Jelajahi eBook
Kategori
Jelajahi Buku audio
Kategori
Jelajahi Majalah
Kategori
Jelajahi Dokumen
Kategori
TEKNOLOGI PENYEMPURNAAN I
PENGELANTANGAN PADA KAIN KAPAS
Disusun oleh :
Kelompok 1
POLITEKNIK STTT
BANDUNG
2016
BAB I
PENDAHULUAN
Proses merserisasi
Penetralan
Pengeringan
Evaluasi
3.3 Resep Zat dan Fungsinya
1 2 3 4
H2O2 35% (mL/L) 20 20 30 30
Pembasah (mL/L) 1 1 1 1
Na2CO3 (pH) - 11 10 11
Stabilisator (mL/L) 2 2 2 2
Vlot 1:20 1:20 1:20 1:20
Temperatur (˚C) 85 85 85 85
Waktu batch 6 jam 6 jam 6 jam 6 jam
Waktu steam 10 menit 10 menit 10 menit 10 menit
Fungsi zat:
3.3 Skema Proses
NaOCl
NaClO2
Pembasah 25 - 40˚C
30˚C
30˚C
10 20 30 40 menit
H2O2
NaOH 38˚Be
Magnesium silikat
Natrium silikat 85˚C
Pembasah
30˚C 30˚C
10 20 80 90 menit
Skema Pad-Steam:
Hasil
BAB IV
DISKUSI
Proses merserisasi dilakukan untuk menghasilkan benang atau kain berkualitas tinggi
dan untuk meningkatkan kekuatan serta kecerahan warna kain. Proses merserisasi juga
diartikan sebagai perendaman dalam waktu singkat dengan pemberian konsentrasi NaOH 26-
30 Be sambil diberikan tegangan pada bahan dengan menggunakan mesin khusus. Efek yang
ditimbulkan dari proses merserisasi ini adalah dengan meningkatnya kilau bahan,
meningkatnya kekuatan tarik, meningkatnya daya serap terhadap air maupun zat warna atau
lainnya.
Dilihat dari praktik yang sudah dilakukan pada kain kapas putih dan kain kapas grey,
Untuk metoda pad-batching, semula kain setelah direndam oleh resep kain
dimasukakan dalam padder kemudian di bacam selama waktu tertentu, biasanya 6 jam.
Setelah 6 jam barulah kain dicuci panas dan dindin. Sementara untuk metoda pad-steam,
setelah kain direndam dalam resep, kain di masukkan kedalam padder kemudian kain di steam
oleh mesin steam yang suhunya diatur sedemikian rupa. Dan untuk metoda perendaman pada
saat kain direndam dan mulai dipanaskan, kita harus memperhatikan suhu air tersebut, waktu
perendaman yang digunakan pada praktikum kali ini selama 45 menit, waktu ini mulai
dihitung pada suhu air sudah 100oC atau pas air mulai mendidih, ketika air sudah mendidih
dan mulai perendaman, kita harus mengaduk-ngaduk kain saat direndam,
Pengujian yang digunakan dalam praktek ini yaitu uji derajat putih. Dimana kita
akan membandingkan seberapa putih kain hasil pengelantangan dan menilainya dengan
jumlah skor. Kain hasil proses pengelantangan ini sudah jelas warnanya akan menjadi lebih
putih, karena kotoran dalam kain sudah hilang. Kemudian, untuk mengevaluasi hasil
pengelantangan pada kain, didapatkan skor untuk membandingkan derajat putihnya. Derajat
putih dapat dilakukan dengan cara meletakkan semua kain yang akan di tes dibawah
penerangan sinar matahari, kemudian bandingkan dan beri skor lalu skor diurutkan dari nilai
tertinggi ke nilai yang terendah.
BAB V
KESIMPULAN
DAFTAR PUSTAKA