Anda di halaman 1dari 5

Ilmu dan Teknologi Pangan J.Rekayasa Pangan dan Pert., Vol.3 No.2 Th.

2015

PENGARUH KONSENTRASI KAPUR SIRIH (KALSIUM HIDROKSIDA) DAN LAMA


PERENDAMAN TERHADAP MUTU KERIPIK BIJI DURIAN

(Effect of The Lime Concentration and Soaking Time on the Quality of Durian Stone Chips)

Nurdin Effendi Siregar1,2, Setyohadi1, Mimi Nurminah1


1Program Studi Ilmu dan Teknologi Pangan Fakultas Pertanian USU Medan
Jl. Prof. A. Sofyan NO. 3 Medan Kampus USU Medan
2e-mail: siregarnurdin039.ns@gmail.com

Diterima : 5 April 2015/ Disetujui 17 April 2015

ABSTRACT
This study was conducted to investigate the effect of the lime concentration and soaking time on the quality of durian
stone chips. This study used a completely randomized design with two factors, namely and the concentration of the lime
(L) : ( 0.5, 2, 3.5, and 5 % ) and soaking time ( P ) : ( 1, 2, 3 and 4 hours ). The parameters analyzed were moisture
content, fat content, protein content, ash conten, and the value of organoleptic ( color, taste and texture). The results
showed that the concentration of the lime had highly significant effect on water content, fat content, protein content, ash
content, color, taste and texture. The soaking time gave highly significant effect on the moisture content, fat content,
protein content, ash content, color, taste and texture. The interaction of the two factors had a highly significant effect on
the moisture content, fat content, protein content, ash content, color, taste and texture. The lime concentration of 0.5%
and four hours soaking produced the best durian stone chips .

Keywords : Durian stone chips ,lime, concentration, soaking time

PENDAHULUAN (Departemen Pertanian, 2012). Larutan kapur


sirih dapat memperbaiki tekstur bahan segar
Buah durian selama ini hanya dikonsumsi (Satuhu, 1996). Teksturnya menjadi lebih keras
daging buahnya saja, sedangkan bijinya dibuang, sehingga terjadinya transpirasi maupun respirasi
tidak dimanfaatkan. Salah satu alternatif dapat ditekan. Perlakuan dengan kapur sirih
pengolahan biji durian adalah mengolahnya dapat dilakukan dengan beberapa cara di
menjadi keripik. Pengolahan kripik durian antaranya ialah perendaman dalam kondisi
merupakan salah satu bentuk diversifikasi dari kamar, perendaman dengan tekanan hipobarik,
pengolahan biji durian. Biji durian merupakan metode gradient, mengurangi tegangan
bagian dari buah durian yang tidak dikonsumsi permukaan, atau memakai surfaktan.
oleh sebagian besar masyarakat karena berlendir Perendaman bahan pada kondisi kamar tidak
dan menimbulkan rasa gatal pada lidah. Padahal menghasilkan perbedaan warna yang nyata
dilihat dari kandungan gizinya, biji durian cukup antara buah yang diberi perlakuan dan tanpa
berpotensi sebagai sumber gizi, yaitu perlakuan (Satuhu, 1996).
mengandung protein, karbohidrat, lemak, kalsium Perendaman dalam air kapur dalam
dan fosfor (Jombangkab, 2011). Oleh karena itu, pengolahan keripik biji durian diharapkan dapat
biji durian dapat dijadikan alternatif olahan mengurangi getah atau lendir, membuat tahan
makanan berupa tepung dan keripik biji durian lama, mencegah timbulnya warna atau
yang dapat menambah informasi tentang gizi pencoklatan. Perendaman dalam larutan kapur
pada masyarakat dan menciptakan lingkungan sirih dapat berfungsi sebagai pengeras atau
yang bersih. memberi tekstur, mengurangi rasa yang
Pengolahan biji durian memerlukan menyimpang : sepat, getir dan cita rasa yang
penanganan khusus yaitu pada menyimpang (Jarod, 2007). Penelitian ini
saat penghilangan lendir pada biji durian. Apabila bertujuan untuk mengetahui adanya pengaruh
lendir tidak dihilangkan maka konsentrasi kapur sirih (kalsium hidroksida) dan
akan mempengaruhi rasa pada tepung ataupun lama perendamannya terhadap mutu keripik biji
kripiknya. Lendir dihilangkan dengan cara durian yang dihasilkan.
menambahkan garam 6% pada biji durian ,
dicampur, diaduk-aduk dibawah air mengalir

