pendidikan
ayah/ibu yang baik dapat menerima informasi dari luar terutama
tentang cara pengasuhan anak yang baik, menjaga kesehatan, dan
pendidikan yang baik pula, jumlah saudara yang banyak pada keluarga
yang keadaan sosial ekonominya cukup akan mengakibatkan
berkurangnya perhatian dan kasih sayang yang diterima anak, jenis
kelamin dalam keluarga seperti pada masyarakat tradisonal masih
banyak wanita yang mengalami malnutrisi sehingga dapat
menyebabkan angka kematian bayi meningkat, stabilitas rumah
tangga, kepribadian ayah/ibu, adat-istiadat, norma-norma, tabu-tabu,
agama, urbanisasi yang banyak menyebabkan kemiskinan dengan
segala permasalahannya, serta kehidupan politik dalam masyarakat
yang mempengaruhi prioritas kepentingan anak, anggaran dan lain-
lain.
a. Prinsip-prinsip Penilaian
Agar penilaian yang dilakukan mencapai hasil yang memadai, dan
bermanfaat bagi anak yang dinilai maupun bagi program yang
dilaksanakan, maka penilaian harus memenuhi beberapa persyaratan:
1. Komprehensif (menyeluruh),
Penilaian yang dilakukan harus meliputui seluruh aspek dari tujuan
pendidikan, dalam hal ini ialah aspek perkembangan yang menjadi
sasaran penilaian, meliputi aspek :
a. Perkembangan moral dan nilai-nilai agama,
b. Perkembangan fisik,
c. Perkembangan bahasa,
d. Perkembangan kognitif
e. Perkembangan social emosional,
f. Perkembangan seni.
Dengan gambaran yang komprehensif, akan memberikan gambaran
yang lebih bermakna tentang perkembangan anak, baik bagi pendidik
maupun orangtua (Depdiknas, 2002; Sugihartono dkk., 2007; Waseso,
2005).
2. Berkesinambungan,
Penilaian dilakukan secara berencana, bertahap, dan terus menerus
untuk mendapatkan gambaran perkembangan yang akurat, dan
menyangkut tentang perkembangan anak yang bersangkutan
(epdiknas, 2002; Sugihartono dkk., 2007; Waseso, 2005).
3. Obyektif,
Penilaian terhadap suatu gejala harus apa adanya, dan menghindari
subyektivitas. Contoh, apabila yang dinilai anaknya sendiri, hasilnya
cenderung baik (Depdiknas, 2002; Sugihartono dkk., 2007; Waseso,
2005). Penilaian yang subyektif justru akan merugikan bagi usaha
pengembangan anak.
4. Penilaian atas dasar penggunaan alat ukur yang baik, yaitu:
a. Valid (sahih)
mengukur apa yang hendak diukur. Misalnya mengukur tinggi
badan dengan alat ukur meteran, bukan dengan timbangan.
b. Reliable (handal)
hasil penilaian memiliki taraf kepercayaan yang tinggi, terlepas
dari siapa orang yang menilai, serta kapan penilaian dilaksanakan.
Contoh, apabila anak 5 tahun yang tingginya 120 cm dinilai tinggi
oleh siapapun yang menilai, dan kapanpun orang menilainya hasil
penilaiannya tetap ajeg (Sugihatono dkk., 2007; Waseso, 2005).
5. Bermakna,
Hasil penilaian memiliki arti bagi pendidk, orangtua, anak yang
bersangkutan, serta pihak-pihak yang memerlukan (Depdiknas, 2002;
Waseso, 2005).
c. Metode-metode Penilaian
Perkembangan Penilaian yang dilakukan pada anak usia dini tentu
lebih sulit daripada penilaian yang dilakukan pada anak yang lebih besar
atau orang dewasa. Permasalahan pokok yang membedakan ialah anak
usia dini belum dapat membaca dan menulis, di samping itu mereka sulit
mempertahankan konsentrasi dalam jangka waktu yang cukup lama untuk
suatu kegiatan yang formal. Oleh karena itu, menurut Waseso (2005) ada
beberapa metode yang dapat diterapkan untuk penilaian terhadap
perkembangan anak usia dini, yaitu:
1. Observasi atau Pengamatan
merupakan bagian kesatuan dari kegiatan pembelajaran.
Sesungguhnya untuk mengerti anak-anak didik, cara yang lazim
digunakan ialah mengamati perilaku mereka, antara lain
perilakuperilaku khusus anak didik, misalnya, anak suka melakukan
tindakan agresif, baik secara verbal maupun fisik. Selain itu juga
mengamati interaksi kelompok kecil anak didik untuk mengungkap
apa yang mereka lakukan.
