Anda di halaman 1dari 6

HIPERTENSI

No. Dokumen : SOP/GM/VII/BPU/7/2016

No. Revisi :0
SOP Tanggal Terbit : 1 Mei 2016

Halaman : 1 dari 6

PUSKESMAS Drg. Aan Iswanti


GONDOMANAN NIP. 197606152006042031

1. Pengertian Hipertensi adalah suatu peningkatan tekanan darah di dalam arteri, secara tetap diatas
normal (≥ 140/90 mmHg).
2. Tujuan Sebagai pedoman petugas untuk menegakkkan diagnosis dan penatalaksanaan
hipertensi.
3. Kebijakan Surat Keputusan Kepala Puskesmas Gondomanan Nomor ..... Tahun 2016 tentang
Pemberian Layanan Klinis.
4. Referensi 1. Permenkes No. 5 tahun 2014 tentang Panduan Praktik Klinis Bagi Dokter di
Fasilitas Pelayanan Kesehatan Primer.
2. Dinas Kesehatan Kota Yogyakarta. Panduan Pengobatan Di Puskesmas Kota
Yogyakarta, Revisi I. Yogyakarta. 2012.
5. Prosedur 1. Petugas melakukan anamnesis (keluhan utama, riwayat penyakit sekarang,
riwaya penyakit dahulu, riwayat alergi, dan riwayat penyakit keluarga).
2. Petugas melakukan pemeriksaan vital sign yang diperlukan.
3. Petugas melakukan pemeriksaan fisik yang diperlukan / yang sesuai.
4. Jika ada indikasi petugas melakukan pemeriksaan penunjang.
5. Petugas menegakkan diagnosa dan atau differential diagnosis berdasarkan hasil
anamnesa, pemeriksaan vital sign, pemeriksaan fisik dan pemeriksaan penunjang
(jika diperlukan).
6. Petugas menentukan klasifikasi hipertensi menurut Joint National
Committee/JNC VII.
Klasifikasi TD Sistolik TD Diastolik
Normal < 120 mmHg < 80 mmHg
Pre-Hipertensi 120-139 mmHg 80-89 mmHg
Hipertensi stage 1 140-159 mmHg 90-99 mmHg
Hipertensi stage 2 ≥ 160 MMhG ≥ 100 mmHg

7. Petugas memberikan terapi sesuai dengan diagnosa yang ditegakkan:


a. Pre-Hipertensi
 Modifikasi gaya hidup (diet kaya buah dan sayuran, pembatasan
intake natrium/garam, gula dan lemak, mempertahankan berat badan
dan lingkar pinggang idela, gaya hidup aktif/olah raga teratur, stop
merokok, stop/membatasi konsumsi alkohol (bagi yang minum
alkohol), manajemen stres.
b. Hipertensi stage I
HIPERTENSI

No. Dokumen : SOP/GM/VII/BPU/7/2016

No. Revisi :0
SOP Tanggal Terbit : 1 Mei 2016

Halaman : 2 dari 6

PUSKESMAS Drg. Aan Iswanti


GONDOMANAN NIP. 197606152006042031

 Modifikasi gaya hidup


 Diuretik tizaid
 Dapat dipertimbangkan: ACE inhibitor, Beta Blocket (BB), Calcium
Channl Blocker (CCB)
c. Hipertensi stage 2
 Modifikasi gaya hidup
 Kombinasi 2 obat: diuretik dengan ACE inhibitor, atau BB, atau CCB

DIURETIK
HCT Dosis dewasa 12,5-50 mg/hari
Spironolakton Dosis dewasa 50-100 mg/hari
sebagai dosis tunggal atau dosis
terbagi
Furosemid Dosis dewasa 20-80 mg/hari
pagi hari

ACE Inhibitor
Captopril Dosis 12,5-25 mg tiap 8-12 jam

CALCIUM CHANNEL BLOCKER (CCB)


Amlodipin Dosis 5 mg tiap 24 jam maksimal 10
mg/hari
Geriatri dan penderita gangguan hati
dimulai 2,5 mg/hari
Dapat sebagai profilaksis angina
Diltiazem Dosis awal 60-120 mg tiap 12 jam
Dosis maksimal 360 mg/hari
Kontraindikasi: gagal jantung kongestif,
blok jantung dan hipotensi
Nifedipin Hanya untuk preeklamsia dan tokolitik
tidak direkomendasikan untuk kasus
hipertensi, tapi boleh untuk profilaksis
angina dan fenomena raynaud.
HIPERTENSI

No. Dokumen : SOP/GM/VII/BPU/7/2016

No. Revisi :0
SOP Tanggal Terbit : 1 Mei 2016

Halaman : 3 dari 6

PUSKESMAS Drg. Aan Iswanti


GONDOMANAN NIP. 197606152006042031

Dosis 5-30 mg tiap 8 jam

PENYEKAT BETA/BETA BLOCKER (BB)