193
Ilmu dan Teknologi Pangan J.Rekayasa Pangan dan Pert., Vol.3 No.2 Th. 2015

BAHAN DAN METODE HASIL DAN PEMBAHASAN


Bahan yang digunakan dalam penelitian ini Hasil penelitian menunjukkan bahwa
adalah biji durian, garam, dan kapur sirih yang konsentrasi kapur sirih dan lama perendamannya
diperoleh dari pasar sore Padang Bulan dan memberikan pengaruh terhadap parameter yang
Iskandar Muda Medan. Penelitian ini diamati, seperti dapat dilihat pada Tabel 1 dan
menggunakan reagensia : aquadest, H2SO4 Tabel 2.
0,255 N, NaOH 0,313 N, K2SO4 10%, Alkohol
95%, CuSO4 dan hexan. Alat-alat yang Kadar Air (%)
digunakan dalam penelitian ini antara lain oven, Dari Tabel 1 dapat dilihat bahwa
timbangan, kompor gas, beaker glass, desikator, konsentrasi kapur sirih memberikan pengaruh
erlenmeyer, destilasi soxhlet , cawan aluminium, yang berbeda sangat nyata (P<0,01) terhadap
sendok pengaduk, loyang, termometer, mortal kadar air. Semakin tinggi konsentrasi kapur sirih,
dan alu, kertas saring dan peralatan gelas maka kadar air keripik biji durian yang dihasilkan
lainnya. akan semakin rendah. Hal ini disebabkan karena
Biji durian disortasi dan dipilih biji durian kapur sirih dapat mengurangi kadar lendir pada
yang bermutu baik, dibersihkan dan dicuci biji durian. Glikoprotein pada lendir hilang dan
kemudian biji durian dikukus selama 20 menit glikoprotein bersifat mengikat kalsium sehingga
selanjutnya diiris tipis-tipis dengan ketebalan 2-3 air yang terkandung dalam bahan terikat dengan
mm dan ditambahkan garam sebanyak 6 % lendir menjadi bebas dan air bebas lebih mudah
selama 10 menit dan diaduk-aduk dibawah air dihilangkan. Hal ini sesuai dengan pendapat
mengalir sampai keluar busa kemudian direndam Ismadi (1993), bahwa konsentrasi kapur sirih
dalam larutan kapur sirih sesuai dengan (Ca(OH)2) yang dilarutkan dalam air akan terikat
perlakuan (L1=0,5%, L2=2%, L3=3,5%, L4=5% dengan glikoprotein yang terkandung pada lendir,
selama (P1=1 jam, P2=2 jam, P3=3 jam, P4=4 sehingga air dalam bahan akan semakin
jam). Kemudian dicuci bersih dan ditiriskan. berkurang. Dari Tabel 2 dapat dilihat bahwa lama
Dimasukkan ke dalam oven sampai kering perendaman memberikan pengaruh yang
dengan suhu 500C selama 3 jam yang bertujuan berbeda sangat nyata (P<0,01) terhadap kadar
untuk mengurangi kadar air yang terkandung air. Semakin lama perendaman, maka kadar air
dalam biji durian. Kemudian dilakukan keripik biji durian yang dihasilkan akan semakin
penggorengan dengan suhu 1300C selama 2 rendah. Hal ini disebabkan selama perendaman,
menit sampai menghasilkan warna kuning lendir semakin banyak terikat dengan larutan
kecoklatan kemudian ditiriskan dan didinginkan. kapur sirih, sehingga banyak air yang bebas. Hal
Dilakukan pengemasan yang sesuai dengan ini sesuai dengan pernyataan Zanora (1999)
produk yang dihasilkan (keripik). Dilakukan uji yang menyatakan bahwa kapur sirih bersifat
kadar air (AOAC, 1984), kadar lemak higroskopis dan mengurangi kadar lendir suatu
(Apriyantono, dkk., 1989), kadar protein bahan.
(Sudarmadji, et al., 1984), kadar abu (SNI-01-
3451-1994), penentuan nilai warna, uji Kadar Lemak (%)
organoleptik terhadap cita rasa dan tekstur Dari Tabel 1 dapat dilihat bahwa konsentrasi
terhadap keripik biji durian yang dihasilkan kapur sirih memberikan pengaruh yang berbeda
(Soekarto, 1985). sangat nyata (P<0,01) terhadap kadar lemak.
Semakin tinggi konsentrasi kapur sirih maka
Analisis Data kadar lemak akan semakin menurun. Hal ini
Penelitian ini dilakukan untuk mengetahui disebabkan karena makin tinggi konsentrasi
pengaruh konsentrasi kapur sirih dan lama kapur sirih maka semakin banyak lemak yang
perendamannya terhadap mutu keripik biji durian mengalami hidrolisis. Lemak dalam kondisi basa
dengan menggunakan rancangan acak lengkap mudah mengalami hidrolisis, sehingga kadar
dua faktor, yaitu konsentrasi kapur sirih (0,5%, lemak semakin rendah. Hal ini sesuai dengan
2,0%, 3,5%, dan 5,0%) dan lama perendaman (1 pernyataan Winarno (1994) yang menyatakan
jam, 2 jam, 3 jam, dan 4 jam). Setiap perlakuan sebab-sebab kerusakan lemak salah satunya
dibuat dalam 2 ulangan. Data diperoleh dianalisis terjadinya hidrolisis lemak. Reaksi ini dipercepat
dengan uji ragam (Analysis of variance) untuk oleh basa, asam, dan enzim-enzim. Kalsium
melihat ada tidaknya perbedaan nyata dalam hidroksida merupakan basa sedang yang dapat
data. Jika dalam data tersebut terdapat mempengaruhi reaksi hidrolisis.
perbedaan nyata, maka akan dilanjutkan dengan
uji SLR (Least Significant Range).