Agar dapat merekam data observasi secara sistematis, maka dapat
digunakan format-format tertentu yang dipersiapkan terlebih dahulu,
antara lain:
Catatan anecdotal
adalah suatu tulisan singkat mengenai suatu peristiwa yang
penting, bermakna dalam kehidupan sehari-hari anak. Biasanya
ditulis secara factual, dan pencatatan dilakukan secepat mungkin
setelah ada waktu. Untuk menghindari kelupaan, maka dapat
dibuat catatan singkat di kartu catatan anecdotal seukuran kartu
pos. Begitu ada waktu segera ditulis secara lengkap dengan
menggunakan format catatan 5 anecdotal. Disarankan setiap
minggu ada satu catatan anecdotal untuk setiap anak. Dengan
demikian kumpulan informasi itu akan membantu pendidik
memahami perubahan perilaku anak yang terkait dengan
perkembangan.
Ceklis
adalah daftar catatan tentang sesuatu hal yang menjadi rujukan
untuk mengecek apakah sesuatu terjadi atau tidak. Ceklis dapat
digunakan untuk menilai pencapaian perkembangan anak. Ceklis
hendaknya dirancang untuk memotret criteria yang sudah baik
rumusannya. Sebagai contoh ceklis tentang perkembangan bahasa
untuk anak 1-2 tahun, criteria yang digunakan ialah “Menu
Pembelajaran Generik” dari Depdiknas tahun 2002,
Skala jenjang (Rating scale)
Hasil dari observasi dapat dituangkan dalam format skala
jenjang, dengan syarat pengamatnya memahami benar kategori
“sesuatu” yang sedang diamati; bisa dinyatakan dengan angka
(misalnya: 1, 2, 3), bisa juga dengan naratif (Tidak pernah,
Kadangkadang, Selalu).
Sampling waktu
ialah cara mengambil contoh sebagian dari keseluruhan waktu
yang ada. Yang dicatat dalam kurun waktu tertentu, apakah suatu
perilaku tertentu muncul atau tidak , dan berapa kali munculnya
perilaku itu. Pengamat menentukan sendiri kapan waktu
dilaksanakannya observasi, berapa interval waktunya, dan
bagaimana perilaku akan dicatat. Contoh sampling waktu tentang
frekuensi perilaku konsentrasi
Sampling peristiwa
Pengamat merekam data tentang contoh peristiwa atau kategori
peristiwa yang terjadi. Pertama pengamat menentukan dahulu
peristiwa apa yang ingin dicata, kemudian merekam setiap
peristiwa itu apabila teramati.
2. Wawancara
Wawancara bukanlah “interogasi”, melainkan interaksi dialogis
yang disesuaikan dengan tingkat perkembangan anak. Apabila
wawancara dilaksanakan dengan pendekatan yang baik dan alami,
misalnya sambil bermain, maka metode ini dapat membantu menambah
pengetahuan yang mendalam mengenai pengalaman masa lalunya,
minatnya, motivasinya, dan perilaku lainnya yang berkaitan dengan
aspek-aspek perkembangannya.
3. Portofolio
ialah penilaian yang mendasarkan pada kumpulan catatan dan hasil
kerja anak. Kumpulan informasi ini dapat memberi gambaran pada
penilai tentang sejauh mana perilaku dan keterampilan anak
berkembang. Catatan yang dilihat dapat berupa catatan-catatan
anecdotal, ceklis, skala jenjang, serta format-format lain yang
menggambarkan perkembangan keterampilan atau perilaku anak.
Sementara hasil karya anak yang dapat dilihat secara nyata ialah karya-
karya melipat, menggambar, menempel, meronce dan karya-karya
lainnya.
Manfaat portofolio: Portofolio dapat mengungkapkan dan
mendokumenkan hasil belajar dan perkembangan anak dalam aspek
perkembangan yang berbeda-beda dan dalam kurun waktu tertentu.
