2015
(Effect of The Lime Concentration and Soaking Time on the Quality of Durian Stone Chips)
ABSTRACT
This study was conducted to investigate the effect of the lime concentration and soaking time on the quality of durian
stone chips. This study used a completely randomized design with two factors, namely and the concentration of the lime
(L) : ( 0.5, 2, 3.5, and 5 % ) and soaking time ( P ) : ( 1, 2, 3 and 4 hours ). The parameters analyzed were moisture
content, fat content, protein content, ash conten, and the value of organoleptic ( color, taste and texture). The results
showed that the concentration of the lime had highly significant effect on water content, fat content, protein content, ash
content, color, taste and texture. The soaking time gave highly significant effect on the moisture content, fat content,
protein content, ash content, color, taste and texture. The interaction of the two factors had a highly significant effect on
the moisture content, fat content, protein content, ash content, color, taste and texture. The lime concentration of 0.5%
and four hours soaking produced the best durian stone chips .
193
Ilmu dan Teknologi Pangan J.Rekayasa Pangan dan Pert., Vol.3 No.2 Th. 2015
194
Ilmu dan Teknologi Pangan J.Rekayasa Pangan dan Pert., Vol.3 No.2 Th. 2015
Dari Tabel 2 dapat dilihat bahwa lama sehingga semakin lama perendaman dengan
perendaman memberikan pengaruh yang kapur sirih maka kadar lemak semakin menurun.
berbeda sangat nyata (P<0,01) terhadap kadar Hal ini sesuai dengan pernyataan Winarno (1997)
lemak. Semakin lama waktu perendaman maka yang menyatakan dengan adanya air, lemak
kadar lemak akan semakin menurun. Hal ini dapat terhidrolisis menjadi gliserol dan asam
disebabkan karena dalam suasana basa lemak lemak. Reaksi ini dipercepat oleh basa, asam,
mudah rusak (terhidrolisis). Larutan kapur sirih dan enzim-enzim.
mempengaruhi kecepatan reaksi hidrolisis
Tabel 1. Pengaruh konsentrasi kapur sirih (%) terhadap parameter yang diamati
Konsentrasi Kapur Sirih (L) L1 =0,5% L2 =2,0% L3 =3,5% L4 =5,0%
Kadar air (%) 3,32aA 3,07bB 2,73cC 2,51dD
Kadar lemak (%) 10,14 aA 9,47bB 8,99cBC 8,30dC
Kadar protein (%) 11,30 aA 10,75abAB 9,85bB 9,16bB
Kadar abu (%) 2,13bB 2,19bAB 2,33abAB 2,43aA
Nilai organoleptik warna (numerik) 2,85aA 2,27bB 2,20bB 2,07bB
Nilai organoleptik rasa (numerik) 3,53aA 3,18bAB 3,00cB 2,98cB
Nilai organoleptik tekstur (numerik) 3,14cC 3,14cC 3,37bB 3,79aA
Keterangan :Data terdiri dari 2 ulangan. Notasi huruf yang berbeda pada baris yang sama menunjukkan pengaruh
berbeda nyata pada taraf 5% (huruf kecil) dan berbeda sangat nyata pada taraf 1% (huruf besar) dengan
uji LSR.
Kadar Protein (%) terikat dengan kapur sirih dan semakin banyak
Dari Tabel 1 dapat dilihat bahwa terjadinya endapan. Hal ini sesuai dengan
konsentrasi kapur sirih memberikan pengaruh pernyataan Thenawijaya (1990) yang
yang berbeda sangat nyata (P<0,01) terhadap menyatakan kelarutan protein berkurang pada
kadar protein. Semakin tinggi konsentrasi kapur titik isoelektrik dan endapan terjadi karena
sirih, maka kadar protein keripik biji durian yang kemampuan setiap larutan untuk mencapai titik
dihasilkan akan semakin rendah. Hal ini isoelektrik.