Propanolol Dosis dewasa:
Awal: 40 mg tiap 8-12 jam
Pemeliharaan: 120-240 mg/hari

8. Bila ada indikasi hipertensi dengan penyakit penyerta/indikasi khusus petugas


memberikan terapi sesuai indikasi khusu tersebut, ditambah obat anti hipertensi
lain sesuai kebutuhan.
9. Petugas menentukan target tekanan darah yaitu:
 < 140/90 mmHg
 Atau < 130/80 mmHg pada pasien DM, penyakit ginjal kronik, memiliki
≥ 3 faktor resiko, ada penyakit tertentu
10. Bila target tekanan darah belum tercapai setelah observasi selama 2 minggu
petugas mengoptimalkan dosis atau menambah obat anti hipertensi yang lain.
11. Bila dengan mengoptimalkan dosis atau menambah obat anti hipertensi yang lain
target tekanan darah belum tercapai petugas mempertimbangkan dengan pasien
untuk melakukan rujukan ke dokter spesialis.
12. Petugas memberikan edukasi kepada pasien dan atau keluarganya tentang
modifikasi gaya hidup.
13. Jika ada indikasi petugas melakukan rujukan ke sub unit lain.
14. Petugas memberikan resep kepada pasien untuk diserahkan ke sub unit farmasi.
15. Petugas mendokumentasikan semua hasil anamnesis, pemeriksaan, diagnosa,
terapi, rujukan yang telah dilakukan dalam rekam medis pasien
16. Petugas menyerahkan rekam medis ke petugas simpus untuk dientry
17. Petugas mendokumentasikan hasil pemeriksaan, diagnosa dan terapi yang sudah
tercatat dalam rekam medis ke data simpus.
6. Unit Terkait Unit BP-Umum
Unit farmasi
Unit psikologi
Unit laboratorium
HIPERTENSI

No. Dokumen : SOP/GM/VII/BPU/7/2016

No. Revisi :0
SOP Tanggal Terbit : 1 Mei 2016

Halaman : 4 dari 6

PUSKESMAS Drg. Aan Iswanti


GONDOMANAN NIP. 197606152006042031

Rekaman historis perubahan


Tgl. Mulai
No Isi perubahan
Diberlakukan

DAFTAR TILIK

Uraian Ya Tidak
1. Petugas melakukan anamnesis (keluhan utama, riwayat penyakit
sekarang, riwaya penyakit dahulu, riwayat alergi, dan riwayat penyakit
keluarga).
2. Petugas melakukan pemeriksaan vital sign yang diperlukan.
HIPERTENSI

No. Dokumen : SOP/GM/VII/BPU/7/2016

No. Revisi :0
SOP Tanggal Terbit : 1 Mei 2016

Halaman : 5 dari 6

PUSKESMAS Drg. Aan Iswanti


GONDOMANAN NIP. 197606152006042031

3. Petugas melakukan pemeriksaan fisik yang diperlukan / yang sesuai.


4. Jika ada indikasi petugas melakukan pemeriksaan penunjang.
5. Petugas menegakkan diagnosa dan atau differential diagnosis
berdasarkan hasil anamnesa, pemeriksaan vital sign, pemeriksaan fisik
dan pemeriksaan penunjang (jika diperlukan).
6. Petugas menentukan klasifikasi hipertensi menurut Joint National
Committee/JNC VII.
7. Petugas memberikan terapi sesuai dengan diagnosa yang ditegakkan:
8. Bila ada indikasi hipertensi dengan penyakit penyerta/indikasi khusus
petugas memberikan terapi sesuai indikasi khusu tersebut, ditambah
obat anti hipertensi lain sesuai kebutuhan.
9. Petugas menentukan target tekanan darah yaitu:
 < 140/90 mmHg
 Atau < 130/80 mmHg pada pasien DM, penyakit ginjal kronik,
memiliki ≥ 3 faktor resiko, ada penyakit tertentu
10. Bila target tekanan darah belum tercapai setelah observasi selama 2
minggu petugas mengoptimalkan dosis atau menambah obat anti
hipertensi yang lain.
11. Bila dengan mengoptimalkan dosis atau menambah obat anti hipertensi
yang lain target tekanan darah belum tercapai petugas
mempertimbangkan dengan pasien untuk melakukan rujukan ke dokter
spesialis.
12. Petugas memberikan edukasi kepada pasien dan atau keluarganya
tentang modifikasi gaya hidup.
13. Jika ada indikasi petugas melakukan rujukan ke sub unit lain.
14. Petugas memberikan resep kepada pasien untuk diserahkan ke sub unit
farmasi.
15. Petugas mendokumentasikan semua hasil anamnesis, pemeriksaan,
diagnosa, terapi, rujukan yang telah dilakukan dalam rekam medis
pasien
16. Petugas menyerahkan rekam medis ke petugas simpus untuk dientry
17. Petugas mendokumentasikan hasil pemeriksaan, diagnosa dan terapi
HIPERTENSI

No. Dokumen : SOP/GM/VII/BPU/7/2016

No. Revisi :0
SOP Tanggal Terbit : 1 Mei 2016

Halaman : 6 dari 6

PUSKESMAS Drg. Aan Iswanti


GONDOMANAN NIP. 197606152006042031

yang sudah tercatat dalam rekam medis ke data simpus.


Jumlah

C/R =
Penguji / yang diuji

Anda mungkin juga menyukai