Kumpulan dokumen dapat disimpan dalam map yang berlipat-lipat,
diberi daftar isi per aspek sehingga memudahkan melihatnya.
c. Sasaran BKB
Usia dini (0-8 tahun) sering dikenal dengan istilah golden age atau
tahun emas, disinilah anak sedang dalam tahap pertumbuhan baik fisik
maupun mental yang paling pesat. Usia dini dianggap penting karena
dimasa ini mudah untuk menanamkan dasar-dasar kepribadian yang baik
bagi anak-anak. “Erikson yang melakukan penelitian terhadap
perkembangan anak dari bayi hingga dewasa menyimpulkan bahwa masa
kanak-kanak merupakan gambaran awal manusia sebagai seorang
manusia. Para ahli psikologi berpendapat bahwa tahun-tahun prasekolah
pada usia 2-5 tahun adalah tahap yang paling penting dari seluruh tahapan
perkembangan.
d. Kader BKB
e. Peran BKB
f. Materi BKB
Kesehatan merupakan hal yang paling berharga dalam hidup kita, jika
kondisi badan sehat, kegiatan sehari-hari kita dapat terlaksana dengan
baik. Ada pepatah yang mengatakan bahwa “sehat itu tak perlu mahal
harganya”. Jadi pemberian makanan sehat kepada anak dan keluarga itu
tak perlu dengan makanan-makanan yang mahal harganya. Makanan yang
memenuhi kriteria empat sehat lima sempurna dapat kita peroleh di
lingkungan sekitar kita, sederhana tetapi bisa mencukupi kebutuhan gizi
kita.
PENUTUP
KESIMPULAN
Menurut Soetjiningsih, pertumbuhan (growth) berkaitan dengan masalah
perubahan dalam besar jumlah, ukuran atau dimensi tingkat sel, organ
maupun individu, yang bisa diukur dengan ukuran berat (gram, pound,
kilogram), ukuran panjang (cm,meter), umur tulang dan keseimbangan
metabolik (retensi kalsium dan nitrogen tubuh)
perkembangan (development) adalah bertambahnya kemampuan (skill)
dalam struktur dan fungsi tubuh yang lebih kompleks dalam pola yang teratur
dan dapat diramalkan, sebagai hasil dari proses pematangan.
Pengukuran ialah suatu tindakan untuk mengidentifikasi besar kecilnya
gejala (Hadi, 1997).
Hasil pengukuran dapat berupa angka (kuantitatif) dan atau uraian
tentang kenyataan yang menggambarkan derajat kualitas (kualitatif)
(Sugihartono dkk., 2007).
Penilaian ialah suatu tindakan untuk menginterpretasikan hasil
pengukuran berdasarkan norma tertentu dengan tujuan untuk mengetahui
tinggi rendahnya sesuatu, berat ringannya suatu benda, atau baik buruknya
suatu kondisi (Sugihartono dkk., 2007).
Pada salah satu acara sosialisasi tumbuh kembang anak, dr. Radix
Hadriyanto, Sp.A menekankan bahwa umur tiga tahun awal pada anak
merupakan periode emas pertumbuhan.
Salah satu pertumbuhan penting adalah perkembangan otak anak yang
mencapai 80-90% di tiga tahun pertama. Pada masa itu pula otak Balita lebih
plastis jika dibandingkan dengan otak orang dewasa. Otak Balita sangat
terbuka dalam menerima berbagai macam pembelajaran dan pengkayaan,
baik bersifat positif maupun negative.
DAFTAR PUSTAKA
1. Depkes Ri. Asuhan Kesehatan Anak Dalam Konteks Keluarga . Depkes Ri.
Jakarta. 192 : 6 – 18
2. Markum. A.H. Dkk. Ilmu Kesehatan Anak. Fkui. Jakarta. 1991 : 9 -21.
3. Mirriamstoppard. Complete Baby And Child Care. 1997.
4. Soetjiningsih. Tumbuh Kembang Anak. Egc. Jakarta. 1998 : 1 – 63.
5. Behrman. Kliegman. Arvin. Ilmu Kesehatan Anak ( Nelson Textbook Of
Pediatrics ). Egc. Jakarta. 2000 : 37 – 45.
6. Http://Tentangkb.Wordpress.Com/2009/11/18/Bina-Keluarga-Balita-2/ ,
Diakses Tanggal 19 Maret 201
7. Latif, Abdul, 2007, Pendidikan Berbasis Nilai Kemasyarakatan, Bandung:
Refika Aditama
8. Patmonodewo, Soemiarti, 2003, Pendidikan Anak Prasekolah, Jakarta:
Rineka Cipta
9. Suyanto, Slamet, 2005, Konsep Dasar Pendidikan Anak Usia Dini, Jakarta:
Departemen Pendidikan Nasional
10. Arisman, 2010. Gizi Dalam Daur Kehidupan: Buku Ajar Gizi Ed 2. Jakarta:
Buku Kedokteran Egc.
11. Efendi, Muhammad. 2011. Pengantar Kesehatan Dan Gizi Anak. Malang:
Fakultas Ilmu Pendidikan.