disebabkan karena kapur sirih dapat mengikat
protein membentuk endapan. Semakin tinggi Kadar Abu (%)
konsentrasi kapur sirih semakin banyak protein Dari Tabel 1 dapat dilihat bahwa
yang terikat dan membentuk endapan. Endapan konsentrasi kapur sirih memberikan pengaruh
terjadi karena kemampuan larutan kapur sirih yang berbeda sangat nyata (P<0,01) terhadap
untuk mencapai titik isoelektrik. Hal ini sesuai kadar abu. Semakin tinggi konsentrasi kapur
dengan pernyataan Thenawijaya, (1990) yang sirih, maka kadar abu keripik biji durian yang
menyatakan endapan terjadi karena kemampuan dihasilkan akan semakin tinggi. Hal ini
setiap larutan untuk mencapai titik isoelektrik. disebabkan banyaknya komponen mineral yang
Dari Tabel 2 dapat dilihat bahwa lama tertinggal pada biji durian. Hal ini sesuai dengan
perendaman memberikan pengaruh yang pernyataan Suprapto, (2004) yang menyatakan
berbeda sangat nyata (P<0,01) terhadap kadar komponen mineral (abu) banyak yang tertinggal
protein. Semakin lama perendaman, maka kadar di dalam bahan dengan adanya perendaman
protein keripik biji durian yang dihasilkan akan larutan kapur sirih.
semakin rendah. Hal ini disebabkan selama Dari Tabel 2 dapat dilihat bahwa lama
perendaman banyak komponen protein yang perendaman memberikan pengaruh yang
195
Ilmu dan Teknologi Pangan J.Rekayasa Pangan dan Pert., Vol.3 No.2 Th. 2015
berbeda sangat nyata (P<0,01) terhadap kadar khas sesuai dengan sifat bahan itu sendiri atau
protein. Semakin lama waktu perendaman maka adanya zat lain yang ditambahkan pada saat
kadar abu akan semakin menurun. Hal ini proses pengolahan sehingga rasa aslinya
disebabkan karena makin lama waktu menjadi berkurang atau akan lebih baik.
perendaman, maka makin banyak mineral yang Dari Tabel 2 dapat dilihat bahwa lama
larut dalam air selama perendaman. Hal ini perendaman memberikan pengaruh yang
sesuai dengan pernyataan Suprapto (2004) berbeda sangat nyata (P<0,01) terhadap nilai
mengatakan bahwa perendaman menyebabkan organoleptik cita rasa. Semakin lama waktu
sebagian mineral yang terkandung dalam bahan perendaman maka nilai organoleptik cita rasa
larut dalam air. keripik biji durian yang dihasilkan semakin
menurun. Hal ini disebabkan karena saat
Nilai Organoleptik Warna (Numerik) perendaman berlangsung semakin lama waktu
Dari Tabel 1 dapat dilihat bahwa konsentrasi perendaman maka komponen kapur sirih
kapur sirih memberikan pengaruh yang berbeda semakin banyak yang terserap atau masuk
sangat nyata (P<0,01) terhadap nilai organoleptik kedalam bahan sehingga rasa kapur sirih
warna. Semakin tinggi konsentrasi kapur sirih dominan terasa. Hal ini sesuai dengan
maka nilai organoleptik warna keripik biji durian pernyataan Bambang (1998) yang menyatakan
yang dihasilkan akan semakin menurun (Gambar perendaman yang lama dengan kapur sirih akan
9). Hal ini disebabkan semakin tinggi konsentrasi meninggalkan rasa kapur di dalam produk.
kapur sirih, maka warna keripik akan terlihat
semakin kuning kecoklatan hingga coklat (agak Nilai Organoleptik Tekstur (Numerik)
gosong), sehingga nilai warna yang dihasilkan Dari Tabel 1 dapat dilihat bahwa
semakin menurun. Adanya pengaruh kapur sirih konsentrasi kapur sirih memberikan pengaruh
terhadap kerusakan pigmen pada bahan biji yang berbeda sangat nyata (P<0,01) terhadap
durian menyebabkan warnanya semakin nilai organoleptik tekstur. Semakin tinggi
menurun. Hal ini sesuai dengan pernyataan konsentrasi kapur sirih maka tekstur keripik biji
Winarno (1994) yang menyatakan pigmen sangat durian akan semakin meningkat. Hal ini
peka terhadap pengaruh-pengaruh kimia, fisik disebabkan pektin yang terdapat dalam biji durian
dan mekanik sebelum dan selama pengolahan. berikatan dengan kapur sirih sehingga teksturnya
Dari Tabel 2 dapat dilihat bahwa lama menjadi keras.. Hal ini sesuai dengan pernyataan
perendaman memberikan pengaruh yang Suhardi dkk, (1982) yang menyatakan ion
berbeda sangat nyata (P<0,01) terhadap nilai kalsium pada kapur sirih akan berikatan dengan
organoleptik warna. Semakin lama waktu gugus karboksil dari pektin membentuk Ca-
perendaman maka nilai organoleptik warna pektin, sehingga akan mempertahankan tekstur
keripik biji durian yang dihasilkan semakin biji durian tetap keras. Semakin tinggi konsentrasi
menurun. Hal ini disebabkan adanya logam yang kapur sirih maka teksturnya semakin keras.