194
Ilmu dan Teknologi Pangan J.Rekayasa Pangan dan Pert., Vol.3 No.2 Th. 2015

Dari Tabel 2 dapat dilihat bahwa lama sehingga semakin lama perendaman dengan
perendaman memberikan pengaruh yang kapur sirih maka kadar lemak semakin menurun.
berbeda sangat nyata (P<0,01) terhadap kadar Hal ini sesuai dengan pernyataan Winarno (1997)
lemak. Semakin lama waktu perendaman maka yang menyatakan dengan adanya air, lemak
kadar lemak akan semakin menurun. Hal ini dapat terhidrolisis menjadi gliserol dan asam
disebabkan karena dalam suasana basa lemak lemak. Reaksi ini dipercepat oleh basa, asam,
mudah rusak (terhidrolisis). Larutan kapur sirih dan enzim-enzim.
mempengaruhi kecepatan reaksi hidrolisis

Tabel 1. Pengaruh konsentrasi kapur sirih (%) terhadap parameter yang diamati
Konsentrasi Kapur Sirih (L) L1 =0,5% L2 =2,0% L3 =3,5% L4 =5,0%
Kadar air (%) 3,32aA 3,07bB 2,73cC 2,51dD
Kadar lemak (%) 10,14 aA 9,47bB 8,99cBC 8,30dC
Kadar protein (%) 11,30 aA 10,75abAB 9,85bB 9,16bB
Kadar abu (%) 2,13bB 2,19bAB 2,33abAB 2,43aA
Nilai organoleptik warna (numerik) 2,85aA 2,27bB 2,20bB 2,07bB
Nilai organoleptik rasa (numerik) 3,53aA 3,18bAB 3,00cB 2,98cB
Nilai organoleptik tekstur (numerik) 3,14cC 3,14cC 3,37bB 3,79aA
Keterangan :Data terdiri dari 2 ulangan. Notasi huruf yang berbeda pada baris yang sama menunjukkan pengaruh
berbeda nyata pada taraf 5% (huruf kecil) dan berbeda sangat nyata pada taraf 1% (huruf besar) dengan
uji LSR.

Tabel 2. Pengaruh lama perendaman (jam) terhadap parameter yang diamati


Lama Perendaman (P) P1 =1 jam P2 =2 jam P3 =3 jam P4 =4 jam
Kadar air (%) 3,02aA 3,01abA 2,96bB 2,63cC
Kadar lemak (%) 9,60 aA 9,27abAB 9,12bAB 8,90bB
Kadar protein (%) 10,88 aA 10,60aAB 10,21abAB 9,38bB
Kadar abu (%) 2,77aA 2,52bA 2,01cB 1,77dB
Nilai organoleptik warna (numerik) 2,54aA 2,45abAB 2,25abAB 2,16bB
Nilai organoleptik rasa (numerik) 3,45aA 3,37aA 3,02bB 2,85bB
Nilai organoleptik tekstur (numerik) 3,04aA 3,32bB 3,44bB 3,65cC
Keterangan : Data terdiri dari 2 ulangan.Notasi huruf yang berbeda pada baris yang sama menunjukkan pengaruh
berbeda nyata pada taraf 5% (huruf kecil) dan berbeda sangat nyata pada taraf 1% (huruf besar) dengan
uji LSR.

Kadar Protein (%) terikat dengan kapur sirih dan semakin banyak
Dari Tabel 1 dapat dilihat bahwa terjadinya endapan. Hal ini sesuai dengan
konsentrasi kapur sirih memberikan pengaruh pernyataan Thenawijaya (1990) yang
yang berbeda sangat nyata (P<0,01) terhadap menyatakan kelarutan protein berkurang pada
kadar protein. Semakin tinggi konsentrasi kapur titik isoelektrik dan endapan terjadi karena
sirih, maka kadar protein keripik biji durian yang kemampuan setiap larutan untuk mencapai titik
dihasilkan akan semakin rendah. Hal ini isoelektrik.
disebabkan karena kapur sirih dapat mengikat
protein membentuk endapan. Semakin tinggi Kadar Abu (%)
konsentrasi kapur sirih semakin banyak protein Dari Tabel 1 dapat dilihat bahwa
yang terikat dan membentuk endapan. Endapan konsentrasi kapur sirih memberikan pengaruh
terjadi karena kemampuan larutan kapur sirih yang berbeda sangat nyata (P<0,01) terhadap
untuk mencapai titik isoelektrik. Hal ini sesuai kadar abu. Semakin tinggi konsentrasi kapur
dengan pernyataan Thenawijaya, (1990) yang sirih, maka kadar abu keripik biji durian yang
menyatakan endapan terjadi karena kemampuan dihasilkan akan semakin tinggi. Hal ini
setiap larutan untuk mencapai titik isoelektrik. disebabkan banyaknya komponen mineral yang
Dari Tabel 2 dapat dilihat bahwa lama tertinggal pada biji durian. Hal ini sesuai dengan
perendaman memberikan pengaruh yang pernyataan Suprapto, (2004) yang menyatakan
berbeda sangat nyata (P<0,01) terhadap kadar komponen mineral (abu) banyak yang tertinggal
protein. Semakin lama perendaman, maka kadar di dalam bahan dengan adanya perendaman
protein keripik biji durian yang dihasilkan akan larutan kapur sirih.
semakin rendah. Hal ini disebabkan selama Dari Tabel 2 dapat dilihat bahwa lama
perendaman banyak komponen protein yang perendaman memberikan pengaruh yang