bereaksi dengan senyawa organik yang terdapat Dari Tabel 2 dapat dilihat bahwa lama
pada biji durian yang menyebabkan warnanya perendaman memberikan pengaruh yang
berubah menjadi kecoklatan. Hal ini sesuai berbeda sangat nyata (P<0,01) terhadap nilai
dengan pernyataan Winarno (1994) yang organoleptik tekstur. Semakin lama waktu
menyatakan reaksi oksidasi dengan adanya perendaman maka nilai organoleptik tekstur
logam serta enzim mempengaruhi warna menjadi keripik biji durian yang dihasilkan semakin
gelap. meningkat. Hal ini disebabkan semakin lama
perendaman maka semakin banyak pektin yang
Nilai Organoleptik Cita Rasa (Numerik) berikatan dengan kapur sirih sehingga teksturnya
Dari Tabel 1 dapat dilihat bahwa semakin keras. Hal ini sesuai dengan pernyataan
konsentrasi kapur sirih memberikan pengaruh Suhardi dkk, (1982) yang menyatakan ion
yang berbeda sangat nyata (P<0,01) terhadap kalsium pada kapur sirih akan berikatan dengan
nilai organoleptik cita rasa. Semakin tinggi gugus karboksil dari pektin membentuk Ca-
konsentrasi kapur sirih maka nilai organoleptik pektin, sehingga akan mempertahankan tekstur
cita rasa pada keripik biji durian semakin biji durian tetap keras.
menurun. Hal ini disebabkan karena kapur sirih
akan mempengaruhi rasa asli dari keripik biji
durian tersebut. Hal ini sesuai dengan KESIMPULAN
pernyataan Bambang (1998) yang menyatakan
rasa merupakan faktor yang paling penting dari 1. Konsentrasi kapur sirih memberikan
produk makanan disamping warna dan aroma. pengaruh yang berbeda sangat nyata
Setiap bahan makanan akan memiliki rasa yang (P<0,01) terhadap kadar air, kadar lemak,
kadar protein, kadar abu, nilai organoleptik
196
Ilmu dan Teknologi Pangan J.Rekayasa Pangan dan Pert., Vol.3 No.2 Th. 2015
warna, nilai organoleptik cita rasa, dan nilai Jarod, R., 2007. Keripik Buah. http://www.Forum
organoleptik tekstur. Semakin tinggi Komunikasi dan Konsultasi Universitas
konsentrasi kapur sirih maka kadar air, kadar Semarang.com. (03 Maret 2012).
lemak, kadar protein, nilai organoleptik
warna, nilai organoleptik cita rasa, dan nilai Jombangkab, 2011. Durian.
organoleptik tekstur semakin meningkat. http://www.jombangkab.go.id. (23 Juli
2. Dari hasil penelitian yang telah dilakukan dari 2012).
variasi lama perendaman 1 jam, 2 jam, 3
Ketaren, S., 2008. Pengantar Teknologi Minyak
jam, dan 4 jam dengan variasi konsentrasi
kapur sirih 0,5 %, 2 %, 3,5 %, 5 % disarankan dan Lemak Pangan. UI – Press,
keripik biji durian yang lebih baik Jakarta.
menggunakan lama perendaman 4 jam dan Satuhu, S., 1996. Penanganan dan Pengolahan
konsentrasi kapur sirih 0,5 % karena dengan Buah. Penebar Swadaya, Jakarta.
kombinasi kedua faktor ini diperoleh kadar
air, kadar lemak yang rendah dan kadar Standar Nasional Indonesia (SNI) 01-3451-1994,
protein yang tinggi, sehingga cita rasanya Kadar Abu. Badan Standarisasi Nasional,
lebih disukai, warnanya lebih menarik. Jakarta.
197