195
Ilmu dan Teknologi Pangan J.Rekayasa Pangan dan Pert., Vol.3 No.2 Th. 2015

berbeda sangat nyata (P<0,01) terhadap kadar khas sesuai dengan sifat bahan itu sendiri atau
protein. Semakin lama waktu perendaman maka adanya zat lain yang ditambahkan pada saat
kadar abu akan semakin menurun. Hal ini proses pengolahan sehingga rasa aslinya
disebabkan karena makin lama waktu menjadi berkurang atau akan lebih baik.
perendaman, maka makin banyak mineral yang Dari Tabel 2 dapat dilihat bahwa lama
larut dalam air selama perendaman. Hal ini perendaman memberikan pengaruh yang
sesuai dengan pernyataan Suprapto (2004) berbeda sangat nyata (P<0,01) terhadap nilai
mengatakan bahwa perendaman menyebabkan organoleptik cita rasa. Semakin lama waktu
sebagian mineral yang terkandung dalam bahan perendaman maka nilai organoleptik cita rasa
larut dalam air. keripik biji durian yang dihasilkan semakin
menurun. Hal ini disebabkan karena saat
Nilai Organoleptik Warna (Numerik) perendaman berlangsung semakin lama waktu
Dari Tabel 1 dapat dilihat bahwa konsentrasi perendaman maka komponen kapur sirih
kapur sirih memberikan pengaruh yang berbeda semakin banyak yang terserap atau masuk
sangat nyata (P<0,01) terhadap nilai organoleptik kedalam bahan sehingga rasa kapur sirih
warna. Semakin tinggi konsentrasi kapur sirih dominan terasa. Hal ini sesuai dengan
maka nilai organoleptik warna keripik biji durian pernyataan Bambang (1998) yang menyatakan
yang dihasilkan akan semakin menurun (Gambar perendaman yang lama dengan kapur sirih akan
9). Hal ini disebabkan semakin tinggi konsentrasi meninggalkan rasa kapur di dalam produk.
kapur sirih, maka warna keripik akan terlihat
semakin kuning kecoklatan hingga coklat (agak Nilai Organoleptik Tekstur (Numerik)
gosong), sehingga nilai warna yang dihasilkan Dari Tabel 1 dapat dilihat bahwa
semakin menurun. Adanya pengaruh kapur sirih konsentrasi kapur sirih memberikan pengaruh
terhadap kerusakan pigmen pada bahan biji yang berbeda sangat nyata (P<0,01) terhadap
durian menyebabkan warnanya semakin nilai organoleptik tekstur. Semakin tinggi
menurun. Hal ini sesuai dengan pernyataan konsentrasi kapur sirih maka tekstur keripik biji
Winarno (1994) yang menyatakan pigmen sangat durian akan semakin meningkat. Hal ini
peka terhadap pengaruh-pengaruh kimia, fisik disebabkan pektin yang terdapat dalam biji durian
dan mekanik sebelum dan selama pengolahan. berikatan dengan kapur sirih sehingga teksturnya
Dari Tabel 2 dapat dilihat bahwa lama menjadi keras.. Hal ini sesuai dengan pernyataan
perendaman memberikan pengaruh yang Suhardi dkk, (1982) yang menyatakan ion
berbeda sangat nyata (P<0,01) terhadap nilai kalsium pada kapur sirih akan berikatan dengan
organoleptik warna. Semakin lama waktu gugus karboksil dari pektin membentuk Ca-
perendaman maka nilai organoleptik warna pektin, sehingga akan mempertahankan tekstur
keripik biji durian yang dihasilkan semakin biji durian tetap keras. Semakin tinggi konsentrasi
menurun. Hal ini disebabkan adanya logam yang kapur sirih maka teksturnya semakin keras.
bereaksi dengan senyawa organik yang terdapat Dari Tabel 2 dapat dilihat bahwa lama
pada biji durian yang menyebabkan warnanya perendaman memberikan pengaruh yang
berubah menjadi kecoklatan. Hal ini sesuai berbeda sangat nyata (P<0,01) terhadap nilai
dengan pernyataan Winarno (1994) yang organoleptik tekstur. Semakin lama waktu
menyatakan reaksi oksidasi dengan adanya perendaman maka nilai organoleptik tekstur
logam serta enzim mempengaruhi warna menjadi keripik biji durian yang dihasilkan semakin
gelap. meningkat. Hal ini disebabkan semakin lama
perendaman maka semakin banyak pektin yang
Nilai Organoleptik Cita Rasa (Numerik) berikatan dengan kapur sirih sehingga teksturnya
Dari Tabel 1 dapat dilihat bahwa semakin keras. Hal ini sesuai dengan pernyataan
konsentrasi kapur sirih memberikan pengaruh Suhardi dkk, (1982) yang menyatakan ion
yang berbeda sangat nyata (P<0,01) terhadap kalsium pada kapur sirih akan berikatan dengan
nilai organoleptik cita rasa. Semakin tinggi gugus karboksil dari pektin membentuk Ca-
konsentrasi kapur sirih maka nilai organoleptik pektin, sehingga akan mempertahankan tekstur
cita rasa pada keripik biji durian semakin biji durian tetap keras.
menurun. Hal ini disebabkan karena kapur sirih
akan mempengaruhi rasa asli dari keripik biji
durian tersebut. Hal ini sesuai dengan KESIMPULAN
pernyataan Bambang (1998) yang menyatakan
rasa merupakan faktor yang paling penting dari 1. Konsentrasi kapur sirih memberikan
produk makanan disamping warna dan aroma. pengaruh yang berbeda sangat nyata
Setiap bahan makanan akan memiliki rasa yang (P<0,01) terhadap kadar air, kadar lemak,
kadar protein, kadar abu, nilai organoleptik

196
Ilmu dan Teknologi Pangan J.Rekayasa Pangan dan Pert., Vol.3 No.2 Th. 2015

warna, nilai organoleptik cita rasa, dan nilai Jarod, R., 2007. Keripik Buah. http://www.Forum
organoleptik tekstur. Semakin tinggi Komunikasi dan Konsultasi Universitas
konsentrasi kapur sirih maka kadar air, kadar Semarang.com. (03 Maret 2012).
lemak, kadar protein, nilai organoleptik
warna, nilai organoleptik cita rasa, dan nilai Jombangkab, 2011. Durian.
organoleptik tekstur semakin meningkat. http://www.jombangkab.go.id. (23 Juli
2. Dari hasil penelitian yang telah dilakukan dari 2012).
variasi lama perendaman 1 jam, 2 jam, 3
Ketaren, S., 2008. Pengantar Teknologi Minyak
jam, dan 4 jam dengan variasi konsentrasi
kapur sirih 0,5 %, 2 %, 3,5 %, 5 % disarankan dan Lemak Pangan. UI – Press,
keripik biji durian yang lebih baik Jakarta.
menggunakan lama perendaman 4 jam dan Satuhu, S., 1996. Penanganan dan Pengolahan
konsentrasi kapur sirih 0,5 % karena dengan Buah. Penebar Swadaya, Jakarta.
kombinasi kedua faktor ini diperoleh kadar
air, kadar lemak yang rendah dan kadar Standar Nasional Indonesia (SNI) 01-3451-1994,
protein yang tinggi, sehingga cita rasanya Kadar Abu. Badan Standarisasi Nasional,
lebih disukai, warnanya lebih menarik. Jakarta.

Sudarmadji, S., B. Haryono dan Suhardi. 1984.


DAFTAR PUSTAKA Analisa Bahan Makanan dan Hasil
Pertanian. Liberty, Yogyakarta
Anglemier, A. E. and M. W. Montgomery, 1976.
Amino Acids Peptides and Protein. Mercil Suhardi dan Y. Marsono, Marsono, 1982.
Decker Inc., New York. Penanganan Lepas Panen 2. Departemen
Pendidikan dan Kebudayaan. Direktorat
AOAC, 1984. Official Methods of Analysis. 16th Pendidikan Menengah Kejuruan, Jakarta.
ed. AOAC Int. Washington D.C.
Suprapto, 2004. Pengaruh Lama Blanching
Apriyantono, A., D.Fardiaz, N. L. Puspita Sari, Terhadap Kualitas Stik Ubi Jalar (Ipoema
Sedarnawati dan S. Budiyanto,1989. Batatas L) Dari Tiga Varietas. Balai
Petunjuk Analisis Laboratorium Pangan. Penelitian Tanaman Kacang-kacangan dan
IPB-Press, Bogor. Umbi-umbian. Malang.
Astawan, M. dan M. W. Astawan, 1991. Thenawijaya, M., 1990. Dasar-Dasar Biokimia.
Teknologi Pengolahan Pangan Nabati Andi Yogyakarta, Yogyakarta
Tepat Guna. Akademika Prassindo,
Jakarta. Winarno, F.G., 1994. Gizi, Teknologi, dan
Konsumen. Gramedia Pustaka Utama,
Bambang. K., Pudji. H., Wahyu. S., 1998.
Pedoman Uji Inderawi Bahan Jakarta.
Pangan.Penerbit Pusat Antar Universitas
Pangan dan Gizi Universitas Gajah Mada, Winarno, F.G., 1997. Kimia Pangan dan Gizi.
Yogyakarta. Gramedia Pustaka Utama, Jakarta.

Departemen Pertanian, 2012. Durian. Zanora, Yusma., (1999), Penentuan Lama


http://kalteng.litbang.deptan.go.id. Perendaman Dalam Kalsium Hidroksida
(Ca(OH)2) dan Lama Pengeringan Manisan
(01 Maret 2012). Nangka (Artocarpus heterophyllus) Kering,
Tugas Akhir, Jurusan Teknologi Pangan,
Ismadi, M., 1993. Biokimia : Ssuatu Pendekatan Fakultas Teknik, Universitas Pasundan,
Berorientasi Kasus. Gadjah Mada Bandung.
University Press,, Yogyakarta.

197

Anda mungkin juga menyukai